Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Antono
Abstrak :
Insulasi panas merupakan material yang penting dalam industri untuk menunjang efisiensi suatu proses sistem. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit dengan menggunakan epoksi InterzincĀ®52 sebagai matriks dan material zirkonia sebagai penguat. Proses pembuatan komposit dengan menggunakan metode pengaduk mekanis dengan kondisi waktu pengadukan 5 menit dan 15 menit. Material substrat yang digunakan adalah baja karbon ASTM A36 dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 5 mm. Persen berat (wt%) untuk material zirkonia digunakan dengan Persen 5% (wt%), 10% (wt%) dan 15% (wt%) pada 50 ml epoksi, ketebalan lapisan insulasi 1 mm, 3 mm dan 5 mm. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat termal dan sifat mekanis dari komposit yang terbentuk terdiri dari X-ray diffraction analysis, scanning electron microscopy, heat loss, thermogravimetric analysis, hardness shore D. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan kadar ZrO2 ke dalam epoksi dan kenaikan ketebalan lapisan dapat menghasilkan lapisan insulasi panas dengan stabilitas termal yang lebih baik dan menurunkan PRH (percentage of residual heat). Selain itu nilai kekerasan permukaan naik seiring bertambahnya ZrO2 di dalam epoksi, hal ini disebabkan adanya kenaikan kerapatan dalam struktur mikro. Sementara itu, semakin lama waktu pengadukan meningkatkan nilai kekerasan dan kemampuan lapisan komposit dalam menahan panas yang hilang ke permukaan. Dari penelitian ini di peroleh PRH terendah 64% dan nilai kekerasan tertinggi 36 HD pada sampel epoksi dengan campuran 15% ZrO2 pada ketebalan 5 mm setelah pengadukan selama 15 menit. ......Nowadays, Heat insulation is an important material in industry to support the efficiency of a system process. In this study, composites were made using epoxy InterzincĀ®52 as matrix and zirkonia material as reinforcement. The process of making composites using the mechanical stirring method with a stirring time of 5 minutes and 15 minutes. The substrate material used is ASTM A36 carbon steel with a size of 50 mm x 50 mm x 5 mm. Weight percentage (wt%) for zirkonia material used with percentages of 5% (wt%), 10% (wt%) and 15% (wt%) in 50 ml Epoxy, insulation layer thickness 1 mm, 3 mm and 5 mm. Tests were carried out to determine the thermal and mechanical properties of the composites, consisting of X-ray diffraction analysis, scanning electron microscopy, heat loss, thermogravimetric analysis, hardness shore D. The test results show that the addition of ZrO2 content into the epoxy and the increase in layer thickness can produce a heat insulation layer with better thermal stability and reduce PRH (percentage of residual heat). In addition, the surface hardness value increases with the addition of ZrO2 in the Epoxy, this is due to an increase in density in the microstructure. Meanwhile, the longer stirring time increases the hardness value and the ability of the composite layer to withstand heat loss to the surface. From this study, the lowest PRH value was 64% and the highest hardness value was 36 HD on the Epoxy sample with a mixture of 15% ZrO2 at a thickness of 5 mm after stirring for 15 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romie Alpha
Abstrak :
Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan pengujian mikrohardness dengan metode dickers. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan epoksi jenis bisfenol A dengan penguat berupa arang kayu dengan variasi kadar beratnya. Arang kayu yang digunakan berupa arang kayu hitam. Sampel epoksi dibuat sebanyak 4 buah, dengan tiga variasi penambahan arang kayu dan satu sampel epoksi murni. Sampel diuji kekerasannya dengan alat pengujian mikrohardness dengan beban sebesar 25 gram. Sampel yang digunakan yaitu 25 gram epoksi murni, epoksi murni + 1 gram arang kayu, epoksi murni + 2 gram arang kayu, dan epoksi + 4 gram arang kayu. Setiap sampel tadi ditambahkan curing agent berupa polyamida sebanyak 6,6 gram. Pengujian dilakukan dengan penjejakan sebanyak 10 titik pada tiap sampel. Nilai kekerasan dari masing - masing titik ini dirata - ratakan sehingga menghasilkan satu nilai kekerasan yang representatif. Melalui pengujian ini, akan diketahui pengaruh penambahan arang kayu terhadap kekerasan epoksi. Untuk melengkapi pengujian kekerasan, maka dilakukan pengamatan SEM untuk melihat permukaan sampel epoksi murni dan permukaan sampel epoksi yang ditambahkan filler berupa arang kayu. Pengamatan dilakukan dengan perbesaran lOOx, 500x, dan lOOOx. Selain itu, komposisi arang kayu juga diuji dengan EDX. Melalui pengujian komposisi, maka dapat diketahui unsur - unsur yang terkandung di dalam arang kayu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Putra Syahrudin
Abstrak :
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mengandung serat selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun komposit. Penambahan carbon nanotube pada komposit diketahui melalui banyak penelitian dapat meningkatkan sifat mekanik. Pada penelitian ini dilakukan penambahan carbon nanotube pada komposit serat TKKS dengan matriks epoksi. Bentuk serat divariasikan menjadi chopped strand, chopped strand mat, dan woven rovings. Untuk meningkatkan kompabilitas, fungsionalisasi dan perlakuan carbon nanotube dilakukan dengan metode mild acid oxidation dengan menggunakan asam nitrat yang dilanjutkan dengan hidrogen peroksida. Silane coupling agent digunakan untuk meningkatkan ikatan antar komponen dalam material komposit. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peningkatan modulus Young material komposit sesuai dengan penambahan 0,5% (%massa) CNT dan modifikasi serat strand, fiber mat, woven rovings sebesar 10,98%, 38,90%, dan 62,29% relatif terhadap komposit tanpa penambahan CNT. Komposit 0,5% CNT dan 40% serat TKKS woven rovings yang dihasilkan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi bumper mobil dengan nilai modulus Young sebesar 6,80 GPa. ...... Empty palm oil fruit bunch is the side product of palm oil cultivation which contains cellulose fiber. Cellulose fiber is usually used as the composite reinforcement. The addition of carbon nanotube in composite has been known that increase mechanical properties from many researches. In this research, carbon nanotube is added to the composite material which has epoxy as its resin and empty palm oil fruit bunch fiber as the reinforcement. The fiber form is variated to chopped strand, chopped strand mat, and woven rovings. To increase the compability, a functionalization of carbon nanotube in mild acid oxidation method with nitric acid and continued by hydrogen peroxide is performed. Silane coupling agent is used to strengthen the bond of composite components. The result obtained from this research is the increasing of composite materials? Young modulus as the addition of 0.5% (%mass) CNT and woven rovings fiber modification which equals 10.98%, 38.90%, 62.29% relative to the composite without CNT addition. The composite with 0.5% CNT and 40% woven rovings fibber has a chance to be developed into car bumper with 6,80 GPa Young modulus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library