Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pandangan masyarakat tentang epilepsi makin dipertajam dengan penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik yang membahas penyebab dan penanggulangan epielpsi. Epilepsi yang sudah dikenal ribuan tahun yang lalu hingga kini masih merupakan masalah baik dari segi kedokteran maupun sosial.

Kerusakan pada otak manusia meyebabkan timbulnya gangguan psikologis pada penderita. Beberapa peneliti mengkaitkan epilepsi dengan depresi. Dikatakan bahwa penderita epilepsi mempunyai resiko yang tinggi menjadi depresi karena kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan psikososial.

Tekanan psikosial ini muncul dengan adanya beberapa masalah yang dihadapi penderita dalam menempuh kehidupan sehari-hari. Kegagalan-kegagalan yang dijumpai akan mempengaruhi harapan mereka terhadap masa yang akan datang. Learned Helplessness Model of Depression mencoba memerangkan mengapa dalam menghadapi kegagalan seseorang bisa bersikap optimis dan yang lainnya menjadi pesimis. Selanjutnya, sikap pesimisme akan menyebabkan individu mengalami depresi. Perasaan ini menyebabkan individu tenggelam dalam dukanya sehingga tidak mampu tampil maksimal dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitasnya menurun dan tidak percaya diri. Kondisi ini akan mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan pada tahap dewasa muda dengan penekanan pada segi sosial.

Untuk melihat masalah-masalah yang dihadapi penderita epilepsi serta melihat dinamika timbulnya kecenderungan depresi pada mereka, dilakukan studi kasus terhadap 2 subyek penelitian. Hasil yang diperoleh melalui proses wawancara, dianalisis dengan teknik template matching.

Penelitian studi kasus memberikan hasil yang unik, karena akan terlihat perbedaan untuk tiap individu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh masalah yang dihadapi subyek. Selain itu, dengan memperhatikan bagaimana subyek menjelaskan kegagalan yang selama ini mereka jumpai, diketahui bahwa subyek 1 lebih sering menggunakan gaya penjelasan personalization-internal dan permanence-permanen, sementara subyek 2 menggunakan gaya penjelasan personalization-eksternal dan permanence- temporer. Dengan gaya penjelasan tersebut, terlihat bahwa pada akhirnya subyek 1 memiliki kecenderungan menjadi depresi sementara Subyek 2 tidak. Namun demikian, hasil yang diperoleh tidak begitu saja dapat digeneralisasi untuk populasi penderita epilepsi dewasa muda pada umumnya.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library