Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faiq Fayyadh
"Kondisi lingkungan termal merupakan faktor penting dalam merancang ruang yang nyaman, khususnya dalam kondisi termal non-steady-state. Fenomena thermal alliesthesia menarik perhatian sebagai konsep yang menawarkan penjelasan terkait bagaimana persepsi termal individu dapat terbentuk berbeda-beda, tergantung pada kondisi internal subjek yang mengalaminya. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan parameter suatu lingkungan terhadap persepsi kenyamanan termal dalam kondisi lingkungan termal dinamis. Proses identifikasi dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang memengaruhi persepsi termal, dengan tujuan meningkatkan kenyamanan termal yang dialami oleh penggunanya. Penulisan berfokus pada analisis hubungan antara respons terhadap penilaian subjektif dengan parameter objektif. Pendekatan kuantitatif dilakukan, dengan mengintegrasikan data lapangan dengan metode perhitungan dan simulasi objektif. Fenomena thermal alliesthesia terbukti signifikan dalam konteks lingkungan dinamis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lingkungan bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi persepsi termal; faktor psikologis dan fisiologis individu juga memiliki peran penting. Dalam kondisi non-steady-state, fenomena thermal alliesthesia didapati lebih signifikan, di mana fluktuasi kecil pada stimulus lingkungan dapat menyebabkan pengalaman termal yang lebih dinamis. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan desain lingkungan termal yang adaptif, dengan pendekatan yang lebih  mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu.

Thermal environmental conditions represent a pivotal factor in the design of comfortable spaces, particularly in non-steady-state thermal condition. The phenomenon of thermal alliesthesia has drawn interest as a concept that offers an explanation of how individual thermal perceptions can form in varied ways, depending on the internal state of the subject experiencing it. The present study aims to identify the effect of changes in environmental parameters on the perception of thermal comfort under dynamic thermal environmental conditions. The identification process is conducted to assess the factors influencing thermal perception, with the objective of enhancing the thermal comfort experienced by its occupants. This study focuses on the analysis of the relationship between responses to subjective assessments with objective parameters. A quantitative approach was employed, integrating field data with calculation method and objective simulation. The phenomenon of thermal alliesthesia proved significant in the context of a dynamic environment. The analysis reveals that environmental conditions are not the only factors influencing thermal perception; individual psychological and physiological factors play a significant role as well. In non-steady-state condition, the phenomenon of thermal alliesthesia is more significant, where minor fluctuations in the environmental stimulus lead to a more dynamic thermal experience. These findings lay the foundation for the development of adaptive thermal environment design, which must take a more nuanced approach to individual needs and preferences. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyid Ariman
Jakart: Ghalia Indonesia, 1988
364.49 RIS f (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aura Tazkia Amaria
"Gated community merupakan suatu bentuk baru dari diskriminasi dalam hal berhuni (Blakely dan Snyder, 1998). Gated community memiliki keutamaan untuk meningkatkan perlindungan dan keamanan bagi penduduk di dalamnya melalui adanya pagar berupa dinding yang mengelilinginya. Pemagaran pada gated community memang diperlukan sebagai usaha untuk meningkatkan rasa aman sesuai dengan Crime Prevention through Environmental Design (CPTED). Namun, kehadiran pagar itu sendiri tidak cukup untuk mencegah rasa takut bagi penduduk pada gated community sehingga diperlukan penerapan aspek lain pada CPTED yang mampu memperkuat keamanan gated community. Penerapan CPTED tersebut, terutama prinsip fisiknya, membuat suatu permukiman menjadi lebih tertutup. Oleh karena itu, fokus utama pada tulisan ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip pada konsep CPTED pada gated community. Dengan demikian, dilakukan studi kasus mengenai permasalahan tersebut pada dua gated community dengan skala yang berbeda, yaitu Cluster Permata Billymoon dan Komplek Arlin Indah. Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan dari prinsip CPTED yang diterapkan pada kedua gated community.

A gated community represents a new form of discrimination in terms of residency (Blakely and Snyder, 1998). Gated communities primarily aim to enhance protection and security for their residents through the presence of surrounding walls or fences. This fencing is deemed necessary to enhance the sense of security, in line with the principles of Crime Prevention through Environmental Design (CPTED). However, the presence of walls alone is insufficient to fully ensure security within a gated community, necessitating the implementation of other CPTED aspects that can prevent the community’s fear. The implementation of CPTED, particularly its physical principles, makes a residential area more enclosed. Therefore, the primary focus of this paper is to examine the application of CPTED principles within various gated communities. A case study was conducted on two gated communities of different scales: Cluster Permata Billymoon and Komplek Arlin Indah. This case study aims to identify the differences in the CPTED principles applied in these two gated communities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yellamraju, Vijaya
New York: McGraw-Hill, 2011
690 YEL l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Masruri Irsal
"Masalah lingkungan global tidak bisa hanya menjadi sekedar bahan pembicaraan tanpa ada upaya untuk mencegahnya. Sektor bangunan ternyata mengkonsumsi sekitar 50% bahan bakar fosil, paling banyak di antara sektor-sektor lainnya seperti transportasi dan industri. Dapat dibayangkan peranan bidang arsitektur dalam menyumbangkan CO2 yang menjadi pemicu utama masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Pembicaraan mengenai pembangunan yang berkelanjutan sudah ada sejak tahun 1970-an. Konsep sustainability mulai dibahas dan dikembangkan oleh beberapa pakar sehingga dapat lebih dipahami. Dalam perkembangannya, istilah green building lebih dikenal oleh masyarakat. Tetapi kriteria-kriteria sebuah bangunan bisa dikatakan green menjadi sulit ditentukan karena belum ada standar yang bisa dijadikan pedoman.
Amerika Serikat melalui U.S. Green Building Council menjawab tantangan ini dengan mengeluarkan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED). Sistem penilaian ini menguraikan aspek-aspek yang menjadi dasar pemikiran sustainable architecture dan juga strategi-strategi perancangan untuk memenuhi kriteria tersebut. Setelah itu, banyak negara yang ikut mendirikan Green Building Council dan juga sistem rating, baik yang mengadopsi versi U.S. Green Building Council ataupun hasil penyusunan sendiri. Negara kita Indonesia, pada tanggal 12 Maret 2008 sudah mendirikan Green Building Council of Indonesia yang salah satu misinya juga menerapkan LEED untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Menanggapi hal ini, penulis melakukan studi pengamatan pada beberapa bangunan di Indonesia dengan menggunakan LEED. Dari hasil pengamatan pada ketiga bangunan tersebut, memang belum satupun yang mendapatkan sertifikasi LEED. Tetapi upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip sustainability sudah terlihat. Kendalanya, LEED mencakup sangat banyak disiplin ilmu lainnya sehingga perlu adanya koordinasi dari berbagai badan/organisasi yang menangani bidangnya masing-masing. Namun dengan adanya studi pengamatan ini dapat terlihat sejauh mana Indonesia dapat menerapkan LEED sebagai pedoman bagi Green Building Council of Indonesia sebelum menyusun sistem rating sendiri.

Global environment problem is commonly discussed nowadays along with its prevention. In fact, buildings sector consumed 50% fossil fuel, the greater, compared with transportation sector and industrial sector. It s easily to imagine that architecture donated mostly CO2 as the primary factor for global environment and climate change problem from this fact. The discussion for sustainability has gained since 1970. Sustainability concept has developed by the researchers made it easily to understand. The green building is known better for community as its concept. Still, a building stated as green building, could not definite properly because there is no manual standardization.
USA through US Green Building answers the challenges with Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) system. The system explains the base thinking of sustainable architecture aspects and its planning strategy as the implementation. LEED stimulate sustainable building planning spread and produce buildings with efficient water and energy. To socialize this issue, world conferencing had brought and agreed to build World Green Building Council. Afterwards, some countries has started to establish their own Green Building Council and adopted LEED system from USA.
Indonesia has established Green Building Council of Indonesia on March 12th 2008. Its mission is to implement LEED for sustainability building. As respond for the issue, author makes research on buildings in Indonesia, take place in Jakarta and Surabaya, compared to LEED in USA. The aim is to make LEED implemented in Indonesia base on existing condition. From this research, we could conclude that before Green Building Council of Indonesia had established, buildings in Indonesia has had implemented the planning strategy as the respond for the environment problems caused by the buildings itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48443
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Yansen
"ABSTRAK
Skripsi ini berawal dari adanya isu tindakan kriminal yang semakin marak terjadi pada ruang publik, terutama pada fasilitas parkir. Salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya tindak kriminal adalah ruang tempat kejadian, yang menyediakan tempat untuk dilakukannya tindakan tersebut. Sehingga, pendekatan perancangan ruang (CPTED) dapat menjadi salah satu metode yang objektif untuk mencegah tindak kejahatan dibandingkan dengan metode kriminologi yang memandang tindak kriminal dari perspektif pelaku. Tujuan skripsi ini adalah menganalisis kaitan antara elemen ruang (komposisi ruang, wayfinding, dan pencahayaan) dengan aspek pencegahan tindak kriminal (pengawasan dan akses control). Kesimpulan studi menunjukkan bahwa elemen ruang dapat dirancang dan dimanipulasi untuk mencapai aspek pengawasan dan akses control sebuah ruang sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kriminal.

ABSTRAK
This undergraduate thesis begins with the issue that statistically, criminality happens more often in public spaces, especially parking facilities. One of the main factors that contributes to the existence of criminality is the crime scene that afford the act of crime. Therefore, a spatial design approach (CPTED) can be a more objective method to prevent criminality compared to conventional method that focuses merely on the criminals. This thesis aims to analyze the relations between spatial elements (layout, wayfinding, and lighting) and crime preventions aspects (surveillance and access control). The study in this thesis concludes that spatial elements of a space can be designed and manipulated to achieve certain quality of surveillance and access control and thus can prevent the act of crime."
2016
S63653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haselbach, Liv
New York: McGraw-Hill, 2010
690 HAS e (1);690 HAS e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Winkler, Greg
New York: McGraw-Hill, 2011
690.52 WIN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kubba, Sam
Burlington: Elsevier, 2010
720.47 KUB l (1);720.47 KUB l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library