Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukirah Kustaryo
Abstrak :
Penelitian saya ini berlandaskan pada teori tentang penerjemahan karya para pakar penerjemahan, yaitu: Catford (1965), Nida dan Taber (1974), Chuquet dan Paillard (1987), Newmark (1988), Larson (1989), Hoed (1992), Hoed et al. (1993), dan Machali (1998). Teori mereka tentang penerjemahan telah memberi pengetahuan yang sangat berguna dan sangat saya butuhkan dalam penulisan tesis ini. Penerjemahan adalah upaya untuk mengungkapkan pesan yang ada dalam BSu dalam BSa. Pengungkapan kembali itu dilakukan dengan menggunakan padanan yang wajar dan terdekat (Nida dan Taber 1974:1). Padanan adalah unsur bahasa sasaran yang mengandung pesan yang sama dengan unsur bahasa sumber. Akan tetapi, harus diperhatikan bahwa sepadan tidak berarti sama benar. Kesepadanan adalah keserupaan yang diterima, baik oleh penerima bahasa sumber maupun oleh penerima bahasa sasaran. Jadi, kesepadanan harus diukur dengan makna unsur bahasa yang besangkutan dan dengan pemahaman suatu penerjemahan oleh penerimanya. Penerjemahan juga harus ditempatkan dalam konteks komunikasi, khususnya komunikasi kebahasaan (Hoed et.al. 1993). Penerjemah harus memperhatikan tujuannya apa, siapa pembacanya, dan ragam bahasa apa yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan padanan verba be bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia; (1) verba be sebagai verba penghubung (linking verb), (2) sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk progresif (3) sebagai verba bantu (auxiliary), dan (4) sebagai verba eksistensial (existential verb). Data yang dipilih dalam penelitian ini diangkat dari novel A Farewell to Arms (FA) karya Ernest Hemingway (1939) dengan terjemahannya Pertempuran Penghabisan (PP) oleh Toto Sudarto Bakhtiar (1997) dan karya ilmiah Discourse Analysis (DA) karya Brown et.al. (1993) dengan terjemahannya Analisis Wacana (AW) oleh I. Soetikno (1996). Dalam penelitian ini digunakan empat tahap analisis, yaitu (1) analisis probabilitas perpadanan tak berkondisi, (2) analisis probabilitas perpadanan berkondisi, (3) analisis pergeseran graznatikal atau transposisi, (4) analisis pergeseran makna atau modulasi. Hasil analisis probabilitas perpadanan tak berkondisi verba be mempunyai sembilan padanan dalam bahasa Indonesia, yaitu padanan zero 34.90 %, padanan ada 17.30 %, padanan adalah 6.29 %, padanan merupakan 1.26 %, padanan verba berprefiks di- 22.33 %, padanan verba berprefiks ter- 7.23 %, padanan sedang 4,72 %, padanan sudah 4.40 %, dan padanan akan 1.57 %. Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba penghubung (linking verb) menunjukkan adanya delapan padanan, padanan zero 72.42 %, padanan ada 5.17 %, padanan adalah 17.24 %, padanan merupakan 3.45 %, padanan sedang 0.86 %, padanan sudah 4.31 %, dan padanan akan 0.86 %. Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk progresif menunjukkan adanya enam padanan. Padanan zero 46.27 %, padanan verba berprefiks di- 11.94 %, padanan verba berprefiks ter-2.98 %, padanan sedang 22.39 %, padanan sudah 10.45 %, dan padanan akan 5.97 %. Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk pasif menunjukkan adanya tiga padanan. Padanan verba berprefiks di- sangat menonjol, yaitu 84.72 % atau di atas 50 %, padanan verba berprefiks ter-12.5 %, dan padanan sudah 2.78 %. Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba eksistensial (existential verb) menunjukkan adanya empat padanan. Padanan zero 4,76 %, padanan ada 77.78 %, padanan verba berprefiks di- 3.17 %, dan padanan verba berprefiks ter- 14.29 %. Hasil analisis pergeseran gramatikal atau transposisi menunjukkan adanya pergeseran yang sangat beragam. Pergeseran yang banyak terjadi adalah pergeseran kelas kata, yaitu pergeseran padanan verba be ke padanan zero, ke padanan verba berprefiks di-, dan ke padanan verba berprefiks ter-. Pergeseran tataran yang ditemukan meliputi perubahan dari tataran gramatikal yaitu verba penghubung dan verba bantu progresifke tataran leksikal sedang, telah, dan akan. Hasil analisis pergeseran makna atau modulasi menunjukkan adanya beberapa modulasi, yaitu modulasi metonimi, modulasi metaforis, modulasi penegasian, modulasi pemasifan, dan modulasi bebas. ......This research is based on the translation theory written by translation experts. They are Catford (1965), Nida and Taber (1974), Chuquet and Paillard (1987), Newmark (1988), Larson (1989), Hoed (1992), Hoed et al. (1993), and Machali (1998). I need their theories badly because they have given me a lot of knowledge on translation for my thesis. Translation is an attempt to express message found in the source language into the target language. This translation is done by using the nature and the closest equivalent (Nida and Taber 1974:1). Equivalent is the element of the target language having the same message as the source language. But equivalent is not the same. Equivalence means the similarity that is received by the source language and those of the target language receiver. Equivalence must be measured by the meaning of the language element itself and by the receiver understanding on the translation. Translation must be placed in the communication context, especially linguistic communication (Hoed et al. 1993). The translator must determine the goal, the receiver, and the register he uses for their translation. The aim of my research is to describe the equivalent of the English verb be in Indonesian; (1) be as linking verb, (2) as auxiliary of progressive form, (3) as auxiliary of passive form, and (4) as existential verb. The data chosen in this research is taken from an English novel A Farewell to Arms (FA) written by Ernest Hemingway (1939), which is translated into Pertempuran Penghabisan by Toto Sudarto Bachtiar (1997) and the scientific book Discourse Analysis (DA) written by Brown et al. (1993) which is translated into Artalisis Wacana (Alf) by I. Soetikno (1996). This research uses four analysis step, they are (1) unconditional equivalence probability, (2) condition equivalence probability, (3) transposition, and (4) modulation. In unconditioned probability I find that be has nine equivalents in Indonesian, zero 34.90 %, ada 17.30 %, adalah 6.29 %, merupakan 1.26 %, prefix di- 22.33 %, prefix ter- 7.23 %, sedang 4.72 %, sudah 4.40 %, akan 1.57 %. In conditioned probability I find that be as linking verb has eight equivalents; zero 72.42 %, ada 5.17 %, adalah 17.24 %, merupakan 3.45 %, sedang 0.86 % sudah 4.31 %, akan 0.86 %. In conditioned probability I find that be as auxiliary of progressive form has six equivalents. They are, zero 46.27 %, verb having prefix di-11.94 %, verb having prefix ter- 2.98 %, sedang 22.39 %, akan 5.97 %. In conditioned probability I find that be as auxiliary of passive voice has three equivalents. They are, verb having prefix di- 84.72 %, verb having prefix ter- 12.5 %, sudah 2.78 %.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Muhadjir
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini bertujuan memberikan gambaran tentang pemarkah prominensi--salah satu segi bahasa, yaitu seorang penulis berupaya menarik kesadaran pembaca terhadap beberapa ciri yang saling berlawanan--tematis tindakan baik dalam teks naratif bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa prorninensi tematis tindakan adalah istilah lain dari pelatardepanan--prominensi relatif dalam wacana yang menyimpang dari norma kebahasaan dan berlawanan dengan pelatarbelakangan, peristiwa yang termasuk dalam garis utama cerita adalah latar depan--dalam hal keduanya memfokuskan verba atau peristiwa utama yang berfungsi sebagai tulang punggung cerita. Tesis ini juga bertujuan menganalisis realisasi kesepadanan terjemahan antara pemarkahan prorninensi tematis tindakan dalam teks naratif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, karena kedua bahasa tersebut memiliki struktur dan sistem yang berbeda. Peneliti tesis ini ingin sekali mengetahui jenis kerespondensi formal dan pergeseran dalam terjemahan menurut kriteria gramatikal dan semantis. Dengan kata lain, apakah pergeseran terjadi secara gramatikal, semantis atau kedua-duanya. Tesis ini, akhirnya, menyimpulkan bahwa kesepadanan terjemahan terjadi baik secara gramatikal maupun semantis; dan ternyata, pergeseran gramatikal lebih dominan daripada pergeseran semantis. Pada korespondensi formal terdapat korespondensi antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, sementara itu, dalam pergeseran struktural atau gramatikal terdapat pergeseran unit, struktur, kelas, dan intra sistem. Disimpulkan juga, bahwa pergeseran terjemahan pominensi tematis tindakan disebabkan oleh kenyataan bahwa bahasa Indonesia tidak memiliki sistem kala; tetapi sebaliknya, bahasa Indonesia memiliki baik sistem dan pemarkah keergartifan maupun ketransitifan.
This thesis aims at giving the description about the marker of the thematic prominence-aspects of language by which the writer chooses to draw the consciousness of the reader to some features in contrast to others-of events both in English and Indonesian narrative texts. This study will show that the thematic prominence of events is another terms of foregrounding-relative prominence in a discourse which deviates from a linguistics norm apposite of backgrounding, events belonging to the story line are foregrounded-, in that both focus on the verbs or main events which function as the backbone of the story. This study also aims at analyzing the realization of the translation equivalent of the thematic prominence of events marking in English and Indonesian narrative text, since both languages have different structure and system. It is desirable to know the kinds of formal correspondences and tsranslation shifts in terms of grammatical and semantic criteria. In another word, whether the shift occurs grammatically or semantically or both of them. This thesis, finally, concludes that translation equivalent occurs grammatically as well as semantically; however, the grammatical shifts are more dominant than the semantic ones. In the formal correspondence, there are equivalences between words and words as well as phrases and phrases, while in the structural or grammatical shifts there are shifts in unit, structure, class, and intra-system. To sum up, translation shifts are caused by the fact that Indonesian does not have the tense system; however, it has the ergative and the transitive markers.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dini Warastuti
Abstrak :
Klausa relatif merupakan klausa subordinatif yang berfungsi mewatasi fungsi sintaksis tertentu dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksisi ini dapat berupa subjek, predikal, objek, keterangan maupun pelengkap. karena berfungsi sebagai pewatas, maka klausa ini sering sekali muncul di dalam kalimat majemuk bertingkat. Untuk mewujudkan terjemahan klausa relatif yang sepadan, yaitu terjemahan yang dipahami oleh pembaca BSa seperti pembaca BSu memahami klausa relatif BSu, terdapat beberapa prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, misalnya tranposisi, modulasi dan pemdananberkonteks. Terdapat 140 klausa relatif yang diambiI secara random dari buku yang berjudul Culture and imperialism yang ditulis oleh Edward W. Said pada tahun 1994 beserta terjemahannya. Buku terjemahannya berjudul Kebudayaon dan Kekuasaan oleh Rahmani Astuti pada tahun 1995. Data ini dianalisis melalui beberapa tahap yaitu analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif dalam tataran kalimat, analisis kesepadanan, untuk mengetahui sepadan atau tidaknya TSa sebagai terjemahan TSu, analisis gramatikal yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran struktur gramatikal dalam TSa sebagai terjemahan TSu dan analisis semantis TSa sebagai terjemahan Tsu; analisis ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran sernantis dalam TSa sebagai terjemahan TSu. Karena pada akhirnya terjemahan akan dinilai, maka peneliti terlebih dahulu menentukan syarat minimal suatu terjemahan dapat dinilai yaitu memiliki padanan makna referensial. Temuan penelitian menunjukkan bahwa seluruh data memenuhi syarat minimal walaupun data yang berupa terjemahan tersebut terasa kaku dan kurang wajar karena masih terikat dengan bentuk. Pada dasarnya, menganalisis klausa relatif tidak dapat lepas dari analisis konstituen konstituen induk yang diwatasinya. Dengan demikian, analisis dimulai dari analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif tersebut. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan konstituen induk yang mengisi satuan fungsional subjek, objek, keterangan dan pelengkap, sedangkan konstituen induk pengisi satuan fungsional predikat tidak ditemukan. Penelitian ini juga menemukan bahwa klausa relatif dapat mewatasi 1 klausa. Klausa ini berjumlah empat. Karena berupa klausa, maka klausa ini tidak menduduki satuan fungsional apa pun.
A relative clause is a subordinate clause, which functions to modify certain syntactic function in a sentence. This syntactic function can be in the form of subject, predicate, object, adverb, as well as complement. The clause often occurs in a complex compound sentence because of its functions as modifier. There are several procedures implemented by the translator, such as translations, modulation, and contextual equivalence to create a translation of the relative clause equal, a translation by which the target language readers understand the relative clause translated as the source language readers understand it. There were 140 relative clauses taken randomly from a book entitled Culture anal Imperialism which was written by Edward W. Said in 1994 and its translation entitled Kebudayaan dan Kekuasaan which was written by Rahmani Astuti in 1995. The data was analyzed with several stages. These stages were the syntactic analysis of main constituent, which constructed with relative clause in a sentence; the equivalent analysis was to know whether or not the target language text was equal to the source language text; the grammatical analysis was done to know structural and grammatical shifts; and semantic analysis to know any semantic shifts. The researcher firstly decided the minimum requirements for a translation to be graded, in which it has referential meaning equivalence because the final aims of this research was to grade the translation. The research finding was that all data fulfilled the minimum requirement although the translation seemed right and not natural. Basically, analyzing relative clause could not be separated from analyzing main constituent which modify them. Thus, the analysis was started from syntactic analysis of main constituent which constructed with that relative clause. Based on the analysis results, most of main constituents filled functional units of subject, object, adverb, and complement and none of main constituent filled functional unit of predicate. This research found that a relative clause could modify a clause. There were four types of clause, These kinds of clause could not occupy any units because they were only clauses.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Esta Pinta
Abstrak :
ABSTRAK
Penerjemahan teks dari buku How to Deal with Parents who Are Angry, Troubled, Afraid, or Just Plain Crazy bertujuan untuk mencari padanan bidang psikologi pendidikan. Terjemahan beranotasi dilakukan dengan dua cara, yakni menerjemahkan dan memberi anotasi?menjelaskan padanan yang dipilih penerjemah sebagai jalan keluar dari masalah penerjemahan dan pertangungjawaban atas pilihan kata tersebut. Berdasarkan masalah yang timbul dalam penerjemahan, masalah dikelompokkan ke dalam lima bagian, yakni istilah, metafora, nama diri, idiom, dan peribahasa. Penerapan metode dan prosedur penerjemahan bermanfaat untuk memecahkan masalah dan mendapatkan pemadanan yang berlaku. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat dalam penerjemahan, memilih metode yang sesuai, dan menerapkan prosedur tersebut, penerjemah ini dapat memecahkan masalah penerjemahan, termasuk penerjemahan teknis. Metode komunikatif dan semantis diterapkan agar menghasilkan terjemahan yang baik, wajar, dan tepat.
ABSTRAK
The translation of How to Deal with Parents who Are Crazy, Troubled, Afraid, or Just Plain Crazy is aimed at finding the equivalent for the terminology of Educational Psychology. This annotated translation is carried out in two ways, namely by doing translation and giving annotation?explaining the equivalent words chosen as the solution of translation and taking responsibility for the choice. The problems are classified into five categories: terms, metaphors, proper names, idioms, and proverbs. The implementation of the translation methods and procedures are used to solve those problems and find the equivalent words in the target language. It is concluded that following the proper steps, choosing the right method and procedure, and using applicable rules, this translator can solve problems related to translation, including technical translation. Communicative and semantic methods are applied in order to produce a good translation.
2007
T22914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisiyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan keakuratan terjemahan istilah Inggris di bidang mekanika teknik ke Bahasa Indonesia serta memaparkan pembentukan istilah padanan di bidang itu ke bahasa Indonesia. Diteliti sebanyak 104 istilah yang berupa kata tunggal dan frasa. Semua istilah itu dianalisis tanpa mengaitkan konteksnya dalam kalimat. Penelitian ini menggunakan model penelitian komparatif yang membandingkan buku teks dalam Bahasa Inggris dengan buku teks terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, ancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif deskriptif. Dari hasil analisis keakuratan terjemahan, diperoleh istilah bahasa Indonesia yang dinilai akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Selain itu, diperoleh pembentukan istilah padanan dalam Bahasa Indonesia. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengetahuan untuk pengembangan teori penerjemahan teks teknis, khususnya teori penerjemahan istilah di bidang teknik sipil, serta berkontribusi dalam penyusunan glosarium dan kamus istilah teknik sipil.
ABSTRACT
This study is aimed at describing the accuracy of translation English terms in Mechanical Engineering into Bahasa Indonesia and describing the formation of the equivalent terms in Bahasa Indonesia. The number of terms analyzed is 104 terms in the form of single words and phrases. All of the terms are analyzed without their context in sentences. In this research a comparative research model is used in which the source textbook in English is compared with its translation textbook in Bahasa Indonesia. Meanwhile, the approach used in this research is descriptive qualitative. From the analysis, the accuracy of the translation between English and Indonesian terms in Mechanical Engineering and the formation of the equivalent terms in Bahasa Indonesia can be obtained. The terms are classified into accurate, less accurate, and inaccurate. The findings of this research are expected to become the basis of knowledge for the development of the translation theory of engineering texts, in particular the theory of civil engineering term translation, as well as to contribute to the preparation of a glossary and a dictionary of civil engineering terms.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bancin, Herlina Astuti Efse
Abstrak :
Penelitian terjemahan beranotasi adalah jenis penelitian introspektif dan retrospektif yang dilakukan penerjemah dengan memberikan catatan atau komentar terhadap terjemahannya sendiri. Catatan itu berupa alasan mengapa suatu padanan dipilih. Teks yang digunakan dalam dalam terjemahan beranotasi ini adalah sebuah novel. Metode penerjemahan yang diterapkan adalah metode semantis dan komunikatif. Metode semantis diterapkan pada kata bermuatan budaya spesifik untuk tetap menjaga budaya bahasa sumber. Metode komunikatif diterapkan agar nuansa estetis dan pesan dalam teks sumber dapat tersampaikan kembali dalam bahasa sasaran dengan padanan yang wajar dan berterima. Permasalahan yang muncul dalam proses penerjemahan novel adalah berkaitan dengan unsur kebahasaan dan unsur kebudayaan. Penerapan beberapa teknik penerjemahan merupakan cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, anotasi dilakukan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, berbekal pengetahuan dasar, penelusuran dokumen, pengacuan pada kamus, survei kecil, serta diskusi dengan narasumber. Sebagai kesimpulan, metode semantis dan komunikatif adalah solusi yang tepat bagi penerjemahan novel ini, yang diterapkan melalui berbagai pilihan teknik penerjemahan.
Annotated translation or translation with commentary is a kind of introspective and retrospective research done by translator by adding a note or comment on his own translation. This note is the reason why an equivalence being chosen. Novel is used in this annotated translation as the research data. Translation methods applied are those of semantic and communicative. Semantic method is applied to culture-specific words in order to keep culture of source language. Communicative method is applied to convey the message of source text and to keep aesthetic values by using natural equivalence in target text. Problems that frequently occur during the translation process of a novel are related to linguistic aspects and cultural differences between source and target text. The application of several translation techniques is the kinds of solution to solve those problems. Furthermore, annotations were conducted at the level of words, phrases, and sentences by referring to basic knowledge, dictionaries and websites, and by doing some discussions with competent informants. In conclusion, it is justified that semantic and communicative method are the most suitable solution to solve any problems in that novel, which are represented by some techniques.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Riris Mutiara
Abstrak :
Tugas akhir ini merupakan terjemahan beranotasi autobiografi Benazir Bhutto Daughter of Destiny. Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Benazir Bhutto, mulai dari keluarga, pendidikan, karir politik, hingga peritiwa kematiannya yang ditulis dalam epilog oleh Mark A. Siegel. Autobiografi merupakan jenis teks yang mengandung dua unsur; informatif dan ekspresif. Mengandung unsur informatif karena teks autobiografi menyampaikan fakta kejadian hidup penulis. Mengandung unsur ekspresif karena dalam penyampaian fakta kisah hidup itu penulis memerhatikan unsur estetis. Dalam prosesnya, terjemahan ini tidak lepas dari berbagai masalah yang muncul dalam penerjemahan. Oleh karena itu, anotasi dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pilihan padanan yang diberikan dalam penerjemahan. Masalah-masalah anotasi diklasifikasikan menjadi istilah pendidikan, istilah budaya, nama diri, idiom, metafora, nama jabatan, kata sapaan, nama warna, dan istilah khusus. Untuk menyelesaikan masalah-masalah itu digunakan strategi dengan transferensi, naturalisasi, kuplet, penghilangan, padanan deskripsi, penerjemahan resmi, penerjemahan idiom dan metafora, serta catatan kaki. Penerjemahan teks autobiografi Benazir Bhutto Daughter of Destiny ini menggunakan dua metode yang saling melengkapi, yaitu metode semantis dan komunikatif. ...... This thesis is about an annotated translation of Benazir Bhutto Daughter of Destiny. The autobiography is about the life story of Benazir Bhutto, starting from her family, education background, political career, until her death. The story of her death is written by Mark A. Siegel in the epilog. Autobiography is a text containing two elements; informative and expressive. It is classified as informative text because it contains facts that she personally experienced in real. Meanwhile, it is also classified as expressive text because the writer also noticed the aesthetic element, emotion and feelings through the use of language styles. In the process of translation, translator usually finds various problems. Therefore, annotation is given as a responsibility for any chosen equivalence to solve those problems. Those problems are classified into educational terms, cultural terms, proper names, idioms, metaphors, titles, words greeting, colors, and special terms. Transference, naturalisation, couplet, omission, descriptive equivalent, recognised translation, idioms and metaphors, and footnotes are strategies used to solve those problems. The translation process of autobiography of Benazir Bhutto Daughter of Destiny uses two complementary methods, semantic and communicative.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fuspita
Abstrak :
Terjemahan beranotasi terdiri dari terjemahan dan anotasi (catatan). Anotasi diberikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan dari unsur tertentu yang menimbulkan masalah penerjemahan. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode penerjemahan semantis. Adapun masalah yang kerap kali muncul dalam penerjemahan sastra berkaitan dengan perbedaan budaya. Guna memecahkan masalah itu, saya menerapkan sejumlah prosedur penerjemahan. Kemudian, anotasi saya berikan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, dengan berbekal penelusuran dokumen dan pengacuan pada kamus, serta hasil diskusi dengan narasumber dan hasil survei pembaca dalam skala kecil.
An annotated translation consists of translation and annotations. The annotations are given as the translator's reasoning for choosing the equivalents of certain elements causing translation problems. The translation method applied is the semantic translation method. The problems that often emerge in literary translations are related to cultural differences. In order to solve the problems, I applied several translation procedures. Afterwards, I made annotations at the levels of words, phrases, and sentences, by referring to various websites and dictionaries, along with the results of discussion with an informant and a smallscale survey.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29945
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Terjemahan beranotasi merupakan kajian yang menempatkan terjemahan sebagai objek penelitian. Penelitian ini mengangkat teks sumber buku psikologi populer yang berjudul You?re not who you think you are. Tesis ini memperlihatkan proses menerjemahkan teks operatif untuk menghasilkan teks sasaran yang berfungsi sama. Selanjutnya, tesis ini juga memberikan catatan atas padanan yang diberikan untuk masalah dalam proses menerjemahkan yang ditemukan berupa penerjemahan istilah psikologi, Vedanta, metafora, simile, dan idiom. Sebagai teks operatif, teks sumber diterjemahkan dengan menerapkan metode adaptif Reiss, yang artinya penerjemah berorientasi kepada bahasa sasaran. Berdasarkan hasil uji coba responden, disimpulkan bahwa tujuan penerjemahan telah berhasil dicapai. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa di dalam teks operatif juga terdapat teks ekpresif. Selanjutnya, prosedur yang paling tepat untuk memadankan istilah baru adalah prosedur calque.
ABSTRACT
Annotated translation is a study which place a translation as the study object. This study takes source text which is a popular psychology book tittled You?re not who you think you are. This theses shows translating process of an operative source text into an operative target text. Furthermore, it also gives some annotations on the equivalent word given for the translation problem found such as translation of psychology and Vedanta term, metaphors, simile, and idiom. As an operative text, source text is translated by applying adaptive method by Reiss, it means that the translator is oriented to target language. Based on the result of the trial on respondents, it is concluded that the translation purpose has been achieved. Furthermore, this study finds an expressive text in an operative text. And finally, it shows that the best procedure to translate a new term is calque.
2012
T30637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyowati
Abstrak :
Terjemahan beranotasi adalah kajian yang menempatkan terjemahan sebagai objek penelitian. Teks sumber penelitian ini adalah novel anak dengan judul Judy Moody, Girl Detective. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif. Permasalahan yang sering muncul dalam proses penerjemahan novel ini adalah permainan bahasa. Selain itu, masalah yang berhubungan dengan ungkapan beku, istilah teknis, dan kata budaya juga ditemukan. Masalah-masalah itu dapat ditangani dengan menerapkan prosedur penerjemahan. Dapat disimpulkan bahwa novel anak didominasi oleh permainan kata. Penerjemah harus mempertahan efek permainan bahasa TSu dalam TSa. ......Annotated translation is a study which place translation as the object of the study. The source text of this study is a children?s novel entitled Judy Moody, Girl Detective. Translation methods applied in this study are sematic and communicative methods. Problems that often occure in the translation process are language play. Beside that, problems related to fixed expressions, technical terms, and cultural words also occure during translation process. Those problems can be addressed by applying translation procedures. In conclusion, it is justified that children's novel is dominated by language play. The translator should maintain the effects of the language play in the source text to the target text.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>