Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilda Rusiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menyusun rancangan silabus Bahasa Inggris untuk mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin semester satu. Silabus ini merupakan silabus yang terintegrasi yaitu perpaduan topik (content areas) dan penguasaan berbahasa (language requirements). Topik dan penguasaan berbahasa yang mencakup kosakata, struktur dan fungsi disusun berlandaskan analisis kebutuhan yang dilakukan dengan melakukan survei. Survei dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner dan mengadakan wawancara serta menganalisis dokumen. Kuesioner diberikan kepada alumni Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), pihak industri, pihak PNJ yaitu pengajar Bahasa Inggris, Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi dan dosen senior mata kuliah bidang teknik. Dokumen yang dianalisis adalah kurikulum Jurusan Teknik Mesin, silabus sementara, tiga buku materi ajar Bahasa Inggris dan tiga buku materi ajar bidang teknik. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif. Temuan yang diperoleh adalah bahwa pihak industri mengharapkan lulusan PNJ mampu berbahasa Inggris sesuai dengan kebutuhan di lingkungan pekerjaan. Bahasa Inggris yang berkaitan dengan tujuan pekerjaan disebut bahasa Inggris untuk tujuan kerja (English for Occupational Purposes/EOP). Dokumen yang ada dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa silabus yang ada adalah silabus fungsional. Silabus sementara ini masih menekankan pada Bahasa Inggris untuk tujuan umum. Buku-buku materi ajar Bahasa Inggris yang ada disusun berlandaskan pada silabus berbasis gagasan, topik dan silabus fungsional. Buku-buku yang disusun berdasarkan silabus berbasis gagasan dan berbasis topik tidak mengajarkan kosakata, struktur dan fungsi yang digunakan secara efektif. Topik yang termuat tidak lengkap seperti yang diuraikan pada kuesioner. Buku yang disusun berlandaskan silabus fungsional juga tidak menguraikan topik, kosakata dan struktur dengan jelas. Rancangan silabus yang telah dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi rumpang yang ada. Rancangan silabus yang baru menyajikan topik yang dibutuhkan pihak industri dan topik tersebut dilengkapi dengan language requirements yang mencakup kosakata, struktur dan fungsi yang sesuai. Bahasa Inggris yang digunakan menekankan pada bahasa Inggris untuk tujuan kerja (EOP).
The aim of this research is to design a proposed English syllabus for the first semester students of the Mechanical Engineering Department, State Polytechnic of Jakarta. The syllabus which combines content areas and language requirements is called an integrated syllabus. The content areas and language requirements which cover vocabulary, structure and functions were designed on the basis of needs analysis gained through a survey. The survey was conducted by distributing questionnaires, having interview and analyzing documents. The questionnaires were given to State Polytechnic of Jakarta (PHI) graduates, personnel of PT. Trakindo and Indonesia Power, and PNJ English lecturers, Director, Assistant Director of Academic Affair, Head of Mechanical Engineering Department, Head of Study Program and senior lecturers of technical subjects. The documents which were analyzed were mechanical engineering curriculum, existing English syllabus, three English lesson books and three technical lesson books. The data were obtained by analyzing the questionnaires using a quantitative method. Thy findings show that the stakeholders need PNJ graduates who have the ability to use English in accordance with the needs in the workplace. The English related to the workplace is usually called English for Occupational Purposes (EOP). The documents were analyzed using qualitative methods. On the basis of the analysis which was carried on, it can be concluded that the existing syllabus is a functional syllabus. This syllabus focuses on English for general purposes, The English lesson books are designed on the basis of topical, notional and functional syllabi. The books which are based on topical and notional syllabi do not teach vocabulary, structure and functions effectively. Also, they do not provide all topics mentioned in the questionnaire and needed by the stakeholders. The other which is based on the functional syllabus does not also teach vocabulary and structure clearly. The proposed syllabus design is expected to replace the existing one. The reason is that the proposed syllabus offers topics which are needed by stakeholders and the topics are integrated with vocabulary, structure and functions which are included in the language requirements. The integrated syllabus concentrates on English for Occupational Purposes (EOP).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Dharma Susena Suyasa
Abstrak :
Penelitian ini mencoba memperlihatkan bagaimana penerjemahan konsruksi terbelah dalam bahasa Inggris ke dalarn bahasa Indonesia dapat menunjukkan konstruksi terbelah dalam bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini diambil dari dua novel dan dua teks akademis dalam bahasa Inggris berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah (I) pemerian struktur, (2) pembandingan struktur, (3) dan pemerian perbedaan yang ada di antara konstruksi terbelah bahasa Inggris dan konstruksi dalam bahasa Indonesia yang menjadi padanannya. Untuk menganalisis konstruksi terbelah bahasa Inggris digunakan pendapat Biber et al. (1999), Brinton (2000), Huddleston dan Pullum (2002), dan Griffiths (2006). Untuk menganalisis terjemahannya digunakan pendapat Haim (1984), Suparno (1993), Alwi et al. (1998), dan Stoel (2005). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis konstruksi terbelah. Selain itu, diperlihatkan juga gambaran tentang struktur topik-komen dan fokus dalam konstruksi terbelah bahasa Indonesia.
This research attempts to show how the translation of English cleft-construction into Indonesian can elucidate Indonesian cleft-construction. Two novels and two academic texts including their translation in Indonesian are employed to provide the data. The analysis methods used in this research are (l) to describe the structure, (2) to contrast the structure, and (3) to formulate the differences between the English cleft-construction and Indonesian construction used as its equivalence. The description of English cleft-construction is based on Biber et al. (1999), Brinton (2000), Huddleston and Pullum (2002), and Griffiths (2006). In Indonesian, Halim (1984), Supamo (1993), Alwi et al. (1998), and Stoel (2005) are used as a ground to analyze the construction used as English cleft-construction equivalence. It is revealed that there are some constructions called cleft-construction in Indonesian. Topic-comment structure and focus of Indonesian cleft-construction are also explained in this research.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyawati
Abstrak :
Tujuan penulisan skripsi ini adalah menentukan ujaran-ujaran yang mempunyai daya ilokusioner berjanji yang diungkapkan secara langsung (eksplisit) dan secara tidak langsung (implisit), dan ujaran-ujaran yang mempunyai makna berjanji tetapi tujuan utamanya bukan untuk berjanji. Model analisis yang dipergunakan untuk menganalisis data adalah model analisis tujuan (goal analysis). Menurut model analisis tersebut, ujaran sebagai suatu tindakan mempunyai hirarki tujuan, yaitu tujuan langsung (the direct goal of an utterance), yang membawahi tujuan utama (supergoal), dan tujuan bawahan (sub-goal), yaitu tujuan yang merupakan alat untuk mencapai tujuan utama. Data yang dianalisis merupakan kutipan ujaran-ujaran dalam novel Vanity Fair dan Tess of the d Urbervilles. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori yang berhubungan dengan penggunaan Bahasa, yaitu teori pragmatik terutama yang berkaitan dengan tindak ujar (Austin, 1962), dan implikatur percakapan (Grice, 1975) dan struktur tindak ilokusioner (Searle, 1975). Dari hasil analisis, kita dapat melihat bahwa penutur yang akan melakukan tindak ujar berjanji harus memenuhi kondisi-kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tindakan berjanji yang berhasil. Kondisi tersebut adalah kondisi persiapan, kondisi ketulusan hati, kondisi isi proposisi, dan kondisi esensial. Tindak ujar berjanji dapat disampaikan secara langsung (eksplisit) dan secara tidak langsung (implisit).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zukri Karjadi
Abstrak :
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kata-kata pinjaman asal BP yang sudah.menjadi kosa kata BI, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Sebagian dari kata-kata pinjaman asal BP yang sudah menjadi kosa. kata BI memang mengalami perubahan makna. Perubahan maknanya berupa penyempitan,perluasan dan perubahan makna seluruhnya. 2). Kata-kata pinjaman BI asal BP yang mengalami perubahan makna lebih banyak jumlahnya dibandingkan kata-kata pinjaman BI asal BP yang tidak mengalami perubahan makna. Hal ini terlihat dari persentase jumlah yang tercantum di bawah ini. Kata-kata yang tidak mengalami perubahan makna persentasenya 42,19 % dan kata-kata yang mengalami perubahan makna persentasenya 57,81 %. Kata-kata pinjaman yang mengalami perubahan makna persentasenya sebagai berikut: penyempitan (75,68 %), perluasan_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S14212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krystina Mitayani
Abstrak :
ABSTRAK
Interferensi merupakan suatu gejala umum yang terjadi dalam diri dwibahasawan. Yang dimaksud dengan interferensi .ini adalah penyimpangan norma-norma bahasa yang terjadi di dalam ujaran dwibahasawan karena pengenalannya terhadap lebih dari satu bahasa yang menyebabkan terjadinya kontak bahasa (Weinreich 1953: 1). Interferensi ini dapat terjadi pada tingkat fonologi, morfologi dan leksikon. Dalam skripsi ini, analisis saya batasi pada tingkat fonologi, yaitu pada analisis fonem segmental vokal dan konsonan.

Interferensi seperti di atas terjadi di kalangan para pegawai Pusat Pelayanan Rekayasa, Departemem Sipil, Perusa_haan Umum Listrik Negara. Mereka mengidentifikasikan bunyi_-bunyi konsonan dan vokal bahasa Inggris dengan bunyi-bunyi konsonan dan vokal yang mereka kenal dalam bahasa ibunya. Hal ini menyebabkan bunyi ujaran dalam bahasa Inggris yang diucapkan dipengaruhi oleh bunyi ujaran dalam bahasa ibunya. Berdasarkan dugaan tersebut, data-data dikumpulkan melalui perekaman yang kemudian ditabulasikan setelah data-data tadi ditranskripsikan terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil analisis, saya mencoba menyimpulkan bahwa responden umumnya menemui kesulitan dalam melafalkan bunyi-bunyi yang tidak ditemui dalam sistem bunyi bahasa Indonesia, maupun bunyi-bunyi yang sama namun berbeda pela_falannya. Di samping itu, gugus atau deretan konsonan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia juga menyulitkan responden. Bunyi-bunyi yang direalisasikan responden merupa_kan bunyi-bunyi yang mempunyai posisi terdekat dengan bunyi-bunyi yang direalisasikan. Hal ini terjadi tidak hanya seba_gai akibat dari interferensi bahasa pertama saja, melainkan juga sebagai akibat ketidaktahuan responden dalam mengucap_kan istilah-istilah teknik tersebut dengan benar.
1990
S14090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Any Purwanti
Abstrak :
ABSTRAK
Adapun masalah yang ditampilkan adalah mengenai unsur-unsur apa saja yang ada dalam struktur kalimat minor dan juga fungsi kalimat minor itu sendiri. Masalah lain yang diketengahkan adalah apakah semua kalimat minor mempunyai unsur-unsur yang relatif pendek. Apakah kalimat minor hanya dipergunakan dalam situasi nonformal?

Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemakaian kalimat mayor dan kalimat minor secara kuantitatif, sehingga nanti akan terlihat berapa persentase pemakaian kalimat mayor dan berapa persentase pemakaian kalimat minor.

Teori yang dipakai adalah teori dari Randolph Quirk dan Walter A. Cook.

Data diambil dari 2 buah novel yang berjudul Remebrance of Miranda (karangan Mary Ingate) dan Summer of '42 (karangan Herman Raucher).

Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: unsur-unsur yang ada dalam struktur kalimat minor mencakup subyek, predikat, obyek, atribut predikat dan adverbia (tidak berbeda dengan unsur-unsur dalam kalimat mayor) tetapi semua unsur-unsur tersebut tidka muncul secara bersamaan dalam sebuah kalimat minor (kecuali kalimat urutan). Fungsi kalimat minor juga sama dengan fungsi pernyataan, pertanyaan, perintah, permintaan, penawaran dan laranagn. Selain daripada itu, unsur-unsur dari struktur kalimat minor tidak selalu pendek tetapi dapat juga terdiri dari unsur-unsur yang panjang. Kalimat minor tidak hanya digunakan dalam situasi nonformal saja, tetapi dapat juga digunakan dalam situasi formal. Dari data yang diperoleh, ternyata kalimat mayor lebih banyak dipergunakan dalam dialog-dialog dibadningkan dengan kalimat minor.
1989
S13689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia C. Rahayu
Abstrak :
Skripsi yang diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra ini membicarakan tentang perbedaan antara bentuk interogatif dan makna pertanyaan, khususnya dalam bahasa Inggris. Kalimat berbentuk interogatif tidak selamanya bermakna pertanyaan, demikian pula sebaliknya, kalimat berbentuk non-interogatif bisa bermakna pertanyaan. Oleh sebab itu uraian data dipermudah dengan Cara pengklasifikasian, yakni dijadikan tiga jenis klasifikasi besar, yakni kalimat interogatif bermakna pertanyaan, kalimat interogatif bermakna bukan pertanyaan, dan kalimat bukan interogatif bermakna pertanyaan. Tentu saja sebelum terjun ke dalam pengklasifikasian, terlebih dahulu dijelaskan bentuk interogatif dengan mengacu pada buku tata bahasa karangan Quirk dan kawan-kawan.Data terbagi atas data yang tertulis dan yang lisan. Yang tertulis diambil dari drama karya George Bernard Shaw, 'Pygmalion' sedangkan yang lisan diambil dari percakapan ringan dengan empat orang penutur asli bahasa Inggris, yang mewakili Inggris Britania dan Inggris Amerika. Selain itu dibahas pula segi pemakaian bentuk interogatif, yakni yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk memakai bentuk interogatif atau jenis klasifi-kasi kalimat interogatif tertentu. Juga dibicarakan tentang komunikasi atau kontak fatis yang biasanya juga diungkapkan dengan bentuk interogatif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosfita
Abstrak :
Skripsi ini membahas keberhasilan dan kegagalan komunikasi yang terjadi antara penutur bahasa Indonesia dengan penutur bahasa Inggris. Keberhasilan komunikasi ini ditinjau dari keberterimaan dan ketidakberterimaan ujaran yang merupakan realisasi permintaan dan permintaan maaf. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan responden penutur bahasa Indonesia berdasarkan kuesioner yang telah disusun. Hasil tertulis dari wawancara, dalam bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing bagi responden, kemudian diperlihatkan kepada responden penutur asli bahasa Inggris untuk dinilai menjadi berterima dan tidak berterima dengan disertai alasannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 68 ujaran permintaan (request) yang berhasil dikumpulkan, 44,1% merupakan ujaran yang berterima, 19,1% tidak berterima karena penyimpangan tata bahasa dan kosa kata, dan 36,7% tidak berterima karena alasan pragmatic yang dinilai sebagai ujaran yang tidak sopan: Kesan tidak sopan timbul karena penutur mempergunakan bentuk langsung (direct) untuk merealisasikan permintaan kepada lawan bicara yang berkedudukan lebih tinggi dimana seharusnya dipergunakan bentuk tidak langsung (indirect). Untuk realisasi permintaan maaf (apology), dari 38 ujaran yang terkumpul, 28,9% merupakan ujaran yang berterima. 34,2% merupakan ujaran yang tidak berterima karena penyimpangan dalam kaidah tata bahasa atau pemilihan kosa kata. Sisanya, 36,8% tidak berterima karena sebab sebab pragmatic, yaitu kekuranglengkapan. Dalam merealisasikan permintaan maaf seseorang bukan hanya diharapkan mengujarkan ungkapan maaf, tetapi juga alasan terjadinya pelanggaran yang juga harus dapat diterima dan masuk akal, serta sebaiknya diikuti pula dengan tawaran untuk mengganti atau memperbaiki kerusakan atau pelanggaran yang terjadi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmarni Sawitri
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan verbal dan spasial kaum pria dan wanita berbeda. Kaum wanita memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bidang verbal dibandingkan kaum pria. Sebaliknya kaum pria memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan kaum wanita dalam bidang spasial. Kemampuan verbal dan spasial yang terdapat pada diri seseorang mewakili kemampuan kognitif orang tersebut. Faktor kognitif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemerolehan bahasa kedua. Apabila kemampuan kognitif antara pria dan wanita berbeda, maka semestinya tingkat penguasaan mereka akan bahasa kedua juga berbeda.
1996
S13978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estherina Susanto-Wiyana
Abstrak :
Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa saya sebagai mahasiswi seksi Inggris yang mempelajari bidang linguistik tertarik untuk melakukan analisis kesilapan terhadap penguasaan bahasa Inggris siswa SMA di Ambon. Dalam butir 1.1 ini saya akan mencoba menguraikan secara umum tentang latar belakang dari penelitian ini, sedangkan alasan yang lebih khusus akan diuraikan dalam butir 1.2 (Alasan penelitian). Motivasi belajar bahasa asinq. Komunikasi berkembang sangat pesat. Radio, film, televisi, surat kabar mengalami kemajuan yang tak ada taranya. Apa yang terjadi di London dapat langsung disaksikan oleh penduduk Indonesia melalui layar televisi. Suatu kejadian di desa kecil seperti Muncar dalam sekejap sudah dapat diketahui oleh jutaan penduduk dunia. Perhubungan yang semakin lancar, juga mempermudah seseorang untuk bepergian. Arus wisatawan meningkat dengan cepat, sehingga jumlah wisatawan dalam setahun di negara Singapura dan Spanyol melebihi jumlah penduduk yang berdiam di masing-masing negara tersebut. Bukan hanya dalam bidang pariwisata, kontak antar bangsa juga meningkat di bidang lain, caperti: industri, perdagangan, pendidikan, diplomatik dan sebagainya. Akibat dari kontak antar bangsa yang meningkat, kebutuhan akan belajar bahasa asing makin dirasakan (Trim, 1979: 101)
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>