Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amiruddin Muchtar
Abstrak :
Globalisasi memaksa setiap perusahaan untuk dapat bersaing lebih berat lagi. Jika sebelumnya saingan hanya sebatas loyal saja (sedikit). maka dengan adanya globalisasi saingan dari berbagai negara di dunia akan semakin banyak. Diperlukan suatu strategi perusahaan agar perusahaan tersebut dapat tetap bertahan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan melakukan aliansi atau partnership dengan perusahaan lain khususnya dengan perusahaan asing untuk meningkatkan keunggulannya. Tewnwork adalah bentuk terapan dari Aliansi atau partnership tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas atau masalah mereka. Dalam studi kasus ini dicari faktor hambatan komunikasi yang paling sering terjadi dalam teamwork dengan partner asing pada pekerjaan Engineering design. Tahap Engineering design merupakan tahap yang cukup kritis karena kualitas design sangat besar pengaruhnya terhadap biaya, mutu, dan waktu proyek secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan tim kerja (teamwork) yang baik untuk mengeksekusi tahap Engineering design ini. Ada 5 faktor utama yang menghambat komunikasi dalam teamwork yaitu (1) Filtering. (2) Selective Perception. (3) Information overload. (4) Defensiveness. dan (5) Language. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor language (bahasa) menduduki faktor hambatan komunikasi yang paling banyak terjadi dalam teamwork dengan partner asing.
Globalisation forces each company to compete harder. Before, the competitor is limited co a local company only. globalisation. it makes more competitors from other country all over the word. It-s required corporate strategy to make the company still exist. Strategic alliance or partnership with other company (especially with foreign company) is the one of alternative to increase company competency. Teamwork is an applied form of its strategic alliance or partnership in order to perform their works or problems. In this case study. we would like to find out communication barrier factor that the most frequencies happen in teamwork with foreign partner for Engineering design work. Work phase of Engineering design is a critical due to design quality has big impact on cost. quality. and time (schedule) of the project overall. Therefore the good teamwork is needed to execute the work in this Engineering design phase. There are 5 main factors that become communication barrier in the teamwork are (1) Filtering. (2) Selective Perception, (3) Information overload. (4) Defensiveness. and (5) Language. Research has found that a "language" has more frequent happen in a communication barrier in teamwork with foreign partner.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Darmawan
Abstrak :
Dengan melihat kondisi departemen design engineering, dalam tatanan job order pada industri manufaktur, pelayanan yang ada dicoba untuk ditingkatkan, dengan berdasarkan peluang yang ada dan strategi tertentu untuk mencapainya.

Pada umumnya design engineering yang ada cenderung mempunyai pola kerja perseorangan, sangat tergantung dari individu yang menangani, sehingga dari sistem kerja tersebut akan sangat sulit untuk melakukan monitoringnya, karena setiap personil yang bekerja tidak membuat dokumentasi dari setiap tahap kerjanya.

Sistem kerja design engineering dicoba untuk dipecah menjadi komponen kerja yang terpisah, memerlukan input dan menghasilkan output tertentu, saling berurutan membentuk suatu rantai, sehingga output komponen kerja sebelumnya merupakan input komponen kerja sesudahnya, demikian seterusnya.

Tiap komponen kerja yang terbentuk, agar lebih mudah untuk melaksanakannya dibuat pedoman kerja atau prosedur operasi, yang bersifat baku atau standar, hal ini yang disebut standar operating prosedur (SOP).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T2072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Gibran
Abstrak :
Penentuan desain sistem Impressed Current Cathodic Protection di bagian dasar tanki T-1301 A/B/C/D dan AB Rerun Tank di PT XX Kalimantan Timur yang meliputi proses perhitungan kebutuhan arus dan jumlah tegangan DC keseluruhan sistem struktur serta pengaruh penambahan struktur lain yang meliputi electrical grounding system telah berhasil dilakukan dan secara efektif telah dikontrol di lapangan. Selain proses desain engineering, variasi lapisan tahanan tanah terhadap ketidakseimbangan IR Drop pada sistem Impressed Current Cathodic Protection di bagian dasar tanki T-1301 A/B/C/D dan AB Rerun Tank di PT XX Kalimantan Timur dan pengaruhnya terhadap distribusi potensial telah dipelajari. Dari hasil pembuktian di lapangan menunjukkan bahwa dibutuhkan 10 anoda tambahan dengan total kebutuhan arus DC 154 Ampere dan kebutuhan tegangan DC 32 Volt , selain itu tahanan tanah yang tinggi diatas 3000 ohm cm akan menyebabkan pembacaan error yang tinggi.pH tanah yang rendah berkisar 5-7 akan mengurangi tahanan tanah, dan meningkatkan distribusi arus proteksi katodik.
Engineering design calculation for bottom section of T-1301 A/B/C/D dan AB Rerun Tank at PT XX Santan Terminal including current requirement and DC voltage calculation followed by additional structure such electrical grounding system has been already successfully implemented and controlled at field. Furthermore, effect of soil layer resistivity and pH of soil against disproportion of IR Drop voltage including its effect to potential distribution has been already successfully observed. Another influences such depth and location of anode groundbed determination along with establishment of impressed current cathodic protection main tools and equipments as external corrosion control method has been defined as the most effective way for controlling potential distribution against structure. As per verification results from site, the results showed that the cathodic protection required 10 additional anode (MMO), with minimum amperage DC supply is 154 A, minimum voltage supplied is 32 Volt, it has been identified that high soil resistivity above 3000 ohm.cm would cause error reading. Naturally, acid soil in about pH 5-7, would decrease soil resistivity and enhanced potential distribution from anode to tank structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zulfian Nasir
Abstrak :
ABSTRAK
Perhitungan kandungan lokal dari komponen kendaraan bermotor bertujuan untuk menentukan berapa besar bca masuk (BM) yang akan dikenakan pada sub komponen yang masih diimpor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cost structure, yaitu perhitungan berdasarkan pada struktur hiaya.

Untuk mendapatkan struktur biayanya, komponen dibagi menjadi sub komponen- sub komponcn, mulai dari tingkat satu sampai tingkat al-chit, yang disesuaikan dengan proses pembuatan atau perakitannya., dimana biayanya dlhitung untuk satu unit komponen akhir. Biaya-biaya tersebut dikonversikan dalam bobot secara proporsional. Bobot dihitung dari sub komponen ting!-cat satu, dan digunakan sebagai dasar perhitungan bobot tingkat di bawahnya.

Bobot yang telah diperoleh untuk musing-masing sub komponen berdasarkan tingkatannya digunakan sebagai dasar untuk menentukan besamya bobot al-ctual atau bobot unsur Iokalnya, yaitu dengan mengalikan bobot tersebut dengan tlngkat pendalaman struktumya. Perhitungan bobot aktua! dimulai dzui tingkat paling rendah, dan digunakan sebagai dasar perhitungan bobot aktual pada tingkat di atasnya_ Besamya persentase kandungan lokal adalah perbandingan antara bobot aktual dengan bobotnya.

Dalam perhitungan kandungan lokal yang menggunakan struktur biaya., otomatis diperoleh usarnya harga pokok dari komponen, tetapi harga tersebut bukan merupakan harga pokok aktual karena sub komponen impomya masih dalam harga dasar atau harga CH' (COS1, Insurance, and Freight).
1996
S36458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Prawira Muhammad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambari
Abstrak :
Penelitian ini membahas perbandingan waktu standar pada proses inspeksi sebelum dan sesudah proses dengan tujuan menyeimbangkan lintasan pada stasiun kerja. Waktu proses di lintasan inspeksi sebelum perbaikan adalah 0.56 menit/pcs dan setelah dilakukan aktivitas perbaikan menggunakan keseimbangan lintasan dengan metode bobot posisi (weighted position) di dapat 0.51 menit/pcs. Pengukuran waktu standar di lintasan inspeksi dilakukan dengan menggunakan jam henti (stopwatch), data yang diambil sebanyak 50 data yang kemudian dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data. Jumlah stasiun kerja berkurang menjadi 3 stasiun kerja dengan menyederhanakan lintasan agar terjadi keseimbangan lintasan. Telah terjadi penurunan nilai efisiensi dan besarnya persentase balance delay sesudah dilakukan perbaikan, sehingga makin memperbesar bottleneck pada proses inspeksi. Efisiensi di stasiun kerja 1 sampai 4 berturut-turut adalah 53.85%, 29.17%, 50%, dan 41.18%. Jika dilihat dari total waktu standar proses inspeksi yang dihasilkan sesudah perbaikan didapat hasil yang kecil di bandingkan sebelum perbaikan, sehingga dapat mengakibatkan kecepatan rata-rata proses inspeksi meningkat sebesar 8.93% dari 0.56 menit/pcs menjadi 0.51 menit/pcs. Selain itu, terjadi kenaikan produktivitas sesudah perbaikan sebesar 0.05 menit/pcs, dengan membandingkan total waktu proses operasi inspeksi sudah perbaikan dengan sebelum perbaikan. Berkurangnya 1 stasiun kerja maka berkurang pula waktu proses inspeksi. Hal ini berakibat terjadinya penghematan biaya sebesar 0.24 JPY/pcs atau sekitar Rp.25. Selain itu dapat pula menghemat area pemisahan produk.
This research discusses the comparison of the standard time in the inspection process before and after the process with the goal of balancing the track at the work station. The time on the track inspection process before improvement is 0.56 minutes / pcs and after repair activity using a balance weight position trajectory method (weighted position) in the can 0.51 min / pcs. Measurement standard time on the track inspection is done using clock-stop (stopwatch), data collected by 50 then carried out test data uniformity and adequacy of the data. The number of work stations is reduced to 3 work stations by simplifying the track so that a balance trajectory. There has been a decline in the percentage of the value of efficiency and balance delay after repairs, further increase the bottleneck in the inspection process. Efficiency at work stations 1-4, respectively 53.85%, 29.17%, 50%, and 41.18%. When viewed from the total time of the standard inspection process produced results obtained after a small improvement compared to before the repair, which would cause the average speed of the inspection process increased by 8.93% from the 0.56 minute/pcs a 0.51 minute/pcs. In addition, an increase in productivity after the improvement of 0.05 minute/pcs, by comparing total operating time of the inspection has been improved with prior repair. Reduced one work station then diminish its inspection process time. This results in cost savings of $ 0.24 JPY/pcs or about Rp 25. Moreover, it can also save product separation area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Tarcia Nada
Abstrak :
Saat ini sudah mulai banyak desain ramah lingkungan yang merupakan bagian dari konsep sustainable design. Di Indonesia sudah banyak bangunan yang memakai konsep green building; bentuk masif penerapan sustainable design. Namun, konsep ini juga dapat dilakukan dalam bentuk sederhana, salah satunya adalah penggunaan material bekas sebagai elemen ruang interior. Selain bertujuan untuk lebih ramah lingkungan, material bekas juga digunakan dengan alasan visualnya. Semakin banyak restoran, kafe atau bar yang menggunakan desain tematik untuk menarik pengunjung. Material bekas menjadi cara baru untuk membentuk suasana ruang yang berbeda. Pada skripsi ini, penulis akan meninjau variasi penerapan material bekas pada elemen ruang interior, dampaknya secara estetis dan pengalaman ruang yang dirasakan pengunjung. Untuk mengetahui poin-poin tersebut, telah dilakukan pengumpulan data dengan observasi langsung pada studi kasus, wawancara dengan pihak menajemen tempat dan pengunjung. ......Nowadays, there’s already a lot of eco-friendly design which is a part of sustainable design concept. In Indonesia itself, many buildings has been using green building concept; a way of applying sustainable design. However, this concept can also be done through simplistic way, one of them is applying used materials as interior elements. Apart from aiming for an eco-friendly design, used materials are also applied for its visual purpose. There’s an increase in the number of restaurants, cafes, or bars that are applying thematic design to attract visitors. Used materials has become a new way to build a different spatial experience. In this final report, writer will look into the variation in applying used materials as interior elements, the aesthetic impact and the spatial experience felt by visitors. To find out about these points, data collection has been done through direct observation at the study cases, interview with the management side of those places and visitors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Cahyo Kuncoro Jakti
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian komprehensif terhadap perancangan Detailed Engineering Design (DED) RSU Kelas B di Bandung, khususnya pada aspek pondasi dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan metode pelaksanaan tiang pancang dan tiang bor terhadap biaya dan waktu pekerjaan. Pekerjaan tiang pancang beton persegi pejal dengan dimensi 45x45 cm dan panjang 15 m membutuhkan biaya sebesar Rp2.654.542.120,00 (dengan PPN 10%) serta durasi pelaksanaan selama 73 hari. Pekerjaan tiang bor beton bulat pejal dengan dimensi  40 cm dan panjang 14,25 m membutuhkan biaya sebesar Rp2.670.697.330,00 (dengan PPN 10%) serta durasi pelaksanaan selama 98 hari.
This study is a comprehensive study on the design of Detailed Engineering Design (DED) of Class B General Hospital in Bandung, especially on deep foundations. This study aims to analyze the comparison of driven and bored pile on costs and work time. Solid square concrete driven pile with dimension 45x45 cm and length 15 m required Rp2,654,542,120.00 (with VAT 10%) and duration 73 days. Solid round concrete bored pile with dimensions  40 cm and length 14.25 m would cost Rp2,670,697,330.00 (with VAT 10%) and duration 98 days.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ertas, Atila
New York: John Wiley & Sons, 1996
658.92 ERT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lauesen, Soren
Harlow : Addison-Wesley, 2005
620.004 2 LAU u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>