Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emana Fasianti
Abstrak :
Perkembangan fisik kota mengakibatkan peningkatan kebutuhan penerangan jalan dan konsumsi energi listrik. Di tengah isu lingkungan dan krisis energi yang dihadapi kota-kota, penggunaan lampu PJU hemat energi LED seperti yang dilakukan kota di Jakarta berpotensi memberikan penghematan energi dan menurunkan dampak terhadap lingkungan, namun membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga perlu dikombinasikan dengan skenario penghematan energi yang lain seperti peredupan cahaya (dimming). Skenario dimming perlu dibuat dengan menyesuaikan intensitas aktivitas warga berdasarkan pola persebaran titik PJU pada struktur dan pola ruang kota. Dengan mengambil studi kasus di Jakarta Pusat dan menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk menganalisis pola spasial PJU, hasil pengukuran volume lalu lintas, dan hasil perhitungan potensi penghematan, diperoleh hasil bahwa (1) pola spasial PJU berdasarkan struktur dan pola ruang menunjukkan persebaran pelayanan titik PJU yang disesuaikan dengan hierarki sistem pusat kegiatan dan kebutuhan pelayanan, (2) Intensitas lalu lintas yang bervariasi pada kawasan pusat kegiatan dan permukiman menunjukkan kebutuhan penerangan jalan yang bervariasi sehingga dimming bisa dilakukan dengan nilai dan periode yang bervariasi menyesuaikan intensitas lalu lintas, serta (3) skenario dimming yang diterapkan bersama dengan penggunaan lampu PJU LED smart system di Jakarta Pusat berpotensi mengoptimalkan penurunan konsumsi energi listrik, tagihan listrik PJU serta emisi CO2. ......Physical development of the city resulting in increased demand of street lighting and consumption of electrical energy in the city. Among environmental issues and the crises of energy in the city, the use of energy efficient lamps LED and smart sytem in Jakarta has potential to provide energy savings and reduce the impact on the environment, but this project requires big investment costs so need to be combined with other energy saving scenarios such as dimming system. Dimming system need to be made by adjusting the intensity of the citizens activities based on the distribution pattern of street lighting system on the structure and functional zone of urban space. By taking a case study in Central Jakarta and using descriptive analysis approach to analyse the spatial pattern of street lighting, the traffic measurement result, and the calculation of saving, it is found that (1) spatial pattern of Central Jakarta street lighting system shows the distribution of street lighting point service has been adjusted to the hierarchy of city center system of activities and service needs, (2) the varying traffic intensity at the center of activity and residential area shows the need for varied street lighting so that dimming can be done with the varying values and periods based on the traffic intensity and (3) dimming scenarios applied with the use of LED smart systems in Central Jakarta street lighting system, potentially optimize the reduction of the consumption of electrical peak load, local government expenditure and greenhouse gas emissions.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Nurcahyo
Abstrak :
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan, diperlukan ketersediaan dan suplai energi yang memadai.  Pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong konsumsi energi yang tinggi. Energi baru terbarukan (EBT) seperti matahari, angin, panas bumi, air, bio energi dan gelombang laut dinilai dapat mendukung memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan pengembangan EBT sebagai prioritas pembangunan di masa depan Efisiensi energi di industri pulp dan kertas sangat penting untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya produksi. Menurut sebuah kajian efisiensi energi di industri pulp dan kertas, kebutuhan energi industri pulp dan kertas akan menurun sebesar 12,5% pada tahun 2027 dengan skenario efisiensi energi. Potensi penghematan energi industri pulp dan kertas mulai tahun 2023 sebanyak 8,4 juta SBM dan menjadi 16,9 juta SBM pada tahun 2027. Untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan diperlukan penelitian yang lebih spesifik terhadap industri pulp dan kertas guna berkontribusi dalam efisiensi energi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dalam penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas menggunakan multi criteria decision making (MCDM) yang disebut Best Worst Method (BWM). Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah perubahan operasi, performa peralatan, dan perubahan harga energi/bahan bakar menjadi tiga tantangan prioritas. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman agar terwujudnya penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas dapat tercapai. ......Aligned with economic growth which is projected to experience a significant increase, adequate availability and supply of energy is needed. Economic growth will also encourage high energy consumption. Renewable energy (EBT) such as solar, wind, geothermal, water, bio-energy and ocean waves are considered to be able to support meeting energy needs in the future. The Indonesian government has also determined the development of EBT as a development priority in the future Energy efficiency in the pulp and paper industry is critical to reducing energy use and production costs. According to a study on energy efficiency in the pulp and paper industry, the energy demand for the pulp and paper industry will decrease by 12.5% ​​in 2027 under an energy efficiency scenario. The energy saving potential for the pulp and paper industry starting in 2023 is 8.4 million BOE and will become 16.9 million BOE in 2027. To meet future energy needs, more specific research is needed on the pulp and paper industry to contribute to energy efficiency. For this reason, this study aims to analyze the challenges in implementing energy efficiency in the pulp and paper industry using multi criteria decision making (MCDM) called the Best Worst Method (BWM). The results of the study show that the problems of changes in operations, equipment performance, and changes in energy/fuel prices are the three priority challenges. The research results are expected to serve as a guideline for realizing the application of energy efficiency in the pulp and paper industry.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Asmawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebijakan implementasi green hospital terhadap perilaku atau kebiasaan hemat energi para pegawai di lingkungan rumah sakit dengan pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB). Sampel penelitian 150 pegawai RSUI. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS). Analisis menunjukkan bahwa implementasi kebijakan green hospital memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor-faktor pendukung perilaku: sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Pengujian juga menunjukkan bahwa norma subyektif tidak memiliki korelasi  positif dengan kebiasaan hemat energi pegawai. Dalam pengolahan data, pengujian efek mediasi faktor-faktor tersebut (sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku) sebagai mediator antara kebijakan implementasi green hospital menunjukkan bahwa sikap dan kontrol perilaku menjadi mediator yang signifikan, sedangkan norma subyektif tidak menjadi mediator yang signifikan dalam meningkatkan niat penghematan energi. Kesimpulan, melihat niat penghematan energi sebagai mediator, dapat dilihat bahwa niat menjadi mediator yang signifikan antara sikap, kontrol perilaku, dan norma subyektif terhadap perilaku hemat energi di rumah sakit. ......This research aims to analyze the relationship between the implementation of green hospital policy and energy-saving behaviors of employees in the environment of Hospital, using the Theory of Planned Behavior as the theoretical framework. The study's sample consists of 150 permanent employees and the statistical data are analyzed using Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) technique. The results of the analysis indicate that the implementation of the green hospital policy significantly influences the supportive factors of behavior: attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control. However, the tests also reveal that subjective norms do not positively correlate with the energy-saving behaviors of employees at the Hospital. The mediation analysis shows that attitudes and perceived behavioral control act as significant mediators between the green hospital policy and the intention to save energy, while subjective norms do not significantly mediate the relationship.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Zidny
Abstrak :
In tropical countries like Indonesia, maintaining comfortable and healthy indoor environments is a significant challenge due to high temperatures and humidity levels. This issue is particularly critical for the Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) industry, where specific room ambient conditions are necessary to ensure product safety and quality, especially during processes like beverage filling. This research delves into integrating heat pipes into HVAC systems to improve energy efficiency in regards to ensuring clean room conditions during beverage filling processes. With hopes to align with the United Nations Sustainable Development Goals (SDGs). The research employed two-row U-shaped heat pipes with a wick structure made of sintered copper, filled with water at a 50% ratio. The U-shaped HPHE facilitates both precooling and reheating processes. The evaporator section absorbs heat from incoming air, reducing the compressor's workload. After passing through the cooling coil, the air temperature rises again due to heat release at the condenser side of the HPHE, reducing the energy needed for reheating during dehumidification. Initial characterization of the heat pipe was conducted with an inlet air temperature of 45°C and an air velocity of 1.4 m/s. Our experiments revealed a peak temperature increase of 6.4°C on the condenser side, resulting in a 20.7% reduction in relative humidity. The temperature drop on the evaporator side was 0.7°C. Maximum energy savings of 304.44 W were achieved at this inlet temperature with an air velocity of 2.2 m/s. To understand the performance under lower temperature conditions, further tests were conducted at inlet temperatures of 30°C, 35°C, and 40°C. These variations demonstrated the versatility of the U-shaped HPHE in improving dehumidification efficiency across a range of operating conditions. The highest effectiveness observed was 21.04%, showcasing the potential of U-shaped HPHEs in enhancing energy efficiency in HVAC systems. ......Di negara-negara tropis seperti Indonesia, menjaga lingkungan dalam ruangan yang nyaman dan sehat merupakan tantangan besar karena suhu tinggi dan tingkat kelembapan yang tinggi. Masalah ini sangat penting bagi industri barang konsumen cepat saji (Fast-Moving Consumer Goods atau FMCG), di mana kondisi ruangan tertentu diperlukan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk, terutama selama proses pengisian minuman. Penelitian ini mendalami integrasi pipa panas ke dalam sistem HVAC untuk meningkatkan efisiensi energi dalam menjaga kondisi ruangan bersih selama proses pengisian minuman. Dengan harapan untuk selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs). Studi ini menggunakan pipa panas berbentuk U dengan struktur sumbu yang terbuat dari tembaga sinter, diisi dengan air pada rasio 50%. HPHE berbentuk U ini memfasilitasi proses pendinginan awal dan pemanasan ulang. Bagian evaporator menyerap panas dari udara yang masuk, mengurangi beban kerja kompresor. Setelah melewati koil pendingin, suhu udara naik kembali karena pelepasan panas di sisi kondensor HPHE, mengurangi energi yang dibutuhkan untuk pemanasan ulang selama dehumidifikasi. Karakterisasi awal pipa panas dilakukan dengan suhu udara masuk 45°C dan kecepatan udara 1,4 m/s. Eksperimen ini mengungkapkan peningkatan suhu puncak sebesar 6,4°C di sisi kondensor, menghasilkan pengurangan kelembapan relatif sebesar 20,7%. Penurunan suhu di sisi evaporator adalah 0,7°C. Penghematan energi maksimum sebesar 304,44 W dicapai pada suhu udara masuk ini dengan kecepatan udara 2,2 m/s. Untuk memahami kinerja pada kondisi suhu yang lebih rendah, pengujian lebih lanjut dilakukan pada suhu udara masuk 30°C, 35°C, dan 40°C. Variasi ini menunjukkan fleksibilitas HPHE berbentuk U dalam meningkatkan efisiensi dehumidifikasi di berbagai kondisi operasi. Efektivitas tertinggi yang diamati adalah 21,04%, menunjukkan potensi HPHE berbentuk U dalam meningkatkan efisiensi energi di sistem HVAC.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Jariyah
Abstrak :
Pada saat ini dunia sedang mengalami krisis energi dan sebanyak 2% dari total emisi karbon dunia berasal dari sektor teknologi informasi dan komunikasi. Untuk dapat mengurangi krisis energi maka diperlukan perilaku ramah lingkungan dengan salah satunya yakni melakukan virtualisasi. Dengan virtualisasi, user dapat menjalankan lebih dari satu sistem operasi di atas satu komputer. Untuk membuktikan apakah virtualisasi dapat menjadi solusi yang tepat dalam mendukung efisiensi energi, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan SUSE Linux Enterprise Server sebagai sistem operasi host dan menjalankan sistem operasi guest di atasnya. Virtualisasi dilakukan dalam dua pendekatan yang berbeda yakni full virtualization dan paravirtualization dengan Virtual Box dan Xen sebagai virtual machine. Dari hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa resource yang dibutuhkan dalam menjalankan virtualisasi cukup bervariasi. Paravirtualization lebih hemat dari segi memory usage, sedangkan full virtualization lebih hemat dari segi CPU usage. Dari segi performance, diketahui bahwa teknologi virtualisasi full virtualization dapat menjalankan sistem operasi guest yang lebih banyak dibandingkan paravirtualization. Konsumsi energi paravirtualization lebih tinggi dibandingkan dengan full virtualization dan tentunya berpengaruh kepada emisi karbon yang dihasilkan. Penggunaan virtualisasi dalam penelitian ini telah terbukti sebagai salah satu solusi untuk mendukung efisiensi energi dan penurunan emisi karbon. ......Recently, the world is encountering an energy crisis and as much as 2% of total global carbon emissions come from information and communication technology sector. In order to reduce the energy crisis, environmentally friendly behavior is required for instance, by using virtualization. By virtualization, users can operate multiple operating systems over one computer. In order to prove whether virtualization can be the solution for the reduction of energy consumption, so that a test carried out by utilizing SUSE Linux Enterprise Server as the host operating system and then run a guest operating system. The virtualization is implemented by two different approaches namely full virtualization and paravirtualization with Virtual Box and Xen as virtual machines. The results which obtained from the measurement indicate that resources which needed to carry out the virtualization are various. Paravirtualization is proven more efficient in terms of memory usage while full virtualization is more efficient in terms of CPU usage. In terms of performance, full virtualization can run more guest operating systems than paravirtualization. Energy consumption in paravirtualization is higher than full virtualization and this data certainly affects the carbon emissions. The use of virtualization in this research has proven to be one solution to support energy efficiency and reduced carbon emissions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1841
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Patricia Lilipaly
Abstrak :
Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global telah menjadi perhatian masyarakat Global termasuk Indonesia selama beberapa tahun kebelakang. Salah satu faktor yang menjadi penyebab Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global adalah semakin banyaknya jumlah bangunan tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan sekitar. Konsep green building pada bangunan baru maupun bangunan yang sudah  ada diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan. GBCI memiliki system rating yaitu greenship yang merupakan tolak ukur untuk bangunan hijau. Selain untuk mengurangi pemanasan global, dalam konsep green building juga diperlukan aplikasi nyata dari pihak yang bersangkutan melaksanakan upaya penerapan Green Building. Selain GBCI, regulasi dari pemerintah terkait penerapan Bangunan Hijau tertera pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia no. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau dan no. 21 Tahun 2021 tentang penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan Green Building pada Kantor MMP di Balikpapan, didapatkan kesimpulan bahwa Gedung Kantor belum dapat dikatakan sebagai bangunan hijau baik berdasarkan GBCI maupun Permen PU. Rekomendasi teknis yang dapat dilakukan untuk perbaikan antara lain: pembuatan taman resapan, pemasangan instalasi panel surya, pemasangan sistem pengolahan air limbah domestic, dan pembuatan SOP penerapan hemat energi. ......Environmental damage and Global Warming have become the concern of the global community including Indonesia for the past few years. One of the factors that causes environmental damage and global warming is the increasing number of buildings without considering the sustainability of the surrounding environment. The concept of green building in new buildings and existing buildings is applied as an effort to reduce environmental damage. GBCI has a rating system, namely greenship which is a benchmark for green buildings. In addition to reducing global warming, the concept of green building also requires real application from the parties involved in carrying out efforts to implement Green Building. Apart from GBCI, government regulations regarding the implementation of Green Buildings are listed in the Regulation of the Minister of Public Works and Public Housing of the Republic of Indonesia no. 02/PRT/M/2015 concerning Green Buildings and no. 21 of 2021 concerning the assessment of Green Building Performance. Based on the results of evaluating the implementation of Green Building at the MMP Office in Balikpapan, it was concluded that the Office Building cannot be said to be a green building either based on the GBCI or the PU Regulation. Technical recommendations that can be made for improvement include: creating an infiltration park, installing solar panels, installing a domestic wastewater treatment system, and making SOPs for energy-saving applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Fadila Atika Fadiat
Abstrak :
Pemanasan global menjadi isu utama yang terus diperhatikan. Transportasi laut, sebagai tulang punggung perdagangan internasional, juga merupakan penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi masalah ini, IMO pada April 2018 mengadopsi Initial Green House Gas Strategy dengan target pengurangan intensitas karbon sebesar 40% pada 2030 dan 50% pada 2050, salah satunya melalui penerapan Energy Efficiency Existing Ship Index (EEXI). Penelitian ini menganalisis persebaran nilai EEXI pada kapal berbendera Indonesia dan Jepang. Dari penelitian ini didapat bahwa persentase EEXI yang dicapai oleh kapal Indonesia paling kecil ada di kapal bulk carrier dengan 7.46% dan terbesar pada jenis kapal oil tanker dengan 86.36%. Sedangkan kapal Jepang persentase paling kecil ada di kapal bulk carrier dengan 6% dan terbesar pada kapal jenis oil tanker dengan 87.9%. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Engine Power Limitation (EPL) dan mengganti bahan bakar menjadi LNG, Ethanol, atau Methanol memberikan dampak yang paling signifikan dalam pengurangan nilai EEXI dari kondisi baseline. Jepang sangat berambisi dalam mengurangi emisinya, banyak rencana dan juga investasi dari pemerintah yang mendukung akan hal ini untuk tercapainya zero emission pada tahun 2050. Sebagaimana Jepang, optimalisasi pengurangan emisi karbon dapat dicapai jika terdapat dorongan dari pemerintah dan jika dilakukan penggunaan bahan bakar alternatif. ......Global warming has become a major issue of continuous concern. Maritime transportation, serving as the backbone of international trade, is also a significant contributor to greenhouse gas emissions. To address this issue, the International Maritime Organization (IMO) adopted the Initial Green House Gas Strategy in April 2018, targeting a 40% reduction in carbon intensity by 2030 and 50% by 2050, partly through the implementation of the Energy Efficiency Existing Ship Index (EEXI). This study analyzes the distribution of EEXI values on ships flagged by Indonesia and Japan. The research findings indicate that the percentage of EEXI achieved by Indonesian ships is lowest for bulk carriers at 7.46% and highest for oil tankers at 86.36%. For Japanese ships, the lowest percentage is for bulk carriers at 6% and the highest for oil tankers at 87.9%. Calculations show that Engine Power Limitation (EPL) and switching fuel to LNG, Ethanol, or Methanol have the most significant impact on reducing EEXI values from the baseline condition. Japan is highly ambitious in reducing its emissions, with numerous plans and government investments supporting the goal of achieving zero emissions by 2050. Similar to Japan, optimal carbon emission reduction can be achieved if there is governmental support and the use of alternative fuels.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril Aditya Ginanjar
Abstrak :
Dalam rangka meningkatkan efisiensi energi, PT. KPI RU II Dumai melaksanakan Proyek Penggantian 2 (dua) Unit Driver Engine Pompa S. Rokan dengan motor listrik serta penambahan Variable Speed Drive (VSD). Dengan perubahan sistem driver tersebut, maka perlu dilakukan penyambungan listrik ke PLN 20 kV. Efisiensi yang berhasil dilakukan setara dengan nilai Rp31.941.504.000 / tahun atau total Rp766.596.096.000 selama 24 tahun dari usia proyek yang direncanakan. Berdasarkan Cost Benefit Analysis (CBA), proyek ini sangat layak dengan nilai keekonomian berdasarkan NPV sebesar USD 11.497.979 (Positif), IRR 76,51% (IRR>11,03%), PBT hanya dalam waktu 1,5 Tahun dan BCR sebesar 6,37 kali. Penerapan K3L dalam praktik keinsinyuran terdiri dari analisis bahaya dan dampak resiko serta bagaimana mengurangi dampak resiko tersebut. Penerapan kode etik, etika profesi dan profesionalisme dilakukan merujuk kepada Kode Etik Insinyur 2021 yang ditetapkan oleh Sidang Khusus Majelis Kehormatan Etik pada tanggal 18 Desember 2021 di Bali. ......In order to improve energy efficiency, PT. KPI RU II Dumai is carrying out the Replacement of 2 (two) Units of S. Rokan Pump Engine Driver Project with electric motor and the addition of Variable Speed Drive (VSD). By changing the driver system, it is necessary to connect electricity to PLN 20 kV. The efficiency that was successfully carried out is equivalent to a value of IDR 31,941,504,000 / year or a total of IDR 766,596,096,000 for 24 years from the planned project life. Based on the Cost Benefit Analysis (CBA), the project is very feasible with an economic value based on NPV of USD 11,497,979 (Positive), IRR of 76.51% (IRR> 11.03%), PBT only in 1.5 years and BCR of 6.37 times. The application of HSE in engineering practice consists of an analysis of hazards and the impact of risks and how to reduce the impacts of these risks. The application of the code of ethics, professional ethics and professionalism is carried out referring to the 2021 Engineer Code of Ethics which was determined by the Special Assembly of the Ethics Honorary Council on December 18, 2021 in Bali.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Mursanto
Abstrak :
Reconfigurable computing (RC) di Indonesia membawa peluang unik untuk mengembangkan solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan lokal. Dalam konteks sosial, ekonomi, dan geografisnya yang unik, Indonesia menghadapi tantangan spesifik yang dapat diatasi melalui penerapan solusi berbasis reconfigurable computing. Dengan pendekatan yang terfokus pada permasalahan lokal, kita dapat memastikan bahwa inovasi teknologi yang dikembangkan tidak hanya relevan tetapi juga efektif dalam skala nasional. Penerapan RC yang efisien secara energi, bersinergi dengan strategi solusi lokal, memungkinkan Indonesia untuk memajukan kapasitas komputasinya sambil meminimalkan dampak lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip-prinsip green computing dan menjadi langkah penting menuju keberlanjutan masa depan. Solusi yang dirancang khusus untuk menangani masalah khas Indonesia akan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan, mendukung gerakan green computing secara global
Depok: UI Publishing, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Budi Rahmayani
Abstrak :
Konsumsi energi rumah tangga sebagai bagian besar dari total konsumsi energi di Indonesia memiliki potensi besar dalam konservasi energi dan pengurangan emisi. Selain itu, pada tahun 2021, penerapan efisiensi energi memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap penurunan CO2. Meningkatkan efisiensi energi dapat secara efektif mendorong konservasi energi di tingkat rumah tangga. Namun, peningkatan efisiensi energi tidak selalu mencapai potensi konservasi energi teknis seutuhnya seperti yang diharapkan atau disebut juga rebound effect. Sehingga, studi ini bertujuan untuk menganalisis rebound effect energi rumah tangga pada level provinsi dengan menggunakan input-output inter-regional. Hasil rebound effect sedikit terfokus pada daerah Indonesia bagian timur. Nilai rata-rata rebound effect tidak langsung lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata rebound effect langsung. Rata-rata rebound effect ekonomi dari 34 provinsi di Indonesia adalah 98,85%. Sehingga, dengan mempertimbangkan rebound effect langsung dan rebound effect tidak langsung, maka kurang dari 3% penghematan energi yang diakibatkan oleh peningkatan efisiensi energi dapat tercapai di setiap provinsi. Selain itu, terdapat 13 provinsi yang memiliki nilai rebound effect ekonomi lebih dari 100%. Hal ini mangindikasikan bahwa ketiga belas provinsi tersebut memiliki backfire effect. ......Household energy consumption as a large part of total energy consumption in Indonesia has a great potential in energy conservation and emission reduction. In addition, in 2021, the improvement of energy efficiency contributes 20% to the reduction of CO2. Improving energy efficiency can effectively promote energy conservation at the household level. However, the increase in energy efficiency does not always achieve the full technical energy conservation potential as expected or also known as the rebound effect. Thus, this study aims to analyze the rebound effect of household energy at the provincial level using inter-regional inputs outputs. The results of the rebound effect are slightly focused on the eastern part of Indonesia. The average value of the indirect rebound effect is higher than the average value of the direct rebound effect. The average economic rebound effect from 34 provinces in Indonesia is 98.85%. Thus, after considering the direct rebound effect and indirect rebound effect, less than 3% of energy savings due to increased energy efficiency can be achieved in each province. In addition, there are 13 provinces that have an economic rebound effect value of more than 100%. This indicates that the thirteen provinces have a backfire effect.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>