Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nathan Abraham Primana
"
Penggunaan manufaktur Aditif telah dikembangkan dalam teknologi baru dan canggih untuk memproduksi dan mengembangkan produk dari prototipe hingga produk sebenarnya, hal ini telah merevolusi industri manufaktur. Dalam kelayakan tabrakan, energi tumbukan pada awalnya dan sebagian besar diserap oleh crash box. Hal ini dapat diuji secara eksperimental dan simulasi menggunakan software LS-DYNA. Tingkat ketebalan Honeycomb telah diteliti dan dikatakan dapat meningkatkan penyerapan energi secara keseluruhan, meskipun penelitian eksperimental ekstensif belum dilakukan. Berdasarkan hasil, menarik perhatian bahwa temuan kami pada percobaan dan hasil simulasi menunjukkan perbedaan dalam hal variasi Honeycomb mana yang memiliki penyerapan energi tertinggi, simulasi menunjukkan peningkatan penyerapan energi secara bertahap dari Ketebalan seragam, Ketebalan bergradasi, dan ketebalan bergradasi fungsional dengan hasilnya masing-masing 0,43 Joule, 0,68 Joule dan 0,87 Joule. Sedangkan percobaan menunjukkan urutan tertinggi hingga terendah sebagai Ketebalan bergradasi, Ketebalan Seragam, ketebalan bergradasi fungsional dengan hasil masing-masing 0,78 Joule, 0,47 Joule, dan 0,45 Joule.
The use of Additive manufacturing has been developed in new and advanced technologies to manufacture and develop products from a prototype to actual products, this has revolutionized the manufacturing industry. In crashworthiness, the impact energy is initially and mostly absorbed by the crash box. This can be tested experimentally and by simulation using LS-DYNA software. Graded thickness Honeycomb has been researched and said to improve on the overall energy absorption, though extensive experimental research has not been done. Based on results, has caught the interest that our findings of the experiment and simulation results shows difference in terms of which Honeycomb variation has the highest Energy absorption, the simulation shows gradual increase of energy absorption from Uniform thickness, Graded thickness and functionally graded thickness with a result 0.43 Joules, 0.68 Joules and 0.87 Joules respectively. Whereas the experiment shows the order in highest to lowest as Graded thickness, Uniform Thickness, functionally graded thickness with a result 0.78 Joules, 0.47 Joules and 0.45 Joules respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wilujeng Lestari
"Gejala degradasi dalam isolasi peralatan listrik salah satunya ditandai dengan timbulnya fenomena peluahan sebagian. Peluahan sebagian adalah pelepasan listrik lokal yang sebagian menjembatani isolasi antar konduktor. Pendeteksian peluahan sebagian pada kubikel 20 kV diperlukan karena merupakan suatu tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya suatu kegagalan pada peralatan listrik. Pendeteksian dilakukan menggunakan alat UltraTEV Plus2 Partial Discharge Detector. Ketika fenomena peluahan sebagian terjadi di kubikel 20 kV, gelombang elektromagnetik yang dihasilkan akan merambat keluar dari bagian dalam kubikel melalui lubang di selubung kompartemen logam kubikel. Hal tersebut akan menghasilkan Transient Earth Voltage TEV pada selubung logam kubikel. TEV dapat dideteksi secara non intrusif dengan menempatkan probe TEV di bagian luar kubikel yang dibumikan saat kubikel sedang beroperasi. Sehingga, tingkat dan pengaruh dari faktor persentase pembebanan, kelembaban serta umur pemakaian terhadap terjadinya peluahan sebagian pada kubikel 20 kV dapat diketahui. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan antara kelembaban dengan terjadinya peluahan sebagian. Pada saat pembebanan tinggi, suhu lingkungan disekitar kubikel akan mengalami kenaikan. Hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan suhu antara di dalam kubikel dengan suhu sekitar kubikel atau dikenal dengan proses kondensasi. Kondensasi tersebut dapat membuat kubikel 20 kV menjadi lembab yang selanjutnya akan diakhiri dengan terjadinya fenomena peluahan sebagian.
The phenomenon of degradation in electrical equipment is one of them characterized by the emergence of partial discharge phenomena. Partial discharge is the release of local electricity which partly bridges the isolation between conductors. Partial detection of discharge in 20 kV cubicles is needed because it is a preventive measure against the possibility of a failure of electrical equipment. Detection is carried out using the UltraTEV Plus2 Partial Discharge Detector tool. When the phenomenon of partial discharge occurs in cubicles of 20 kV, the electromagnetic wave produced will propagate out from the inside of the cubicle through a hole in the casing of the cubicle metal compartment. This will produce Transient Earth Voltage TEV on the cubicle metal sheath. TEV can be detected non intrusively by placing a TEV probe on the outside of the earthed cubicle when the cubicle is operating. Thus, the level and influence of the percentage factor of loading, humidity and service life on the occurrence of partial discharge in the 20 kV cubicle can be known. The test results show there is a relationship between humidity and the occurrence of partial discharge. At the time of loading the peak, the ambient temperature around the cubicle will increase. This can cause a difference in temperature between the cubicles and the temperature around the cubicle, also known as the condensation process. The condensation can make the 20 kV cubicle become moist, which in turn will end with the occurrence of a partial discharge phenomenon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library