Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almira Rizki Pontania
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang program intervensi bercerita menggunakan flannelboard stories untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas bercerita menggunakan flannelboard stories dalam meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Partisipan untuk penelitian ini terdiri dari 25 anak usia dini yang tinggal di Panti Asuhan X. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Empathy Scale for Children (ESC) yang berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman empati pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan disain penelitian eksperimental dengan bentuk one group pre-test post-test design. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan 2 related sample t-test, khususnya teknik Wilcoxon, didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test 1 (Z= 4.318, p < 0.01) artinya terdapat peningkatan pemahaman empati anak setelah program intervensi dilakukan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa bercerita menggunakan flannelboard stories terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak melakukan randomisasi dalam pengelompokan partisipan, evaluasi pada setiap akhir sesi sebaiknya dilakukan secara individu, validasi pemilihan alur cerita oleh ahli, dan ketidakhadiran observer ketika program intervensi berlangsung.  ......This research presented an intervention program of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The purpose of this research is to look at the effectiveness of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The research`s respondents comprised of 25 children who live in the Orphanage X and were measured using Empathy Scale for Children (ESC) which is used to measure children`s understanding of empathy. The research design in this study was a group pre-test post-test design. Based on the results of statistical tests using 2 related t-test samples, specifically the Wilcoxon technique, it was found that there was a significant increase between pre-test and post-test 1 (Z = 4,318, p <0.01). The results of this research analysis prove that storytelling using flannelboard stories is effective in increasing the understanding of empathy in early childhood in orphanage. Limitations of this study are lack of randomization in assigning the participant into groups, group evaluation at the end of each session, the storyline could have been assessed by experts prior to the research, and the absence of the observer during intervention program. 
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parapat, Veronica Novelina
Abstrak :
Kasus perundungan ialah salah satu masalah interaksi sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama pada tingkat sekolah dasar (Novianto, 2018). Hal ini disebabkan oleh individu yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok pertemanan dan berada dalam periode pencarian identitas sosial (Craig, 2016). Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi Sekolah Dasar X di Jakarta. Adanya sikap saksi yang enggan melindungi korban dan memberikan penguatan pada pelaku membuat perundungan terus terjadi (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). Salah satu metode menurunkan perundungan melalui intervensi pada saksi membawa dampak yang lebih signifikan (Lee, 2004). Oleh karena itu, program pelatihan mengubah siswa yang merupakan saksi/bystander menjadi pembela sangat penting untuk dilakukan. Program STAC Plus merupakan serangkaian sesi pelatihan yang diadaptasi dari penelitian Midgett dan Doumas (2016). Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test. Jumlah partisipan penelitian adalah 22 siswa kelas VI SD. Teknik analisis data Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk melihat perbandingan skor sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok yang sama. Hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus dapat secara efektif meningkatkan pengetahuan peran pembela (Z = -3.923b, p = 0.000). Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus tidak efektif meningkatkan empati (Z = -1.909b, p = 0.056).
Bullying is one of the problems of social interaction that often accurs in school environment, especially in elementary school (Novianto, 2018). This is caused by individuals are spend more time with peers and in a period of searching for social identity (Craig, 2016). Bullying is also a concern for X Elementary School in Jakarta. Their reluctance to protect the victims and reinforcement are main factors that encourage the occurrence of bullying (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). One method to reduce bullying by intervention through bystander has more significant impact (Lee, 2004). Therefore, training program to transform bystander students to be defender is very important. The STAC Plus program is a series of training sessions adapted by previous research from Midgett and Doumas (2016). This study used a quasi-experimental method with a pre-test / post-test research design. The number of participants in the study were 22 students in 6th grade. Wilcoxon Signed Rank Test data analysis technique was used to see the comparison of scores before and after intervention in the same group. The results shows that the STAC Plus intervention program could effectively increase defender knowledge (Z = -3.923b, p = 0.000). However, the study shows that the STAC Plus intervention program does not effectively increase empathy (Z = -1.909b, p = 0.056).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindia Nahardita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan mengasuh dengan empati dapat meningkatkan pengetahuan 'parental empathy' ibu-ibu Bhayangkari. Penelitian ini berbentuk pelatihan dengan dasar pikiran 'experiential learning' yang diberikan pada sekelompok ibu-ibu Bhayangkari yang memiliki anak usia 3-5 tahun, dan merupakan penelitian dengan 'one group pretest' dan 'posttest design'. Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 sesi dalam waktu 4 hari dengan melibatkan partisipan sebanyak 13 orang. 'Pretest' dan 'posttest' diberikan sebelum dan setelah pelatihan dengan instrumen yang mengukur kemampuan 'parental empathy' berdasarkan Eagle dan Bylund Makoul yang dirancang oleh peneliti. Hasil 'pretest' dan 'post test' diuji dengan uji 'non parametric Wilcoxon Signed Rank 'menunjukkan level signifikansi 'p.value' 0,003 (<0,05). Hasil ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai 'pre-test' dan 'post-test. 'Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan mengasuh dengan empati dapat meningkatkan pengetahuan 'parental empathy' ibu. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah dikembangkan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan 'parental empathy'. ...... This study aims to determine whether the parenting with empathy training can improve parental empathy knowledge among mothers. This study is based on experiential learning, and is a one group pretest and posttest design study. This  study consisted of 10 training session within 4 days. The pretest and posttest instruments that measure parental empathy are designed based on the concept of parental empathy from Eagle and Bylund Makoul. This instruments was created by researchers. The results of the pretest and post test were tested by the non-parametric Wilcoxon Signed Rank test (p.value=0.003<0.05). This result means that there is a significant difference between the value of the pre-test and post. In conclusion, parenting with empathy training can improve parental empathy knowledge for Bhayangkari mothers. For further research, it is necessary to develop training aimed at improving parental empathy skills.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefani Emanuella
Abstrak :
Mahasiswa generasi millennial menghadapi tantangan krisis empati di dalam lingkungan dimana teknologi berkembang pesat, ketersediaan informasi begitu kaya, dan berbagai media digital mengelilingi generasi ini. Hal ini menjadikan generasi ini rentan terhadap berbagai tekanan psikologis yang muncul dari pertarungan eksistensi diri intragenerasi dan prasangka dari generasi sebelumnya. Tekanan tersebut dapat dihindarkan dengan membangun individu yang memiliki empati yang baik. Musik memiliki kapasitas untuk memaparkan pendengarnya dengan berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Individu dengan preferensi musik eklektik mdash; mereka yang tidak memiliki preferensi yang kuat pada jenis musik manapun, melainkan, menunjukkan fleksibilitas dalam mendengarkan musik mdash;merupakan jenis pendengar yang empatik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara preferensi musik eklektik dan empati pada mahasiswa generasi millennial. Penelitian ini dilakukan pada 356 partisipan. Preferensi musik diukur menggunakan Short Test of Music Preferences STOMP oleh Rentfrow dan Gosling 2013 yang dimodifikasi, sedangkan Interpersonal Reactivity Index IRI milik Davis 1980 digunakan untuk mengukur empati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara preferensi musik eklektik dan empati r= 0,164; p= 0.002, signifikan pada L.o.S 0.01 . Penelitian selanjutnya diharapkan memerhatikan karakteristik seperti pengalaman dan kemampuan bermusik responden, metode pengambilan data yang digunakan, serta melakukan elisitasi yang lebih mendalam mengenai budaya musik yang sedang berkembang pada masanya.
College students of millennial generation are challenged with empathy crisis in an environment with vast development of technology, rich availableness of information, and digital medias surrounding this generation. This circumstances make this generation prone to many psychological pressures which emerge from the battle of self existance among millennials themselves and prejudice from the previous generations. This pressure can be escaped by equipping each individual with empathy. Music has a capacity to expose its listeners with diverse pespectives. The ones who has an eclectic music preference mdash whom does not have strong preference to any music cathegory, but showing the flexibility in listening to diverse kind of musics mdash are the empathetic individuals. This research aims to find the correlation between eclectic music preference and empathy in college students of millennial generation. This research was conducted to 356 participants. Respondents rsquo music preference was measured by a modified version of Short Test of Music Preferences STOMP from Rentfrow and Gosling 2013 , and Interpersonal Reactivity Index IRI by Davis 1980 was used to measure respondents rsquo empathy. The result of this research showed that there is a significant correlation between eclectic music preference and empathy r 0,164 p 0.002, significant at L.o.S 0.01 . Suggestions for further research is to notice respondents rsquo characteristics, such as respondents rsquo background at music education or performing, consider other measurement method, and carry out deeper elicitation about the developing music culture at the current time.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliva Zennedya Kurnia
Abstrak :
Kegiatan membaca, terutama genre fiksi, ditemukan dapat meningkatkan empati tanpa interaksi langsung. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menguji kembali hubungan membaca dengan empati dan menguji efek mediasi intellectual humility dalam hubungan tersebut sebagai karakteristik individu yang mengindikasikan kesediaan untuk menerima pandangan yang berbeda. Penelitian ini juga menguji peran faktor gender, IPK, dan preferensi genre bagi empati. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia (N=163, M usia=20,4, SD=1,42) mengisi kuesioner tentang membaca, empati, dan intellectual humility secara daring. Analisis mediasi menunjukkan bahwa total effect membaca terhadap empati tidak signifikan (β=0,011, t=0,079, p=0,937), namun indirect effect-nya signifikan dengan mediasi intellectual humility (β=0,113, t=2,337, p=0,019). Sub-skala respect for others’ viewpoints dari intellectual humility juga memediasi hubungan antara apresiasi membaca dan dua sub-skala empati, yaitu perspective taking (β=0,025, t=2,880, p=0,004) dan empathic concern (β=0,031, t=2,620, p=0,009). Analisis independent sample t-test dan regresi linier sederhana menemukan bahwa gender (t(161)=2,26, p=0,025, d=0,355) dan IPK (β=3,44, R²=0,05, F(1, 161)=8,46, p=0,004) memprediksi empati secara signifikan, namun analisis one-way ANOVA menunjukkan bahwa preferensi genre tidak berhubungan secara signifikan dengan empati (F(2, 105)=0,313, p=0,732). Implikasi dari penelitian ini menyangsikan signifikansi genre dan mengangkat potensi intellectual humility sebagai faktor pendukung perkembangan empati melalui kegiatan membaca. ......Reading, especially fiction, has been associated with increased empathy without the need for direct interpersonal interaction. This study aimed to re-examine the relationship between reading and empathy and investigate the mediating effect of intellectual humility as a characteristic that indicates a willingness to accept others’ perspectives. It also sought to test the roles of gender, GPA, and genre preference in empathy. Undergraduate students from various Indonesian educational institutions (N=163, M age=20.4, SD=1.42) filled out online questionnaires on reading, empathy, and intellectual humility. Mediation analysis results showed an insignificant total effect of reading on empathy (β=.011, t=.079, p=.937), but its indirect effect mediated by intellectual humility was significant (β=.113, t=2.337, p=.019). Respect for others’ viewpoints, a sub-scale of intellectual humility, also mediates the relationship between reading appreciation and two sub-scales of empathy: perspective taking (β=.025, t=2.880, p=.004) and empathic concern (β=.031, t=2.620, p=0.009). Independent sample t-test and simple linear regression analyses showed that gender (t(161)=2.26, p=.025, d=.355) and GPA (β=3.44, R²=.05, F(1, 161)=8.46, p=.004) significantly predict empathy, but a one-way ANOVA analysis showed an insignificant relationship between genre preference and empathy (F(2, 105)=.313, p=.732). These results question the significance of genre and highlight intellectual humility’s potential in developing empathy through reading.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korifanny Petrisia
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah anak-anak sebagai pelaku beberapa tindak kejahatan memperlihatkan bahwa anak membutuhkan empati sebagai penyangga perilaku. Pemahaman empati akan membantu anak memahami apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga akan peka saat melakukan sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program pembacaan buku cerita bergambar untuk meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empathy Scale for Children ESC . Disain penelitian ini adalah one group pre-test-post-test design. Metode pembacaan yang digunakan adalah dialogic reading, yang merupakan metode pembacaan cerita interaktif dengan tanya jawab antara pembaca cerita dengan anak. Pembacaan cerita menggunakan 4 buku cerita bergambar yang bercerita mengenai perasaan senang, sedih, marah dan takut. Pembacaan cerita dilakukan selama 4 hari pada TK XY, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dengan total partisipan sebanyak 29. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan buku cerita bergambar dengan dialogic reading secara signifikan meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan checklist perilaku sebelum dan sesudah intervensi atau melakukan pembacaan buku cerita secara individu dengan orang tua atau guru.
ABSTRACT
The increasing number of children as offenders shows that children need empathy as buffer for their behavior. Empathy understanding will help children to have perspectives of what other people feel, hence children will have some consideration before act. The aim of this research is to test the effectiveness of picture storybook with dialogic reading to develop empathy understanding of children age 3 4 years old. The effectiveness of picture storybook with dialogic reading is measured using Empathy Scale for Children ESC . The Research design is one group pre test post test design. This research using dialogic reading as the reading method, which is interactive reading method between the storyteller and children. The storytelling use 4 picture storybooks each about happy, sad, anger and scare that conducted for 4 days at XY Kindergarten, Payakumbuh, West Sumatra. The statistical results demonstrate that there is significant difference at children rsquo s empathy understanding score before and after the book reading. For further research, can do the behavior checklist before and after the intervention or do one to one book reading with teacher or parent.
2017
T49688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Theodorus Larosa
Abstrak :
ABSTRAK
Mekanisme yang mendasari pengaruh stres akut kepada dimensi dari empati belum dipahami secara baik. Satu kemungkinan mekanisme adalah melalui kemampuan inhibisi. Menggunakan metode eksperimental, penelitian kali ini berusaha untuk mengkaji hubungan antara stres akut, yang dimunculkan menggunakan Paced Auditory Serial Addition Task-Computerized PASAT-C, kemampuan inhibisi, yang diukur menggunakan Stop Signal Task SST, dan dimensi dari empati yang diukur menggunakan Interpersonal Reactivity Index IRI . Hasil menunjukan bahwa stres akut dapat memprediksikan secara negatif dimensi fantasy dan perspective taking, dan secara positif dimensi empathic concern dan personal distress dari empati. Selain itu ditemukan bahwa kemampuan inhibisi dapat memprediksi secara positif empati kognitif. Stres akut tidak dapat memprediksi kemampuan inhibisi. Implikasi dari hasil studi didiskusikan.
ABSTRACT
The mechanisms by which acute stress affect dimensions of empathy are not fully understood. One potential mechanism is through response inhibition. Using experimental design, present study was conducted to explore the relationships between acute stress manipulated using Paced Auditory Serial Addition Task, response inhibition measured using stop signal task, and dimensions of empathy measured using Interpersonal Reactivity Index . Results suggest that acute stress significantly predict lower cognitive empathy, fantasy and perspective taking, and higher affective empathy, empathic concern and personal distress, while better response inhibition significantly predict higher cognitive empathy. Response inhibition were not affected by acute stress. Potential implications of the study were discussed.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library