Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christopora Intan Himawan Putri
"Pada anak usia prasekolah, regulasi emosi merupakan aspek penting dari perkembangan sosial anak. Secara khusus, regulasi emosi berperan sebagai kunci dari kemampuan anak dalam mengelola tuntutan dan konflik yang mereka hadapi ketika berinteraksi dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk meregulasi emosi merupakan faktor risiko penting dalam pembentukan perilaku agresif di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program dalam meningkatkan regulasi emosi pada anak. Penelitian ini merupakan one group pretest-posttest design yaitu menggunakan satu kelompok eksperimental tanpa adanya kelompok kontrol. Hasil dari pengolahan data wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa program regulasi emosi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak usia prasekolah 3-4 tahun.

In preschoolers, emotional regulation is an important aspect of children 39 s social development. In particular, emotional regulation plays a key role in the ability of children to manage the demands and conflicts they face when interacting with others. The inability to regulate emotions is an important risk factor in the formation of aggressive behavior in the future. This study aims to see the effectiveness of the program in improving emotional regulation in children. This research is one pretest posttest design group that uses one experimental group without any control group. The results of the wilcoxon signed rank test showed that the emotional regulation program was effective in improving the emotional regulation ability for preschoolers 3 4 years."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurshabrina Adani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengalaman parentificationterhadapkemampuan regulasi emosi pada mahasiswaperguruan tinggipenerima Bidikmisi. Pengukuran parentificationmenggunakan Parentification Inventory(Hooper, 2009), sedangkan kemampuan regulasi emosi diukur menggunakan The Brief Version of Difficulties in Emotion Regulation Scaleatau DERS-16 (Bjureberg dkk, 2016). Penelitian ini dilakukan pada 482 partisipan dengan rentang usia 18-25 tahun (M= 20,02, SD= 1,376)dengan jumlah 351 partisipan perempuan dan 131 partisipan laki-laki. Hasil analisis menunjukkan bahwa parentfication(β= 0,162, p<0,05) memiliki pengaruh yangpositif dan signifikan terhadapdisregulasi emosi, sehinggasemakin tinggi parentification yang dialamisemasa kecil dan remajamakasemakin buruk kemampuan regulasi emosi. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi emotional parentification(β= -0,196, p<0,01) dan instrumental parentification(β= 0,166, p<0,05) memiliki kontribusi terhadap kemampuan regulasi emosi

ABSTRACT
This study aim to examine the influence of parentification on theability ofemotional regulation among students of Bidikmisischolarship.The measurement of parentification is using the Parentification Inventory (Hooper, 2009), and the measurement of the ability in emotional regulation is using The Brief Version of Difficulties in Emotional Regulation Scaleor DERS-16 (Bjureberg, 2016). Resultindicate that parentification (β= 0,162, p<0,05) positively influence the dysregulation in emotion, which means the higher parentification, the worse the ability in emotional regulation. Furthermore, result indicate that both emotional parentification (β = -0,196, p<0,01) and instrumental parentification(β= 0,166, p<0,05) have variance in emotional regulation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Azizah Hasan
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aspek yang mendasari tindakan memendam emosi pada orang Asia Amerika dalam seri Beef (2023). Penelitian ini melihat bahwa seri tersebut mendatangkan perspektif baru dalam mengamati emosi orang Asia Amerika serta keterkaitannya dengan konteks sosial. Dua karakter utama dalam seri tersebut tinggal di tengah hierarki sosial yang kuat. Oleh karena itu, emosi yang merupakan bagian penting individu ditekan oleh ketidakseimbangan agensi dalam struktur sosial yang ada. Dengan demikian, pola tindakan memendam emosi pada dua karakter tersebut tidak hanya dapat dilihat secara gamblang, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari yang dijalani mereka sebagai orang Asia Amerika. Berangkat dari latar belakang tersebut, analisis wacana dan pragmatik berfungsi untuk memperlihatkan hubungan antara emosi individu serta identitas mereka sebagai orang yang hidup dalam masyarakat luas. Analisis pada penelitian ini mengambil sejumlah adegan yang menunjukkan representasi paling kuat terhadap emosi yang dipendam. Dengan mengacu pada teori tindak tutur dari Austin dan Searle serta maksim dari prinsip kerja sama Grice, penelitian ini menemukan banyak penerapan tindakan yang berlawanan dengan maksim oleh dua karakter utama. Tindakan tersebut ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan ucapan orang lain, menyembunyikan bagian diri yang tidak baik, dan meyakinkan kemampuan diri terhadap orang di sekitar mereka. Sementara itu, temuan penelitian juga menunjukkan tindakan yang berlawanan dengan maksim pada orang-orang di sekeliling dua karakter utama untuk mengalihkan pembicaraan berdasarkan alasan dan tujuan tertentu. Penelitian ini kemudian merangkum bahwa tindakan yang berlawanan dengan maksim pada dua karakter utama menjadi sebuah pola tindakan memendam emosi, yang sekaligus menjadi sejenis strategi mereka untuk tampil mampu beradaptasi di tengah masyarakat Amerika.

This paper is aimed to discover underlying aspects behind the suppressed emotions of the Asian Americans in the series Beef (2023) by using the combination of discourse and pragmatics analysis. This paper finds that the series offers a fresh lens in paying attention to emotions of the Asian Americans and its relations to social context. As the two main characters live in a society where racial hierarchy strongly exists, emotions that should be recognized are suppressed by such existing imbalance of agency in the social structure. Then, patterns of suppression of emotions not only could be seen in an obvious way, but also in the everyday interactions experienced by them as Asian American individuals. Discourse and pragmatics analysis then disclose the relations between suppressed individual emotions and their identity living in a wide society. Several scenes which depict the most representations of suppressed emotions are taken for analysis. Referring to Austin and Searle’s speech acts as well as Grice’s cooperative principles, this study specifically finds many applications of acts against maxims by the two characters to conform with others’ utterances, to hide a part of themselves that are not favorable, and to assure their surrounding of their capability. Meanwhile, acts against maxims are found in the characters around them to divert their conversations based on certain motives. This study then concludes acts against maxims shown by the two main characters suggest a pattern of suppressed emotions and simultaneously their strategy to appear capable of fitting in the American society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library