Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martin, Anthony Dio
Jakarta: Gramedia, 2006
152.4 MAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin
Yogyakarta : Tunas Publishing, 2006
152.4 MUH e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ronnie M
Jakarta: Hikmah, 2006
152.4 DAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wahyuningsih
"Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan tertinggi (ultimate Intelligence) yang dirniliki manusia. Kecerdasan ini menghantar manusia pada penemuan dan pernahaman akan makna dan nilai dalam menjalani atau melakukan sesuatu. Pencapaian kualitas kecerdasan spiritual (SQ), tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dua kecerdasan terdahulu (IQ & EQ). Idealnya, ketiga kecerdasan utama tersebut harus saling sejajar, meskipun masing-masing memiliki kekuatan wilayah tersendiri dan dapat berfungsi secara terpisah. Karena kecerdasan dapat berkembang dan meningkat, maka diperlukan metode untuk peningkatannya. Dan literatur yang ada, diketahui bahwa riyadhah (olah jiwa) dan iqra' (kemampuan membaca ayat-ayat qauliyah dan kauniyah) memiliki pengaruh tcrhadup peningkatan kecerdasan spiritual (SQ). Oleh karena itu, perlu diketahui berapa besar pengaruh intensitas riyadhah dan intensitas iqra' terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ), apakah kedua variabel memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas riyadhah dan intensitas iqra' terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ) pada jama'ah kajian Daarul Muwahhid Jakarta-Barat.
Desain penelitian adalah non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif serta mengguna';an metode ex post facto. Regresi tinier digunakan untuk menganalisis data dengan bantLan SPSS var. 11.5 for windows.
Populasi penelitian adalah kelornpok-kelompok kajian yang melakukan riyadhah dan. iqra' dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun sampel penelitian adalah jama'ah kajian' Daarul Muwahhid, dengan pertimbangan, jama'ah kajian ini selain mengkaji Al-Qur'an, Al-Hadits dan Al-Hikam untuk meningkatkan IQ, juga bersbsialisasi dengan masyarakat sekitar, guna meningkatkan EQ serta bertekad memperbaiki hubungan vertikal dengan Sang Khalik melalui peningkatan SQ.
Penelitian ini menggunakan metode pengtunpulan data berapa kusioner yang disebarkan kepada 40 responder, yang sebelumnya telah di try out pada jama'ah kajian Darin Tauhid Cipaku Jakarta-Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel memberi pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ) sebesar 85.5 %, sisanya dipengaruhi oleh factor-faktor yang lain.

Spiritual Quotient constitutes an ultimate intelligence owned by a human being. This intelligence accompanies a human being to the discovery and understanding of a meaning and value in performing something. As the intelligence may escalate an individual to a better Ievel, therefore a methed is required to enhance the intelligence. It is known from the existing literature that Riyadhah (spiritual processing) and Igra' (capability to read verses of gauliyah and kauniyah) have an effect towards the enhanc Arent of spiritual intelligence. Therefore it is necessary to know how much effect of the intensity of riyadhah and iqra' is with respect to the enhancement of SQ, whether both variables have a big influence in the enhancement of SQ.
The objective of this research is to know how much effect of the intensity of riyadhah and iqra' is with respect to the enhancement of spiritual intelligence in the community for Daarul Muwahhid study in West Jakarta.
Research design is non-experimental by using a quantitative approach and using method of ex post facto. Linear Regression is used to analyze data by help of SPSS ver. 11.5 for Windows.
Research population is groups who perform riyadhah and iqra' in their daily life. As regards research sample, the community for Daarul Muwahhid study in West Jakarta, with the consideration, that the study community besides studying al-Qur'an, Al-Hadits and Al-Hikant, to enhance IQ, also socializing with the surrounding community to enhance EQ, simultaneously with the faith to correct vertical relations with the Creator through the effort of SQ improvement.
This research uses data collecting method in the form of a questionnaire distributed to forty (40) respondents, the questionnaires of which have previously been tried out in the community of Daarut Tauhid Study, Cipaku, South Jakarta.
Research results show that riyadhah and iqra' have an effect of 85.5% with respect to the enhancement of spiritual intelligence.
"
2007
T17578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goleman, Daniel
New York: Bantam Books, 2005
153 GOL e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin
Yogyakarta: Diva Press, 2007
152.4 MUH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wijaya
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan pegawai Kantor Pelayanan Tipe A Tanjung Priok III, baik secara parsial maupun secara simultan. Kecerdasan emosional menurut Coleman (I955: 57) adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dalam berinteraksi dengan orang lain. Komitmen menurut Greenberg dan Baron (2003: 159) adalah tingkat dimana orang mengidentifikasikan dan terlibat dengan organisasinya atau tidak tertarik untuk keluar dari organisasinya. Sedangkan kinerja menurut Robbins (1986: 410) adalah aktivitas yang menggambarkan bagaimana seseorang berusaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan juga merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan beruama.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III yang berjumlah 249 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil dengan metode stratified random sampling yaitu sebesar 60 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sementara itu instrumen pengumpulan data disusun dalam angket yang menggunakan skala model Likert. Analisis data dilakukan pada taraf signifikansi 95 % dan hasilnya adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,562. Dari angka korelasi ini maka taksiran koefisien determinasinya adalah 0,316. Angka ini dapat diinterpretasikan bahwa 31,6 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabel kecerdasan emosional. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X~ dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 4,743 > tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel kecerdasan emosional secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan .Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,626. Berdasarkan angka korelasi ini maka harga koefisien detenninasinya 0,391, yang berarti 31,9 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabeI komitmen organisasi. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X2 dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 5,681 > t tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel komitmen organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi antara kedua variabel babas dengan variabel terikat adalah sebesar 0,751. Koefisien deterrninasinya dapat dihitung menjadi 0,564. Angka ini mencerminkan bahwa variansi kinerja pelayanan dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional dan komitrnen organisasi secara bersama-sama sebesar 56,4 %. Dengan kata lain variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama dapat memprediksi variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan sebesar 56,4 %, meiaiui regresi Y = 11,877+ 0,416 Xi + 0,429 X2. Uji keberartian dengan menggunakan uji F menghasilkan F hitung sebesar 36,793 Karena (Fh = 36,793 > F, 3,15), dengan demikian variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara serentak (simultan) berpengaruh terhadap kinerja pelayanan.
Saran-saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain (1) instansi DJBC diharapkan memberikan perhatian yang lebih terhadap faktor ini. Perhatian ini berupa pelatihan dan kursus yang diberikan sesuai jenjang dan kepangkatan serta sesuai kebutuhan--pekerjaannya berkaitan dengan pengguna jasa dan (2) ,pihak DJBC perlu memberikan perhatian kusus pada masalah komitmen organisasi. Peningkatankomitmen organisasi dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta mekanisme reward dan punishment untuk meningkatkan integritas yang arahnya kepada peningkatan komitmen pegawai.

The aim of the research is to identify the influence of emotional intelligence and organization commitment toward service performance at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III. Emotional Intelligence is the ability to understand self emotion, manage emotion, motivate himself or herself, to recognize other people emotion and to make good relation between himself or herself with another. Commitment is the extent to which an individual identifies and is involved with his or her organization or is unwilling to leave_ Meanwhile performance is how well you do a please of work and activity.
Population of the research is all of customs officer at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III which are 249 people. The sample was taken by using stratified random sampling method, namely 60 respondents. The method of research is associative method with quantitative approach. Meanwhile, instrument for data collection is questionnaire using Likert scale model. Data analysis is applied in significancy level of 95 % and the results are as follow :
1. There is a significant influence between emotional intelligence and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.562. Determination coeficient is 0.316. It can be interpreted that 31.6 percent variance of service performance variable can be predicted by emotional intelligence variable. Based on significance test, correlation between X1 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 4,743 which is bigger than ttable 2.39, so that Ho is denied. It means that emotional intelligence variable significantly influence the service performance.
2. There is a significant influence between organization commitment and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.626. Determination coeficient is 0.391. It can be interpreted that 31.9 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment variable. Based on significance test, correlation between X2 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 5.681 which is bigger than ttable 239, so that Ho is denied. It means that organization commitment variable significantly influence the service performance.
3. There is a significant influence between emotional intelligence and organization commitment simultaneously toward service performance. Carrel-it-ion coefficient of the both independant variable and dependant variable is 0.751. Determination coeficient is 0.564. It can be interpreted that 56.4 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment and emotional intelligence trough regression equation Y= 11.887 + 0.416 Xi + 0.429 X2. Trough F test found F counted is 36.793. Becaused Fcounted = 36.793 is bigger than Ftable =5.01, so that emotional intelligence and organization commitment variable simultaneously influence service performance.
Recommendations that can be suggested here are: (I) Customs should pay more attention on emotional intelligence. This attention can be in shape of trainning and course for customs officer that is suitable for their job needs. (2) Customs should pay special attention on organization commitment. It can be implemented trough course and trainning as well as reward and punishment mechanism in order to improve integrity and finally to improve organization commitment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, Anthony Dio
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
152MARS001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Marina
"Penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan kecerdasan emosional pada orang tua yang mendongeng dan tidak mendongeng. Kecerdasan emosional sendiri, adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan di tengah frustrasi, mengontrol impuls dan menunda kepuasan, meregulasi mood dan tetap mampu berpikir dalam keadaan tertekan, serta berempati dan berharap (Goleman, 1996).
Sementara itu, kegiatan mendongeng adalah sebuah seni pengisahan cerita dengan tujuan memberi hiburan pada live audience (pemirsa langsung), tentang kejadian-kejadian nyata maupun imaginatif yang dapat diambil dari naskah puitis dan/atau prosa, atau sumber-sumber lisan, tertulis atau rekaman dan melibatkan gesture, vokalisasi, musik atau gambar untuk memberikan kehidupan pada cerita. Dalam mendongeng, pendongeng melibatkan keterampilan berekspresi yang menuntut kesadaran pendongeng akan pengalaman emosi, motivasi untuk bercerita, keterampilan sosial, berempati, dan mengontrol emosi. Keterampilan itu bersinggungan dengan lima dimensi kecerdasan emosional yang dalam penelitian ini diukur dengan Inventori Kecerdasan Emosi (Lanawati, 1999).
Dalam penelitian ini terdapat sebanyak 70 orang tua yang mendongeng dan 72 orang tua yang tidak mendongeng, masing-masing diberikan Inventori Kecerdasan Emosional. Hasil t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan (p < 0,01) antara kedua kelompok tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional pada orang tua yang mendongeng dan orang tua yang tidak mendongeng. Mengingat masih sedikitnya penelitian di Indonesia mengenai kecerdasan emosional dan kegiatan mendongeng, perlu diadakan penelitian-penelitian mengenai hal tersebut, terutama dengan penilaian kegiatan mendongeng yang lebih komprehensif.
Saran praktis dari penelitian ini adalah untuk mensosialisasikan kegiatan mendongeng pada orang tua, melihat dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan ini, tidak hanya bagi orang tua sendiri, namun juga pada anak-anak.

This research studies the difference of emotional intelligence of parents who conduct storytelling and those who do not. Emotional intelligence is the ability to self-motivate and preserve in the midst of frustration, the ability to control impulses and delay satisfaction, regulate moods and able to think under pressure as well as empathy and hope (Goleman, 1996).
The act of storytelling in accordance to the definition within this research is the art of storytelling with the purpose of providing entertainment to a live audience, based on real or imaginary events which may originate from poetry, prose or other sources of oral, written, or recorded sources, and includes body language, vocals, music or images to bring life to the story. The storyteller is involved in verbal and non-verbal expression skills which require the awareness of the storyteller in emotional experience, social skills, empathy, motivation and the ability to control emotion. All these skills relate to the five dimensions of emotional intelligence, which in this research shall be measured by Emotional Intelligence Inventory (Lanawati, 1999).
Approximately 70 (seventy) parents who conduct storytelling and 72 parents (seventy-two) parents that have never participated in storytelling are given an Emotional Intelligence Inventory (Lanawati, 1999). The T-Test results indicate that there is a significance in the score margins (p < 0,01) between the two groups of parents. Thus, there appears that storytelling significantly differentiate the emotional intelligence between parents who conduct storytelling and parents who don?t. Furthermore, in light of the fact that small number research in Indonesia has been conducted on emotional intelligence and storytelling, further studies needs to be conducted on this issue, specifically more comprehensive acts of storytelling.
A practical suggestion is to socialize storytelling to parents that perceive the positive influence storytelling portrays, not only to the parents themselves but also to the children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat
"Tema penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti terhadap hasil penelitian sebelumnya oleh Molina (2006) yang menungkapkan bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya pada remaja yang mengikuti program homeschooling ternyata kurang optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti memiliki asumsi awal bahwa jika interaksi sosial dengan teman sebaya kurang optimal, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kecerdasan emosionalnya. Penelitian ini kemudian dilakukan untuk meneliti perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang mengikuti program homeschooling dengan remaja yang mengikuti sekolah formal biasa. Untuk mengetahui skor kecerdasan emosional dari kedua kelompok yang diteliti maka digunakanlah alat ukur Inventori Kecerdasan Emosional yang dikembangkan oleh Lanawati (1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan skor kecerdasan emosional yang signifikan antara remaja yang mengikuti program homeschooling dengan remaja yang mengikuti sekolah formal biasa. Perbedaan skor tersebut jika dilihat dari nilai rata-ratanya, maka diperoleh data bahwa skor kecerdasan emosional remaja yang mengikuti program homeschooling secara umum lebih rendah dibandingkan dengan yang mengikuti sekolah formal biasa. Selanjutnya melalui penelitian ini juga didapatkan hasil berupa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada dimensi social skills diantara kedua kelompok yang diteliti.

This theme come from researcher interest to the result of previous research by Molina (2006) that social interaction in adolescent who followed homeschooling programme were not optimal. Based on it, researcher assume that if the social interaction were unoptimal and so the emotional intelligence. The research objective is to find out the difference of emotional intelligence between homeschooled adolescent and formal schooled adolescent. This reseach used Emotional Intelligence Inventory developed by Lanawati (1999) to score.
The result shows that there were significant differentiation between homeschooled adolescent and formal schooled adolescent. According to the average score, the homeschooled adolescent score is lower than formal schooled adolescent score. Another result is that there is no significant differentiation in social skill dimentions between the two groups.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>