Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Williams, J. H.
Middlesex: Penguin Books, 1956
599.67 WIL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mien Savira
"Saat ini gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) tercatat sebagai hewan dengan status konservasi ?critically endangered?, terkait dengan penurunan populasi yang drastis selama 25 tahun terakhir serta permasalahan habitat dan konflik gajah-manusia yang terjadi secara terus-menerus. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa gajah sumatera semakin rentan terhadap resiko kepunahan sehingga manajemen konservasi yang tepat perlu dirumuskan. Penelitian ini dilakukan untuk berkontribusi dalam penentuan manajemen konservasi komprehensif, melalui analisis terhadap variasi daerah D-loop (displacement loop) DNA mitokondria menggunakan sampel noninvasif berupa feses yang diperoleh populasi di Taman Nasional Way Kambas sebagai salah satu populasi gajah sumatera yang tersisa di alam. Tingkat variasi genetik yang rendah terdeteksi pada populasi tersebut melalui penemuan satu jenis haplotipe [h, = 0] dari 31 sampel yang dianalisis. Hasil tersebut mengindikasikan kemungkinan pengaruh founder effect, lineage sorting, dan selective sweep terjadi pada populasi gajah sumatera di Taman Nasional Way Kambas. Meskipun demikian, penggunaan marka molekul mikrosatelit serta penambahan jumlah sampel perlu dilakukan untuk memperoleh hasil analisis yang lebih representatif terhadap populasi gajah sumatera di Taman Nasional Way Kambas.

The sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) has been classified as ?critically endangered?, related to drastic population decline during the last 25 years, ongoing habitat problems and human-elephant conflicts. This situation indicates that the sumatran elephant is facing a greater risk of extinction, hence appropriate conservation management should be determined. To contribute to a comprehensive conservation management for this subspecies, this research was conducted to analyze the variation of mitochondrial DNA D-loop using noninvasive fecal samples obtained from Way Kambas National Park, as one of the sumatran elephant remaining population in the wild. Low level of genetic variation was detected in this population through the observation of single haplotype [h, = 0] from 31 samples used in the analysis. This result indicates the possible influence of founder effect, lineage sorting and selective sweep to the population. Nevertheless, this result should be accompanied with genetic information from biparental molecular marker (e.g. microsatellites) and larger sample size to discover the more representative description about the population.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42252
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Awanti Nila Krisna
"ABSTRAK Pertambahan jumlah penduduk mendorong permintaan daging sebagai salah satu bahan pangan terus meningkat, namun hal ini belum diimbangi dengan peningkatan produksi daging dalam negeri yang memadai. Sebagai jenis satwa liar dilindungi, pemanfaatan rusa timor dapat dilakukan dari hasil penangkaran. Saat ini kegiatan penangkaran hanya sebatas pengembangbiakan untuk meningkatkan jumlah populasi, belum disertai upaya pemanfaatannya. Riset ini bertujuan: menganalisis keberlanjutan penangkaran rusa timor sistem kandang dan sistem bebas, menganalisis persepsi dan sikap masyarakat tentang pemanfaatan rusa timor hasil penangkaran sebagai alternatif sumber protein hewani, dan merumuskan strategi penangkaran dan pemanfaatan berkelanjutan rusa timor. Metode riset ini meliputiLife Cycle Assessment, Life Cycle Cost, Social Life Cycle Assessment dan Life Cycle Sustainability Assessment, untuk menilai keberlanjutan, analisis pasar untuk menilai persepsi dan sikap masyarakat, serta analisis isi dan SWOT Delphi untuk merumuskan strategi kebijakan. Hasilnya menunjukkan keberlanjutan penangkaran sistem kandang dan sistem bebas di lokasi riset tidak berbeda jauh, karena manajeman dan penggunaan input pada kedua penangkaran hampir sama. Persepsi dan sikap masyarakat terhadap pemanfaatan rusa timor hasil penangkaran sebagai alternatif sumber protein hewani positif, dalam hal status konservasi, aspek pemanfaatan, keamanan pangan, kualitas, dan harga. Perlu dilakukan kajian dan penyederhanaan kebijakan penangkaran dan pemanfaatan hasilnya, serta meningkatkan kerjasama dengan para pihak, sehingga pemanfaatan rusa timor hasil penangkaran sebagai alternatif sumber protein hewani untuk mendukung ketahanan pangan dapat diimplemantasikan, tanpa mengganggu upaya pelestariannya di alam. Kata kunci: rusa timor, keberlanjutan, persepsi, sikap, penangkaran
ABSTRACT
Population growth have increased the demand for meat as one of the foodstuffs. However, this has not been matched by adequate domestic meat production. The utilization of timor deer can be fullfiled from captive breeding due to its status as a protected wildlife. At present, the breeding activities are only limited to increasing the population and not yet to balance of utilization efforts. This research aimed to analyze the sustainability status of timor deer captive breeding (cage and free systems) and to analyze the community perceptions and attitudes towards the use of timor deer as an alternative source of animal protein, and arrange strategies for sustainable captive breeding and use of timor deer. The methodology in this research covering Life Cycle Assessment, Life Cycle Cost, Social Life Cycle Assessment and Life Cycle Sustainability Assessment, market analysis for assessing community perceptions and attitudes, as well as content analysis and SWOT Delphi for formulating policy strategies. The results showed that the sustainability of both model of captive breeding systems in the research site did not considerably differ each other due to the almost similar management and use of resources. Moreover, the community perceptions and attitudes towards the use of captive timor deer as an alternative source of animal protein denoted positiveness, either in terms of conservation status, used,  food security, quality and price aspects. Above all, it is still necessary to evaluate and simplify the policies of timor deer captive breeding and the use of the results as well as improve cooperation with the related parties. By these efforts, the use of captive timor deer as an alternative source of animal protein to supporting food security can be well implemented, without disrupting its preservation in nature.

 

"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
D2545
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elmas Ghita Ladia
"Pengelompokkan sosial dan kondisi lingkungan yang tercipta di kebun binatang dapat memengaruhi perilaku reproduksi gajah sumatra. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis perilaku reproduksi tahap pre-copulatory sebagai perilaku diurnal pada gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus, Temminck 1847) jantan adolescence di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian dilakukan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di DKI Jakarta. Waktu pengamatan dimulai pukul 08.00—14.00 WIB dengan interval waktu 15 menit selama 60 hari. Metode pengamatan yang digunakan adalah continuous focal sampling dan ad libitum untuk mengamati perilaku pre-copulatory meliputi flehmen, agonistic, reaching over, drive, erection, dan attempt mount. Penelitian pula dilakukan untuk mengamati perilaku harian dan perilaku interaksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan perilaku harian dan interaksi sosial tertinggi gajah sumatra jantan adolescence di TMR yaitu makan (55,26%) dan conspecific play (0,96%). Gajah sumatra jantan adolescence hanya menunjukkan perilaku flehmen kepada gajah betina yang dikandangkan bersama dengan persentase sebesar 0,114% (0,107%: alpha female; 0,007%: betina subordinat). Perilaku flehmen ditunjukkan oleh gajah jantan adolescence saat betina urinasi di hari ke-11 hingga 14. Peneliti menyimpulkan bahwa gajah sumatra jantan adolescence yang terdapat di TMR sudah melewati inisiasi pubertas dengan menunjukkan perilaku reproduksi pre-copulatory yaitu flehmen kepada gajah betina dewasa.

Social groupings and environmental conditions in zoos can affect the reproductive behaviour of elephant. This study evaluated the pre-copulatory behaviour as diurnal pattern of adolescent male sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus, Temminck 1847) at Taman Margasatwa Ragunan. Observations have been carried out sixty days during the implementation of the third level of community activity restrictions during the COVID-19 pandemic in the DKI Jakarta province, starting from 8 a.m. to 2 p.m. with an interval of 15 minutes. Continuous focal sampling and ad libitum were employed as study methods to observe the pre-copulatory behaviour, including flehmen, agonistic, reaching over, drive, erection, and attempt mount. Furthermore, the researcher observed daily and social interaction behaviour. Daily behaviour and social interaction behaviour of adolescent male sumatran elephant in TMR dominated by feeding (55.26%) and conspecific play (0.96%). The results showed that adolescent male sumatran elephant only performed flehmen behaviour to female elephant, caged together with 0.114% (0.017%: alpha female; 0.007%: subordinate female). Flehmen’s behaviour was shown by an adolescent male sumatran elephant when a female elephant urinated on days 11—14. Thus, this study reports that adolescent male sumatran elephant passed the initial of puberty by showing flehmen as precopulatory behaviour to female elephant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library