Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Handaya Saputra
Abstrak :
The electronic industry’s need for semiconductor material is increasing each year due to technology’s rapid development. Semiconductor material has an electric conductivity of approximately 10-8-103 S/cm, and it is used as an important component in electronic devices. Semiconductor material is generally made of plastic modified with conductive filler. The problem with using semiconductor material is that the discarded components can be plastic waste that requires significant time to degrade; therefore, the synthesis of semiconductor material from natural substances must be observed. One of these natural substances is nata de coco fiber modified with a conductive filler. The impregnation method is used in the synthesis of the nata de coco fiber composite. The fillers used in this study are ZnO and silica, and the size of the filler particle and the concentration of the filler suspension are used as variations. From the SEM-EDX results, it can be seen that the filler is successfully deposited on the nata de coco fiber. Silica filler gives a higher conductivity than ZnO filler because of its lower energy band gap. The highest conductivity result is obtained from the composite impregnated in a 0.3-0.4 mm particle diameter of filler with 3% w/v suspension concentration for three days, producing the conductivity result of 6.95×10-6 S/cm for ZnO filler and 10.1×10-6 S/cm for silica filler, or about 16 times higher than the conductivity of nata de coco fiber.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:7 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Andhika
Abstrak :
Dengan semakin kompetitifnya dunia usaha dewasa ini, suatu perusahaan, agar tetap bisa bertahan, perlu melakukan inovasi-inovasi terhadap produk yang dihasilkan ataupun mengembangkan produk yang sudah ada. Badan yang melakukan inovasi-inovasi dan pengembangan di suatu perusahaan biasanya disebut sebagai Departemen Research & Development (R&D). Biaya R&D bagi perusahaan yang menjalankan fungsi R&D merupakan bagian yang signifikan dari total biaya keseluruhan. Suatu proyek R&D biasanya memakan waktu yang cukup lama untuk penyelesaiannya, sehingga ada resiko sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Kombinasi dart perlunya kegiatan R&D, besarnya biaya R&D dan resiko yang cukup besar, menuntut adanya perencanaan dan pengendalian yang baik atas proyek-proyek R&D yang dijalankan agar efektivitasnya meningkat. Berdasarkan argumentasi tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti praktek yang dilakukan suatu perusahaa dalam melakukan perencanaan dan pengendalian proyek-proyek R&D. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi lapangan dilakukan di Divisi R&D PT. National Gobel penghasil produk elektronika. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa secara umum proses perencanaan dan pengendalian yang dilakukan R&D National Gobel sama dengan teori-teori dan praktek perusahaan di negara maju. Hanya saja teknik yang digunakan masih sederhana. Disamping itu aktivitas R&D-nya baru mencapai tahap desain sehingga belum melakukan riset dan pengembangan yang sebenarnya. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, sebaiknya di masa yang akan datang, R&D National Gobel berusaha untuk meningkatkan aktivitasnya ke tahap riset dan pengembangan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Dalwatul Ielmi
Abstrak :
Sumber tenaga atau penggerak pada sebuah industri mengahasilkan panas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataanya banyak tidak termanfaatkan hanya dibuang sebagai salah satu sisa proses. Namun walau ada pemanfaatan teknologi panas, hanya digunakan untuk mengalirkan panas dengan cepat sebagai teknologi pendinginan. Salah satu teknologi penukar kalor adalah Heat Pipe yang fungsinya sebagai penghantar kalor. Panas tinggi yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan, sebagai contoh untuk memanaskan ducting sebagai alat dehumidifikasi tanpa memberi daya tambahan untuk prosesnya. Salah satu kebutuhan dehumidifikasi ada pada industri elektronik yang sangat sensitif terhadap kelembaban. Pada Skripsi ini dilakukan perencanaan penggunan Heat Pipe berbentuk U sebagai alat untuk memanaskan udara (dehumidifikasi). Tahap berikutnya dilakukan pembuatan konstruksi U-bend heat pipe untuk proses dehumidifikasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian terhadap konstruksi U-bend heat pipe. Setelah pengujian dilanjutkan dengan analisa dengan konstruksi heat pipe yang dibuat apakah memenuhi tingkat kelembaban udara yang dibutuhkan industri elektronik, JEDEC J-STD-020 Standard <30 °C dan <60 %RH. Heat recovery terbaik didapatkan dari kondisi kecepatan udara 1.0 m/s dan temperature inlet 35 oC yaitu sebesar 175,20 W. Sementara efektifitas terbaik berada pada kondisi kecepatan udara 0.5 m/s dan temperature masuk 30 oC yaitu sebesar 26,09 %. Dari perolehan data, sistem heat pipe dapat memenuhi standar keadaan temperature dan RH sesuai JEDEC STD-020. ......Power Source or driver in an industry make heat very high. Thus most of them cant be used and just become waste. But most of using heat waste just for cooling process. One of heat transfer technology is heat pipe. Heat pipe can move heat from one side to another side. Heat that usually wasted could be moved to reheating air in the ducting. Heat pipe can work without initial power. One necessary in HVAC is to control air moisture. Electronic industry very sensitive about humidity, if air condition too wet can make electronic part fail with the electrostatic discharge. In this final task consisting some work path, first design heat pipe configuration from u-bend heat pipe heat exchanger that already given. Next, experiment that analize performance of the heat pipe configuration. The output of the HVAC for electronic industry that specific for some fabrication is about 30 °C and below 60 %RH. Best heat recovery gain from 1.0 m/s intake velocity and temperature 35 °C as 175,20 W. Best Effectivity gain from 0,5 intake velocity and temperature 30 °C as 26,09 %. In different variable some condition make the configuration fulfill of standrard before. For next experiment the system could be more effective with improvement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Dodwell Marketing Consultants , 1993
621.381 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library