Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Iriawan
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syahrul Ulum
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mardiana Daya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyansah Putera
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran kestabilan keluaran dan energi berkas elektron pada energi 9, 12, 16, dan 20 MeV hasil Linac Varian 210°C di RS. Persahabatan dalam periode pengamatan hampir kontinyu 1,5 bulan. Metode eksperimen dilakukan dengan menggunakan aplikator 10 x 10 cm2, SSD 100 cm dan menggunakan detektor bilik ionisasi Farmer yang diletakkan dalam fantom akrilik. Pengukuran output dilaksanakan pada kedalaman 2,5 cm sedangkan pengukuran energi didasarkan pada rasio output pada 2,5 cm terhadap output pada 3,5 cm. Hasil pengukuran menunjukan output dan energi Linac cukup stabil sesuai batas toleransi ± 2 %. Pengukuran output pada energi 6 MeV tidak dapat dilakukan pengukuran karena telah melampaui jangkauan dari berkas elektron.
Stability of output and energies for Linac Varian 210°C electron beams for energies 9, 12, 16, and 20 MeV at Persahabatan hospital within the period of 1,5 months were measured. Experiments were done at SSD 100 cm using applicator size 10 x 10 cm2 and Farmer ionization chamber in PMMA phantom. Output was measured at 2,5 cm depth while energy was determined as the ratio of outputs at 2,5 and 3,5 cm depths respectfully. Results showed outputs and energies of Linac is within acceptable ± 2% variabilities. Measurements at 6 MeV energy was not possible due to phantom limitation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aprilia Mahfirotin
Abstrak :
Pengukuran standar dosimetri referensi berkas elektron di seluruh dunia hingga kini mengacu pada protokol IAEA TRS-398 dan AAPM TG-51. Kedua protokol ini tidak merekomendasikan penggunaan detektor silinder untuk kalibrasi berkas elektron pada energi rendah. Namun, perkembangan standar dosimetri ini terus dikembangkan guna meningkatkan akurasi kalibrasi dosimetri berkas elektron dalam bidang radioterapi. Terdapat penelitian terbaru yang didasarkan pada AAPM TG-51 yaitu modifikasi kalibrasi berkas elektron. Pada metode tersebut digunakan detektor silinder pada energi rendah dan faktor konversi kualitas berkas terbaru menggunakan simulasi Monte Carlo. Pada studi ini dilakukan implementasi modifikasi kalibrasi berkas elektron dengan energi sebesar 6, 8, 10, 12, dan 15 MeV. Berkas elektron yang digunakan berasal dari dua jenis linear accelerator yaitu Elektra Synergy Platform dan Versa HD. Hasil bacaan muatan diukur dengan detektor PTW 30013, IBA CC13, Extradin A1Sl, dan Extradin A11 yang terhubung pada elektrometer. Dosis serap elektron disajikan dalam bentuk dosis per monitor unit pada kedalaman maksimum (Zmax). Pada studi ini modifikasi kalibrasi dibandingkan dengan TRS-398 untuk mengetahui akurasi hasil pengukuran kalibrasi dosis serap berkas elektron. Hasil pengukuran faktor konversi kualitas berkas antara TRS-398 dengan modifikasi kalibrasi menghasilkan perbedaan sebesar 11,12%. Perbandingan dosis serap antara modifikasi kalibrasi terhadap TRS-398 (Dw) untuk detektor silinder sebesar 1,002 cGy/MU pada Synergy Platform dan 1,000 cGy/MU pada Versa HD sedangkan untuk detektor plan-paralel sebesar 1,013 cGy/MU pada Synergy Platform dan 1,014 cGy/MU pada Versa HD. Metode modifikasi kalibrasi menghasilkan variabilitas hasil yang baik berdasarkan hasil standar deviasi dari pengukuran dosis rata-rata yang diperoleh dari berbagai detektor sebesar 0,5% pada Synergy Platform dan 0,8% pada Versa HD. Oleh karena itu, metode modifikasi kalibrasi dapat meningkatan akurasi hasil pada detektor silinder yang lebih baik dan lebih sederhana untuk diterapkan secara klinis ......The recently worldwide standard measurement of electron beam reference dosimetry refers to the protocols IAEA TRS-398 and AAPM TG-51. Neither of these protocols recommend the use of cylindrical chamber for electron beam calibration at low energies. However, the development of this dosimetry standard continues to improve the accuracy of electron beam dosimetry calibration in the radiation therapy. There is a recent study based on the AAPM TG-51, which is a modified calibration of electron beam. This method uses a low energy cylindrical chamber and the updated beam quality conversion factor using Monte Carlo simulation. In this study, the modified calibration was carried out with energies of 6, 8, 10, 12, and 15 MeV. The electron beam generated from two types of linear accelerator Elektra Synergy Platform and Versa HD. The results of charge readings were measured with PTW 30013, IBA CC13, Extradin A1Sl, and Extradin A11 connected to the electrometer. The absorbed dose to water for electron beam is expressed in dose per unit (cGy/MU) monitor at the maximum depth (Zmax). The result of beam quality conversion factor between TRS-398 with modified calibration showed a difference of 11,12%. The ratio of absorbed dose between modified calibration to TRS-398 (Dw) for cylindrical chamber resulted in an average of 1.002 cGy/MU on Synergy Platform and 1.000 cGy/MU on Versa HD while for plane-parallel chamber it was 1.013 cGy/MU on Synergy Platform and 1.014 cGy/MU on Versa HD. The modified calibration produces good variability in results based on the standard deviation of the average dose per monitor unit obtained from different chambers of 0.5% for Synergy Platform and 0.8% for Versa HD. Therefore, the modified calibration can improve the accuracy of the results on cylindrical chamber which is better and simpler to implement clinically.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Margretha
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Dhia Athalla
Abstrak :
Kandungan CO2 pada gas alam, harus dihilangkan karena merupakan pengotor pada industri gas bumi. Gas CO2 bersifat sangat korosif dan dengan cepat merusak jaringan pipa dan peralatan. Pemisahan gas CO2 yang saat ini sedang dikembangkan adalah teknologi membran. Keuntungan yang dimiliki teknologi membran adalah biaya operasi yang rendah, kebutuhan energi yang rendah dan pengoperasian yang fleksibel. Selulosa asetat merupakan polimer basa yang baik karena memiliki stabilitas kimia yang tinggi terhadap zat organik, bahannya relatif murah, dan polimer tersebut dikenal tinggi CO2. Kerugian dari selulosa asetat adalah memiliki permeabilitas CO2 yang rendah, sehingga diperlukan modifikasi membran untuk mencapai kinerja pemisahan gas yang tinggi. Fokus penelitian ini adalah pengembangan membran pembawa terimobilisasi dengan selulosa asetat sebagai polimer dasar yang ditambahkan dengan Polietilen glikol metil eter akrilat (PEGMEA). Radiasi electron beam dilakukan untuk meningkatkan sifat mekanik dari membran. Membran yang dihasilkan akan diuji kinerjanya menggunakan gas campuran biner CO2/CH4 dengan menvariasi tekanan umpan gas dan dosis radiasi electron beam 5 dan 10 kGy untuk melihat pengaruhnya terhadap permeabilitas dan selektivitas membran. Hasil penelitian menunjukan membran selulosa asetat PEGMEA 0,5% dengan dosis radiasi 5 kGy memberikan permeabilitas CO2 sebesar 165 barrer dan selektivitas CO2/CH4 sebesar 9 pada tekanan operasi 30 psi. ......Carbon Dioxide in natural gas must be removed because it is an impurity in the natural gas industry. CO2 is highly corrosive and can damage pipelines and equipment. The separation of CO2 gas that is currently being developed is membrane technology. The advantages of membrane technology are low operating costs, low energy requirements and flexible operation. Cellulose acetate is a good basic polymer because it has high chemical stability against organic substances, the material is relatively cheap, and the polymer is known to be high in CO2. The disadvantage of cellulose acetate is that it has low CO2 permeability, so it is necessary to modify the membran to achieve high gas separation performance. The focus of this research is the development of immobilized carrier membrans with cellulose acetate as a basic polymer added with polyethylene glycol methyl ether acrylate (PEGMEA). Electron beam radiation is carried out to improve the mechanical properties of the membran. The resulting membrane will be tested for its performance using a CO2/CH4 binary gas mixture by varying the feed gas pressure and the dose of electron beam radiation of 5 and 10 kGy to see the effect on membrane permeability and selectivity. The results showed that 0.5% PEGMEA cellulose acetate membrane with a radiation dose of 5 kGy gave a CO2 permeability of 165 barrer and CO2/CH4 selectivity of 9.11 at an operating pressure of 30 psi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Mangoro
Abstrak :

Dosimetri elektron ionometrik dalam fantom plastik yang setara dengan air telah diterapkan menggunakan beragam standar untuk pengukuran dosis serapan terhadap air, seperti protokol IAEA TRS-398 dan AAPM TG-51. Pawiro dkk. menggunakan metode kalibrasi yang dimodifikasi untuk berkas elektron pada berbagai akselerator linier (LINAC) sesuai dengan protokol IAEA TRS-398, menggunakan beberapa kamar ionisasi dalam fantom air, dan mencapai hasil yang memuaskan. Penelitian ini menilai metode kalibrasi LINAC yang dimodifikasi untuk berkas elektron megavolt dalam hantu padat RW3 dibandingkan terhadap fantom air. Penelitian ini menggunakan energi 6, 9, 12, 15, dan 18 MeV keluaran akselerator linier Varian Trilogy. Pembacaan muatan dilakukan menggunakan ruang ionisasi IBA PPC40, CC13, dan FC65G, semuanya terhubung ke elektrometer IBA. Faktor penskalaan kedalaman dan pengaruh yang dirancang khusus untuk hantu padat RW3 telah diterapkan. Perhitungan dosis menggunakan formula untuk kalibrasi berkas elektron yang dimodifikasi, dengan mengintegrasikan faktor kQ yang direvisi dari penelitian sebelumnya. Dosis radiasi yang diserap berkas elektron dinyatakan dalam dosis per unit monitor (cGy/MU). Penelitian ini berfokus pada penerapan metode kalibrasi yang dimodifikasi untuk keluaran berkas megavolt Varian Trilogy Accelerator, memanfaatkan air dan fantom padat RW3 sesuai TRS- 398 pedoman. Dosis serap radiasi rata-rata sedikit berbeda bergantung pada jenis fantomdan protokol. Pengukuran dosis serapan terhadap air untuk ruang ionisasi IBA PPC40, CC13, dan FC65G menunjukkan hasil yang konsisten, berada dalam kisaran ketidakpastian relatif 0,3% hingga 1,2%. viii University of Indonesia Temuan ini menunjukkan bahwa pengukuran sejalan dengan toleransi yang diizinkan yang diuraikan oleh TRS-398, yaitu dalam kisaran ±2%. Khususnya, hasil yang diperoleh melalui metode kalibrasi yang dimodifikasi untuk berkas elektron pada hantu padat RW3 menunjukkan keakuratan, dengan perbedaan dalam kisaran ±2% dibandingkan dengan pengukuran hantu ai ......Ionometric electron dosimetry within water-equivalent plastic phantoms has been applied utilizing diverse standards for absorbed dose to water measurement, such as the IAEA TRS-398 and AAPM TG-51 protocols. Pawiro et al. utilized modified calibration methods for electron beams on various linear accelerators (LINAC) according to the IAEA TRS-398 protocol, using multiple ionization chambers within a water phantom, and achieved satisfactory results. This research assesses LINAC modified calibration methods for megavolts electron beams within an RW3 solid phantom in comparison to those within a water phantom. The study utilized 6, 9, 12, 15, and 18 MeV energies from a Varian Trilogy linear accelerator. Charge readings were taken using IBA PPC40, CC13, and FC65G ionization chambers, all connected to an IBA electrometer. Depth and fluence scaling factors specifically designed for the RW3 solid phantom were implemented. The dosage computation employs a formula for modified electron beam calibration, integrating the revised kQ factor from prior research. The absorbed radiation dose of the electron beam is expressed in terms of dose per monitor unit (cGy/MU).This study focused on implementing a modified calibration method for Varian Trilogy Accelerator's megavolt beam outputs, utilizing water and RW3 solid phantoms as per TRS-398 guidelines. The average absorbed radiation dose varies slightly across threechamber measurements on the accelerator, depending on phantom type and protocol. Absorbed dose to water measurements for IBA PPC40, CC13, and FC65G ionization chambers show consistent results, falling within a relative uncertainty range of 0.3% to 1.2%. These findings indicate that measurements align with permissible tolerance outlined by TRS-398, within ±2%. Particularly, results obtained through modified calibration method for electron beams in RW3 solid phantom demonstrate accuracy, with discrepancies within ±2% compared to water phantom measurements

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirstein, Peter T.
New York: McGraw-Hill, 1967
537.5 KIR s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>