Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria
Abstrak :
Latihan panjang akan menguras glikogen otot dan merusak jaringan otot. Peningkatan kadar ureum dan kreatin kinase darah dapat menyebabkan penurunan performa pada latihan atau pertandingan berikutnya. Tesis ini membahas pengaruh pemberian minuman elektrolit berkarbohidrat terhadap kadar ureum darah, kreatin kinase darah, dan performa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, bersifat single blind dengan rancangan silang pada 10 atlet dayung rowing nasional laki-laki di Pelatnas Dayung Pengalengan tahun 2015. Minuman yang diberikan adalah minuman elektrolit dengan jumlah karbohidrat sebanyak 1 gr/kgBB pada kelompok perlakuan dan 0,35 gr/kgBB pada kelompok kontrol. Minuman tersebut diberikan segera setelah latihan dan dua jam berikutnya. Pengambilan sampel darah vena dilakukan untuk mengukur penurunan kadar ureum dan kreatin kinase darah sebelum dan setelah pemberian minuman masing-masing dengan alat COBAS C111 dan Advia 1650/1800. Hasil analisis membuktikan bahwa penurunan kadar ureum dan kreatin kinase darah lebih tinggi pada kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa minuman elektrolit berkarbohidrat sebanyak 1 gr/kgBB efektif untuk memulihkan kembali simpanan glikogen otot dan menurunkan kerusakan jaringan otot.
Long lasting exercise will deplete muscle glycogen and muscle tissue damage. Increased levels of blood urea and creatine kinase can cause a decrease in performance at the next exercise or competition. This thesis discusses the effect of carbohydrate electrolyte drinks on blood urea levels, blood creatine kinase levels, and performance. This is true experimental study, single blind cross over design in 10 rowing men athletes in the National Training Centre Pengalengan 2015. Beverages provided are electrolyte drinks with the amount of carbohydrates as much as 1 g/kg body weight in the treatment group and 0,35 g/kg body weight in the control group. Beverages given immediately after the workout and the next two hours. Venous blood sample was collected to measure the reduction of blood urea and creatine kinase level before and after drinking beverages using COBAS C111 and Advia 1650/1800 respectively. The result show that the reduction of blood urea and creatine kinase levels is greater in the treatment group. It suggests that beverages contain 1 gr/kg body weight carbohydrate is effective to restore muscle glycogen stores and decrease muscle tissue damage.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ernawati Musi Andayani
Abstrak :
ABSTRAK


Setelah pemakaian dalam periode tertentu, minyak lumas akan mengalami penurunan kualitas karena terkontaminasi oleh asam-asam organik, peroksida, partikel ausan dan bahan kimia berbahaya Iainnya. Karena inilah minyak lumas bekas merupakan sumber pencemaran yang memberikan efek negatif pada Iingkungan.

Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar senyawa utama pembentuk minyak lumas yadu hidrokarbon tidak mengalami kerusakan serius dan hanya terkontaminasi oleh kotoran-kotoran, maka adalati memungkinkan dilakukan usaha mendapatkan kembali minyak lumas dasar dan minyak lumas bekas dengan cara memisahkannya dan kotoran-kotoran.

Cara klasik yang pernah ddempuh adalah perlakuan dengan asam lempung yang sudah mulal ditinggalkan karena menghasilkan endapan lumpur yang lebih berbahaya dan minyak lumas bekas sendiri.

Dewasa ini telah diusulkan proses ekstraksi flokulasi dengan pelarut organik dan penambahan suatu hidroksida logam yang tidak memberikan efek samping bagi lingkungan. Pelarut polar berperan melarutkan minyak lumas dasar dan mensegregasi pengotor dan aditif keluar dan minyak lumas dasar. Keberadaan suatu hidroksida logam dalam pelarut polar menlngkatkan kemampuan segregasi pelarut terhadap flokulan dengan cara membentuk lapisan stern yang tipis.

Pada penelitian ml ekslraksi flokulasi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar isobutanol teknis dann elektrold Mg(OH)2.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi volume Isobutanol teknis, lamanya pengadukan dan kadar elektrold Mg(OH)2 mempengaruhi prosentase penurunan kadar logam. Proseritase penurunan kadar logam tentinggi yang didapat pada penelitian ini adalah pada perbandingan pelarut dan minyak lumas 3 :1, lama pengadukan 30 mend clan konsentrasi Mg(OH)2 0,04M. Dimana prosentase penurunan kadar logamnya adalah : Ca 97,33% ; Fe 98,6% Mg 97,84% , Pb 97,22% clan Zn 38,55%.

Analisis kuantitatif dan analisis kuaIatif sifat fisika kimia dapat menunjukkan kelayakan minyak lumas dasar hasli proses ekstraksl flokulasi sebagai komponen dasar penyusun minyak lumas dengan cara membandingkannya dengan sifat tisika kimia minyak lumas dasar dart campuran minyak bumi SLC-DURI.

Pada penelitian ini, dari hasil analisis perbandingan sifat fisika kimia dengan minyak lumas dasar dari campuran minyak bumi SLC-DURI, minyak lumas dasar hasil ekstraksi flokulasi dapat dipertimbangkan sebagai pengganti minyak lumas dasar yang diolah dari mmnyak bumi dengan memperbaiki lagi beberapa sifat yang masih kurang baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Juni Shafiranty Pringgo Hardjoso
Abstrak :
Nitrogen sering disebut sebagai unsur hara makro primer karena merupakan penyusun sel hidup pada seluruh bagian tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pupuk nitrat cair melalui metode elektrolisis plasma dengan pengaruh suhu, komposisi larutan elektrolit, dan diameter elektroda. Metode ini dilakukan pada reaktor batch menggunakan kombinasi elektrolit K2SO4 dan KH2PO4 dengan variasi suhu 30oC - 50 oC; 50oC; 60 oC, variasi konsentrasi 0,011 M; 0,013 M; 0,015 M; 0,04 M; 0,041 M; 0,043 M, dan diameter elektroda 1,0 mm; 1,6 mm; 2,4 mm; 2,4 mm tungsten murni. Selanjutnya diujikan pada tanaman sawi hijau, pakcoy, dan cabai untuk melihat efektivitas pupuk yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi tanpa pupuk, pupuk nitrat dengan pengenceran 10 kali, dan pupuk KNO3 komersial. ­Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa radikal OH dapat bekerja efektif pada suhu rendah. Kemudian semakin kecil konduktivitas larutan dan semakin besar tegangan yang dihasilkan serta semakin besar diameter yang digunakan maka akan meningkatkan produksi nitrat yang dihasilkan. Penelitian ini terbukti dapat menghasilkan nitrat tertinggi sebesar 1932,90 ppm pada daya 600 Watt, laju alir udara 0,6 lpm, selama 90 menit, dan menggunakan kombinasi larutan 0,011 M K2SO4 dan 0,04 M KH2PO4. Dari ketiga kondisi yang digunakan pada uji efektivitas pupuk, kondisi dengan menggunakan pupuk nitrat dengan pengenceran 10 kali mendapatkan hasil terbaik pada tanaman sawi hijau, pakcoy, dan cabai. ......Nitrogen is often referred to as a primary macronutrient because it is a constituent of living cells in all plant parts. This study aims to determine the process of making liquid nitrate fertilizer through the plasma electrolysis method with the influence of temperature, electrolyte solution composition, and electrode diameter. This method is carried out in a batch reactor using a combination of electrolytes K2SO4 and KH2PO4 with temperature variations of 30oC - 50oC; 50oC; 60oC, concentration variation 0.011 M; 0.013 M; 0.015 M; 0.04 M; 0.041 M; 0.043 M, and the electrode diameter is 1.0 mm; 1.6 mm; 2.4 mm; 2.4 mm pure tungsten. Furthermore, it was tested on green mustard, pak choy, and chilies to see the effectiveness of the fertilizer produced using conditions without fertilizer, nitrate fertilizer with a dilution of 10 times, and commercial KNO3 fertilizer. The results of the study show that the OH radical can work effectively at low temperatures. Then the smaller the conductivity of the solution and the greater the resulting voltage and the larger the diameter used, the higher the nitrate production produced. This research proved to be able to produce the highest nitrate of 1932.90 ppm at 600 Watt power, air flow rate of 0.6 lpm, for 90 minutes and using a combination of 0.011 M K2SO4 and 0.04 M KH2PO4 solutions. Of the three conditions used in the fertilizer effectiveness test, the condition using nitrate fertilizer with a dilution of 10 times got the best results on green mustard, pak choy, and chilies.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumanendra Triyudhanto
Abstrak :
Air yang dalam bahasa kimianya adalah H2O disusun oleh 1 molekul Oksigen dan 2 molekul hidrogen, kedua unsur tersebut jika dipisahkan menjadi gas hidrogen dan oksigen merupakan unsur yang ideal untuk pembakaran. Elektrolisa merupakan suatu teknik pemisahan air menjadi gas oksigen dan hidrogen. Dalam tugas akhir ini akan dihitung seberapa besar efisiensi dari proses tersebut ditambah lagi bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan katalisator elektrolit asam, dalam percobaan ini digunakan KOH. Untuk menghitung seberapa besar efisiensi dan juga pengaruh dari persentasi KOH, kami menggunakan sebuah tabung reaktor dimana proses elektrolisa dilakukan. Tabung reaktor tersebut terdiri dari pelat-pelat yang terpisah-pisah dengan jarak yang telah ditentukan, yang dipasang berjajar dan saling bersilangan antara plat positif dan plat negatif dengan jumlah pelat yang dapat ditambah atau dikurangi. Tabung reaktor tersebut diisi oleh air yang kemudian dielektrolisa, dan dimonitor bagaimana kebutuhan energinya (arus, voltase), seiring dengan penambahan waktu dan juga kondisi keluarannya yaitu laju gas oksigen dan hidrogen serta perbedaan temperatur yang terjadi berbanding lurus dengan laju waktu. Pengujian elektrolisa dilakukan dalam berbagai nilai molar KOH terhadap air. Seiring dengan membesarnya jumlah molar KOH hambatan elektrolisa yang terjadi semakin berkurang sehingga arus yang mengalir semakin besar, berbading lurus dengan volume gas yang dihasilkan. Didalam menghitung volume gas yang dihasilkan penulis menggunakan metode bubble growth, dimana dari perubahan bentuk bubble yang semakin membesar dapat diketahui laju pergerakan gas yang dihasilkan, kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan, efisiensi dari proses elektrolisa setelah ditambah dengan konsentrasi KOH berkisar pada angka 17%. Lalu mengaplikasikan hasil gas hidrogen ini pada kendaraan (motor). Data terakhir diperoleh pengiritan rata-rata sebesar 8%.
H2O is the chemistry molecular bound the water form, which is build from 1 oxygen molecule and 2 hydrogen molecules, both molecule can be separate to became ideal gas for internal combusting as oxygen gas and hydrogen gas. Electrolysis is one of other method to separating chemically bonded. It separating chemically bonded elements and compounds by passing an electric current through them. It is using to separate water to become oxygen gas and hydrogen gas. In this last report, we are going to calculate the efficiency from those processes as the effect acid catalyst added using KOH. To calculate the efficiency of the process and the effects of the catalyst, we conduct the electrolysis process using a reactor tube. The tube consists of several metal sheets, placed parallel in a positive - negative positive order with a predetermined space between sheets. The sheets can be added or reduced easily. The tube is then filled with water, and the electrolysis process starts. The energy needs (voltage, ampere) are then monitored, and then over time, the flow of oxygen, hydrogen and the changes in temperature are all measured. All variables here correlate positively to time. The electrolysis test is carried out with several molar values of KOH. Upon the increase of KOH molar there is a decrease in the electrolysis resistance, resulting in a greater flow and a greater volume of gas produced. In calculating the volume of gas produced, the bubble growth method is used. In this method, the flow of gas produced from the electrolysis process is calculated by examining bubbles formed by the flow of gas from the process. The research reveals that the efficiency rate of the electrolysis process added with KOH catalyst ranges around 17%. And then we try simply using this reactor to the vehicle (motorcycle). Fuel saver means to 8% according to the last data.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlika Harinda
Abstrak :
ABSTRACT
Pasien rawat inap ICU sering ditemui dengan keadaan balans cairan akumuatif positif. Hal ini dapat menjadi penanda biologis sekaligus faktor risiko perburukan gagal fungsi organ dan kematian. Untuk itu, koreksi balans cairan utamanya pada pasien dengan urin output berkurang diperlukan. Furosemid merupakan agen diuretik pilihan. Akan tetapi, furosemid dapat menyebabkan abnormalitas elektrolit. Atas dasar itu, dilakukan studi analisis komparatif antara perubahan kadar elektrolit dan pH serum terhadap penggunaan furosemid pada pasien balans cairan akumulatif positif di ICU. Dengan desain penelitian kohort retrospektif, diperoleh 222 sampel rekam medik RSCM melalui metode consecutive sampling. Data penggunaan furosemid dan perubahan kadar elektrolit dan pH serum dimasukkan dalam tabel kemudian dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada perubahan kadar elektrolit dan pH serum dengan penggunaan furosemid pada pasien balans positif di ICU (p>0,05). Furosemid dapat menyebabkan penurunan kadar elektrolit dan fluktuasi pH pada pengukuran 0, 24, 48, dan 72 jam pasca pemberian. Hal ini dapat terjadi akibat adanya mekanisme kompensasi tubuh terhadap retensi Na+-K+-Cl- pada urin yang terjadi sebagai efek kerja dari furosemid. Hal ini kemudian dikompensasi dengan retensi H+ yang menyebabkan fluktuasi pada pH. Meskipun demikian, perubahan-perubahan yang terjadi secara statistik tidak berbeda bermakna.ICU
ABSTRACT
hospitalized patients are often found with positive accumulative fluid balances. This can be a biological marker as well as a risk factor for worsening organ function failure and death so that correction of fluid balance is necessary. However, as one of preferred diuretic agent, furosemide can cause electrolyte abnormalities. This retrospective cohort study was carried out to analyze difference between serum electrolyte levels and pH changes prior to furosemide usage in patients with positive accumulative fluid balance in intensive care. Data collected from 222 medical records in Cipto Mangunkusumo Hospital obtained by consecutive sampling. The use of furosemide and changes in serum electrolyte levels and pH data were analyzed using independent T-test. The results show that there are no significance differences between serum electrolyte levels and pH changes prior to furosemide usage (p> 0.05). A decrease in electrolyte levels on 0, 24, 48, and 72 hours after furosemide use measurements can occur due to body's compensation mechanism for urinary Na+-K+-Cl- retention as main effect of furosemide. This plasma electrolyte repletion is compensated by plasma H+ retention and the fluctuation of pH occurred. Even so, changes that occur statistically have no significance.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Farrel Shaquille Handimulya
Abstrak :
Latar Belakang Covid-19, yang disebabkan SARS-CoV-2, diumumkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020, dengan kasus mencapai 527,971,809 dan kematian 6,284,871 hingga 2022. Penyakit ini utamanya memengaruhi sistem respirasi yang menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, Covid-19 juga mempengaruhi sistem organ lainnya, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit pada natrium, kalium, dan klorida, yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit dan angka kematian. Studi menunjukkan bahwa gangguan elektrolit ini dikaitkan dengan hasil klinis yang buruk pada pasien Covid-19. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut tentang prevalensi gangguan elektrolit pada pasien Covid-19 dan hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini akan menggunakan data sekunder rekam medis dan kemudian akan diolah dengan uji chi-square untuk menilai hubungan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit. Hasil Dari hasil analisis 162 rekam medis, didapatkan tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit darah p = 0.164, hiponatremia p = 0.480, hipernatremia p = 0.490, hipokalemia p = 0.480, hiperkalemia p = 0.323, hipokloremia p = 0.410, hiperkloremia p = 0.322, banyaknya gangguan pada satu pasien p = 0.026. Kesimpulan Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan gangguan keseimbangan elektrolit (natrium, kalium, klorida), namun ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan Covid-19 dengan banyak gangguan keseimbangan elektrolit pada satu pasien. ......Introduction Covid-19, caused by SARS-CoV-2, was declared a pandemic by the WHO on March 11, 2020, with cases reaching 527,971,809 and deaths 6,284,871 until 2022. The disease primarily affects the respiratory system causing symptoms such as fever, cough, and shortness of breath. In addition, Covid-19 also affects other organ systems, which can cause electrolyte balance disturbances in sodium, potassium, and chloride, which are associated with disease severity and mortality. Studies show that these electrolyte disturbances are associated with poor clinical outcomes in Covid-19 patients. This study is expected to provide further insight into the prevalence of electrolyte disturbances in Covid-19 patients and their association with disease severity. Method This study is an analytic descriptive study with a cross-sectional design. This study will use secondary data from medical records and will then be processed with the chi-square test to assess the relationship between the severity of Covid-19 and electrolyte balance disorders. Result From the analysis of 162 medical records, it was found that the severity of Covid-19 with serum electrolyte balance disorders p = 0.164, hyponatremia p = 0.480, hypernatremia p = 0.490, hypokalemia p = 0.480, hyperkalemia p = 0.323, hypochloremia p = 0.410, hyperchloremia p = 0.322, the number of disorders in one patient p = 0.026. Conclusion No significant relationship was found between the severity of Covid-19 and electrolyte balance disorders (sodium, potassium, chloride), however, a significant association was found between the severity of Covid-19 and multiple electrolyte balance disorders in one patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kee, Joyce LeFever
New York: John Wiley & Sons, 1982
616.399 2 KEE f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paradiso, Catherine
Philadelphia: Lippincott , 1995
616.3 PAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2006
616.399 2 FLU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>