Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Wahyu Setya Andani
Abstrak :
Listrik merupakan kebutuhan vital masyarakat saat ini yang merupakan salah satu tolok ukur tingkat kesejahteraan. Sehingga pemenuhan kebutuhan listrik diupayakan oleh pemerintah misalnya dengan pembangunan pembangkit listrik baru. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat pemenuhan kebutuhan listrik secara spasial masih terdapat perbedaan yang signifikan antara kota/kabupaten yang ada di Pulau Lombok dengan kota/kabupaten di luar Pulau Lombok. Pemerintah Provinsi perlu membuat perencanaan pengembangan kelistrikan daerah, yaitu dengan membuat perencanaan kebutuhan listrik per kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Dalam tulisan, aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk analisis spasial kebutuhan listrik di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengguna listrik dibagi berdasarkan pendekatan sektoral yaitu dengan mengelompokan pelanggan menjadi 6 sektor yaitu rumah tangga, sosial, umum, industri, pemerintah dan Penerangan Jalan Utama (PJU). Hasil analisis dengan SIG dapat lebih interaktif memperlihatkan kesenjangan spasial per kota/kabupaten untuk kebutuhan listrik. Dengan memanfaatkan aplikasi SIG akan lebih mudah bagi para pengambil kebijakan untuk membuat perencanaan pengembangan kelistrikan dengan lebih baik.
Electricity is a vital need for society today, which is one of the benchmarks for welfare. So that the fulfillment of electricity needs is sought by the government, for example by the construction of new power plants. In West Nusa Tenggara Province, the spatial fulfillment of electricity needs still have significant differences between the cities/regencies on Lombok Island and cities/regencies outside Lombok Island. The Provincial Government needs to plan regional electricity development, namely by planning electricity needs per district/city in West Nusa Tenggara. In writing, the application of Geographic Information Systems (GIS) is used for spatial analysis of electricity needs in West Nusa Tenggara Province. Electricity users are divided based on a sectoral approach, namely by grouping customers into 6 sectors, namely household, business, general, industrial, government and Main Street Lighting (PJU). The results of the analysis with GIS can be more interactive showing the spatial gap per city/district for electricity needs. By utilizing GIS applications, it will be easier for policy makers to make better plans for developing electricity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Munandar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji proyeksi besaran kebutuhan energi primer jangka panjang untuk sektor kelistrikan Jawa Bali dari tahun 2015 s.d tahun 2050 dengan menggunakan model LEAP. Beberapa skenario proyeksi diterapkan dalam simulasinya yaitu skenario Referensi, skenario dengan variasi PDRB, skenario Optimasi Supply Side dengan variasi pada reserve margin, perbaikan susut, perbaikan efisiensi pembangkit, serta perubahan peran pembangkit gas menjadi pemikul beban dasar, dan skenario Optimasi Least Cost-Lower GHG. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa berdasarkan Skenario Referensi dengan kondisi PDRB sebesar 5,6% per tahun, susut di transmisi dan distribusi pada 9,45%, reserve margin 35%, tidak ada kenaikan efisiensi pada pembangkit baru untuk PLTU dan PLTGU, dan target bauran energi untuk gas dan EBT sesuai dengan target KEN, pada tahun 2050, kebutuhan energi listrik untuk Jawa Bali diproyeksikan mencapai 596,69 TWh, dimana untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, produksi energi listrik yang perlu disediakan adalah sebesar 658,97 TWh dengan total kapasitas pembangkit listrik mencapai 136,90 GW. Untuk memenuhi operasional pembangkit tersebut, proyeksi total kebutuhan energi primer yang perlu disiapkan adalah sebesar 1.835,88 TWh (6,61 milyar GJ) dengan rincian: batubara sebesar 131,6 juta ton setara 3,86 milyar GJ, gas alam sebanyak 2.690,8 BBTUD setara 1,04 milyar GJ, panas bumi setara 0,84 milyar GJ, tenaga surya setara 0,47 milyar GJ, biomassa sebanyak 15,8 juta ton setara 0,25 milyar GJ, tenaga air setara 0,15 milyar GJ, dan BBM 0,006 milyar GJ setara 165,7 ribu kL. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada skenario ini secara kumulatif (100 Year-GWP) adalah sebesar 8,76 milyar ton CO2.


In this thesis, we will study the forecasting long-term primary energy demand for the Java Bali electricity sector from 2015 to 2050 using LEAP model. Some projection scenarios applied to the simulation are Reference Scenario, Scenarios with variations in GDP growth, Supply Side Optimization Scenarios with variations in reserve margin, losses improvement, and power plant efficiency, and changing the role of gas power plants to be baseload power plants, and Least Cost-Lower GHG Optimization Scenario. The results of this study found that based on Reference Scenario with following condition: GDP of 5.6% per year, a T&D losses of 9,45%, reserve margin of 35%, no efficiency improvement of additional coal-fired power plants and gas-fired power plants, and energy mix targets for gas and renewable energy in accordance with National Energy Policy (KEN) targets. In 2050, the electricity demand for Java Bali is projected to reach 596,69 TWh in, where to meet the electricity needs, the electricity production that should be provided is 658,97 TWh with a total power generation capacity reaching 136,90 GW. To fulfill the operation of the power plant, the primary energy forecasting that need to be prepared are 1.835,88 TWh (6,6 billion GJ) with details: 131,6 million tons of coal (3,86 billion GJ), 2.690,8 BBTUD of natural gas (1,04 billion GJ), 0,84 billion GJ of geothermal, 0,47 billion GJ of solar power, 15,8 million tons of biomass (0,25 billion GJ), 0,15 billion GJ of hydro-power, and 166 thousand kL of diesel oil (0,006 billion GJ). Cumulative greenhouse gas emissions (100 Years-GWP) of this scenario are 8,76 billion tons of CO2.

2019
T52289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Nurul Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan adalah upaya membangun masyarakat secara terencana dan berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya, baik sumber daya alam ataupun sumber daya manusia. Pembangunan dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni: 1 pembangunan fisik mdash;yang bersifat infrastruktur atau prasarana, seperti bangunan fisik atau lembaga yang mempunyai kegiatan produksi, logistik, pemasaran barang dan jasa mdash;dan 2 pembangunan non-fisik dapat juga disebut pembangunan manusia. Dalam penelitian ini, karakteristik wilayah digunakan sebagai pengaruh terhadap pembangunan fisik dan non-fisik dan terbagi atas wilayah urban dan wilayah non-urban. Pembangunan fisik dalam hal ini adalah infrastruktur listrik. Pembangunan manusia adalah kondisi kesehatan dan pendidikan. Untuk melihat infrastruktur listrik digunakan rasio elektrifikasi, sedangkan kondisi kesehatan dan pendidikan dilihat berdasarkan indeks kesehatan dan pendidikan. Indeks kesehatan dibangun atas dasar model determinan kesehatan yang terdiri atas kesehatan perorangan, kesehatan keluarga, kesehatan masyarakat, dan sistem pelayanan kesehatan, sedangkan indeks pendidikan berdasarkan rasio murid ndash; sekolah atau kepadatan sekolah dan perbandingan siswa antar jenjang pendidikan. Penelitian ini menggunakan unit analisis kecamatan dan dilakukan dengan metode analisis spasial Overlay dan Query serta analisis statistik Chi Square. Dari hasil analisis spasial dan statistik didapatkan bahwa tidak terdapat suatu pola tertentu terhadap kondisi kesehatan dan kondisi pendidikan. Selain itu, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio elektrifikasi dan karakteristik wilayah dengan kondisi kesehatan, namun terdapat hubungan antara rasio elektrifikasi dan karakteristik wilayah dengan kondisi pendidikan.
ABSTRACT
Development is an effort to build a community inan organized and sustainable way with using all the potential resources, such as natural resources or human resources. Development can be divided into two types 1 physical development infrastructure, such as physical buildings or institutions that have production, logistics, goods and services and 2 non physical development or human development. In this research, regional characteristics are used as an influence to physical and non physical development and divided into urban and non urban areas. Physical development is the electricity infrastructure. Human development is the condition of health and education. Electrification ratio is used to see the electrical infrastructure, while health and education conditions are seen based on health and education index. The health index is built on a health determinant model consisting of individual health, family health, public health, and health care systems, while the education index is based on student school ratios or school density and student to school comparisons. This research used the subdistrict as an analysis unit and done by Overlay and Query spatial analysis method and Chi Square statistical analysis method. From the results of spatial and statistical analysis, there is found that no particular pattern of health conditions and educational conditions. In addition, it is found that there is no relation between electrification ratio and regional characteristic with health condition, but there is relation between electrification ratio and regional characteristic with education condition.
2018
S70167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library