Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simpson, A.
London : Macmillan, 1981
621.319 SIM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siskawanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan pengembangan dari metode klasifikasi dengan jaringan syaraf tiruan (JST) yang telah dilaporkan dalam Iiteratur. Pengembangan yang diusulkan dalam penetilian ini adalah mengklasifkasi sinyal M-PSK termodulasi pada sisi penerima dengan mencari nilai entropi dari masing masing band output dekomposisi wavelet untuk mengidentifikasi sinyal temuodulasi yang diterima oleh penerima Serta melewatkannya pada sistem jaringan syaraf timan untuk mengelompokkan dan pengklasitikasian sinyal yang diterima tersebut dalam kelompok M-PSK dimaksud.

Dari hasil pengujian sistem ini, dapat dilihat bahwa jenis modulasi yang paling mudah dikenali adalah BPSK dan yang paling sulit adalah 32-PSK. Untuk pengaruh kanal, kanal frekuensi selektif fading memberikan pengaruh yang paling besar untuk M-PSK dengan M yang semakin besar. Untuk tipe wavelet yang berbeda, tipe wavelet Haar yang memberikan tingkat pengenalan yang paling baik dibandingkan daubechies dan Biorlhogonal. Sedangkan Tingkat Keakuratan 100 % untuk M=2, 93,33% untuk M=4, 86.67% untuk M=8, 70% untuk M=16, 36,67 % untuk M=32 dan 76,67% untuk M=64.
ABSTRACT
There is a need for a reliable method of classifying signal modulation types without prior knowledge of the signal characteristics. This paper proposes training artificial neural networks with the entropies of wavelet packets to separate binary from M-ary phase shift keyed signals and describes the experimental results of that training and testing.

As the information explosion places additional demands on our communications technology, the desire to encode more information within the same bandwidth drives the development of more sophisticated modulation schemes. Each new modulation type has introduced new problems for electrical and communications engineers to solve in order to make the information placed on a signal at the transmitter understandable at the receiver.

The research goal was to develop a set of features characterizing a signal, which could then be used to train an artificial neural network. The resulting network could, in tum, be used to classify M-PSK signals.

The result of experiment shown that the value of recognition are 100%, 93,33%, 86,67%, 70%, 36,67%, 76,67% for M=2,4, 8, 16, Ni=32 and M=64 respectively.
2005
T16110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rano Andrey
Abstrak :
Untuk mencapai sasaran yang optimal dalam pemanfaatan energi panas matahan, perlu dilakukan pengujian dan anahsa lebih lanjut terhadap efisiensi dan performa yang dihasilkan oleh flat plate solar thermal collector dan juga parabolic solar concentrator Pada tugas akhir 1111 akan dibahas proses pengujian terhadap rangkaian kolektor pelat datar dan konsentrator parabolik pada kondisi pengoperasian di daerah Depok untuk dihhat bagaimana karakteristik yang dihasilkan kedua alat tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan fluida air yang dialirkan melewati rangkaian 8 kolektor pelat datar dan dilanjutkan dengan pemanasan di 2 konsentrator parabolik Parameter yang dikur adalah temperatur air serta ambient intensitas radiasi matahan dan laju ahran massa Dan sini dapat dihitung karakteristik efisiensi dan juga performa alat up pada kondisi pengoperasian yang bervanasi. Hasil akhir pengujian menunjukkan bahwa efisiensi maksimum untuk kolektor pelat dan konsentrator parabolik berturut turut adalah 43 4% 52 7% dan 30 4% Selain itu juga diperoleh mlai faktor pemindahan kalor dikah dengan koefisien kerugian kalor (FRUL) adalah 3 38 7 49 W/m2K untuk kolektor pelat datar dan 2 69 W/m2K untuk konsentrator parabolik. ......In order to obtain the objective of optimal use of solar thermal collector it is necessary to do testing and analyzing of efficiency and performance result of flat plate solar thermal collector and parabolic solar concentrator. This final project will discuss the process of testing flat plat collectors and parabolic concentrators through operational condition in Depok then observe the characteristic output of both heater. Experiments be done using water as fluid which flow through 8 connecting flat plat collectors and 2 parabolic concentrators Parameter to be measured is water and ambient temperatures solar radiation intensity and mass flow rate Further more it can be calculated the efficiency characteristic and performance of heater in variation of operational condition. Final results shown that maximum efficiency of flat plate collector and parabolic concentrator are 43 4% 52 7% dan 30 4% respectively Else it can be calculated that value of heat removal factor multiply by heat loss coefficient (FRUL) are 3 38 7 49 W/m2K for flat plate collector and 2 69 W/m2K for parabolic concentrator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Kurniawan
Abstrak :
Sampai saat ini ATM switch generasi Pertama menggunakan skema Explicit Forward Congestion Indication (EFCI) untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR. Dengan cepatnya perkembangan teknologj Switching, generasi kedua ATM switch akan Dilengkapi dengan mekanisme kontrol kongesti Explicit Rate (ER). Skema Enhanced proportional Rate Control Algorithm, (EPRCA) merupakan salah satu mekanisme kontrol kongesti ER yang telah menjadi stand didalam ATM Forum. Karena mempunyai performansi yang cukup baik dan kemudahan dalarn implementasi, maka skema EPRCA akan menjadi pilihan beberapa vendor ATM untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR. Pada periode transisi dari generasj pertama ke generasi kedua ATM switch, penggun skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM tidak dapat dihindarkan. Karena terdapat perbedaan dalam Operasi kerjanya, maka interoperabilitas penggunaan kedua skema kontrol kongesti tersebut akan menimbulkan permasalahan dan isi performansi yang dihasilkan. Dalam tesis ini, akan diteliti pengaruh penggunaan barga parameter kontrol Rate Increase Factor (RIF) yang berbeda terhadap hasil performansi pada skema EFCI dan skema EPRCA, serta pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM. Dari hasil simulasi dapat ditunjukkan bahwa beat-down problem yang terjadi pada Iingkungan skema EFCI merupakan fungsi dan parameter kontrol RIF dan dengan RIF yang agresif tinggi dapat diperoleh performansi yang cukup baik. Sedangkan pada skema EPRCA, pengaruh penggunaan harga RIF yang berbeda tidak akan menyebabkan beat-down problem dan performansi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan hasil performansi pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan harga RIF dan lokasi penempatan skema EPRCA. Untuk harga RIF yang konservatif rendah akan terjadi peningkatan performansi sebaliknya untuk harga RIF yang agresif tinggi akan mengakibatkan penurunan Performansi. Beat-down problem yang terjadi untuk sumber yang melewati multi-hop link pada lingkungan skema EFCI dapat dihilangkan jika skema EPRCA ditempatkan Pada least critical switch. ......Currently, the first generation of the ATM switches use Explicit Forward Congestin Indication (EFCI) scheme for Congestion control mechanism of the ABR services. With the advances in switching technologies, the next generation of the ATM switches will employ the Explicit Rate (ER) congestion control mechanisms. The Enhanced Proportional Rate Coritol Algorithm (EPRCA) scheme is selected as one of the ER congestion control mechanisms by the ATM Forum. Because the EPRCA scheme has good performance and low implementation complexity, the ATM switch vendors will use it for congestion control mechanism of the ABR services. During transition period from the first to the second generation of the ATM switches, the interoperability between EFCI and EPRCA schemes in the ATM net? ork became unavoidable. Because of the differences in their basic operating incehanisilis, their interoperation may be problematic in terms of the network perfoniiance. This thesis focuses on the impact on performance of the Raie Increase Factor (RIF) parameter selection in the EFCI and EPRCA schemes, also in the ititeroperahility between EFCI and EPRCA schemes. The simulation results show that beat-down problem in an all EFCI scheme environment is function of RIF parameter. A more aggressive RIF value leads to a hìgher performance. However, in the EPRCA scheme environment with use different value of the RIF parameter, it will not make any beat-down problem and the performance results as expected. From the interoperability perspective, the simulations conducted show that the RIF parameter selection and location of the EPRCA scheme will drive the performance of interoperability between EFCI and EPRCA schemes. With conservative RIF value will leads to performance improvement. On the other hand, with aggressive RIF value will leads to performance degradation. Beat-down problem of a multi-hop link in the EFCI scheme environment might be omitted if the EPRCA scheme is located at ihe Least critical switch.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Shaugi
Abstrak :
Database merupakan bagian terpenting dari suatu aplikasi dan perlu untuk diamankan.Pada tesis ini diajukanlah suatu konsep dasar penerapan algoritma negative database (NDB) yang bersamaan dengan algoritma enkripsi.Kemudian dilakukanlah pengujian performansi dari algoritma AES-128 dan Blowfish-448 yang masing-masing dikombinasikan dengan algoritma NDB, untuk kemudian dipilih kombinasi yang terbaik untuk diterapkan pada aplikasi Simple-O.Hasil pengujian algoritma NDB yang dirancang menunjukkan kesesuaian dengan konsep dasar yang diajukan. Setelah dikombinasikan dengan masing-masing algoritma AES-128 dan Blowfish-448, maka didapatkan hasil rata-rata CPU time AES-128 + NDB dan Blowfish-448 + NDB masing-masing sebesar 0.0030 detik dan 0.0037 detik pada proses enkripsi, dan 0.0054 detik dan 0.006 detik padaproses dekripsi. Rata-rata memory usage AES-128 + NDB dan Blowfish-448 + NDB masing-masing sebesar 9.03 kB dan 9 kB pada proses enkripsi, dan 11.67 kB dan 11.61 kB pada proses dekripsi. Rata-rata processing time AES-128 + NDB dan Blowfish-448 + NDB masing-masing sebesar 1.94 ms dan 2.77 ms pada proses enkripsi, dan 4.34 ms dan 5.03 ms pada proses dekripsi. Sedangkan rata-rata throughput AES-128 + NDB dan Blowfish-448 + NDB masing-masing sebesar 385.89 B/ms dan 275.74 B/ms pada proses enkripsi, dan 156.18 B/ms dan 136.55 B/ms pada proses dekripsi. ......Database is an important part of an application and need to be secured. In this thesis it was proposed a basic concept of the implementation negative database algorithm (NDB) alongside encryption algorithm. Then perform the performance testing of AES-128 and the Blowfish-448 algorithm, which each combined with NDB algorithm, and then selected the best combination to be applied to Simple-O applications. Testing results of NDB algorithms designed show compliance with the basic concepts proposed. After combined with each algorithm AES-128 and Blowfish-448, then obtained an average yield CPU time AES-128 + NDB and Blowfish-448 + NDB respectively 0.0030 seconds and 0.0037 seconds in the encryption process, and 0.0054 seconds and 0.006 seconds in the decryption process. The average memory usage of AES-128 + NDB and Blowfish-448 + NDB respectively 9.03 kB and 9 kB on the encryption process, and 11.67 kB and 11.61 kB in the decryption process. The average processing time of AES-128 + NDB and Blowfish-448 + NDB respectively 1.94 ms and 2.77 ms on the encryption process, and 4.34 ms and 5.03 ms in the decryption process. While the average throughput of AES-128 + NDB and Blowfish-448 + NDB respectively 385.89 B/ms and 275.74 B/ms in the encryption process and 156.18 B/ms and 136.55 B/ms in the decryption process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Triswandi
Abstrak :
Energi listrik memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Keterbatasan penyediaan energi listrik merupakan salah satu hambatan dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Umumnya daerah pedesaan terpencil yang terletak pada daerah pegunungan mempunyai potensi energi air yang besar. Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sehingga dapat terciptanya Desa Mandiri Energi. Salah satunya di Desa Hasinggahan, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang berada pada daerah aliran Sungai Bolon. Pembangunan PLTMH di desa Hasinggahan akan menjadi solusi baru dalam pengembangan DME melalui penyediaan tenaga listrik yang tidak hanya untuk kebutuhan beban listrik rumah tangga melainkan juga pada mesin mesin produksi yang akan memberikan nilai tambah pada hasil produksi daerah tersebut. Pembangunan dan Pengelolaan PLTMH akan dilakukan oleh Koperasi yang beranggotakan masyarakat desa yang akan mengatur bagaimana PLTMH akan menyediakan listrik untuk kebutuhan masyarakat tidak hanya dalam kegiatan yang konsumtif melainkan juga kegiatan produktif. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka tesis ini dibuat untuk menganalisa bagaimana keberadaan Koperasi PLTMH akan memberikan keuntungan untuk masyarakat dengan optimalisasi kerja PLTMH melalui mekanisme penjualan listrik PLTMH kepada masyarakat, analisa ekonomi mesin mesin produksi pertanian dan analisa pertumbuhan ekonomi yang dapat terjadi apabila pengaturan listrik PLTMH terhadap beban rumah tangga dan mesin mesin produksi pertanian diterapkan.
Electrical energy has a very important role in increasing the quality of life and economic growth in Indonesia. Limited supply of electricity is one of the bottlenecks in community development, especially in rural areas. Generally remote rural areas located in mountainous areas have the potential energy of water. This condition can be used to develop a micro hydro power plant and create the Energy Independent Village (DME). As an example is Hasinggahan Village, District Sianjur Mulamula, Samosir Regency, North Sumatera that located at Bolon River basin. PLTMH development in the Hasinggahan will be a new solution in the development of DME through electricity supply innovation with not only to supply the needs of the household electrical loads but also on production machines that will provide added value to the local product. PLTMH will be constructed and managed by Koperasi that will control how the PLTMH will provide electricity for the needs of the community not only in consumtive activities but also productive activities. With that in mind, then this thesis was made to analyze how the presence of the Koperasi will provide benefits to the community through PLTMH electricity sales to the public, the economic analysis of agricultural production machines and analysis of economic growth that can possibly occured if the mechanism of PLTMH supply electricity to the load of the household and agricultural production machine is applied.;;;;;;;;;
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkawa
Abstrak :
Sumber daya dan cadangan energi baru terbarukan di Indonesia cukup besar, namun saat ini pengembangannya belum optimal. Kesenjangan geografis antara lokasi pasokan energi dan permintaan serta investasi teknologinya yang tinggi merupakan tantangan tersendiri untuk mengembangkan teknologi berbasis EBT. Dukungan pemerintah dengan menetapkan regulasi yang dapat memicu penerapan teknologi EBT, dalam hal ini di sektor ketenagalistrikan ialah melalui kebijakan Feed-in Tariff (FIT), FIT di Indonesia mengunakan patokan harga tertinggi ceiling prices dengan acuan BPP setempat dan BPP nasional yang ditetapkan setiap tahunnya. Berdasarkan hasil analisis dengan skenario harga pembelian tenaga listrik kesepakatan para pihak ditentukan sebesar 85% dan 100% dari BPP pembangkitan setempat, menunjukan bahwa harga pembelian tenaga listrik merupakan harga yang sesuai dengan keuntungan yang wajar bagi pihak swasta atau Pengembang Pembangkit Listrik (PPL) dengan selisih atau potensi keuntungan bagi pihak PPL tertinggi berada di wilayah Nusa Tenggara Timur untuk pembangkit yang bersumber dari energi air (Hydro) sebesar 1.666,65 Rp/kWh jika harga pembelian tenaga listrik dibandingkan dengan rata-rata terbobot LCOE Pembangkit EBT di dunia. Selain itu secara finansial PLN dapat melakukan penghematan jika menerapkan harga pembelian tenaga listrik yang bersumber dari pembangkit EBT dibawah besaran BPP pembangkitan setempat, penghematan dapat dilakukan dengan mengganti/memberhentikan produksi dan sewa pembangkit yang menggunakan energi fosil terutama BBM yang memiliki biaya bahan bakar yang tinggi dan mengikuti kurs mata uang asing, potensi penghematan bagi PLN jika mengganti/memberhentikan produksi dan sewa pembangkit PLTD dan PLTG dengan skenario harga pembelian tenaga listrik kesepakatan para pihak di ditentukan sebesar 85% dan 100% dari BPP pembangkitan setempat selama tahun 2017 sebesar 24 triliun rupiah untuk pembelian tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit PLTA, PLTP, PLTSa dan 28,3 trilun rupiah untuk pembelian tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit PLTS, PLTB, PLTBg/Bm, PLTLaut.
Resources of renewable energy in Indonesia are quite large, but currently the development is not optimal. The geographical gap between the location of energy supply, demand and investment in technology is a challenge for developing renewable-based technology. Government support by establishing regulations that can trigger the application of renewable technology, in this case for electricity sector is through the Feed-in Tariff (FIT) policy, FIT in Indonesia uses ceiling prices with reference to the Cost Of Electricity (COE) in each region and national COE which is set annually. Based on the results of the analysis with the scenario that the purchase price of electricity for the parties is determined at 85% and 100% of the local COE generation, indicating that the purchase price of electricity is a price that matches the reasonable profit for the private sector or the Power Plant Developer with a difference or the highest potential profit for the PPL in the East Nusa Tenggara region for Hydro generation of 1,666.65 IDR / kWh if the purchase price of electricity is compared to the LCOE weighted average RE in the world. In addition, financially PLN can make savings if it applies the purchase price of electricity sourced from the RE plant under the amount of COE local generation, saving can be done by replacing / stopping the production and rental of plants that use fossil energy, especially fuel which has high fuel costs and following foreign exchange rates, potential savings for PLN if it replaces / stops the production and rental of PLTD and PLTG plants with the scenario of purchasing prices of electricity agreements between parties is determined at 85% and 100% from local COE generation during 2017 amounting 24 to 28.3 trillion rupiahs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Krisyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Jaringan dengan teknologi Low Power Wide Area (LPWA) memungkinkan implementasi sistem komunikasi dari perangkat ke perangkat dengan jumlah yang sangat banyak dalam satu jaringan. Jaringan LPWA sangat efisien dalam hal penggunaan daya dan bandwidth, karena jaringan LPWA menggunakan daya rendah dan beroperasi dengan bandwidth yang sempit serta jangkauan yang luas. Jenis perangkat yang terhubung melalui jaringan LPWA sebagian besar merupakan berbagai jenis sensor, baik sensor untuk kondisi lingkungan, kesehatan, transportasi dan juga sensor untuk mengukur penggunaan energi. Dalam penelitian ini, perangkat yang terhubung ke jaringan LPWA adalah Smart Meter. Smart Meter adalah alat ukur digital yang terdiri dari sensor yang berfungsi melalukan pengukuran dan pencatatan data yang terhubung ke pusat data yang dapat diakses oleh pengguna. Jenis teknologi LPWA yang digunakan adalah LoRa dengan parameter teknis sesuai dengan regulasi yang ada di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu jaringan yang sesuai untuk memenuhi utilitas Smart Meter di wilayah Jakarta dan Tangerang. Implementasi Smart Meter diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada pengguna dan perusahaan penyedia layanan energi, seperti meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan efisiensi penggunaan energi, mengurangi biaya operasional, mengurangi susut energi khususnya listrik serta memberikan hasil pengukuran yang akurat untuk memperkirakan kebutuhan energi kedepan.
ABSTRACT
Network with LPWA technology (Low Power Wide Area) enables the implementation of communication systems from devices to devices with a very large number in one network. The LPWA network is very efficient in terms of power usage and bandwidth, because the LPWA network uses low power and operates with a narrow bandwidth with wide coverage. Most types of devices connected through the LPWA network are various types of sensors, such as sensors for environmental conditions, health, transportation and sensors to measure energy usage. In this research, the devices which are connected to LPWA network are Smart Meters. Smart Meters are digital measuring devices consisting of sensors with functions of measuring and recording data which connected to a data center that can be accessed by users. The type of technology LPWA used in this research is LoRa with technical parameters in accordance with regulations in Indonesia. The purpose of this research is to design and plan an appropriate network to comply Smart Meter utilities in the Jakarta and Tangerang areas. Smart Meter implementation is expected to provide many benefits to users and energy service companies, such as improving service quality, increasing energy usage efficiency, reducing operational costs, reducing energy and electricity losses also providing accurate measurement results to estimate future energy requirements.
2019
T53366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rusdiyanto
Abstrak :
Global Positioning System (GPS) adalah sebuah sistem navigasi yang saat ini fungsinya telah meluas, yang pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan militer berkembang meliputi segala aspek kebutuhan manusia, seperti transportasi, kesehatan, pelayaran, dan keperluan sipil. Sistem GPS meliputi satelit, server satelit, dan receiver. Pada bagian receiver terdiri dari antena, low noise amplifier (LNA) dan decoder. Untuk menunjang aktivitas bergerak pada manusia, perangkat receiver GPS diharapkan dapat dengan mudah digenggam dan dibawa kemana-mana. Untuk itu diperlukan desain yang membuat perangkat GPS lebih compact dan ringan, namun tetap memenuhi spesifikasi pada sistem GPS. Salah satu perangkat penerima yang dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah antena dan LNA. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain antena mikrostrip pasif dan LNA, kemudian menggabungkan keduanya dalam satu bidang yang sama yang disebut sebagai active integrated antenna (AIA) untuk keperluan GPS pada frekuensi 1575,42 MHz (L1). Hasil pengukuran AIA pada frekuensi 1575,42 MHz menunjukan nilai return loss S11 sebesar -23,42 dB, gain 14,77 dB dan mempunyai bandwidth impedansi sebesar 90 MHz. Nilai stabilitas yang dicapai adalah 1,27. Antena ini mempunyai polarisasi melingkar dengan nilai axial ratio mencapai 2,06 dB dengan bandwidth polarisasi melingkar sebesar 25 MHz. ......The Global Positioning System (GPS) is a navigation system which is currently expanded in function from only military activity to all aspects of human needs, such as transportation, health, shipping, and civilian activities. The GPS system consists of satellites, satellite servers, and receivers. The receiver consists of an antenna, low noise amplifier (LNA) and decoder. To support human activities, GPS receiver are expected to be easily held and carried everywhere. For this reason, a compact and lightweight design of GPS device is needed but it still meets the GPS system requirements. Receiving devices that can be modified for those reasons are the antenna and LNA. This study aims to design a microstrip antenna integrated with LNA, integrating them on the same field called the active integrated antenna (AIA) for GPS purposes at a frequency of 1575.42 MHz (L1). The performance of AIA at the frequency of 1575.42 MHz shows -23,42 dB of the return loss S11, 14.77 dB of gain, and 90 MHz of impedance bandwidth. The value of stability factor achieved 1.27. This antenna has circular polarization with an axial ratio of 2.06 dB with a circular polarization bandwidth of 25 MHz.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana pengenalan suara otomatis menggunakan bahasa daerah yang berasal indonesia yaitu bahasa sunda, yang dapat mengontrol alat-alat elektronik pada suatu rumah. Bahasa sunda merupakan bahasa daerah dengan penuturan terbanyak kedua di indonesia setelah bahasa jawa. Pengenalan suara menggunakan bahasa sunda dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan dapat mengontrol beberapa alat elektronik didalam rumah secara langsung dengan akurasi yang baik. Adapun metode yang digunakan dalam pengenalan suara bahasa sunda adalah metode ekstraksi Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan metode classifikasi jaraingan saraf tiruan berbasis algoritma backpropagation. Ada 16 intruksi bahasa sunda yang digunakan dalam pengenalan suara sebagai input pada sistem, setiap instruksi memiliki 2 sampai 3 suku kata bahasa sunda. Output yang digunakan penulis dalam penelitian ini sebanyak 6 alat elektronik rumah tangga, untuk menghidupkan atau mematikan satu output dikontrol menggunakan 2 instruksi bahasa sunda. Data suara yang digunakan dalam proses pembelajaran algoritma backpropagation adalah sebanyak 480 data yang masing-masing instruksi bahasa sunda adalah 30 data suara yang sama, hasil dari proses pembelajaran adalah berupa bobot yang dapat digunakan untuk proses pengetesan hardware, berdasarkan hasil percobaan langsung didapat tingkat akurasi pengenalan sebesar 96.875% saat dilakukan testing terhadap sistem.
ABSTRACT
In this study explain how automatic speech recognition uses regional languages that originate from Indonesia, namely Sundanese language, which can control electronic devices in a home. Sundanese is the second most spoken local language in Indonesia after Javanese. Voice recognition using Sundanese language was carried out in this study to be able to directly control several electronic devices in the house with good accuracy. The method used in Sundanese speech recognition is the Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) extraction method and the artificial neural network classification method based on the backpropagation algorithm. There are 16 Sundanese language instructions used in speech recognition as input to the system; each instruction has 2 to 3 Sundanese language syllables. The output used by the author in this study was five household electronic devices, to turn on or turn off one output controlled using 2 Sundanese language instructions. Sound data used in the learning process of the backpropagation algorithm is 480 data, each Sundanese language instruction is 30 of the same sound data, the results of the learning process are in the form of weights that can be used for hardware testing, based on the results of direct experiments 96.875 % when testing the system.
2019
T53572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>