Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Pratama Putra Handaya
"Penetrasi EBT saat ini sedang dicanangkan untuk mencapai kondisi kelistrikan tanpa emisi karbon. Namun, penetrasi EBT ini masih menimbulkan beberapa permasalahan seperti permasalahan pada kestabilan frekuensi dan tegangan, juga keandalan dari sistem. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dapat melakukan agregasi pada pembangkit EBT dengan tetap memperhatikan kondisi kestabilan, keandalan, dan ekonomis dari sistem. Virtual Power Plant dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Virtual power plant (VPP) adalah sistem yang terdiri dari berbagai pembangkit EBT yang tersebar di berbagai lokasi, yang dikendalikan secara terpusat untuk menyediakan energi listrik ke jaringan utama. VPP dapat terdiri dari berbagai sumber energi, seperti panel surya, angin, atau hidroelektrik, dan dapat menggunakan teknologi seperti Battery Energy Storage Systems (BESS) untuk menyimpan dan mengelola energi yang dihasilkan. VPP dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dan meningkatkan efisiensi energi dengan mengelola dan mengoptimalkan penggunaan pembangkit EBT yang tersebar di berbagai lokasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan perancangan sistem VPP di Kawasan Bisnis SCBD dengan bantuan perangkat lunak XENDEE sebagai perangkat simulasi. XENDEE akan melakukan simulasi berupa optimasi tekno-ekonomi dan analisis aliran daya untuk mengetahui konfigurasi yang sesuai dari sistem dengan mempertimbangkan faktor ekonomis dan emisi gas karbon. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengimplementasian VPP di kawasan bisnis SCBD dapat menurunkan biaya energi listrik terutama dengan pemasangan PLTS, BESS, dan penerapan tarif Tou pada sistem.

The current RES penetration is being targeted to achieve carbon emission-free power conditions. However, this EBT penetration still causes some problems such as frequency and voltage stability problems and system reliability. Therefore, a system that can aggregate RES power plants while considering the stability, reliability, and economic conditions of the system is needed. Virtual Power Plant (VPP) can be a solution to these problems. VPP is a system consisting of various RES power plants scattered in various locations, controlled centrally to provide electricity to the main grid. VPP can consist of various energy sources, such as solar panels, wind, or hydroelectric, and can use technologies such as Battery Energy Storage Systems (BESS) to store and manage the energy generated. VPP can help reduce dependence on fossil energy sources and increase energy efficiency by managing and optimizing the use of EBT power plants scattered in various locations. This research is conducted to design a VPP system in the SCBD Business Area with the help of the XENDEE software as a simulation tool. XENDEE will simulate techno-economic optimization and power flow analysis to determine the appropriate configuration of the system considering economic factors and carbon emissions. The simulation results indicate that the implementation of VPP in the SCBD can reduce electricity energy costs, especially with the installation of solar power systems (PLTS), battery energy storage systems (BESS), and the implementation of Time of Use (ToU) tariffs on the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Akbar Attallah
"Untuk mencapai pembangkitan listrik nol emisi karbon, diperlukan pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebagai sumber energi utama. Peningkatan pembangkitan listrik EBT memunculkan permasalahan stabilitas tegangan dan frekuensi serta masalah keandalan dikarenakan oleh karakteristik ketidakpastian dan intermiten dari pembangkit listrik EBT yang menggunakan sumber energi yang tidak dapat dikendalikan.Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem VPP pada Kawasan Berikat Nusantara dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Perangkat lunak XENDEE akan melakukan optimasi tekno-ekonomi untuk memperoleh konfigurasi besaran kapasitas dari komponen VPP yang terbaik. Hasil dari optimasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa skenario sistem VPP yang mengimplementasikan PLTS dengan skema tarif eksisting untuk sektor industri dapat melakukan penghematan biaya tahunan dan penurunan COE sebesar 27%. Kapasitas PLTS yang merupakan hasil optimasi dari perangkat lunak XENDEE berkapasitas sebesar 4.4 MWp. Adapun skenario lain dimana terdapat teknologi BESS pada sistem VPP dengan skema tarif Time-of-Use, yang dapat melakukan penghematan biaya tahunan dan penurunan COE sebesar 19.1%. Skenario ini menggunakan kapasitas PLTS sebesar 4.4 MWp, BESS 4.48 MWh, dan inverter 749 kW. Sistem VPP yang menggunakan BESS juga dapat melakukan peak shaving sehingga dapat menurunkan nilai beban puncak dari jaringan utilitas. Seluruh skenario dari hasil simulasi memiliki hasil analisa aliran daya dengan tegangan pada tiap bus yang mematuhi standar grid code dengan deviasi tegangan tertinggi bernilai 0.12% dari tegangan nominalnya.

To achieve zero-carbon emission electricity generation, Renewable Energy Resources (RES) are needed as the main energy source. The increase in RES raises problems of voltage and frequency stability, as well as reliability problems due to the uncertain and intermittent characteristics of RES. The solution to this challenge is a Virtual Power Plant (VPP) system. VPP is a system that aggregates multiple generation, load, and storage systems to replicate a large-scale power plant. VPP was introduced to RES generation  without sacrificing network stability and reliability, as well as offering many other technical and economic benefits. This study aims to design a VPP system in the PT KBN industrial area using XENDEE. XENDEE will perform techno-economic optimization to obtain the best capacity configuration of the VPP component. The optimization results indicate that by implementing a PV system within an existing tariff scheme for industrial load, a VPP system scenario can achieve annual cost savings and a reduction in COE of 30.2%. The optimized capacity of the PV system using XENDEE software is 4.4 MWp. Another scenario involves a VPP system with Battery Energy Storage System (BESS) technology and a Time-of-Use tariff scheme, which can achieve annual cost savings and a reduction in COE of 19.1%. This scenario uses a PV system capacity of 4.4 MWp, a BESS of 4.48 MWh, and an inverter of 749 kW. A VPP system that uses BESS can also perform peak shaving, thereby reducing the peak load value of the utility network. All simulation scenarios have power flow analysis results with voltages at each bus complying with the grid code standard, with the highest voltage deviation being 0.12% of the nominal voltage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ramadhanti Hashmi
"Penetrasi pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke dalam jaringan sistem tenaga listrik dapat menyebabkan masalah pada stabilitas sistem, walaupun dapat membantu mengatasi masalah emisi karbon dan juga krisis iklim yang terjadi. Virtual Power Plant (VPP) merupakan sistem agregasi dari berbagai Distributed Energy Resources (DER), beban fleksibel, Battery Energy Storage System (BESS), dan sistem komunikasi yang dapat meningkatkan efisiensi sistem dan memfasilitasi konsumen untuk melakukan transaksi energi listrik dengan utilitas. VPP mengkoordinasikan semua unit DER menjadi satu kesatuan untuk diintegrasikan ke dalam jaringan utama agar tidak membahayakan stabilitas sistem.. Konfigurasi sizing komponen yang optimal dan kehandalan sistem dapat ditentukan dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Simulasi optimasi tekno-ekonomis dilakukan untuk mendapatkan sizing dari setiap komponen dan biaya kelistrikan dan simulasi aliran daya dilakukan untuk dapat melakukan analisis keandalan sistem. Dari hasil simulasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian VPP di Universitas Indonesia mampu menurunkan biaya energi listrik, terutama pada skenario yang menerapkan skema tarif Time-of-Use (ToU) dan pemanfaatan teknologi BESS.

The penetration of Renewable Energy Sources (RES) into the power system grid can cause several problems with the system stability, although the penetration can also help overcome the issue of carbon emissions and the climate crisis. A Virtual Power Plant (VPP) is an aggregation system of various Distributed Energy Resources (DER), controllable loads, Battery Energy Storage System (BESS), and Communication System that can improve systems efficiency and facilitate consumers to do the energy trading. The VPP coordinates all DER units into one unit that can be integrated into the main grid without endangering the system stability. XENDEE software can be used to determine the optimal component sizing and to perform a reliability analysis. Techno-economic optimization simulations are aimed to obtain the optimal sizing of each component and calculate the cost of energy of the system. Power flow simulation is performed to conduct a system reliability analysis. The VPP design is expected to achieve optimal results technically and economically. From the simulation results, it can be concluded that the implementation of VPP at the University of Indonesia is able to reduce electricity costs, especially in scenarios that apply the Time-of-Use (ToU) tariff scheme and the utilization of BESS technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfin Imanputera
"Dengan diterapkannya jaringan listrik konvensional pada sistem kelistrikan Indonesia, pemenuhan kebutuhan listrik yang meningkat pada waktu beban puncak menyebabkan tingginya biaya operasional penyediaan listrik pada saat itu. Hal ini dapat diantisipasi dengan melibatkan konsumen untuk ikut berperan aktif menghasilkan energi listrik bersama dengan Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN). Virtual Power Plant dapat menjadi pilihan dalam mengendalikan berbagai jenis pembangkit dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan listrik, termasuk mengendalikan energi listrik yang berasal dari rumah pelanggan. Oleh karena itu, diperlukan perancangan dua model diantranya Master Controller Unit dan Slave Controller Unit dalam sistem Centralized Virtual Power Plant yang dapat mengintegrasikan beberapa pembangkit, dan mendukung PLN dalam menghadapi kebutuhan energi listrik pada waktu beban puncak. Virtual Power Plant memudahkan pengguna untuk melakukan monitoring sistem pembangkit listrik dan melakukan transaksi energi listrik dengan PLN. 

By implementing conventional power grids in Indonesian electrical system, fulfilling the increase of power demand during peak causes a high operational cost for electrical supply at that time. It can be anticipated by involving the consumers to actively contribute producing energy with State Electricity Company (PLN). Virtual Power Plants would be an option in controlling various types of power plants and be integrated in order to suffice the electricity demand, including controlling electrical energy originating from customers' houses. Therefore, it is need to design two architectural models as a Master Controller Unit and a Slave Controller Unit in a Centralized Virtual Power Plant System that can integrate several power plants, and support PLN when facing the electrical energy demand at peak load times. The Virtual Power Plant makes it easy for users to monitor power generation systems and conduct electrical energy transactions with PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library