Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Hastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Eceng gondok (!Eichhornia crassipes (Mart.) Solms:) merupakan salah satu gulmasir yang banyak dijum- pai di perairan indonesia. Tumbuhan ini mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat, oleh karenanya mempunyai kemampuan menyerap unsur hara, senyawa organik, dan unsur kimia lain dari air limbah dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan eceng gondok sebagai penyerap unsur N, P, dan CD bahan organik dengan mengadakan pengukuran BOD dari efluen kolam sedimentasil di Instalasi Kolam Oksidasi Pulo Gebang, serta mengetahui pengaruh pencemaran efluen kolam sedimentasi terhadap pertumbuhan eceng gondok. Dari hasil yang diperoleh, ternyata karena tingginya kandungan bahan organik, N total, 'dan P total, maka air limbah yang langsung ditanami eceng-gondok^menyebabkan tumbuhan hanya dapat hidup selama 3-6 hari, tetapi tumbuhan ini dapat hidup dalam efluen kolam sedimentasi yang telah diendapkan selama 7 hari. Eceng gondok yang ditanam dalam bak berisi efluen kolam sedimentasi selama 15 hari inampu menurunkan kadar N total dan BOD, tetapi tidak mampu tc^rh^-,dap kadar P. Dari hasil penanaman eceng gondok dalam '",ak berisi efluen kolam sedimentasi yang kemudian.diaerasi, d-i-peroleh;- bahwa semakin lama waktu perlakuan aerasi, pertumbuhan makin baik, terlihat dari kenaikan berat basah maupun jumlah daun yang mak-in meningkat walaupun masih jauh di bawah kondisi normal (Hoagland 25 %). Sedangkan dalam. efluen kolam sedimentasi yang diencerkan dengan air sungai kemudian diaerasi, dipproleh kenaikan. berat basah dan,jumlah daun yang lebih tihggi daripada dengan perlakuan aerasi saia. Dari hasil penelitian.ini dapat diambil kesimpulan bahwa e-ceng gondok sangat efektip terhadap penurunan kadar N dan BOD dari efluen kolam sedimentasi, sementara eceng gondok tidak efektip terhadap penurunan kadar P. Makin tinggi kadar unsur-unsur hara terkandung dalam-efluen kolam. Sedimentasi yang menyebabkan makin rendahnya kadar oksigen terlarut, tidak memberikan tambahan herat basah dan jumlah daun, tetapi menekan pertumbuhan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Dara Maylani
Abstrak :
Penelitian mengenai kemampuan Eichhornia crassipes (Mart.) Solms menyerap logam Fe dalam 3 variasi ukuran telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan eceng gondok dalam penyerapan logam Fe, mengetahui nilai faktor biokonsentrasi, dan tranlokasi serta efektivitas eceng gondok dalam mengurangi kadar logam Fe pada perairan berdasarkan variasi ukuran kecil, sedang, dan besar. Penelitian dilakukan agar dapat diimplementasikan pada perairan Situ Agathis Universitas Indonesia yang sudah tercemar oleh logam berat Fe. Penelitian dilakukan selama 14 hari dengan menggunakan 5 individu eceng gondok pada setiap perlakuan. Perlakuan penelitian dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, kelompok yang diberikan logam FeCl3 5 ppm dan kelompok yang diberikan logam FeCl3 10 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat menyerap logam Fe dan dapat mentranslokasikannya dari bagian akar, ke bagian tangkai, dan daun. Eceng gondok berukuran kecil dan sedang paling efektif dalam menyerap logam Fe dengan efektivitas penurunan sebesar 99,98 %. Penyerapan logam Fe tertinggi terjadi pada eceng gondok ukuran kecil dengan perlakuan logam FeCl3 5 ppm yakni berjumlah 20.206,3 ppm ......Research on the ability of Eichhornia crassipes (Mart.) Solms to absorb Fe metal in 3 size variations has been carried out. The aim of this study was to determine the ability of water hyacinth to absorb Fe, determine the value of bioconcentration and translocation factors as well as the effectiveness of water hyacinth in reducing Fe metal content in waters based on small, medium and large size variations. The research was conducted so that it could be implemented in the waters of Situ Agathis University of Indonesia which had been contaminated by heavy metal Fe. The study was conducted for 14 days using 5 individual water hyacinths in each treatment. The research treatments were divided into three treatment groups, namely the control group, the group given 5 ppm FeCl3 metal and the group given 10 ppm FeCl3 metal. The results showed that water hyacinth can absorb Fe metal and can translocate it from the roots, to the stalks and leaves. Small and medium water hyacinths were the most effective in absorbing Fe metal with a reduction effectiveness of 99.98%. The highest absorption of Fe metal occurred in small water hyacinths treated with 5 ppm FeCl3 metal, amounting to 20,206.3 ppm
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Nurhidayah
Abstrak :
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tanaman yang mengandung hemiselulosa tinggi, namun pemanfaatannya belum optimal. Tujuan penelitian adalah pemanfaatan eceng gondok sebagai sumber substrat dalam biokonversi xilosa menjadi xilitol menggunakan khamir Debaryomyces hansenii. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu pencarian kondisi optimum autohidrolisis dan biokonversi hidrolisat yang dihasilkan menjadi xilitol selama 3 hari dengan penggojokan 200 rpm pada suhu kamar. Kondisi optimum perolehan xilosa diperoleh melalui metode autohidrolisis selama 75 menit dengan rasio eceng gondok dan air 1:15 serta pasca hidrolisis selama 45 menit menggunakan asam sulfat 4%. Hasil hidrolisat yang didapatkan adalah 25,55 g/L xilosa. Biokonversi dengan konsentrasi xilosa 10% menghasilkan yield value xilitol sebesar 21,67%. Penambahan kosubstrat glukosa 1% dan gliserol 3% meningkatkan yield value xilitol masing-masing sebesar 25,95% dan 31,61%. ......Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a plant containing high hemicellulose, but its utilization was not optimal. The research purpose is the utilization of water hyacinth as substrate source in the bioconversion of xylose into xylitol using Debaryomyces hansenii yeast. The research was conducted into two stages. Firstly, searching an optimum autohydrolysis conditions. Secondly, bioconversion of the resulting hydrolyzate into xylitol which carried out for 3 days with shaking 200 rpm at room temperature. The optimum conditions for the acquisition of xylose obtained through autohydrolysis methods for 75 minutes with 1:15 water hyacinth and water ratio and posthydrolysis for 45 min using 4% sulfuric acid. Results obtained from hydrolyzate was 25.55 g / L xylose. Bioconversion of 10 % xylose produce 21.67% xylitol yield. Cosubstrates addition of 1% glucose and 3 % glycerol increase xylitol yield respectively 25.95% and 31.61%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library