Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arezia Magdalyn
Abstrak :
Tujuan makalah penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pengembalian terhadap pendidikan di Indonesia dengan menggunakan model Mincer. Hubungan ini menggambarkan statististik antara pendapatan pasar, durasi pendidikan, pengalaman, dan kuadrat dari pengalaman. Dalam analisis ini, kita menggunakan data primer dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2012. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mencakup semua provinsi di Indonesia (sebanyak 33 propinsi), 201.100 jumlah dari rumah tangga, dan 726.044 orang tenaga kerja dengan informasi per individual. Analisis dilakukan dengan melihat pengaruh dari perbedaan jenis kelamin, daerah, status perkawinan, dan klarifikasi industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan tahunan untuk 7,7868 persen pendapatan karena tambahan satu tahun durasi pendidikan bagi pekerja individu. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tingkat pengembalian terhadap pendidikan bagi wanita lebih tinggi dari pria yang ditunjukkan oleh kenaikan 8,96 persen untuk wanita dan 7,3526 persen untuk pria untuk tingkat pengembalian terhadap pendidikan karena tambahan satu tahun sekolah. Selain itu, tingkat pengembalian pendidikan bagi daerah perkotaan lebih tinggi dengan daerah pedesaan. Hal ini ditunjukkan dengan tambahan satu tahun sekolah terkait dengan kenaikan gaji sebesar 8,5175 persen untuk daerah perkotaan dan 6,3995 persen untuk daerah pedesaan. DKI Jakarta sebagai daerah perkotaan dan ibu kota dari negara Indonesia memberikan nilai positif terhadap pendapatan. Tambahan satu tahun sekolah di DKI Jakarta meningkat sebesar 11,3734 persen terhadap tingkat pengembalian pendidikan bagi setiap individu yang bekerja di DKI Jakarta. Sementara itu, pria yang sudah menikah dan wanita yang sudah menikah juga memiliki tingkat pengembalian pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan pria lajang dan wanita lajang. Perbedaannya adalah 2,5544 persen untuk pria yang sudah menikah dan 3,5168 persen untuk wanita yang sudah menikah. Selain itu, ada tiga sektor industri utama yang memiliki tingkat pengembalian pendidikan tertingggi. Diantaranya adalah sektor industri yaitu industri 2 (Pertambangan dan Penggalian), industri 3 (Industri Manufaktur), dan industri 8 (Keuangan, Asuransi, Real Estate, dan Perusahaan Jasa). Untuk setiap tambahan satu tahun sekolah terkait dengan 10,31 persen, 9,98 persen, dan 11,60 persen peningkatan terhadap tingkat pengembalian pendidikan bagi industri 2, 3 dan industri 8. Relevansi untuk Studi Pembangunan Keuntungan dari pendidikan dapat dicapai dengan melihat kemampuan pekerja untuk memahami dan mengadaptasi teknologi baru yang berhubungan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat yang lebih tinggi dari sekolah dapat memberikan efek ke kemajuan dalam kemampuan dan keterampilan pekerja. Pendidikan tinggi akan meningkatkan kemampuan yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peningkatan modal manusia dikaitkan dengan inovasi dan kreasi dengan teknologi baru. Ini akan menciptakan produktivitas meningkat karena pekerja yang lebih terampil, dan juga akan mencerminkan upah yang lebih tinggi. Sehubungan dengan besarnya jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan di bawah SMA di Indonesia. Pemerintah Indonesia harus memberikan upaya ekstra untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kualitas tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat membantu pekerja untuk meningkatkan teknologi baru dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi. ......This research paper objective is to analyze the rate of returns to education in Indonesia using Mincer model. It describes the statistical relationship among market earnings, duration of education, experiences, and quadratic of experiences. In the analysis, we use primary data from the National Labor Force Survey (Sakernas) data in 2012. The National Labor Force Survey (NLFS) covers all provinces of Indonesia (33 provinces), 206.100 numbers of household, and 726.044 people of labor individual information. The analysis is conducted by seeing the effect of difference sex, regions, marital status, and industrial classification. The result indicates that there is an annual increase for 7,7868 percent in earnings due to an extra year of duration of education for individual worker. Moreover, the result indicates that the rate of returns to education for female is higher than male which is showed by increases for 8,96 percent and 7,3526 percent to the rate of returns to education for male and female respectively due to an additional year of schooling. Moreover, the rate of returns to education for urban areas is higher than rural areas. It is showed by an additional year of schooling is associated with an annual 8,5175 percent, and 6,3995 percent increases in salaries for urban and rural respectively. DKI Jakarta as urban areas and capital city of Indonesia give positive value to earnings. An extra year of schooling in DKI Jakarta increase 11,3734 percent returns to education for individual worker who work in DKI Jakarta. Meanwhile, married man and married woman also have higher the rate of returns to education compare to single man and single woman. The differences are 2,5544 percent and 3,5168 percent higher for married man and married woman. Furthermore, there are three main industrial sectors which have highest rate of returns to education. Those industrial sectors are industrial 2 (Mining and Quarrying), industrial 3 (Manufacturing Industry), and industrial 8 (Financing, Insurance, Real Estate, and Business Services). An extra year of schooling is associated with 10,31 percent, 9,98 percent, and 11,60 percent increase to the rate of returns to education for industrial 2, industrial 3, and industrial 8 respectively. Relevance to Development Studies The advantages of education can be achieved by seeing the capability of worker to understand and adapt new technology which related to the higher level of education. The higher levels of schooling of workers give effects to an upturn in ability and skills of workers. Higher education will increase capability which has an impact to economic growth. In addition, the increased of human capital is associated with innovation and creation to the new technology. It will create increases productivity due to more skilled worker, and it will also reflect to higher wages. Regarding to the large numbers of labor force with educational attainment below senior high school in Indonesia. Indonesia government has to give extra efforts to higher educational level. The quality of higher educational level may help worker to improve new technology and increase the contribution to the economic development.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Puspita Ayu
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pendidikan oleh pemerintah daerah terhadap pengeluaran pendidikan oleh rumah tangga menurut kelompok pendapatan. Studi ini menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2007 dan 2014 dan APBD kabupaten/kota. Hasil empiris dengan model tobit menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran pendidikan oleh pemerintah menurunkan pengeluaran pendidikan oleh rumah tangga. Menurut kelompok pendapatan, pengeluaran pendidikan oleh pemerintah signifikan mengurangi total pengeluaran pendidikan oleh rumah tangga di semua kelompok pendapatan. Menurut jenis pengeluaran, peningkatan pengeluaran pendidikan oleh pemerintah signifikan mengurangi pengeluaran iuran sekolah di semua kelompok pendapatan. Sementara itu, pengeluaran pendidikan pemerintah yang meningkat signifikan mengurangi biaya peralatan sekolah, transport dan kursus pada kelompok pendapatan rendah dan menengah dan tidak signifikan memengaruhi rumah tangga di kelompok pendapatan tinggi. ......This study aims to determine the effect of education spending by local governments on education expenditure by households according to income groups. This study uses data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2007 and 2014 and local government budget (district/city). Empirical results from tobit model indicate that an increase in local government expenditure on education reduces household expenditure on education. According to income groups, education expenditure by the government significantly reduces total education expenditure by household in all income groups. By type of expenditure, an increase in education spending by the government significantly reduces school tuition spending in all income groups. Meanwhile, an increase in education spending by the governma on education significantly reduced the cost of school equipment, transport and courses in the low and middle income groups and did not significantly affect households in the high income group.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ronald Maraden Parlindungan
Abstrak :
ABSTRAK
Pendidikan di Indonesia diarahkan pada tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan karakter melalui program-program berkualitas tinggi. Namun, tujuan ini tidak sejalan dengan manajemen pendidikan di Indonesia. Sehubungan dengan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pendidikan Indonesia yang disampaikan oleh presiden Indonesia dalam pidato-pidato kenegaraan. Untuk mencapai tujuan ini, analisis deskriptif kualitatif dilakukan atas 46 pidato presiden Indonesia dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1968 yang dipimpin oleh Presiden Soeharto sampai 2015 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Analisis dilakukan atas konstituen-konstituen yang mengandung konsep pendidikan. Konstituen yang mengandung konsep pendidikan dianalisis dengan menerapkan tiga dimensi analisis Fairclough, yang mencakupi deskripsi linguistik, interpretasi wacana, dan eksplanasi wacana. Penulis menemukan bahwa konsep pendidikan yang disampaikan oleh tiap-tiap presiden merupakan jawaban atas masalah sosial yang tengah terjadi pada setiap era pemerintahan. Oleh karena itu, konsep pendidikan sejalan dengan visi dan misi pemerintah. Secara menyeluruh konsep pendidikan ini berkaitan erat dengan tujuh gagasan dasar, yaitu pembangunan pendidikan, aksesibilitas pendidikan, pengarahan pendidikan, mutu pendidikan, pendidikan keterampilan, serta pendidikan politik, moral, dan karakter, serta anggaran pendidikan.
ABSTRACT
Human being is always involved in educational processes. Indonesian education is aimed to develop skills and characters by performing high quality education. However, this objective is not in line with educational management. In fact, many policies are poorly managed. Regarding to this phenomenon, the research aims to reconstruct Indonesian educational concepts delivered by the six presidents of Indonesia in their presidential speeches. In order to achieve this objective, a descriptive qualitative analysis was performed on 46 Indonesian presidential speeches commemorating the independence day of Indonesia from 1968, which was governed by President Soeharto to that of 2015, governed by President Joko Widodo. The research was conducted on the constituents reflecting the concept of education. The constituents were analyzed by using Fairclough rsquo s three dimensional analysis, incorporating linguistic description, discourse interpretation, and socioculturalexplanation. The writer realizes that the concept of education communicated by the presidents is the reflection of social issues in each period. Therefore, it must be in line with government rsquo s vision and mission. Overall, the concept of education is closely related to seven ideas, namely the development of education, education accessibility, education regulation, the quality of education, education for skills, politic, moral, and character education, and budget allocation for education.
2017
D2358
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Rahardi
Abstrak :
ABSTRACT
In economics, education is considered as one of the most important factors for a nation development. International test result, unfortunately, shows that Indonesian students are performing poorly compared to other countries even with enormous portion of state budget spent for education. Lack of infrastructure is often highlighted as the reason for this failure. However, several reports have shown that infrastructure may not be the sole determinant of education outcome, hence identifying another factor is needed to improve effectiveness of education policy. This research aims to study how human behavior could impact academic achievement through a field experiment. Using the concept of growth mindset and delayed gratification as the proxy of human behavior, we obtained mixed result on how human behavior affects education outcome. Higher degree of growth mindset is associated with better academic performance, showing that student rsquo s belief can affect their achievement academic wise. On the other hand, we did not find statistical evidence about the impact of delayed gratification on education outcome, which implies that the ability to resist temptation may not always lead to better academic achievement. These findings suggest that education policy making and evaluation in the future should consider and put more emphasis to the factor of human behavior.
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam membangun sebuah negara. Dengan segala sumber daya yang telah dialokasikan untuk pendidikan, khususnya besaran porsi anggaran, hasil tes internasional menunjukkan kemampuan siswa Indonesia masih tertinggal dari negara lain. Buruknya kualitas infrastruktur seringkali dianggap sebagai penyebab kegagalan sistem pendidikan di Indonesia. Nyatanya, beberapa penelitian menunjukkan infrastruktur bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan sistem pendidikan, sehingga analisis terkait faktor lain yang dapat memengaruhi efektivitas kebijakan pendidikan perlu dilakukan. Melalui eksperimen di lapangan, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku manusia dapat memengaruhi keluaran dari pendidikan. Menggunakan konsep growth mindset dan delayed gratification sebagai proxy perilaku manusia, ditemukan hasil yang beragam tentang dampak perilaku terhadap keluaran pendidikan. Growth mindset memiliki asosiasi positif dengan keluaran akademis. Hal ini menunjukkan kepercayaan siswa dapat memengaruhi performa akademis. Sementara itu, secara statistik tidak ditemukan asosiasi antara delayed gratification dan keluaran pendidikan. Hal ini mengimplikasikan bahwa kemampuan menahan diri dari godaan tidak selalu berkorelasi dengan prestasi akademis yang lebih baik. Temuan-temuan ini mengindikasikan bahwa kebijakan terkait pendidikan harus lebih mempertimbangkan perilaku manusia.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pahala
Abstrak :
kajian evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui dampak program BERMUTU terhadap peningkatan kinerja guru dan prestasi belajar siswa melalui kerangka model Context, Input, Process, Output (CIPP), Populasi merupakan anggota Kelompok Kerja Guru/Musyawaran Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP) penerima Dana Bantuan Langsung (DBL) sebanyak 1701 guru. sampel berjumlah 37 yang terdiri dari 14 anggota KKG/MGMP dan 23 Ketua KKG/MGMP. hasil kajian menunjukkan bahwa program BERMUTU berdampak cukup positif pada tingkat KKG/MGMP. hal ini didukung dengan tiga indikator, yaitu (a). peningkatan kinerja guru dengan indikator angka kredit kumulatif (AKK) sesudah program dibanding dengan sebelumnya. dari uji t sample berpasangan diketahui bahwa peningkatan AKK tersebut secara statistik sangat signifikan pada derajat keyakinan 0,05 dengan nilai t hitung sebesar = 10,274 > t tabel = 2,032, (b) peningkatan prestasi belajar siswa dengan indikastor rerata nilai Ujian Nasional (NUN) sesudah program yang secara statistik signifikan berdasar uji t sampel berpasangan (c) peningkatan persentase guru (sampel) yang bersertifikat dari 27% sebelum program menjadi 54% sesudah program
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
507 JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Samsul Muarief
Abstrak :
Tujuan dari kajian ini yaitu untuk mengetahui seberapa efektifkah program sertifikasi guru yang diukur dari dampaknya terhadap prestasi belajar para siswa di wilayah Kabupaten Probolinggo. data untuk kajian ini adalah data populasi SD Negeri peserta UN tahun 2013 sebanyak 583 satuan pendidikan. sumber data adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. metode analisis yang dipergunakan adalah One Way ANOVA. temuan utama dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan dalam rerata NUN antara kelompok SD Negeri yang proporsi guru tersertifikasinya dalam kategori 'sedang', namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam rerata NUN antara kelompok SDN yang proporsi guru tersertifikasinya 'sedang' (moderat) dengan kelompok SDN yang proporsi guru terstrifikasinya relatif tinggi. hal ini dapat mengidikasikan bahwa implementasi program sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Probolinggo sejauh ini cukup efektif pada kelompok SD Negeri yang proporsi guru tersertifikasinya termasuk kategori 'sedang' (moderat), namun belum cukup efektif pada kelompok SDN yang proporsi guru tersertifikasinya relatif tinggi. hasil penelitian ini sekaligus menipis sinyalemen bahwa sertifikasi guru tidak berdampak (positif) sama sekali terhadap mutu pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
507 JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Muhammad Soleh
Abstrak :
Peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam proses pembangunan sektor pendidikan di era globalisasi. Tujuan pengkajian ini adalah; Untuk mengevaluasi penempatan tenaga pendidikan sesuai dengan kompetensi, Untuk menganalisis standar kualifikasi tenaga pendidikan, Untuk mengetahui standar kualitas pendidikan di Kab. Kutai Kartanegara. Metode Penelitian yang dilakukan secara survey, dengan populasi adalah kepala sekolah dan guru SD, SMP dan SMA, dengan tiga zona, yakni: zona I, II, dan III di Kutai Kartanegara. Hasil Penelitian; Standar Pendidikan yang dimiliki para guru cukup tinggi, dengan spesialisasi tertentu. Kekurangan tenaga pendidik bidang studi tertentu, mengakibatkan sebagian guru mengajar tidak sesuai keahliannnya. Untuk lebih meningkatkan kualitas guru disarankan untuk aktif mengikuti seminar, workshop, dan pelatihan. Strategi pembangunan pendidikan tidak hanya berdasarkan pada input oriented saja, tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Peranan pemerintah melalui Dinas Pendidikan diharapkan untuk melakukan analisis kebutuhan guru setiap tahun, perbaikan dan peningkatan sarana prasarana sekolah, sesuai kebutuhan masing-masing.
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Ri, {s.a.}
351 JBP 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library