Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfadilah
Abstrak :
ABSTRAK
Akhir-akhir ini timbul trend baru di kalangan masyarakat (khususnya orang tua dari anak usia taman kanak-kanak), dimana aspek kognitif anak mendapat perhatian yang lebih besar untuk dapat dikembangkan pada pendidikan taman kanak-kanak (TK), dibandingkan aspek fisik dan psikososial. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Ahman pada tahun 1998 (dalam Syaodih, 1999), yang mengungkap bahwa ketidakmampuan bersosialisasi dan emosi merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh anak sekolah dasar kelas awal. Selain itu ada pula penelitian lain yang dilakukan oleh Tim Peneliti dan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Depdiknas. (www.depdiknas.go.id), terhadap 500 murid kelas 2 sekolah dasar di lima wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini mengungkap bahwa kemampuan motorik murid kelas 2 sekolah dasar masih kurang memadai. Tes masuk Sekolah Dasar (SD) merupakan pemicu terbesar timbulnya fenomena ini. Ketika anak mengikuti tes masuk sekolah dasar yang dijadikan parameter utamanya adalah kemampuan anak dalam hal-hal yang bersifat skolastik, seperti membaca menulis dan berhitung. Hal ini menyebabkan orangtua memiliki harapan yang tinggi terhadap anak untuk pencapaian aspek kognitif yang optimal, sehingga anak tidak lagi menemui kesulitan pada saat mengikuti pendidikan di SD. Harapan orangtua bagi kehidupan anak di masa mendatang merupakan salah satu faktor terpenting yang mempenganihi keberhasilan belajar anak Oleh karena itu agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak TK, ada baiknya orangtua memahami terlebih dahulu akan karakteristik anak dan tujuan program pendidikan TK. Berdasarkan petunjuk teknis proses belajar mengajar di TK kemampuan skolastik bukanlah tujuan utama dari program pendidikan TK (Depdikbud, 1999). Tujuan utamanya adalah membantu mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar. Untuk itu dalam menerapkan pendidikan TK, hendaknya disesuaikan dengan tugas perkembangan anak prasekolah yang mencakup 3 aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Paf)alia & Olds (2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial. Hal yang akan diungkap dalam penelilian ini adalah apakah orangtua lebih mengharapkan aspek kognilif untuk dapat dikembangkan dalam pendidikan TK, dibandingkan aspek fisik dan psikososial?". Instnimen yang digunakan dalam penelilian ini adalah kuesioner harapan orang tua terhadap pendidikan pada TK. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan program berdasarkan 3 aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia (2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial. Penelilian dilakukan pada 127 orang responden (orangtua) dari 4 buah TK di Jakarta dan sekilamya, Kuesioner tersebul dapat disampaikan kepada responden dan dikembalikan lagi kepada peneliti berkat kerjasama dengan pihak guru kelas. Hasil analisis data yang diperoleh dari uji statislik (ANOVA satu arah) menunjukkan bahwa aspek fisik memiliki perbedaan yang signifikan dengan aspek kognilif dan psikososial, sedangkan aspek kognilif dan psikososial menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (Ho diterima). Ini berarli harapan orangtua terliadap pengembangan aspek kognilif sama besamya dengan aspek psikososial. Sedangkan aspek fisik dianggap kurang penting oleh orangtua untuk dapat dikembang^n pada pendidikan TK.
2002
S2863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Annisa
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan, anak akan belajar memusatkan perhatiannya pada suatu hal dalam jangka waktu terhenti dan belajar bersabar. Wenar (1994) menyatakan bahwa anak-anak prasekolah diharapkan dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang telah dimulainya dengan memuaskan dan memonitor tepat atau tidaknya perilaku mereka. Namun, pencapaian anak sangat bewariasi dalam hal. Ada beberapa anak yang tidak dapat memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal dalam waktu lama, hiperaktif dan impulsif. Anak yang menunjukkan perilaku demikian biasanya menderita ADHD (Attention Deficit Hipemctioity Disorder).

Anak prasekolah yang menderita ADHD dalam waktu satu tahun akan sangat mungkin mengalami masalah perilaku dan diperkirakan akan menderita ADHD pada masa middle childhood (Wenar, 1994). Dan pada masa ini dapat dilihat perbedaan yang nyata antara anak normal dengan anak ADHD (Wenar , 1994).

Masalah ADHD yang dihadapi anak dapat berkembang menjadi permasalahan lain. Iansen, dkk (dalam Mash & Wolfe, 1999) menyatakan bahwa antara 50% 80% anak ADHD juga mengalami gangguan lain seperti oppositional defiant disorder, conduct disorder, emotional disorders , seperti kecemasan dan depmesi serta learning disorders. Selain mengalami masalah dalam perilaku, anak ADHD juga menghadapi masalah dalam keluarga. Interaksi di antara anggota keluarga dikarakteristikan dengan negativistic, tidak adanya pemenuhan kebutuhan anak (child noncompliance), kontrol orangtua yang besar dan konflik dengan saudara (Mash & Johnston dalam Mash & Wolfe, 1999).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara orangtua dengan anak ADHD melalui tampilan tes HTP. Emmanuel Hamrner (1950) menyebutkan bahwa tes HTP merupakan tes yang melihat dunia dalam individu dan lingkungannya dimana hal tersebut dianggap penting. Gambar rumah diketahui dapat memunculkan asosiasi pada diri subyek mengenai lingkungan rumahnya dan hubungan dalam keluarga. Gambar pohon dapat mereflekslkan kepribadian individu yang paling dalam dan tidak disadari Sedangkan gambar orang menunjukan manifestasi persepsi subyek mengenai dirinya atau apa yang diharapkan dari dirinya sendiri (dalam Wenck, 1980). Kemudian, untuk mengetahui permasalahan perilaku pada anak ADHD, akan digunakan tes CBCL dimana rnelalui hes CBCL dapat diketahui gambaran perllaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai data tambahan akan digunakan hasil alloanamnesa dari orangtua.

Penelitian ini menggunakan metode kualiiatif dengan metode pengumpulan data melalui analisis dokumen. Data yang diambil adalah data sekuder yang diperoleh dari Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia periode pemeriksaan 2000 - 2003. Iumlah subyek yang digunakan adalah 4 orang dengan karakterisitik sebagai berikut : usia Sekolah , antara 6 sampai 12 tahun dan didiagnosis mengalami gangguan ADHD pada laporan pemeriksaan psikologis yang clilakukan oleh pemeriksa yang bersangkutan.

Melalui penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut 1. Berdasarkan hasil alloanamnesa dan tes HTP diketahui bahwa hubungan antara orangtua dan anak diwarnai dengan pernberian hukuman fisik seperti memukul badan, tangan, paha atau pantat dan mencubit. Seluruh subyek menganggap bahwa ibu sebagai tokoh yang seringkali memberikan hukuman fisik dibandingkan dengan bapak. Walaupun diwarnai dengan pemberian hukuman fisik dan penerapan aturan, dua subyek merasa bahwa ibu masih memiliki kesediaan untuk membuka diri dan berkomunikasi 2. Berdasarkan data formal dari tes HTP diperoleh bahwa ada kecenderungan para subyek untuk memposisikan kertas secara horizontal dan menggambar rumah terlebih dahulu. Berdasarkan aspek isi - interpretasi terpisah - dari hes HTP diperoleh bahwa sebagian besar subyek menggambar pintu namun dengan ukuran yang bervariasi. Seluruh subyek menggambar pintu yang tertutup dan memiliki Iznndfe dan lidak menggambar jalan setapak. Pohon digambar kecil oleh seluruh subyek. Berdasarkan aspek isi - interpretasi hubungan tiga elemen - Gambar pohon dibuat kecil oleh seluruh subyek. Sebagian besar subyek menggambar orang kecil dan menempatkan gambar orang dekat dengan rumah. 3. Dalam hal perilaku diketahui bahwa 1 subyek memiliki kecenderungan perilaku kearah internlizing, dan 1 subyek memiliki kecenderungan perilaku kea nah externlizing. Area internalizing yang muncul adalah pada sindrom withdrawn dan sematic complaints. Sedangkan area externalizing yang muncul adalah pada delinquent problems dan aggressive behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
Abstrak :
Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar. Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua. Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak. Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertakalswa Hermawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bercerita dengan media boneka dalam menurunkan perilaku agresif pada anak usia prasekolah. Salah satu faktor sosial yaitu media seperti video games, play station, film yang bertema kekerasan mempengaruhi perilaku agresif anak. Oleh karena itu, bercerita dengan media boneka diharapkan dapat menurunkan perilaku agresifnya. Karakteristik sampel adalah anak laki-laki usia prasekolah dan menunjukkan perilaku agresif dalam kelompok borderline dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan alat ukur Child Behavioral Check List yang direspon oleh ibu, wawancara dengan guru dan observasi pada proses intervensi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 2 subjek menurun perilaku agresifnya dan 1 subjek tidak ada penurunan perilaku agresif. Pada penelitian yang akan datang, penggunaan kelompok kontrol pada intervensi perlu dilakukan untuk mengetahui faktor lain yang dapat berpengaruh pada munculnya perilaku agresif subjek. Para guru juga dapat dilatih memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan keahlian seorang pencerita.
ABSTRACT
The purpose of the study examined The effectiveness of Storytelling with Puppets to Decrease Aggresive Behavior of Preschoolers. One of social factors is media like video games, play station, film with violence themes influence the children aggresive behavior. Therefore, storytelling with puppets intervention is expected to decrease the aggresive behavior. The characteristic of sample is the boys in preschool age and show aggresive behavior on borderline and clinical level. This research use before and after experimental design by using Child Behavioral Check List to mother, interview with teachers and observation in intervention process as instruments. The conclusion are 2 subject decrease their aggresive behavior and there is no decrease on 1 subject. Further research need control group to know the effect of the relevant factors to decrease aggresive behavior of preschoolers. The teachers should be trained as well as storyteller.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fihri
Abstrak :
ABSTRAK
Mengasuh anak prasekolah merupakan tanggung jawab yang besar, karena pada masa ini memilikipengaruh yang besar dalam pembentukan karakter anak baik positif maupun negative. Pola asuhorang tua diantaranya otoriter, demokrasi, dan permisif. Hal yang paling berguna dalam mendidikanak adalah kasih sayang, rasa antusias, rasa humor, kesabaran, keberanian bersikap tergas dankonsisten. Interaksi antara anak dan orang tua juga tidak kalah penting dalam membentuk pribadianak. Mendidik anak di era digital dengan cara menerapkan pola asuh yang tidak otoriter karenaanak tidak senang dipaksa melainkan dibujuk dan dibiarkan namun juga tetap diawasi olehorang tua. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran orang tua dalam mengasuh danmendidik anak pada era digital saat ini.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adinda Bunga Ayu Putri
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) oleh Pemerintah Kota Depok. Penelitian ini menggunakan teori George Edward III mengenai faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan publik. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi program PAUD di Kota Depok telah cukup baik, meskipun terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan ditemukan pada faktor komunikasi dan sumber daya. Pemerintah Kota Depok harus dapat memberikan komunikasi dan penjelasan mengenai alasan mengapa Dinas Pendidikan Kota Depok belum melaksanakan sepenuhnya pembinaan PAUD formal dan nonformal satu atap kepada pendidik dan tenaga kependidikan PAUD di Kota Depok. Pemerintah Kota Depok juga harus memperhatikan sumber daya yang tersedia untuk pelaksanaan program PAUD secara kualitas dan kuantitas. ......The focus of this paper is Analysis on factors influencing the government of Depok City early childhood education program implementation. The study based on George Edward III’s theory related to factors influencing public policy implementation. The result of this study indicates that the government’s programs are well implemented although there are some obstacles related in communication and resources in the process. The government of Depok City should explain why District Education Office not entirely conducting the formal and informal Early Childhood Education guidance for teachers and educators in Depok City under one roof. The government of Depok City should also consider the number and quality of human resources available needed to the program implementation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizki Maulidina
Abstrak :
Skripsi ini membahas dukungan sosial orang tua dalam pendidikan anak usia dini dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menjelaskan mengenai bentuk dukungan sosial orang tua dalam pendidikan anak usia dini di SBB-PAUD Bina Insan Mandiri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Di dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bentuk dukungan sosial orang tua dalam pendidikan anak usia dini meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Dukungan sosial tersebut diberikan oleh ibu yang sering berinteraksi dengan anak di sekolah dan di rumah.
This thesis describes about social support of parent in early childhood education on early childhood education program of Bina Insan Mandiri Depok. This study is qualitative research with descriptive design. This study is explained that the forms of social support of parents in early childhood education are emotional, appreciation, instrumental and informative. The social support is given by a mother who often makes interaction with her child at school and at home.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Wahyuni
Abstrak :
Taman Kanak-kanak R.A Madinatun Naja merupakan sekolah pra-formal dengan dominasi kegiatan eksplorasi luar ruangan dan rutinitas makan bersama sebagai satu rangkaian setiap harinya. Sehingga rutinitas mencuci tangan bukan lagi merupakan sebuah pembelajaran namun sudah menjadi suatu kebutuhan. Penelitian ini meneliti seberapa efektif penyuluhan dilakukan kepada murid-murid dengan kisaran usia 4-6 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest- Posttest with Control Group. Terdapat 3 populasi penelitian : Play group, TK A, dan TK B. Penelitian dilakukan terhadap perubahan perilaku mencuci tangannya pada sebelum (Pre-test) dan sesudah (Post-test) dilakukan penyuluhan pada tiga waktu pengamatan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan penyuluhan yang dilakukan memberikan perubahan perilaku mencuci tangan yang signifikan pada ketiga populasi penelitian dan tingkat inisiatif mencuci tangan pada populasi TK B paling tinggi dibanding populasi lainnya dengan metode penyuluhan yang efektif yaitu diskusi dua arah. ......Madinatun Naja Kindergarten is a pre-formal school with domination of outdoor exploration and routines activities such as eats together as a sequence activity every day. Therefore, routine hand washing shall be no longer as learning but shall become a necessity. This research is to show effectiveness of counseling to students at the range age 4-6 years. This research method is pretest and post test experimental with control group. There are three populations as a sample: Play group, Kindergarten A and B. In this research, we observe behavior of hands washing before and after counseling in three observations. The most effective was kindergarten B compared to other sample populations. Meanwhile, the most effective method in that population was two way discussions.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evans, Ellis D.
New York: Holt, Rinehart and Wiston, 1971
372.210 973 EVA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>