Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heni Lestari
Abstrak :
Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini. Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.
Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world. With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community. The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention). Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children. The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Hastrini Nurwanti
Abstrak :
Ki Hadisukatno adalah alah satu tokoh yang menggunakan kesenian sebagai alat pendidikan karakter. Hal ini sejalan dengan konsep Taman Siswa yaitu pendidikan berbasis budaya. Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini (anak-anak). Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah peran dan ketokohan Ki Hadisukatno dalam ikut mengembangkan karakter generasi muda, khususnya anak-anak melalui budaya Jawa. Artikel ini merupakan hasil kajian pustaka dari beberapa sumber tulisan dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Ki Hadisukatno berperan sebagai guru sekaligus pamong dalam mendidik siswa melalui tembang dolanan anak dan langen carita.
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan peran pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang leadershipterdiri dari berbagai budaya suku bangsa (multicultural) haruslah memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membangun negaranya untuk menjadi negara yang satu dalam keberagaman (unity in diversity). Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan dan juga budaya suatu bangsa terkusus Bangsa Indonesia sangat penting dalam pembangunan karakter dan juga peradabannya. Dimana melalui peranan pendidikan dan budaya tersebut, semangat persatuan yang kokoh dan juga toleransi yang tinggi antara budaya yang beragam tersebut bisa tercipta sehingga karakter dan peradabannya mengarah pada perubahan yang positif. Secara spesifiknya, nilai-nilai moral dan etika di kalangan warga bangsa baik secara individu maupun kelompok dapat tercapai, hal inilah yang menjadi perisai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Nilai moral dan etika ini sangat erat kaitannya dengan kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dan beradap, dimana hal tersebut bisa terwujud dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya.
330 ASCSM 27 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Auliyani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter Usia Dini di Taman Indrya Yogyakarta, 1964-1968 mengkaji Pendidikan Karakter Dini yang ditanamkan melalui Taman Indrya yang dikaitkan dengan kebijakan pemerintah terhadap eksistensi Taman Kanak-Kanak di Indonesia. Tujuan dari penulisan skripsi mendeskripsikan perkembangan Taman Indrya, pelaksanaan pendidikan karakter yang diterapkan pada anak usia dini, dan mengetahui dukungan yang diberikan pemerintah terhadap keberadaan taman kanak-kanak. Metode dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu: melalui tahap heuristik, kritik sumber, tahap interpretasi data, tahap terakhir adalah historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber arsip, koran dan majalah sejaman, jurnal ilmiah, wawancara, serta buku sebagai sumber pendukung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa eksistensi keberadaan Taman Indrya mendukung perkembangan pendidikan karakter pada usia dini melalui metode pembelajaran bermain dan bernyanyi. Kebijakan yang diberikan pemerintah diaplikasikan dengan metode belajar yang ada pada Taman Indrya sehingga tidak menghilangkan ciri khas pembelajaran yang diajarkan Ki Hajar Dewantara.
ABSTRACT
Thesis titled Early Childhood Character Building Take Place on Indrya Park Yogyakarta, 1964 1968 studied about early childhood character building which is installed By the Indrya Park that be related to Government policy towards kindergarten existence in Indonesia. The purpose of this study is described Indrya Park cultivation, implementing character building that applied to early age children, and knowing government assistance to support kindergarten 39 s existence. The sources and method used in this study are history method, that is through heuristics stage, source critics, data interpretation stage, then the final stage is historiography. The sources used in this research are from the archives, newspapers and contemporary magazines, scientific journals, interviews, and books as a supported source. The result of this research of this research shows that the existence of Indrya Park espouses the character building of the early age children through singing and playing learning methods. Government 39 s wisdom is applied to the Indrya Park learning method so that it will not omit characteristics of learning that Ki Hajar Dewantara taught us to.
2016
S67472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library