Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi faktual bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan warga belajar Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di Kabupaten Karawang kurang baik. Berdasarkan pada kondisi obyektif tersebut, maka pengembangan pelatihan kewirausahaan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan kewirausahaan warga belajar KUM. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah yang bersifat praktis melalui applied research, yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan warga belajar KUM melalui praktek kewirausahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Kondisi faktual program KUM di Kabupaten Karawang merupakan program pendidikan kewirausahaan bagi warga belajar KUM melalui kegiatan belajar dan berwirausaha. 2) Kondisi kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan bagi warga KUM menunjukkan kurang baik. 3) Landasan konseptual pengembangan model pelatihan kewirausahaan bagi warga belajar KUM mengacu kepada konsep pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan perubahan sikap warga belajar KUM. 4) Implementasi pengembangan model pelatihan kewirausaahaan bagi warga belajar KUM berdasarkan identifikasi kebutuhan belajar, penyusunan kurikulum dan perumusan materi pelatihan, penyusunan strategi, metode, media dan alat serta sistem penilaian pelatihan dan 5) Model pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal bagi warga belajar KUM efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan warga belajar. Kesimpulan hasil penelitian merekomendasikan bagi: 1) rekonstruksi pendidikan kewirausahaan masyarakat, 2) pemerintah daerah, 3) praktisi pendidikan kewirausahaan masyarakat dimana model ini cukup efektif untuk dijadikan model pengembangan kewirausahaan dan 5) Penelitian lebih lanjut, dalam rangka diseminasi model pelatihan kewirausahaan yang dikembangkan.
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Seta Jaladriyanta
Abstrak :
Untuk merespon perkembangan kejahatan, Polri harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan kompetensinya salah satunya adalah melalui pendidikan dan latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan dan latihan pada Diklat Reserse Polri menggunakan model Kirkpatrick variable Reaksi dan Pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode dengan metode campuran dengan 278 responden yang diambil dari seluruh peserta Dikbangspes Diklat Reserse Polri gelombang VI tahun 2018. Dari temuan penulis, memberikan kesan bahwa pelatihan pada Diklat Reserse Polri tidak dilakukan analisa kebutuhan pelatihan (training needs assessment) dengan baik. Pada evaluasi level Reaksi, peserta didik dikbangspes Diklat Reserse Polri memberikan penilaian baik dengan nilai rata-rata keseluruhan 4.15. Pada dimensi Pembelajaran, peningkatan nilai tertinggi yaitu Dikbangspes Bintara Idik Tindak Pidana Siber sebesar 45. 44%. Sedangkan peningkatan nilai paling rendah yaitu Dikbangspes Pama Reserse Mobil dengan tingkat peningkatan 1.61%. Dari kesimpulan yang dapat dilihat dari penelitian ini penulis mengajukan saran diantaranya; dilaksanakan analisis kebutuhan pelatihan (training needs assessment); konsistensi untuk menugaskan anggota sesuai dengan latar belakang pendidikan yang telah dijalani, kebijakan untuk melakukan seleksi dan sertifikasi bagi tenaga pendidik, revisi terhadap kurikulum dikbangspes pada Diklat Reserse Polri untuk disesuaikan dengan karakteristik pendidikan vokasi, dikbangspes reserse mobil diperlukan perhatian khusus, diharapkan kedepanya terjadi kenaikan yang lebih signifikan terhadap hasil pembelajaran. ......To respond to the development of crime, the Indonesian National Police must always improve its capabilities and competencies, one of which is through education and training. This study aims to evaluate the effectiveness of education and training in the Diklat Reserse Polri using the Kirkpatrick model of the Reaction and Learning variable. This study used a mixed method with 278 respondents taken from all participants in Dikbangspes Diklat Reserse Polri batch VI in 2018. The findings give the impression that training at the National Police Training Center did not analyze training needs assessment properly. In the evaluation of the Reaction level, the students of the National Police Training and Education Training Unit gave a good assessment with an overall average score of 4.15. In the dimension of learning, the highest increase was in the Dikbangspes Bintara Idik Tindak Pidana Siber (45. 44%). While the lowest increase in value is Dikbangspes Pama Reserse Mobil with an increase rate of 1.61%. From the conclusions that can be seen from this study the authors make suggestions including; carried out training needs assessment; consistency in assigning members according to the educational background that has been undertaken, the policy to conduct selection and certification for teaching staff, revisions to the curriculum of dikbangspes at the National Police Detective Training Center to be adapted to the characteristics of vocational education, special caring needs, hopefully in the future there will be an increase more significant on learning outcomes.
Jakarta: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T55484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
Abstrak :
Latar Belakang. Selain hasil produksi, kebugaran, health cost dan sickness absence merupakan parameter produktivitas yang penting bagi perusahaan. Salah satu yang mempengaruhi sickness absence adalah individu pekerja itu sendiri berupa gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, merokok dan stress. Oleh sebab itu, saat ini banyak berkembang program wellness di tempat kerja, sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan kebugaran pekerja. Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh suatu program yang dikemas dalam bentuk kompetisi latihan fisik untuk meningkatkan kebugaran terhadap penurunan sickness absence pekerja. Metode. Penelitian dengan desain cohort retrospektif dengan total sampling dilakukan di perusahaan kimia A, kota Cilegon pada bulan Mei-Juni 2019. Pada penelitian diamati hasil program latihan fisik yang dilakukan di perusahaan selama tahun 2018. Pencatatan latihan fisik dilakukan kolektif melalui aplikasi smartphone, dan evaluasi kebugaran periodik menggunakan test jalan Rockport untuk mengukur kadar VO2 max. Data sickness absence dihitung berdasarkan total hari kerja hilang selama satu tahun berjalan setelah program dimulai. Analisis data menggunakan SPSS Statistik versi 22.0. Hasil. Sebanyak 91 subjek, peserta program latihan fisik, dianalisis data programnya utuk mencari peningkatan kebugaran dan penurunan sickness absence berdasarkan data latihan fisiknya selama satu tahun. Analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Active Group (AG) dan Innactive Group (IG) dalam meningkatkan kebugaran (adjusted RR 4,821, 95% CI 1,544-15,052) dan penurunan sickness absence (adjusted RR 3,458, CI 95% 1,034-11.572). Probabilitas penurunan sickness absence tidak berbeda antara yang mengalami peningkatan kebugaran dan yang tidak. Selain itu, ditemukan bahwa peserta dengan berat badan normal lebih berpeluang untuk meningkatkan kebugaran dibandingkan dengan peserta dengan kelebihan berat badan lebih/obesitas (adjusted RR 3,565, 95% CI 1,093-11,635). Simpulan. Keaktifan dalam program latihan fisik terbukti meningkatkan kebugaran (nilai VO2 max) dan menurunkan sickness absence. Seseorang dengan status gizi normal lebih berpeluang untuk meningkatkan kebugaran dibandingkan status gizi lebih. ...... Background. Besides production, employee fitness status, health costs and sickness absence are important productivity parameters for the company. One of the contributing factors of sickness absence is an individual factor, with unhealthy lifestyle such as an unhealthy diet, lack of exercise, smoking and stress. Therefore, there are many wellness programs developed in the workplace, as an effort to improve worker's health and fitness. The aim of this study was to assess effect of physical exercise program for fitness improvement (value vo2 max) on sickness absence. Methods. Study with a retrospective cohort design and total sampling was carried out in chemical company A, Cilegon in May-June 2019. This study was conducted by observing the results of the workers' physical training program in the company during 2018. Records of physical exercise were carried out collectively through a smartphone application, and fitness evaluation periodically use the Rockport walking test to measure VO2 max levels. The sickness absence data is calculated based on the total lost working days during the current year after the program starts. Data analysis using SPSS Statistics version 22.0. Result. Data from 91 subjects of this study were observed to look for improvement in fitness and decrease in sickness absence based on one year's exercise data. 35 (38.5%) subjects increased their fitness (VO2 max value) and 31 (34.1%) subjects decreased in sickness absence. The factors that influence both of these are active physical exercise that carried out by 21 (23.1%) subjects. The analysis showed that there was a significant difference between Active Group (AG) and Innactive Group (IG) in improving fitness (adjusted RR 4.821, CI 95% 1.544-15.052) and decreasing sickness absence (adjusted RR 3.458, CI 95% 1.034-11.572). The probability of decreasing sickness absence does not differ between those who improve their fitness and those who do not. In addition, it was found that participants with normal weight were more likely to increase fitness compared to participants with overweight/obesity (adjusted RR 3.565, 95% CI 1.093-11.635). Conclusion. Being active in a physical training program has been shown to improve fitness level and reduce sickness absence. And normal nutritional status is more likely to improve fitness than overweight or obesity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmah Furqaani
Abstrak :
Latihan fisik merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori. Latihan fisik dapat meningkatkan kadar serotonin pada otak, termasuk hipokampus, dengan cara meningkatkan transpor triptofan yang merupakan prekursor serotonin menuju otak. Serotonin merupakan neurotransmiter yang diketahui dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk proses belajar dan memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik aerobik intensitas ringan terhadap kemampuan belajar dan memori serta kadar serotonin pada hipokampus. Latihan fisik dilakukan menggunakan treadmill pada kecepatan 15 m/menit selama empat minggu, dengan durasi latihan 15 menit untuk minggu ke-1 dan 25 menit untuk tiga minggu berikutnya. Pada akhir masa perlakuan, hewan coba didekapitasi, jaringan hipokampus diisolasi dan ditimbang. Kemudian serotonin dan triptofan diekstraksi dari jaringan hipokampus, pengukuran kadar serotonin dan triptofan dilakukan dengan menggunakan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik aerobik intensitas ringan dapat meningkatkan performa hewan coba dalam menyelesaikan uji belajar dan memori pada perangkat water-E maze. Pada kelompok perlakuan, penurunan waktu tempuh yang signifikan terlihat pada minggu ke-1, namun hal tersebut baru terlihat pada minggu ke-4 pada kelompok kontrol. Penurunan jumlah kesalahan yang signifikan pada kelompok perlakuan terlihat pada minggu ke-2, tetapi penurunan jumlah kesalahan yang signifikan belum terlihat sampai dengan minggu ke-4 pada kelompok kontrol. Analisis statistik komparatif hasil belajar dan memori antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal waktu tempuh yang diperlukan untuk menyelesaikan uji belajar dan memori baik oleh kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jumlah kesalahan yang dilakukan oleh hewan coba pada kelompok perlakuan lebih sedikit secara signifikan pada uji belajar dan memori minggu ke-3 dan ke-4 (p<0,05). Berat total hipokampus kelompok perlakuan lebih berat secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar serotonin pada hipokampus kelompok perlakuan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar triptofan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, namun perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa peningkatan kadar serotonin pada hipokampus yang diinduksi oleh latihan fisik terlibat dalam meningkatkan fungsi dan struktur hipokampus sehingga berperan dalam meningkatkan kemampuan belajar dan memori spasial. ...... Physical exercise is one of the most important factors that can improve learning and memory. Physical exercise can enhance serotonin level in the brain by increasing tryptophan (serotonin precursor) transport to the brain, including the hippocampus. Serotonin is a neurotransmitter that influencing many brain functions, including learning and memory. The objective of this research was to investigate the effect of low intensity of aerobic exercise on learning and memory ability and serotonin level in adult male wistar rats hippocampus. Physical exercise was done for four weeks using animal treadmill at 15 m/min in speed, 15 minutes for 1st week and 25 minutes for the next three weeks in duration. At the end of the treatment period, animals were decapitated, the hippocampus tissues were isolated and weighed. Then serotonin and tryptophan extracted from hippocampal tissue, the measurements of hippocampal serotonin and tryptophan levels were done using HPLC. The results showed that low intensity of aerobic exercise can improve animal performance in completing the learning and memory tests on the water-E maze. The duration time to finish learning and memory test was significantly decrease at 1st week in exercised group, but it was seen at 4th week in the control group. The number of errors was significantly decrease at 2nd week in exercised group, but significant decrease in the number of errors have not been seen until the 4th week in the control group. Statistical comparative test of learning and memory between the control group and the exercised group showed that there was no significant difference in terms of duration time needed by both groups to complete learning and memory tests (p>0,05). Statistically significant difference of error numbers had ben shown by exercised group at 3rd and 4th week (p<0,05). The total weight of the hippocampus of exercised group was significantly heavier than the control group (p<0,05). Serotonin levels in the hippocampus of exercised group significantly higher than that in control group (p<0,05). Meanwhile, triptofan levels was also higher in the hippocampus of exercised group although not significantly different. These results indicate that the enhancement of serotonin levels in the hippocampus induced by low intensity of aerobic exercise was involved not only in improving the function and stucture of the hippocampus but also spatial learning and memory ability as well.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luzi Adriyanti
Abstrak :
Implementasi program pendidikan dan pelatihan perawat pada RSKD Duren Sawit masih belum mencapai target yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit maupun sasaran mutu unit Pendidikan dan Pelatihan. Penelitian ini yang bertujuan mengetahui bagaimana terselenggaranya proses diklat tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan eksplorasi terhadap proses perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi diklat perawat. Dalam setiap proses, faktor yang dieksplorasi adalah faktor sumber daya manusia (SDM), biaya dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSKD Duren Sawit Jakarta pada tahun 2013 telah melakukan implementasi Diklat untuk Perawat mengacu pada kebijakan Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Direktur RSKD Duren Sawit Jakarta. Seluruh proses dari tahap perencanaan, pengorganiasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi sudah dilakukan, akan tetapi proses ini belum terintegrasi dan pendokumentasian masih terpisah antara bagian diklat dan bagian Keperawatan. Biaya yang diberikan sudah berkesinambungan akan tetapi belum sesuai dengan kebutuhan. Rumah Sakit diharapkan melakukan analisis penyebab belum tercapainya target yang ditetapkan sebagai bukti bahwa Rumah sakit tetap memperhatikan target mutu yang seharusnya dicapai. Pola pelatihan dapat diubah menjadi pola Training for Trainer dengan tujuan efisiensi dan perawat dapat menjadi pelatih untuk pelatihan internal di Rumah Sakit.
The Implementation of Nurse?s Education and Training Program in Duren Sawit Mental Health Hospital in Jakarta 2013 still hasn?t reached the target set by the Minimum Service Standards for Hospitals nor the quality objectives by the Training Unit, therefore this research is conducted to acknowledge how the training process is conducted. This research uses qualitative method by exploring the planning process, organizing process, actuating, controlling and evaluation of nurse?s education and training program. In each process, the factor explored is human resource, cost and method. The result of this research shows that Duren Sawit Mental Heath Hospital in 2013 has implemented nurse's education and training program as commanded by the Governor of DKI Jakarta's Regulation and the General Manager of RSKD Duren Sawit Jakarta, but this process hasn't yet integrated with the factors explored above and report made on this issue is still divided between the Training Unit and the Nursing Unit. The cost spent has already balanced but it hasn?t fulfilled the need of the cost required for Nurse?s Education and Training Program. The hospital is expected to be able to make a cause analysis as evidence that the hospital still gives attention to the target of quality that has to be attained and change the training method to "Training for Trainer", hoping it would train the nurses to become trainers during internal trainings.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhani Abdullah
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru Tk III Angkatan VIII Tahun 2014 pada Lembaga Administrasi Negara Berdasarkan Level Reaksi Peserta . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pola baru dengan menggunakan teori evaluasi diklat pada level reaksi oleh kirkpatrick dengan aspek yang diteliti widyaiswara, penyelenggara, kurikulum dan fasilitas diklat. Penelitian ini menggunakan metode positivis dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru Tk III Angkatan VIII Tahun 2014 berjalan dengan cukup baik. Namun demikian, apabila dicermati lebih dalam lagi ternyata masih ada beberapa kelemahan antara lain : kurangnya kompetensi widyaiswara dalam suatu materi diklat baik teoritis, praktek, dan pengalaman, koordinasi antara penyelenggara dengan peserta dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan, adanya mentor yang tidak memfasilitasi dengan baik kebutuhan peserta untuk menciptakan proyek perubahan dalam unit organisasi, serta penyediaan konsumsi yang kurang variasi. ......The thesis discussed about evaluation of education and leadership training new patterns Level III Session VIII on 2014 in Institute of Public Administration Based on Participants Reaction. The purpose of this research is to find effectiveness the realization of education and leadership training new patterns by using the theory evaluation training reaction level by Kirkpatrick with the dimensions trainers, organizer, curriculum, and facilities training. This Research is adopted positivist method and descriptive design. The results of the study showed the training has worked fairly well. However when examining depper there are still some several weaknesses among others lack of competence trainer in a matter training, both theory, practice and experience, coordination between organizer and participants in learning have not been fully determined, the mentor who not facilitate needs paticipants to create project change in organization, and providing consumption of foods are less in variety.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinasha Siva Utami
Abstrak :
Pendahuluan: Latihan fisik merupakan salah satu cara untuk mencapai kebugaran fisik. Namun, 25,4% penduduk Jawa Barat termasuk dalam kategori kurang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran karakteristik latihan fisik dan tingkat kebugaran pegawai kebersihan luar gedung UI di Depok, serta mencari hubungan antara rutinitas dan tingkat latihan fisik terhadap tingkat kebugaran. Metode: Desain penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Subjek dipilih menggunakan metode consecutive sampling (n=102). Data yang dikumpulkan ialah rutinitas dan tingkat latihan fisik, hasil uji arus puncak ekspirasi, serta tingkat kebugaran yang diketahui dari hasil uji jalan 6-menit. Data rutinitas dan tingkat latihan fisik dan tingkat kebugaran dianalisis korelasinya dengan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis. Hasil: Dari 102 subjek, diketahui bahwa 90,2% memiliki rutinitas latihan fisik sesuai dengan rekomendasi American Heart Association (AHA), serta 66,7% memiliki tingkat latihan fisik yang sedang berdasarkan IPAQ Scoring Protocols. Akan tetapi, subjek yang bugar hanya sebanyak 2%. Hasil uji korelasi Mann-Whitney menunjukkan p = 0,503 untuk variabel rutinitas latihan fisik dan hasil uji korelasi Kruskal-Wallis menunjukkan p = 0,523 untuk variabel tingkat latihan fisik. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rutinitas maupun tingkat latihan fisik dengan tingkat kebugaran pegawai kebersihan luar gedung UI, Depok. ......Introduction: Physical exercise is one way to achieve physical fitness. However, 25.4% of the population of West Java is in the less active category. This study aims to determine the distribution of physical exercise characteristics and fitness levels of janitors in UI Depok and to find the relationship the two. Methods: The research design used is cross-sectional. Subjects were selected using the consecutive sampling method (n = 102). Data collected in this study were physical exercise routine, physical exercise level, result of expiratory peak flow test, and fitness level measured using 6-minute walking test. Data were analyzed for correlation with the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis test. Results: From 102 subjects, 90.2% have physical exercise routine correspond the recommendations of the American Heart Association (AHA), and 66.7% have a moderate level of physical exercise based on IPAQ Scoring Protocols. However, only 2% of subjects have adequate fitness level. The Mann-Whitney test result showed p = 0.503 for physical exercise routine variables, and the Kruskal-Wallis test result showed p = 0.523 for physical exercise level variables. Conclusion: There is no significant relationship between physical exercise level or routine with the fitness level of janitors in UI, Depok.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnheim, Daniel D.
Boston : McGraw-Hill, 1999
617.102 7 ARN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arnheim, Daniel D.
Boston : McGraw-Hill , 2000
617.1 ARN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lund, Jacalyn Lea
Kanada: Human Kinetics, 2002
613.707 12 LUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>