Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Dahlan
Abstrak :
Masalah pokok yang ingin dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana respons Mochtar Buchori terhadap situasi yang berkembang di dunia pendidikan - khususnya yang terjadi di Indonesia selama pemerintahan Orde Baru- dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini, serta wacana apa yang digulirkan di dalamnya. Untuk maksud tersebut terlebih dahulu dijelaskan permasalahan yang menjadi kecenderungan umum di dunia pendidikan_ Dalam pendidikan, tujuan utama yang ingin dicapai adalah mengembangkan potensi diri manusia. Namun hal itu sering tidak terwujud karena terhalang oleh dua faktor: pendidik di satu sisi, dan sisi lain, sistem pendidikan yang diselenggarakan serta bagaimana ia berinteraksi dengan sub-sub sistem lainnya. Dua hal ini tidak jarang terlupakan dalam pembicaraan tentang pendidikan. Karena itu masalah kegagalan tujuan pendidikan tidak bisa dibicarakan semata-mata karena faktor pendidik, tetapi harus juga dipertimbangkan bahwa hal itu terjadi sebagai akibat yang tak terniatkan (unintended consequence) dari sistem pendidikan yang ada. Terhadap dunia pendidikan, cara berpikir yang terfokuskan pada quality teaching hanya akan menyentuh hal-hal mikro di dalamnya. Tanpa memperhatikan faktor-faktor makro yang mempengaruhi eksistensinya, kita tidak akan menyentuh masalah besar yang sifatnya mendasar. Dalam konteks pemikiran Dewantara persoalan makro yang dimaksud adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda tidak terorientasi pada kepentingan rakyat Indonesia. Sementara dalam konteks pemikiran Freire masalah makro tersebut berhubungan dengan upaya untuk menjinakkan kesadaran manusia sekaligus membenamkannya dalam "kebudayaan bisu" (submerged in the culture of silence). Di negara kita, persoalan makro yang mempengaruhi dunia pendidikan, ironisnya, kurang disadari oleh mereka yang sehari-harinya terlibat di dalamnya. Padahal selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, adanya pengaruh tersebut sangat mencolok mata. Setidaknya ada dua hal yang bisa disebut di sini. Pertama, karena pengaruh kekuatan ekonomi, berkembang kecenderungan komersialisasi pendidikan dan dijadikannya pendidikan sebagai "pabrik pencetak robot siap pakai". Kedua, dan ini sangat memprihatinkan, karena pengaruh kekuatan politik, pendidikan hanya menjadi perpanjangan tangan kepentingan kekuasaan. Hal ini terlihat terutama untuk jenjang perguruan tinggi. Carut-marut dunia pendidikan kita di atas, dalam pandangan Mochtar Buchori, terjadi karena tidak adanya kekuatan pendidikan, baik bersifat individual maupun institusional. Di sisi lain, perspektif kita terhadap pendidikan juga sempit. Untuk mengatasi hal itu, jalan keluar yang harus ditempuh adalah melakukan transformasi pendidikan, baik dalam bentuk watak maupun wujudnya. Dengan rancang bangun area of concern yang baru inilah misi dan tujuan utama pendidikan masih bisa diharapkan. Tujuan utama pendidikan untuk mengembangkan potensi diri manusia dan menghadapinya dalam bentuknya yang terus-menerus mengalami proses menjadi, serta menempatkan pendidikan dalam hubungannya dengan kebudayaan yang berkembang di sekitarnya, merupakan tema besar pemikiran Mochtar Buchori. Fokus perhatiannya pada masalah tersebut menempatkan dirinya dalam kedudukan yang (hampir) setara dengan dewantara dan Freire. Benang merah yang menghubungkan pemikiran ketiga orang tersebut adalah semangat eksistensialisme dalam memandang manusia. Sebagai penutup dalam abstraksi ini di sini dipandang perlu untuk melihat relevansi pemikiran Mochtar Buchori dalam konteks arah perkembangan pendidikan kita sekarang. Jalinan makna yang terbangun dalam dunia pendidikan kita, dan agenda yang ditawarkan Buchori untuk merancang bangun genre baru pendidikan, merupakan masalah yang tidak mudah diwujudkan. Hai ini terjadi karena wilayah perhatian pendidikan yang terpaku pada persoalan sekolah, dengan meminjam pemikiran Antonio Gramsci, sedang menempati historical block dan menduduki posisi hegemoniknya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Rande
Abstrak :
ABSTRAK
Manusia yang mempunyai harapan tidak takut menghadapi kenyataan. Mengakhiri suatu uraian dengan harapan-harapan merupakan suatu kebiasaan. Tidak semua harapan menjadi kenyataan. Mungkin sama sekali jauh dari kenyataan. Karena itu harapan-harapan dan saran-saran adalah lagu lama yang tetap aktual dengan keterbukaan dan kesadaran bahwa setiap karya tulis adalah karya bersama...
1985
S16105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdul Rasyid
Abstrak :
Ada apa dengan manusia? Dunia yang telah dihuni sekian lama oleh manusia tidak juga membuat hidup dalam keadaan lebih damai, lebih sejahtera, lebih adil, dan lebih merata. Perang yang selalu berkecamuk, kemiskinan yang terus mendera kehidupan manusia, diskriminasi dan eksploitasi yang semakin melebar dalam seantero lapisan masyarakat. Sejak beberapa abad lalu jutaan manusia berusaha menjawab persoalan-persoalan ini dengan berbagai sistem dan metode. Berbagai paham di muka bumi muncul dan memberikan perhatian lebih kepada cara manusia seharusnya menjalani kehidupannya. John Dewey adalah seorang filsuf pragmatis Amerika sekaligus seorang ahli pendidikan progresif, yang berusaha menguraikan benang kusut persoalan manusia ini dengan mengidentifikasi berbagai aspek yang membelenggu kemajuan manusia. Kencangnya arus paradigma Cartesian-Newtonian dalam ranah filsafat dan ilmu pengetahuan, yang menimbulkan gelombang moderenisasi dan industrialisasi, dan membelenggu manusia dalam semua dimensi kehidupan, menjadi awal kritiknya. Paradigma tersebut terus melebar dan merasuk dalam sendi-sendi pendidikan sebagai sarana pengembangan manusia dengan timbulnya paham perennialisme dan esensialisme. Paradigma ini berusaha meletakkan manusia dan dunia dalam kerangka either-or (pilihan di antara dua ekstrim, dan tidak mengakui kemungkinan di antara keduanya), sebuah prinsip pengetahuan yang membuat manusia melihat dunia ke dalam dua corak: hitam-putih; salah-benar; teori-praktik; individu-sosial; manusia_-dunia; sarana-tujuan, dan lain sebagainya. Bagi Dewey manusia harus dilihat sebagai mahluk mutidimensi, yang tidak terpisahkan dari berbagai situasi dan kondisi yang melingkupinya. Prinsip interaksi individu-sosial inilah yang menurutnya kemudian dapat membawa manusia menuju kemajuan yang hakiki. Proses pengembangan manusia dalam ranah pendidikan harus diarahkan kepada dua entitas ini sebagai mahluk dunia yang integral. Pendidikan harus diawali dari pengembangan manusia sebagai individu dan kemudian mengarahkannya pada aspek sosial melalui rekonstruksi, reorganisasi, dan reformasi. Hingga akhirnya individu-individu manusia yang handal dan memiliki sensibilitas perasaan atau empati sosial yang tinggi dapat mengembangkan dan membentuk masyarakat yang adil, sejahtera dan merata, inilah cita-cita kemajuan yang sebenarnya. Pada akhirnya, diharapkan terciptanya kemajuan dunia, melalui pengembangan individu secara komprehensif dan progresif. Manusia tidak lagi bersifat individualistik, egois, dan tidak memiliki sense of social crisis. Individu kemudian menjadi dewasa (maturity) yang terpancar melalui kematangan sikap, prilaku etis, demokratis, dan sensitif dengan kondisi lingkungan dan sosialnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahliani Devinta Saputri
Abstrak :
Keterlibatan aktif seorang anak didik terwujud dalam proses pendidikan anak usia dini (PAUD). Latar belakang pemikiran pendidikan anak baik secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis menjadi penerapan terhadap filsafat pendidikan pragmatisme John Dewey yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisa pendidikan anak usia dini dengan konsep pengalaman aktif anak didik. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pendidikan anak yang memprioritaskan pengembangan individu, hal tersebut memberikan relevansi terhadap proses pendidikan manusia yang menghargai faktor internal individu seperti bakat dan potensi anak dan juga faktor sosial. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap proses pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai individu dan nilai sosial di dalamnya sehingga tidak ada dominasi antara pendidik dan anak didik. Hal ini dapat dipahami melalui keterlibatan aktif anak didik dalam proses pengajarannya yang akan membentuk pengalaman-pengalaman berdasarkan konsep pendidikan John Dewey. John Dewey melihat kondisi pendidikan melalui bentuk pengalaman yang bersifat kontinue. ......The active involvement of the individual embodied in the process of early childhood education (PAUD). The basic reason of this view as well as ontological, epistemological and axiological into the application of the education philosophy of John Dewey’s pragmatism become a basic in this research. This research uses the descriptive analysis for analyzing early childhood education with the concept of active experience of the student. The purpose of this study is to explain the education of children who prioritize individual development; it gives relevance to the educational process which is respects of human internal factors such as the individual talents and potential of children and social factor too. The results of this research is an understanding of the educational process who takes into account individual values and social values in them, so there is no dominance between educators and students. This can be understood through the active involvement of student in the process of study that will shape the experiences based on the concept of education John Dewey. John Dewey’s view is the condition of education through continuous experience.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wegener, Frank C.
Connecticut: Greeswood Press , 1957
370.1 WEG o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wingo, Glenn Max, 1913-
New Delhi: Sterling, 1974
370.1 WIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Blackwell , 2007
370.1 PHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Becker, Hellmut
Freiburg im Breisgau: Verlag Rombach, 1962
JER 371 BEC q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Park, Joe
New York: Macmillan, [date of publication not identified]
370.1 PAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>