Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audrey Jiwajennie
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata penyelaman sebagai aset ekowisata yang dimiliki Taman Nasional Wakatobi, serta menentukan skenario pengelolaan terbaik bagi kegiatan ekowisata berkelanjutan, sesuai dengan persepsi stakeholder. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data kualitatif yang telah dikuantifikasi. Metode yang digunakan adalah metode line intercept transect untuk memperoleh data terumbu karang, serta survey dengan teknik pengambilan data kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang di titik penyelaman Pulau Wangi-Wangi berada dalam kondisi baik dan sangat baik. Titik penyelaman Sombu mendapatkan nilai tertinggi dalam penilaian keindahan. Skenario yang mendapatkan skor tertinggi untuk pengelolaan ekowisata berkelanjutan yakni cara pengelolaan secara ekspansif, dengan disertai penambahan sarana pengawasan lingkungan. ......This research aims to find out Wakatobi National Marine Park’s ecotourism potency and to determines the best sustainable ecotourism management scenario, according to stakeholder’s perception, in which the researcher utilizes quantitative using quantified qualitative data. Therefore, the researcher using line-intercept-transect methods to acquire coral reef data and questionnaire survey. The result shows that the coral reefs on Wangi-wangi island’s diving spots is in good and excellent condition, where Sombu diving spot get the highest score in scenic beauty estimation. Thereafter, the best sustainable ecotourism management scenario available is environmentally-controlled expansive management.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikor Jupantara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi terumbu karang di perairan Bangsring, menggali informasi wisata bahari yang dominan diminati wisatawan dan menentukan strategi pengelolaan ekowisata bahari pada Zona Perlindungan Bersama Bangsring. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif dengan analisis presentase dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tutupan karang di wilayah Bangsring termasuk dalam kategori baik dengan tutupan karang sebesar 50-74,9. Jenis wisata yang dominan diminati wisatawan di wisata bahari Bangsring adalah wisata snorkeling yaitu sebesar 44, disusul wisata ke Pulau Tabuhan sebesar 21, wisata ke Pulau Menjangan sebesar 16, wisata rumah apung sebesar 15 dan banana boat sebesar 4. Partisipasi stakeholder di dalam program pengelolaan ekowisata Bangsring terdiri dari pemerintah dan masyarakat. Dari sisi kelembagaan, kelompok pengelola ekowisata Bangsring aktif, sehingga telah terbentuk Peraturan Desa tentang pengelolaan ekowisata bahari di Bangsring. Berdasarkan analisis SWOT, dihasilkan 3 strategi prioritas dalam pengelolaan ekowisata bahari di Desa Bangsring yaitu: peningkatan partisipasi stakeholder dalam kegiatan konservasi ekosistem terumbu karang, penguatan perundangan di dalam pengelolaan ekowisata bahari Bangsring dan penguatan pengawasan terhadap kegiatan ekowisata bahari. ......This research was conducted to study the condition of coral reefs in Bangsring, looking for the most suitable object of tourism for tourist to favor and to acquire management strategies of underwater tourism in Bangsring. The method of this research descriptive explorative with analyses of precentage of tourist visitors and SWOT analyses. The result showed that the condition of coral reef coverage is good with the percentage of coverage of coral cover is 50-74,9. The most favorable object tourism by tourists are snorkeling by 44, Tabuhan Island tour by 21, Menjangan Island tour by 165, floating house tour 15, and banana boat 4. The government and citizens of Bangsring are participating in managing ecotourism of Bangsring. The organitation that manage ecotourism of Bangsring actives in making Local Regulation of management of ecotourism in Bangsring. Based on SWOT analyses, obtained three priority strategies in managing ecotourism in Bangsring enhancement of stakeholder participation in conservation of coral reefs ecosystem, enhancement of regulations in managing ecotourism in Bangsring, and enhancement control of ecotourism activities.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edgell, David L. (David Lee), Sr., 1938
New York : Routledge, 2016
910.684 EDG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yanelis Prasenja
Abstrak :
ABSTRAK
Lokasi penelitian ini di pulau buatan di Muara Sungai Porong, Sidoarjo. Daerah ini memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut untuk pengembangan pariwisata berbasis konservasi. Tujuan penelitian untuk menganalisis potensi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat Dusun Tlocor, potensi dan kondisi ekosistem mangrove, kondisi fisik Pulau dan potensi ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya melalui konservasi berbasis budidaya perikanan dan wisata pulau kecil. Penelitian ini menggunakan gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dimana pendekatan kualitatif dengan analisa Strength Weakness Opportunities Threats SWOT dan Quantitative Strategis Planning Matrixs QSPM , sedangkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisa citra dan foto udara serta pengukuran lapangan. Berdasarkan pengamatan awal, hipotesis dari penelitian ini adalah lokasi dan kondisi Pulau Lumpur berpengaruh pada pertumbuhan mangrove dan potensi wisata. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi sosial ekonomi masyarakat, masih terdapat ketimpangan faktor ekonomi yang cukup signifikan, dengan penghasilan perbulan masyarakat Rp. 1.500.000 ndash;2.000.000. Selanjutnya hasil analisis kondisi ekosistem mangrove di Pulau Lumpur dinyatakan sesuai untuk dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata dan minawisata mangrove. Hasil analisis SWOT terdapat empat strategi alternatif yang dijabarkan kedalam program-program pengelolaan ekowisata dan minawisata di Pulau Lumpur Sidoarjo. Sedangkan, analisis QSPM menghasilkan dua strategi fungsional dengan skala prioritas tertinggi yang dapat diimplementasikan di Pulau Lumpur Sidoarjo yaitu ekominawisata, dan peningkatan keterampilan dan kualitas SDM.
ABSTRACT
The location of this research on an artificial island in the estuary of Porong River, Sidoarjo. This regions have potential coastal and marine resources for development of conservation based tourism. The purposes of research were to analyze the potensial economic and social condition of Dusun Tlocor, potential and condition of mangrove ecosystem, the physical condition of the Island and economic potential of the utilization of resource through conservation based sylvofishery tourism of small island. This research uses a combination of qualitative and quantitative approach, the qualitative approach takes the analysis Strength Weakness Opportunities Threats SWOT and Quantitative Strategic Planning Matrixs QSPM , meanwhile the quantitative approach uses image analysis, aerial photographs and field measurements. Based on preliminary observations, the hypothesis of this research is the location and condition of the Pulau Lumpur affect growth of mangrove and potential of tourism. The results indicating the socio economic conditions of society there is inequality significant economic factor, with a monthly income between Rp. 1.500.000 ndash 2.000.000. Furthermore the anaysis resultof mangrove ecosystem condition in the Lumpur Islandare suitable for cultivate as ecotourism and mangrove fisherytourism. According to SWOT analysis, there are four strategies described into ecotourism and fishery tourism cultivation in Sidoarjo Lumpur Island. QSPM analysis results two functional strategies with high priority level, which are implemented by namely ecofisherytourism, and increasing the skills and quality of human resources.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramli
Abstrak :
Kepulauan seribu memiliki potensi wisata bahari yang harus dibangun dan dikembangkan agar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu perlu kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat pulau seribu. Permasalahan penelitian adalah bagaimana upaya pemerintah daerah dan masyarakat pulau seribu mewujudkan kabupaten kepulauan seribu menjadi destinasi wisata unggulan. Tujuan penelitian yaitu; (1) Untuk mengetahui upaya masyarakat pulau seribu mendukung program pembangunan wisata bahari. (2) Untuk mengetahui upaya pemerintah daerah kabupaten administrasi kepulauan seribu menyiapkan pulau Pramuka, Tidung dan Untung Jawa menjadi daerah tujuan wisata unggulan. (3) Untuk mengetahui sumbangan sektor wisata bahari kepulauan seribu terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif analitik dan jenis penelitian studi kasus. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, majalah, BPS dan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya masyarakat pulau seribu mendukung pembangunan wisata bahari dimulai dari Tahap Perencanaan, masyarakat menyampaikan aspirasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Tahap Pelaksanaan, masyarakat ikut menjaga dan mengawasi fasilitas wisata yang ada, menyediakan kebutuhan yang diperlukan wisatawan berupa jasa pemandu wisata, transportasi, penginapan, restourant/rumah makan serta menggali tradisi, kesenian dan budaya lokal menjadi atraksi wisata budaya dan kuliner. Tahap Pengawasan, masyarakat ikut mengawasi wisatawan tidak membuang sampah sembarangan dan merusak terumbu karang di area diving dan snorkeling. Selanjutnya upaya pemerintah daerah membangun wisata bahari menurut skala prioritas dimulai pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung pariwisata diantaranya ; transportasi, listrik, air bersih, penanganan sampah dan kebersihan lingkungan, jaringan komunikasi dan internet. Selain itu program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan latihan ketrampilan sebagai pelaku usaha jasa wisata. Kemudian kontribusi sektor wisata bahari kepulauan seribu terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta meningkat setiap tahun, sejak tahun 2013 sebesar Rp. 3.013.677.264. Tahun 2014 sebesar Rp.3.455.335.952. dan tahun 2015 sebesar Rp.3.788.075.809. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan wisata bahari di kabupaten administrasi kepulauan seribu memberikan sumbangan yang berarti dalam meningkatkan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menciptakan kondisi terwujudnya ketahanan wilayah dan akan mendorong meningkatkan ketahanan nasional ......A Thousand Islands has potential for marine tourism to be built and developed in order to increase the income of local economy and improve the people's welfare, therefore it needs the cooperation between local governments and communities the Thousand Island. The research problem is how the efforts of local governments and communities to realize the Thousand Islands regency become leading tourist destinations. The aim of research is; (1) To determine the thousand island community effort to support the development program of nautical tourism. (2) To know the efforts of local authorities of the Thousand Islands to prepare district administration Pramuka, Tidung and Untung Jawa Island into an excellent tourist destination. (3) To know the contribution of the Thousand Islands' marine tourism sector on revenue of DKI Jakarta province. This study is a qualitative study using descriptive analytic approach and case study research. Primary data collection is done by observation and interviews while secondary data obtained from books, magazines, BPS, and internet. Research result shows that a community effort to support the construction of the Thousand Islands marine tours starting from planning stage; people express their aspirations in development planning (musrenbang). Implementation phase; people also maintain and oversee the existing tourism facilities, providing travelers the necessary needs in the form of tour guide services, transportation, lodging, restaurant/diner and explore the traditions, arts and local culture into a cultural and culinary attractions. Supervision phase, people participate in supervising the tourists not to litter and damage the coral reefs in the area of diving and snorkeling. Furthermore, the local government effort to build maritime tourism is according to the priorities which started with the development of infrastructure and tourism support facilities, including; transportation, electricity, clean water, waste management and environmental hygiene, communication networks and internet. In addition, local community empowerment through education and skills training as travel services businesses. Then the Thousand Islands' marine tourism sector contributes on revenue of Jakarta province, there is an increasing each year. Since the year 2013 which amounted Rp. 3013677264. In 2014 amounted Rp.3.455.335.952 and 2015 amounted Rp.3.788.075.809. The results shows that the development of nautical tourism in the thousand islands district administration made a significant contribution on improving the local economy and the welfare of the community to create the conditions of realized resiliency and will push to enhance national defense.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerul Amri
Abstrak :
Tesis ini membahas komodifikasi lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di dalam pengelolaan ekoturisme. Ekoturisme sebagai bentuk wisata alam dengan tujuan utama pelestarian alam pada akhirnya justru menimbulkan masalah dalam proses konservasi yang dijalankan dan bahkan menjadi ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan alam di TNGGP. Di samping itu, permasalahan di TNGGP tidak hanya menyangkut bahasan lingkungan, tetapi juga pembahasan mengenai strategi dalam bernegosiasi dan berkontestasi di antara para pemangku kepentingan di dalam ruang yang menjadi kawasan ekoturisme. Data diperoleh dengan pendekatan etnografi termasuk wawancara mendalam di kawasan Cibodas dan Gunung Putri sebagai pintu masuk pendakian, dan di Gunung Gede, selama bulan April-Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana praktik berjualan yang berkontestasi terhadap otoritas Balai Besar di TNGGP setidaknya berperan sebagai alternatif pendapatan masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan yang tidak ramah lingkungan. Di samping itu, masyarakat sekitar melalui negosiasi dan resistansi dapat menutupi celah yang ditinggalkan oleh pemangku kepentingan yang mempunyai otoritas karena terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola ekoturisme pendakian gunung. Masyarakat sekitar menunjukkan bagaimana mereka mempunyai peran-peran yang cukup signifikan dalam pengelolaan pendakian gunung dan menjaga taman nasional.
This research discusses the commodification of environment in Mount Gede Pangrango National Park on ecotourism management. Instead of to conserve nature, ecotourism carried out in TNGGP causes problems on conservation proses and even becomes a threat to the sustainability of nature in TNGGP. Moreover, problem in TNGGP is not only about environment issues, but also discussions about strategies in negotiating and contesting among stakeholders in the space that become ecotourism area. The data was collected by ethnography approach including in depth interview in Cibodas and Gunung Putri area as climbing entrance, and on Mount Gede, on April-May 2017. The results show how the practice of selling which contested the authority of Balai Besar in TNGGP at least become an alternative income for the community around conservation area to divert their attention from jobs that damage the environment. Beside that through negotiation and resistance, the surrounding communities can cover the gap left by stakeholders who have authority because of limited human resources in managing mountaineering ecotourism. Surrounding community showed that they have significance roles in managing mountaineering and preserving national park.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indhy Aidha Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang Analisis Penerapan Good Governance dalam Pengelolaan Ekowisata di Suaka Elang. Teori yang dipakai berdasarkan teori dari United Nation Development Programme (UNDP) yang tertulis dalam buku Sedarmayanti dan menggunakan 8 prinsip good governance sebagai dimensinya. Dimensi tersebut adalah (1) Partisipasi, (2) Tegaknya Supremasi Hukum, (3) Transparansi, (4) Berorientasi pada Konsensus, (5) Responsif, (6) Efektifitas dan Efisiensi, (7) Akuntabilitas dan (8) Visi yang Strategis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan datanya dengan cara wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan prinsip good governance yang sudah diterapkan dengan baik adalah (1) Partisipasi, (2) Tegaknya Supremasi Hukum, (3) Akuntabilitas (4) Berorientasi pada Konsensus dan (5) Visi yang strategis. Beberapa prinsip yang belum diterapkan dengan baik adalah (1) Transparansi, (2) Responsifitas dan (3) Efektifitas dan efisiensi. ......This research discusses the analysis of good governance application at the ecotourism management in Suaka Elang. The theory that being used is based on the theory of the United Nations Development Programme (UNDP) which written on the book by Sedarmayanti and use the 8 principles of good governance as the dimensions. The dimensions are: (1) Participation, (2) Rule of Law, (3) Transparency, (4) Consensus Oriented, (5) Responsiveness, (6) Effectiveness and Efficiency, (7) Accountability and (8) Strategic Vision. This study uses descriptive qualitative design. The technique that being used to collect the data are by interviews and observation. The results of the show good governance principles that have been applied are (1) Participation, (2) Rule of Law, (3) Accountability (4) Oriented Consensus and (5) Strategic Vision. Some principles that have not applied properly are (1) Transparency, (2) Responsiveness and (3) Effectiveness and efficiency.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library