Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Priscillia
Abstrak :
ABSTRAK
Universitas Indonesia saat ini berperan penting dalam sistem pelayanan kesehatan secara nasional, yaitu sebagai penyumbang tenaga kesehatan terbesar yang berkualitas nasional serta internasional. Dalam rangka menyiapkan calon dokter, pendidik, peneliti, dan sumber daya di bidang kedokteran dan kesehatan di UI yang berkompeten dengan nilai budaya akademik dan etika profesi layanan prima, maka Universitas Indonesia mengembangkan suatu rumah sakit yang mampu mengakomodasi sistem pelayanan kesehatan terpadu. Akan tetapi, kebutuhan biaya yang besar pada proses operasional RSUI yang tidak diimbangi dengan ketentuan yang jelas mengenai sumber pendanaan bagi RS PTN, dikhawatirkan menyebabkan kebutuhan dana operasional yang dibutuhkan RSUI tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan anggaran dengan memetakan struktur keuangan yang jelas dalam suatu model simulasi keuangan berupa neraca keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Model proyeksi keuangan ini dibutuhkan guna melihat berapa besar nilai kesenjangan antara sumber dana yang diperoleh dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan pendapatan jasa pelayanan kesehatan RSUI dengan kebutuhan dana operasional yang dibutuhkan. Hal ini dibutuhkan oleh Universitas Indonesia sebagai pemangku kepentingan RSUI yang selanjutnya dapat mendukung pembuatan model bisnis RSUI demi keberlanjutan RSUI di masa yang akan datang
ABSTRACT
University of Indonesia plays an important role in the national health care system, which is the largest contributor of qualified health professionals nationally and internationally. In order to prepare future professional doctors, educators, researchers, and other human resources in medicine and health fields in the University of Indonesia with cultural values of academic and professional ethics service excellence, University of Indonesia develops a hospital which can accommodate an integrated health care system. However, the high cost needed in Hospital of the University of Indonesia operational processes that is not followed by clear regulations regarding the sources of funding for University Hospital, feared causing financing needs for Hospital of the University of Indonesia operational processes can not be met. Therefore, budgeting management is impotantly needed by mapping a clear financial structure in financial model simulation; balance sheet, income statement, and cash flow. This financial model simulation is required to see the gap between revenue and expenses that Hospital of the University of Indonesia needs. It is needed by the University of Indonesia as stakeholder who can support the creation of Hospital of the University of Indonesia business model for its sustainability in the future.
2016
S63314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririk Rikmaya
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shepard, Donalds S.
Geneva: World Health Organization, 2000
338.473621 SHE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mehta, Nitin H., 1946-
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1977
657.838 MEH h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Susi Mariana
Abstrak :
Survey BPS menunjukkan ballwa secara nasional, rata~rata biaya perbulan yang dikeluarkan rumah tangga untuk rawat jalan adalah Rp l5.667,00.- dan propinsi yang memiliki rata-rata biaya rawat jalan perbulan tertinggi adalah DKl Jakarta (Rp36.506,00.-). Sebenarnya biaya-hiaya tersebut dapat dikurangi hila masyarakat memiliki perilaku yang menguntungkan kesehatan dirinya dan keluarganya misalnya dengan menyusui bayinya secara ASI eksidusif srunpai 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat dan vitamin, Pemerintah menargetkan penggunaan ASI eksklusif menjadi 80% pada tahun 2000 namun keoyataannya data SDKJ menUI1iukkan bahwa pada tahun 2002 terdapat hanya 39~5% ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif dan bayi Indonesia rata-rata hanya mendapat ASI eksklusif sampai usia I ,6 bulan saja. Bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 4-5 bulan hanya 14%. Penelitian yang dilakukan Yayasan HeUen KeUer Intemasional tahun 2002 menunjukkan bahwa persentase Jama pemberian ASI ekslusif di Jakarta selama 4-5 bulan hanya 3%. Penelitian ini merupakan evaluasi ekonomi yang bertujuan metlhat gambaran dan perbandingan biaya pemberian AS! eksklusif dan pemberian susu fonnuia pada bayi umur 4 bulan, perbandingan dan perbedaan biaya rawat jalan kedua kelompok tersebut temmsuk. pcrbt:daan frekuensi sakit, lama hari sakit, frekuensi rawat jalan antara kedua kclompok itu dan menghitung penghematan biaya rawar jalanflya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan stud! cross~secOonal, dengan jumlah sampEL minimum masing-masing kelompok adalah 21 orang bayi berumur 4 bulan yang datang ke praktek dokter spesialis anak RB Alvernia RaWlU!Iangun Jakarta Timur bulan Maret April2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya pemberian ASI eksldusif adalah Rp 2.164.219.- dan rata-rata biaya pemberian susu fonnula Rp 3.558.470.-. Sedangkan rata-rata biaya rawat jalan bayi dengan ASI eksklusif adalah Rp 98.720, dan rata-ratanya pada bayi dengan susu formula adalah Rp 165.857.- (rntio I : 1,7) Perhitungan cost saving adalah selisih antara cost without programe dan cost with programe yang besamya adalah Rp 1.461.388.-. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbadaan bermakna antam kedua biaya rawat jalan ini. Rata-rata frekuensi sakit dan frekuensi rawat jalan pada bayi ASI eksldusif adalah 0,7 dan susu formula adalah 1,0. Sedangkan rata-rata lama bali sakit pada bayi dengan ASI eksklusif adalah 2 bali, dan susu formula adalab 4 bali. Hasil uji statistik menunjukkun tidak ada perbedaan bermakna frekuensi sakit, frekuensi rawat jalan dan lama hari sakit antara bayi dengan ASI eksklusif dan bayi dengun susu formula 0-4 bulan. Artinya semua perbedaan yang teljadi hanyalah by clumce atau faktor kebetulan belaka dan diduga disebabkan jurniah sampel yang kecil. Akkirnya disarankan agar penelitian ini dapat diianjutkun oleh peneliti lain untuk menghitung cost benefit ASI eksklusif secara komperhensif baik rawat inap dan mwat jalan, dengan menggunakan opportunity cost yang sebenamya. Juga diharapkun penelitian ianjutan dengan sampel yang lebih besar dan variatif yang mungkin dapat rnenghasilkan uji statistik yang signifikan. ......BPS survey shows that nationally, average month expenditure that domestic expend for outpatient is Rp. 15.667 .00.- and province that bas the highest average outpatient expenditure is DKI Jakarta (Rp. 36.506,00.-). Actually those costs could decreased if public has health benefit behavior and their family such as breast: feeding with exclusive ASI to 6 months without foods and other drinks except medication and vitamins, Government 1s targeting exclusive ASI to 80% in 2000 but apparently SDKI data shows that in 2002 there's only 39,5% mother who breastfeeding their children exclusively and averagely Indonesian baby only got exclusive ASI only until 1,6 months. Baby that got exclusive ASI for 4-5 months is only 14%. Research conducted International Hellen Keller Foundation year 2002 shows that exclusive ASI duration percentage in Jakarta for 4-5 months only 3%. This research is an economical evaluation that aim to see description and equivalent cost of ASI exclusive t,-,}ver and giving formula milk to 4 months baby, equivalence and difference of outpatient cost those two groups include sick frequency difference. sick day duration. outpatient frequency between those two groups and calculating economize outpatient cost. Tills research conducted by using cross sectional study design, with minimal total sample from each groups are 21 babies with 4month ages that come to specialty doctor practice of children at RB Alvernia Rawamangun East Jakarta month March-April 2007. Research result shows average exclusive ASI cost giver is Rp. 2.164.219 and average formula of milk giver is Rp. 3.558.470. While average outpatient cost of haby with exclusive ASI is Rp. 98.720, and average on baby with formula milk ir.Rp. 165.857 {ratio 1 : J, 7). Cost saving calculation is difference between costs without program and cost with program as much as Rp. l.46L388. Statistical test result shows that there is no significance difference between those two outpatient cost. Average sick frequency and outpatient frequency on baby with exclusive ASI is 0,7 and formula milk is 1,0. While average sick duration on baby with exclusive ASI is 2 days, and formula milk is 4 days. Statistic test result shows that there is no significance difference of sick frequency~ outpatient frequency and sick duration between baby with exclusive ASI and baby with formula milk 0-4 months. It means all the difference that occurred is only by chance or completely coincidence and estimated cause by minor total samples. Finally, suggested for other researcher continue this research to determine cost benefit of exclusive ASI comprehensively include inpatient and outpatient with using the real opportunity cost. Suggested too the continues research using a larger samples and more variative. so that maybe statistical test result become significant.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asturi Putri
Abstrak :
Perkembangan industri rumah sakit sangat pesat mengakibatkan persaingan menjadi sangat ketat. Setiap rumah sakit dengan berbagai cara berusaha menarik pasien. Namun perkembangan rumah sakit tentu saja menguntungkan pihak pasien sebagai konsumen karena mempunyai banyak pilihan dalam memilih pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal ini tentu saja menantang setiap manajernen rumah sakit untuk terus mengevaluasi sistem pelayanan dan tentu saja mengikuti perkembangan dunia usaha ini dengan seksama. Hal yang sama juga dialami oleh rumah sakit Ananda Kompetisi dalam memperebutkan peluang pasar menjadi ketat karena kota Bekasi sangat padat dengan rumah sakit rumah sakit baru baik itu dalam tingkatan pratama sampai rumah sakit international. Rumah sakit Ananda merasa perlu untuk membuat suatu strategi yang memenuhi kebutuhan pasar dan membedakannya dengan pesaing-pesainganya Strategi pemasaran yang dibutuhkan tentu saja bukan hanya melihat lingkungan eksternal dimana konsumen berada namun juga dapat melihat lingkungan internal secara objektif. Sehinggga didapatkan cara terbaik dengan menggunakan dengan maksimal sumber daya yang ada dengan melihat peluang yang ada. Dengan tujuan bisa berkompetisi dalam persaingan industri ini, maka tujuan penelitian ini menyusun strategi pemasaran untuk rumah sakit Ananda. Metode penelitian ini menganalisa faktor faktor ekstemal dan internal. Analisa ini kemudian akan memperlihatkan potensi potensi yang mendukung strategi pemasaran rumah sakit Ananda dan potensi-patensi yang menghambat dari pengembangan rumah sakit Ananda_ Analisa di lakukan dengan melihat data sekunder, melakukan proyek.i dan melakukan CDMG dengan pihak yang terkait yang dianggap kompeten dalam pelaksanaan strategi pemasaran ini. Analisa posisi rurnah sakit Ananda dalam matriks TOWS memperlihatkan posisi rumah sakit berada dalam kuadran yang menitik beratkan adanya evaluasi pada internal rumah sakit. Dan sisi eksternal rurnah sakit Ananda mendapatkan peluang yang cukup baik. Dengan posisi Rumah Sakit Ananda dibandingkan dengan kompetisi, maka bisa di simpuIkan Rumah Sakit Ananda masih mempunyai peluang yang baik dalam pengembangkan produk-produk layanan. Evaluasi internal rumah sakit sangat dibutuhkan baik itu yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang. Hasil analisa penelitian diharapkan dapat rnenjadi masukan bagi rumah sakit Ananda daiarn pengambilan keputusan strategi pemasaran. ......It has kmown that a rapid development at the hospital business makes a very firm competition on the industry. Every hospital will look for all every method to magnetize patients to come to their hospital. In this case, people will the one who have the benefit as the more hospital exist the more people have a chance to choose which the best hospital they want to visit is. This phenomenon will challenge the hospital management team to do their best by evaluating their service system from time to time, as well as updating the newest information on the business development comprehensively. The same situation occurred at the Ananda Hospital. The competition on capturing the market is becoming more difficult and tough as Kota Bekasi has already dense with so many hospitals. New hospitals are emerging with various levels, from an elementary grade hospital level with an international hospital level. To encounter the situation, Ananda Hospital is considering the need for developing a strategy on hospital marketing for fulfilling the market needs which have different approaches from other competitors of the business. The marketing strategy is not only look at the external milieu of the clients but also looking at objectively the internal nature of the patients. Therefore, an optimal way is expecting to use as many as resources in order to fulfill all opportunities subsist. In order to be able to compete in this industrial challenging business, the study has a purpose on developing the marketing strategy for Ananda Hospital. The method of the study is analyzing the external and internal factors in order to shows as many as possible the potential supports on the marketing strategy and potential obstacles to the hospital development. The analysis is done with several components, i.e. by using the secondary data, doing the projection, and having CDMG with sectors related to marketing strategy which has the competence in implementing the strategy. The position analysis for the Ananda Hospital at the TOWS matrix showed that the hospital is located in the quadrant where the point of an internal evaluation of the hospital should be emphasized. From the external side, the hospital is still having a good opportunity. Therefore, it can be concluded that Ananda Hospital still has a good opportunity in developing some service products in the future. The internal evaluation is strongly needed, both in a short-term and long-term evaluation. The results of the study are expected to give some contributions to the decision makers of marketing strategy team of the hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34334
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Mulyono
Abstrak :
Tesis ini merupakan suatu penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit, khususnya rnengenai segmenting, targeting, positioning dan diferensiasi produk layanan, yang bertujuan untuk peningkatan angka kunjungan pasien umum pada unit rawat map RS Karya Husada, dengan analisis kualitatif dan pendekatan deskriptif. Selain itu juga dipaparkan survei persepsi dan preferensi Dokter akan susana rawat inap sebagai tempat merujuk di wilayah cakupan layanan RS Karya Husada. Diharapkan penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan tentang segmen pasar rawat inap umum di RS Karya Husada sehingga dapat secara lebih tajam membidik pasar sasarannya untuk dituangkan dalarn suatu penetapan dan pernyataan posisi, yang akan dipergunakan sebagai dasar membuat diferensiasi layanannya sebagai strategi untuk pengembangan RS Karya Husada kedepan. Sangat disarankan untuk perlu segera dibuat suatu reneana strategis pemasaran yang komprehensif, dan penerapan CRM (Customer Relationship Management) yang terintegrasi dengan baik diseluruh unit rawat map RS Karya Husada. ......The focus of this research is hospital marketing strategic, especially subjected to segmenting, targeting, positioning and service product differentiation that has an aim to increase the number of general patient visitation at inpatient unit of Karya Husada Hospital in Cikampek, Karawang, through a qualitative descriptive interpretive. The perception and preferences of the medical doctors about hospital inpatient facilities in the service scoop area of Karya Husada Hospital was also included. It is hoped that this research could enhance the knowledge regarding the segment market of general inpatient units at Karya Husada Hospital so that it is able to aim its market target sharply, which will be realized into a decision and positioning statement and use it as the basic to produce Service differentiation as the strategy of Karya Husada Hospital's future development. It is highly recommended to make a necessary plan of comprehensive marketing strategy immediately and the implementation of well integrated CRIVI (Customer Relationship Management) at all inpatient wilts of Karya Husada Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gamma Rizkina
Abstrak :
Sebagai RS kelas B, RS UI akan menanggung pembiayaan yang cukup tinggi khususnya untuk kebutuhan operational & maintenance ( O&M ). Terlebih lagi rumah sakit pendidikan harus dapat beroperasi secara mandiri tanpa suntikan dana/subsidi dalam jangka waktu 3 tahun, dimana jangka waktu tersebut tidak menjamin bahwa RSUI telah mencapai titik pengembalian. Saat ini pemerintah sedang mengambil langkah dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam sektor kesehatan, pemerintah dengan program JKN mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta bersinergis dengan BPJS Kesehatan, dimana tarif yang ditetapkan berbasis pada sistem pembiayaan yakni INA-CBG. Hingga saat ini banyak rumah sakit yang harus menambahkan fasilitas kesehatan, obat, alat kesehatan, serta alat penunjang medis lainnya karna peningkatan jumlah peserta BPJS Kesehatan berkembang pesat. Beredarnya isu bahwa terdapat kesenjangan pada klaim yang diberikan pemerintah baik dalam hal biaya maupun waktu pembayaran premi menimbulkan polemik tersendiri bagi stakeholder, termasuk RSUI yang berpotensi mengalami kerugian dalam hal keuangan. Riset ini akan menganalisa perhitungan kebutuhan finansial RS UI dalam perhitungan biaya satuan (unit cost) dengan metode activity based costing, riset ini akan memberikan gambaran bagaimana biaya unit operasional pada rumah sakit kelas B dialokasikan. Pada tujuan tertentu, perhitungan secara sistem ABC dapat digunakan dalam penentuan tarif, analisa dalam pengambilan keputusan, serta dasar pengajuan dana kepada pemerintah.
Qualified as a B class hospital, RSUI will bear the financial burden due to high operational and maintenance cost. Moreover, university hospital shall operate independently without any financial injection/subsidy in 3 years afterwards, while no one guarantee when is the Break Event Point of this hospital. The Government of Indonesia is currently taking steps to improve people welfares by implementing Jaminan Kesehatan Nasional in the healthcare sectors. This program requires every healthcare services to cooperate with BPJS Kesehatan, where each unit cost has assigned by the Government based on INA-CBGs system. Due to the robust growth of participants, many hospitals should enhance the facility such as medical equipments, room expansion, additional beds, and other supporting units. Polemical issues has risen in this sector?s regarding the payment delays and also cost distortion in unit cost claims. This situation has become the concerns of stakeholders, including RSUI that potentially distressed in financial aspect. This research will analyze the calculation of unit cost, and how every cost of operational units need to be allocated based on activity. Goals of this research is to disentangle different levels of cost system design and the drivers in a health care setting that explain this process changing to ABC. For specific purposes, ABC has used to identify a high cost activity, pricing & budgeting model, and as a bargaining tools of financial calculation to the Government as well.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiza Shafira
Abstrak :
ABSTRACT
Perkembangan dan persaingan dunia pelayanan kesehatan membuat pihak manajemen berupaya memberikan yang terbaik kepada konsumen. RSUD Kota Bogor telah menyediakan pelayanan komprehensif bagi masyarakat Bogor dan sekitarnya, namun masih terdapat fenomena berupa kesenjangan jumlah pasien dan keterbatasan sumber daya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran umum bauran pemasaran poliklinik onkologi RSUD Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan peneltian deskriptif kualitatif dan dilaksanakan di poliklinik Onkologi RSUD Kota Bogor pada bulan Mei 2016. Hasil penelitian menunjukkan bauran pemasaran poliklinik onkologi RSUD Kota Bogor belum maksimal. Terdapat 9 bed di poliklinik onkologi namun masih banyak pasien kemoterapi yang belum tertangani karena tingginya jumlah pasien dan keterbatasan sumber daya. Tarif yang berlaku dirasa cukup terjangkau bagi masyarakat. Promosi RSUD Kota Bogor telah memadai, dilihat dari jumlah kunjungan pasien yang terus meningkat, namun jumlah pasien out of pocket masih minim. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan monitoring dan evaluasi kinerja RSUD Kota Bogor, dan dapat dipertimbangkan penambahan sumber daya poliklinik onkologi terutama bagi pasien out of pocket serta untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
ABSTRACT
Development and competition in health care process make the management of RSUD Kota Bogor seeks to give best performance for all consumers. RSUD Kota Bogor has provided a comprehensive medical care to all people in Bogor and regional nearby, but gaps number of patient and limited of resources still could be found in RSUD Kota Bogor. This study is conducted to find out marketing mix in Oncology Polyclinic of RSUD Kota Bogor. It used descriptive and qualitative as the research design which conducted at Oncology Polyclinic of RSUD Kota Bogor in May 2016. The result shows that marketing mix of RSUD Kota Bogor is not optimal yet. There are nine beds in the polyclinic but still there are lots of chemotherapy patient that could not be handled since the high gaps of number between total amount of patient and resources. Cost of treatment of the polyclinic was founded affordable to consumers. Promotion that were conducted by RSUD Kota Bogor looked adequate enough as the total number of patients was getting increase although the number of out of pocket patients was still less than what was expected. Based on the results of this research, monitoring and evaluation for work performance in RSUD Kota Bogor is needed and the addition of resources in Oncology Policlinic should be considered as an important issue, more over for the out of pocket patient to fulfill all of the consumers? needs.
2016
S63229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holub, Steven F.,
Rockville, Maryland: An Aspen Publication., 1983
343.047 3 HOL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>