Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moeljarto Tjokrowinoto
Yogyakarta: Taira Wacana Yogya, 1987
338.9 MOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Alsita
Abstrak :
[ABSTRAK
Bencana banjir adalah salah satu permasalahan yang dialami DKI Jakarta dan menimbulkan banyak kerugian di berbagai sektor, salah satunya sektor rumah tangga. Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat adalah salah satu wilayah di DKI Jakarta yang paling rawan mengalami bencana banjir. Kejadian banjir yang sering terjadi membuat masyarakat yang tinggal di sana harus mampu beradaptasi dan dapat melakukan manajemen banjir dengan baik guna menurunkan tingkat kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis persepsi risiko terhadap banjir serta persepsi pentingnya melakukan adaptasi di Kelurahan Rawa Buaya, mengestimasi nilai kerugian ekonomi total akibat banjir akibat banjir di Kelurahan Rawa Buaya Jakarta Barat, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kerugian ekonomi rumah tangga akibat banjir, dan menganalisis keadaan sosial ekonomi masyarakat di Rawa Buaya dalam menghadapi banjir. Metode penelitian yang dilakukan adalah campuran antara kuantitaif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa masyarakat Rawa Buaya sudah memiliki persepsi risiko yang tinggi mengenai banjir dan sebagian besar mereka telah melakukan tindakan mitigasi. Hasil estimasi kerugian ekonomi rata-rata yang dialami tiap rumah tangga diperkirakan sebesar Rp 1.870.378,20. Kerugian sosial lain yang dapat dihitung adalah biaya aktivitas dapur umum yang mencapai Rp 49,64 juta dan biaya eksternal bantuan dari luar yang mencapai Rp 58,73 juta. Adapun dalam rangka pemulihan lingkungan pasca banjir juga memerlukan biaya mencapai Rp 188,77 juta. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi kerugian ekonomi tersebut adalah tinggi banjir dan durasi banjir. Jika dibandingkan dengan pendapatan per tahun, rata-rata nilai kerugian yang dialami untuk tiap golongan tersebut mencapai 6,36% dan 4,99% dari rata-rata pendapatan per tahun mereka. Hal ini memungkinkan alasan masyarakat untuk tidak ingin pindah dari lokasi rawan banjir.
ABSTRACT Flood disaster is one of the Jakarta?s problems and caused many losses in various sectors, one of which the household sector. Village of Rawa Buaya, Cengkareng, West Jakarta is one of Jakarta areas most prone to flooding. Flood events which occur often makes the people who live there to be able to adapt and be able to do a good flood management in order to reduce the level of losses. The aim of this study was to analyze perceptions of risk to flooding as well as the perception of the importance of adaptation in the village of Rawa Buaya, estimate the economic losses total as a result of flooding caused by flooding in the village of Rawa Buaya, West Jakarta, analyzes the factors that influence the economic loss of households due to flooding, and analyze the socio-economic circumstances of society in Rawa Buaya in the face of floods. The research method is a mixture of quantitative and qualitative. Based on this research, it is known that communities in Rawa Buaya already have a higher risk perception regarding flood and most of them have done adaptation measures. The results in economic losses experienced on average per household was estimated at Rp 1,87 million. Another social losses that can be calculated is the cost of the activity of the common kitchen which reached Rp 49,64 million and external costs of external assistance reached Rp 58,73 million. As for the environment in the context of post-flood recovery also requires a cost of Rp 188,77 million. The factors that most influence the economic loss is inundation depth and flood duration. Compared with the income per year, the average value of losses for each group reached 6.36% and 4.99% of the average of their income per year. This allows the public a reason to not want to move from flood-prone locations., Flood disaster is one of the Jakarta’s problems and caused many losses in various sectors, one of which the household sector. Village of Rawa Buaya, Cengkareng, West Jakarta is one of Jakarta areas most prone to flooding. Flood events which occur often makes the people who live there to be able to adapt and be able to do a good flood management in order to reduce the level of losses. The aim of this study was to analyze perceptions of risk to flooding as well as the perception of the importance of adaptation in the village of Rawa Buaya, estimate the economic losses total as a result of flooding caused by flooding in the village of Rawa Buaya, West Jakarta, analyzes the factors that influence the economic loss of households due to flooding, and analyze the socio-economic circumstances of society in Rawa Buaya in the face of floods. The research method is a mixture of quantitative and qualitative. Based on this research, it is known that communities in Rawa Buaya already have a higher risk perception regarding flood and most of them have done adaptation measures. The results in economic losses experienced on average per household was estimated at Rp 1,87 million. Another social losses that can be calculated is the cost of the activity of the common kitchen which reached Rp 49,64 million and external costs of external assistance reached Rp 58,73 million. As for the environment in the context of post-flood recovery also requires a cost of Rp 188,77 million. The factors that most influence the economic loss is inundation depth and flood duration. Compared with the income per year, the average value of losses for each group reached 6.36% and 4.99% of the average of their income per year. This allows the public a reason to not want to move from flood-prone locations.]
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra N. Darusman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kahlil Rowter
1987
S17809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rinaldi B.
Abstrak :
Umumnya fungsi produksi konvensional memiliki bentuk Yi* = fi (x1,x2....xm) + (ei) yang mana Yi* adalah output potensial yang maksimum, sedangkan adalah tingkat input yang digunakan, dan adalah kesalahan acak statistik yang menunjukkan bahwa output potensial yang maksimum berbeda untuk setiap perusahaan. Dan tingkat kesalahan teksebut diharapkan dapat meliputi komponen sisa (residual). Pada kenyataannya perusahaan memproduksi tidak pada batas produksinya, tetapi kadang-kadang di bawahnya yang berarti output yang dihasilkannya tidak mencapai tingkat potensial maksimumnya. Oleh karena itu, variabel tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, pertama adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikuasai pelaku dalam proses produksi, seperti cuaca, iklim dan termasuk juga tingkat kesalahan acak yang umumnya terjadi dalam setiap proses produksi. Faktor-faktor ini disebut komponen random. Dan yang kedua adalah yang disebabkan faktor-faktor yang dapat dikuasai oleh pelaku dalam proses produksi atau sering disebut faktor-faktor yang berasal dari inefisensi teknis. Karena itu, output aktual yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai model sebagai berikut: Yi = fi (xl,x2,...,xm) + ( ui + vi ) yang mana y dan x adalah tingkat output dan input, ui adalah inefisiensi teknis dan vi adalah tingkat kesalahan statistik yang meliputi variabel-variabel lain yang dianggap tidak penting dan termasuk juga kesalahan ukur. Pada dasarnya ada dua cara untuk mengukur hal tersebut. Pertama melalui metode deterministik dan kedua Oetode melalui frontier stokastik. Dalam skripsi ini yang dipergunakan adalah metode kedua. Dengan membatasi permasalahan pada sektor industri pengolahan Indonesia, dengan periode 1979-1983 dan 1984- 1988, dan membedakan input yang digunakan menjadi modal, tenaga kerja, bahan baku dan energi, dilakukan estimasi fungsi produksi frontier stokastik dan pengukuran inefisiensi untuk kedua periode. Inefisiensi teknis periode 1984-1988 lebih tinggi daripada inefisiensi teknis 1979-1983. Hal ini berarti pOriode kebijakan industri substitusi impor memiliki inefisiensi teknis yang lebih rendah dibandingkan dengan periode kebijakan industri promosi ekspor. Sub sektor industri yang memiliki inefisiensi teknis terkecil adalah industri barang antara kemudian berikutnya industri barang jadi/konsumsi dan terakhir industri barang modal, hal itu terjadi untuk kedua periode. Input modal dan tenaga kerja diperkirakan dapat mengurangi tingkat inefisiensi teknis pada periode 19791983, sedangkan dalam periode 1984-1988 diperkirakan hanya input modal yang dapat mengurangi tingkat inefisiensi teknis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Supranto
Jakarta: Rineka Cipta, 1993
003 JOH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
B.S. Muljana
Depok: Departemen Ilmu Ekonomi FE-UI, 2011
338.9 MUL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ismayantika Dyah Puspasari
Abstrak :
ABSTRAK
Investasi dalam dunia keuangan tidak selalu mengandung unsur haram dan riba, karena dalam produk syariah banyak investasi dengan unsur halal yang ditawarkan. Islam sendiri sangat melarang segala sesuatu yang diperoleh umatnya dengan cara riba, gharar, dan maysir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sistem syariah yang dianut oleh lembaga asuransi yang menganut prinsip syariah. Pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, di mana pada penelitian kualitatif, masalah yang diangkat oleh peneliti masih bersifat belum jelas sehingga masih bersifat sementara dan nanti akan berkembang setelah peneliti bersosialisasi dengan informan. Bahwa keuntunga yang diperoleh dari investai akan dikumpulkan untuk membantu pembayaran klaim asuransi semua umat nasabah asuransi syariah dengan memegang prinsip kebaikan bersama dan sistem gotong royong.
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI, 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hernowo
Abstrak :
Semenjak pertengahan Repelita Keempat, tahun anggaran 1986/87, beban pembayaran kewajiban pinjaman luar negeri sektor pemerintah telah melampaui jumlah pinjaman baru yang diperoleh. Hal ini memberi dorongan untuk menyelidiki apakah penerapan suatu pola pengelolaan/manajemen yang optimal atas pinjaman luar negeri mampu meningkatkan aktivitas perekonomian secara makro, dan di lain pihak, apakah peningkatan aktivitas perekonomian tersebut pada gilirannya mampu memperbaiki kemampuan pembayaran kembali pinjaman luar negeri tersebut. Studi yang dilakukan diawali dengan penyusunan suatu Model Simultan Makro Ekonomi Indonesia. Selanjutnya model tersebut diuji secara ekonometris untuk mengetahui kemampuannya dalam mereplikasi Perekonomian Indonesia selama kurun waktu antara tahun 1970 hingga 1991. Hasilnya menunjukkan bahwa model tersebut mampu mereplikasi dengan baik Perekonomian Indonesia, yang bercirikan 'oil-exporter, small-economic, and heavily indebted country'. Tahap selanjutnya, model tersebut digunakan sebagai landasan perencanaan, yang dalam hal ini dilakukan dengan menerapkan berbagai kondisi hipotetis (asumtif) yang mewakili berbagai langkah kebijakan makro ekonomi. Efek penerapan kondisi hipotetis ini dilihat pada enam indikator target variabel yang sebagian mencerminkan aktivitas perekonomian dan sebagian lagi mencerminkan beban pinjaman luar negeri. Temuan yang diperoleh, ternyata menunjukkan bahwa penerapan kebijakan-kebijakan baik di bidang fiskal, moneter, maupun perdagangan, masing-masing membawa manfaat dan ekses (side effect) yang berbeda-beda. Dengan demikian para perencana dan penentu kebijakan perlu menyesuaikan pilihan kebijakannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, dan di lain pihak perlu menjaga agar ekses dari pilihan kebijakan tersebut dapat diantisipasi. Dikaitkan dengan pembuktian hipotesa utama dalam tulisan ini, hasil analisa menunjukkan bahwa pengelolaan pinjaman luar negeri yang optimum mampu meningkatkan aktivitas perekonomian (hipotesa pertama). Temuan kedua menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang erat antara meningkatnya aktivitas perekonomian dengan kemampuan membayar kembali pinjaman luar negeri (hipotesa kedua). Hasil-hasil temuan tersebut kiranya bermanfaat dalam mengungkapkan suatu strategi perencanaan untuk pengelolaan pinjaman luar negeri yang terangkai dengan struktur makro ekonomi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Murtiningtyastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Mengingat jumlah pertambahan penduduk Cina yang semakin meningkat, yang menjadikannya sebagai negara yang paling padat penduduknya di dunia, dan karena munculnya kekhawatiran pemerintah akan pengaruhnya terhadap politik dan ekonomi negara, maka dengan sekuat tenaga mereka memerangi jumlah pertambahan penduduknya itu. Meskipun KB pernah didengungkan pada tahun 1952, Baru tahun 1979 hal tersebut diperkeras dengan mengkampanyekan Satu Keluarga Satu Anak (yige hai zhihao). Untuk itu pemerintah pun membentuk pasukan yang diperintahkan untuk bergerak ke setiap pelosok. Di desa-desa, pasukan tersebut menuntut masyarakat untuk menggunakan berbagai alat kontrasepsi dan bahkan dengan cara memaksa mereka meminta para wanita yang sedang mengandung anak kedua atau anak selanjutnya untuk melakukan pengguguran. Imbalan atau tunjangan akan diberikan kepada siapa yang sudi melakukannya. Dari adanya kebijaksanaan ini timbul pula banyak dampak tersendiri di dalam masyarakat. Diantaranya adalah dengan, melakukan pembunuhan terhadap bayi-bayi mereka dan yang terutama adalah bayi perempuan, demi memiliki bayi lagi yang laki-laki. Perbuatan seperti itu adalah karena masih adanya tuntutan dalam masyarakat Cina untuk memiliki anak laki-laki. Akan tetapi sejauh itu pemerintah RRC menganggapnya sebagai sesuatu yang legal dan bagi para pelakunya pun tidak akan dituntut tindakan apapun.
1989
S12716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>