Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel, Moehar
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
338.19 MOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dini
"ABSTRAK
Koperasi merupakan salah satu jenis badan usaha yang turut berperan serta dalam perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan. Untuk menjaga kesinambungan usaha koperasi, manajemen koperasi tentunya memiliki peran penting dalam hal ini. Oleh karena itu diperlukan alat untuk mengukur kinerja manajemen koperasi. Pada umumnya pengukuran kinerja banyak dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan baik berupa rasio maupun dinyatakan dalam nilai absolut mutlak. Pengukuran ini mempunyai kelemahan yaitu perhitungan kurang akurat karena hanya mengandalkan pada data keuangan saja yang tidak terlepas dari estimasi yang dapat menimbulkan berbagai macam distorsi akuntansi dan hanya memperhitungkan biaya hutang saja, tidak memasukkan biaya ekuitas. Untuk mengatasi permasalahan timbullah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan value added yaitu Economic Value Added (EVA) yang dikembangkan oleh sebuah konsultan di Amerika Serikat, Stern Stewart & Co. EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh suatu badan usaha sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen selama periode tertentu. Kelebihan pengukuran kinerja dengan EVA dibandingkan dengan pengukuran lain diantaranya adalah menghilangkan distorsi akuntansi dan memasukkan biaya ekuitas ke dalam perhitungan EVA. Karya akhir ini bertujuan untuk menjelaskan perhitungan EVA yaitu penyesuaian accounting profit menjadi economic profit dan perhitungan seluruh biaya modal, baik cost of debt maupun cost of equity dan menilai kinerja manajemen Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk. (Kopindosat) sebagai obyek penelitian dalam meningkatkan nilai koperasi dengan menggunakan EVA sebagai parameter. Ruang lingkup dibatasi pada laporan keuangan tahun 2004 dan 2005, laporan keuangan sebelum tahun 2004 tidak digunakan karena mulai tahun 2004 terjadi konsolidasi antara Kopindosat dengan PT Puriperkasa Farmindo dan Koperasi Karyawan ?Antariksa?. EVA diperoleh dari laba usaha dikurangi biaya-biaya (charges) atas kapital yang diinvestasikan (invested capital) disebut juga capital charges. Perbedaan mendasar pada perhitungan EVA yaitu adanya penyesuaian terhadap standar akuntansi yang dilakukan pada laba usaha setelah pajak dan modal yang diinvestasikan. Penyesuaian yang terjadi pada Kopindosat yaitu aktiva pajak tangguhan dan penyisihan piutang ragu-ragu. Berdasarkan hasil perhitungan, selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2005, kinerja Kopindosat berdasarkan laba bersih mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. EVA juga positif mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005. Ini berarti, Kopindosat berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemegang sahamnya, dan nilai tambah tersebut meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2005. Tetapi perlu diingat bahwa peningkatan laba bersih tidak selalu diikuti dengan peningkatan EVA karena adanya penyesuaian atas NOPAT dan invested capital dalam perhitungan EVA, sehingga dimungkinkan terjadi peningkatan laba bersih tapi penurunan EVA atau sebaliknya. Perusahaan dapat menerapkan beberapa strategi operasional untuk meningkatkan EVA. Diantaranya adalah dengan menciptakan nilai lebih bagi pelanggan dan meningkatkan utilisasi aset. "
2007
T 23845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mubyarto
Jakarta: LP3ES, 1995
338.19 MUB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2008
630.6 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Damayanti
"Masalah kemiskinan selalu menjadi masalah besar di negara berkembang seperti Indonesia dan cara menanggulangi permasalahan ini merupakan isu yang sangat penting, bukan hanya pada tataran pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah. Sulawesi, yang merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia yang merupakan pintu gerbang area timur Indonesia juga menghadapi isu yang sama. Walaupun sebagian besar daerah di Pulau Sulawesi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan pada satu dasawarsa terakhir ini, jumlah penduduk miskin tetap tinggi dan ketimpangan pendapatan juga meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab kemiskinan dengan menngunakan panel data dari 52 Kabupaten/kota di pulau Sulawesi sejak tahun 2006 hingga 2015 dengan presentase penduduk miskin sebagai dependen variabel. Beradasarkan hasil regresi dari random efek model, koefisien dari GDP per kapita, gini rasio, dan rata-rata lama sekolah semuanya memeliki efek yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Pulau Sulawesi. Selanjutnya,  analisis regresi panel dinamik juga dilakukan untuk memperkuat hasil dari regresi random efek model. Karena presentase penduduk miskin memiliki efek yang negatif terhadap GDP per kapita dan memiliki efek positif terhadap gini rasio, pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi sembari menurunkan ketimpangan pendapatan antar rumah tangga dalam rangka untuk mengurangi kemiskinan di tiap-tiap daerah di pulau Sulawesi.

Poverty is still a big problem in developing country like Indonesia and the way how to reduce it is the most important policy issue not only for the central government but also for the provincial and district governments. Sulawesi, which is one of the 5 major islands in Indonesia and known as a gateway to eastern Indonesia faces the same problem. Even though the Sulawesi region has achieved a relatively high economic growth over the last decade, the number of poor people is still very high and expenditure inequality has been rising. This study analyzed the factors of poverty by conducting panel data regression analyses for 52 districts over the period from 2006-2015 with poverty head count ratio as the dependent variable. Based on the result of the random effects model, the coefficients of per capita GDP, the Gini coefficient and mean years of education are all statistically significant and have expected signs. A dynamic panel data regression analysis is also conducted to investigate the robustness of the random effect model. Since poverty head count ratio is negatively associated with per capita GDP and positively associated with the Gini coefficient, district governments should promote economic growth while decreasing inequality among households to reduce poverty."
2018
T51911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aartsen, J. P. van
Jakarta: Pembangunan, 1953
338.109 598 AAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Redjeki Hartono
Malang: Bayumedia Publishing, 2007
348.1 SRI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riezky Yulviani Armanita
"Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target RPJMN 2015 – 2019 yang menargetkan AKB tahun 2019 sebesar 24/1000 kelahiran hidup, dan target Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan AKB tahun 2030 sebesar 12/1000 kelahiran hidup. AKB tersebut menunjukkan peningkatan derajat kesehatan anak di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat mengancam kelangsungan hidup anak di Indonesia. Selain itu, menurut Bank Dunia, pengalokasian anggaran bidang kesehatan belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk pengaruh realisasi pengeluaran kesehatan pemerintah daerah terhadap angka kematian bayi di Indonesia.
Penelitian ini juga melibatkan beberapa variabel yaitu pengeluaran kesehatan, jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan, pendidikan wanita, pemberian vaksin tetanus toksoid serta jumlah penduduk perdesaan. Hasil penelitian diketahui pendidikan wanita dan persalinan ditolong tenaga kesehatan merupakan faktor yang signifikan terhadap kematian bayi. Penelitian ini menyarankan agar alokasi anggaran kesehatan pemerintah berfokus pada program kesehatan untuk mencapai tujuan SDGs. Selain itu, peningkatan sarana prasarana kesehatan di perdesaan.

Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012, IMR (Infant Mortality Rate) in Indonesia was 32 deaths per 1000 live births. This number was still far from the 2015 - 2019 RPJMN goals that mention IMR dropped to 24/1000 live births by 2019, and the Sustainable Development Goals (SDGs) targeted the IMR reduced to 12/1000 live births by 2030. The IMR shows that improving children's health status in Indonesia is not as expected, and can threat the survival of children in Indonesia. In addition, according to the World Bank, the allocation of health budget has not been maximized. This research was conducted to influence the realization of health expenditure of local government to infant mortality rate in Indonesia.
The study also involved several variables namely health expenditure, number of deliveries assisted by health personnel, female education, tetanus toxoid vaccine and the number of rural population. The results of the research that female education and childbirth assisted by health personnel are significant factors to degrade infant mortality rate. This study suggests that government health budget allocations are focusing on health programs to achieve the objectives of the SDGs. In addition, improvement of health infrastructure in rural areas needs to be develop.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kade Sukesa
"Penelitian tentang hubungan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan ekonomi telah menarik perhatian banyak peneliti di Indonesia. Namun, beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung pendekatan yang digunakan, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
Berkenaan dengan itu, penelitian ini sekaligus menggunakan dua pendekatan yaitu pertama dengan menggunakan data time-series dan kedua menggunakan data panel. Dengan menggunakan pendekatan pertama, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan searah dari pertumbuhan ekonomi ke pertumbuhan infrastruktur jalan, dan tidak sebaliknya. Sementara, hubungan pertumbuhan ekonomi dengan transportasi udara dan laut tidak signifikan. Hasil yang serupa juga ditemukan dengan menggunakan pendekatan kedua dengan menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Pertumbuhan dari ketiga moda transportasi itu tidak memiliki efek yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Namun, dampak dari level transportasi udara signifikan dan negative pada pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, berbeda dengan efek dari infrastruktur transportasi, efek dari pertumbuman modal tetap bruto, sebagai proxy dari investasi infrastruktur, positif dan signifikan di semua model yang menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Ini menunjukkan bahwa investasi modal memiliki peran penting pada ekonomi Indonesia, dan sepertinya ini menkonfimasi bahwa pertumbuhan investasi infrastruktur meningkatkan permintaan pada intermediate goods dan buruh, yang dapat menstimulasi terjadinya multiplier effect di dalam ekonomi.

The relationship between transport infrastructure and economic growth has attracted many researchers, including in Indonesia. However, all of these studies show quite mixed results depending on the approach used, the study's location, and the time studied.
This study uses both time-series data analysis and panel data analysis to investigate the relationship between economic growth and three transport infrastructure types. By using time-series data analysis, by employing VAR/VECM, this study concludes that there is a unidirectional relationship from economic growth to the growth in road infrastructure, not vice versa, while the relationships of per capita economic growth with the growth in air and sea transport infrastructure are not significant. A similar result also has been found using panel FEM with robust standard errors. All the growths in three types of infrastructure have no significant effect on per capita economic growth. Similarly, the effects of the level of both road transportation infrastructure and sea transportation infrastructure on economic growth are also not significant. However, the effect of the level of air transportation infrastructure is significant and negative.
Furthermore, in contrast with the effect of the growth rate of transport infrastructure on economic growth, the effect of growth in gross capital formation per capita, as a proxy of infrastructure investment, is positive and significant in all equations using FEM with robust standard errors. This shows that capital investment plays an essential role in Indonesias economy and might confirm that the growth in infrastructure investment increases the demand for intermediate goods and labours, which can stimulate a multiplier effect in the economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tridoyo Kusumastanto
Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, 2002
338.92 TRI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>