Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irna Hanny Nastoeti
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994
959.828 IRN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ohorella, G.A. (Gamar Azaini)
Jakarta: Depdiknas , 2001
959.803 OHO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharso
"Beberapa tahun sebelum paham kapitalis muncul, sumberdaya alam masih dianggap sebagai faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam proses produksi. Tanah, tenaga kerja, dan kapital seolah holy trilogy of economic karena selalu diperlukan dalam pembangunan ekonomi. Perkembangan sektor industri, sektor pertanian dan juga sektor-sektor lainnya pun saat itu masih dianggap tergantung kepada ketiga faktor ini. Ketika di kawasan Eropa terjadi revolusi industri para ahli-ahli ekonomi pembangunan semakin menyadari pentingnya peranan modal non fisik dalam proses produksi untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Modal non fisik itu adalah mutu modal manusia (Human Capital). Modal manusia sangat beragam bentuknya. Perubahannya secara fisik memang sulit diukur,tetapi dampak dari perubahan itu bisa dirasakan misalnya efisiensi kerja semakin meningkat, ditemukan teknologi baru yang dapat melipatgandakan kapasitas produksi, dan lain-lain. Dampak perubahan human capital di kawasan Eropa (negaranegara maju pada saat itu) ditandai dengan perubahan skala produksi secara besar-besaran terutama di sektor industri. Perubahan ini sangat berbeda terutama di negara-negara berkembang atau pun di negara-negara yang masih miskin.
Perbedaan yang mencolok dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang pesat itu telah menarik perhatian banyak ahli-ahli ekonomi pembangunan untuk mengkaji lebih dalam proses pembangunan di negara maju dan di negara berkembang. Ahli-ahli:itu misalnya Clark , Rostow, Schumpeter, Harrod-Domar, Kuznets, dll. Banyak sekali teori-teori bermunculan pada pada masa itu. Teori-teori tersebut pada dasarnya mencoba menganalisa,mengenai faktor-faktor apa yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Teori Schumpeter misalnya, mencoba menerangkan syarat-syarat apa saja agar ekonomi dapat tumbuh secara berkelanjutan. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah mengenai peranan inovasi baru dalam proses pembangunan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Harrod-Domar mencoba mengembangkan teori Keynes jangka panjang mengenai peranan investasi dan serta syarat syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (Steady Growth). "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T6830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sullivan, Jeremian M.
Jakarta : Biro Pusat Statistik, 1982,
R 915.98 Sul s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini ditulis dalam bentuk macapat, berisi tiga teks, yaitu Andhe-andhe Lumut, Panitisastra Piwulang Sae, dan Babad Canggalan ing Panaraga. Rincian isi masing-masing teks sebagai berikut: Andhe-andhe Lumut. Cerita dimulai dengan kisah seorang pemuda yang tidak mempunyai tempat tinggal, berjumpa dengan seorang lurah desa, kemudian ia diberi nama Andhe-andhe Lumut. Daftar pupuhnya: 1) dhandhanggula; 2) kinanthi; 3) megatruh; 4) pangkur; 5) durma; 6) mijil; 7) girisa; 8) pucung; 9) sinom; 10) dhandhanggula; 11) gambuh; 12) maskumambang. Paniti Sastra Piwulang Sae. Memuat berbagai ajaran tentang kesusilaan, tatakrama, ketatanegaraan, moral etik dan lain-lain. Daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) asmaradana; 3) sinom; 4) pucung; 5) kinanthi; 6) pangkur; 7) maskumambang; 8) megatruh; 9) durma; 10) gambuh; 11) mijil; 12) kinanthi; 13) asmaradana; 14) dhandhanggula. Babad Canggalan ing Panaraga. Daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) pangkur; 3) sinom; 4) kinanthi; 5) asmaradana; 6) maskumambang; 7) mijil; 8) maskumambang; 9) sinom; 10) pucung; 11) dhandhanggula; 12) mijil; 13) kinanthi; 14) asmaradana; 15) asmaradana; 16) sinom; 17) dhandhanggula; 18) maskumambang; 19) durma; 20) kinanthi; 21) pangkur; 22) pucung; 23) dhandhanggula; 24) maskumambang; 25) sinom; 26) dhandhanggula. Naskah disalin/disusun oleh R.Ng. Wiryatani sekitar tahun 1930 di Yogyakarta. Kapan diperoleh Pigeaud tidak ada keterangan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.1-NR 394
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah diterima oleh Pigeaud bulan Juni 1931 dari Bale Poestaka. Penyusunnnya tidak diketahui. Menurut keterangan, naskah ini semula disertai gambar, tetapi gambar itu tidak ada pada CI.2; mungkin gambar tersebut ada dalam naskah induk, tetapi tidak ikut disalin. Naskah berisi tiga teks, yaitu Andhe-andhe lumut, Jaka Bodho, dan Brambangan. Menurut catatan yang tersisip dalam naskah, jalan ceritanya sebagai berikut: Andhe-andhe Lumut"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.2-B 26.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid pertama dari lima jilid Serat Catur Pandaha. Namun rangkaian naskah ini tidak merupakan suatu seri yang utuh, karena baik teks awal maupun akhir tidak ada. Menurut keterangan di luar teks, naskah ini disalin oleh Citrasantana (h. i) dan dibeli oleh Pigeaud dari Sinoe pada bulan Juni 1939. Serat Catur Pandaha merupakan roman sejarah bercampur legenda yang menceriterakan empat kerajaan di Jawa Timur, yaitu Kediri, Jenggala, Ngurawan dan Singasari, masing-masing dengan rajanya yang bemama Prabu Lembu Amijaya, Prabu Lembu Amiluhur, Prabu Lembu Amisena dan Mahaprabu Amisani. Adapun Serat Catur Pandaha ini merupakan bagian dari rangkaian karangan Ranggawarsita yang diberi judul Serat Pustakaraja, yang terdiri dari Pustakaraja Purwa, Pustakaraja Madya dan Pustakaraja Wasana (atau Pustaka Puwara). Serat Catur Pandaha ini adalah bagian pertama dari Pustakaraja Wasana, yang meliputj periode 1087-1110 tahun 'suryasangkala' (1120-1144 'candrasangkald'). Untuk mengetahui lebih jauh tentang rangkaian karya besar Ranggawarsita ini dapat dilihat pada deskripsi SMP/MN.49-68, MSB/L.270-282a dan FSUT/CH.34-45; sedangkan untuk mengetahui isinya dapat diperiksa pada Pratelan I: 439-474. Teks Catur Pandaha I ini dimulai dari raja Jenggala, yaitu Lembu Amiluhur sedang menerima utusan dari adiknya, raja Kediri, yang memberitahukan bahwa permaisurinya baru saja melahirkan anak perempuan. Raja Jenggala sangat senang menerima kabar tersebut, dan meminta kepada patih Jayambadra, utusan tadi untuk menyampaikannya kepada adiknya, bahwa ia akan segera ke sana beserta para raja mancanegara. Teks berakhir dengan larinya Prabu Lembu Amisena, raja Ngurawan, karena pemberontakan untuk mengungsi ke negeri Jenggala diantar oleh raja Kediri dan Singasari. Ceritera disambung dengan patih Jaksanagara bertapa di tengah rawa, dan setelah 100 hari ditemui burung dhandhang, disusul bergantian berturut-turut oleh ikan deleg, ikan lele, dan ikan uceng. Kesemuanya memberitahukan dengan bahasa sasmita bahwa manusia di dunia ini ditempati nafsu angkara murka, sedih, kecewa dan lain-lain."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.7-NR 371
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid kedua dalam seri lima naskah Catur Pandaha (Pustakaraja Wasana) yang diturun oleh Citrasantana di Mangkunagaran, sekitar tahun 1920an (FSUI/CH.7-11). Lihat deskripsi naskah CH.7 untuk keterangan selanjutnya tentang teks prosa yang diciptakan oleh Ranggawarsita. Adapun jilid dua ini dimulai dari Jaksanagara yang bertambah sedih setelah mendengar bahasa sasmita para binatang. Tidak berapa lama Jaksanagara didatangi Jawata yang memberitahukan bahwa sebentar lagi ia akan bertemu orang-orang yang bemama Jakapiturun, Jakapiruku dan Jakapirurun, ketiga orang inilah yang akan menjadi lantaran pengampunan bagi dirinya, dan sejak itu pun Jaksanagara tidak merasa sedih lagi. Teks berakhir dengan kisah Raden Selaraja berperang melawan seekor gajah. Setelah gajah dapat dibunuh, tiba-tiba muncul lima raksasa yang menyambutnya dengan sangat ramah. Salah satu dari kelima raksasa tadi memberitahukan bahwa dirinya sebenamya adalah gajah yang ia bunuh. Mereka sebenamya sangat ingin berjumpa dengannya karena kagum akan kebijaksanan Raden Selaraja."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.8-NR 372
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid ketiga dalam seri lima naskah Catur Pandaha (Pustakaraja Wasana) ini diturun oleh Citrasantana di Mangkunagaran, sekitar tahun 1920an (FSUI/CH.7-11). Lihat deskripsi naskah CH.7 untuk keterangan selanjutnya tentang teks prosa yang diciptakan oleh Ranggawarsita. Adapun jilid tiga ini dimulai dari kehma raksasa yang menyambut Raden Selaraja memberitahukan keadaan hutan dan jalan yang akan ditempuhnya. Raden Selaraja pun merasa senang atas pemberitahuannya ini dan mengucapkan terima kasih sebelum meneruskan perjalanan. Teks berakhir dengan kisah Prabu Pandayadarma, raja di Bojanagara yang mengembara di hutan. Di tengah hutan banyak binatang bersuara, seakan-akan menasehatinya, maka ia pun bertambah sedih, dan kemudian menyerahkan diri kepada Jawata linuwih. Pada malam harinya merangkak hingga tiba di jurang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.9-NR 373
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid keempat dalam seri lima naskah Catur Pandaha (Pustakaraja Wasana) yang diturun oleh Citrasantana di Mangkunagaran, sekitar tahun 1920an (FSUI/CH.7-11). Lihat deskripsi naskah CH.7 untuk keterangan selanjutnya tentang teks prosa yang diciptakan oleh Ranggawarsita. Adapun jilid empat ini berawal ketika pada suatu malam, Prabu Pandayadarma sampai di suatu jurang, kemudian berendam dalam sendang sambil memohon kepada Jawata linuwih. Pagi harinya beberapa orang kampung yang mau mengambil air menemukannya, dan menanyakan siapa sebenamya orang yang sedang berendam dalam sendang. Prabu Pandayadarma mengaku dirinya adalah raja di Bojanagara. Orang-orang kampung pun menyebarkan berita tersebut kepada seluruh warga, maka berdatanganlah mereka sambil membawa sirih dan buah-buahan untuk disuguhkan kepada Prabu Pandayadarma. Orang-orang kampung sepakat meminta Prabu Pandayadarma untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda kampung mereka, sebab mereka mengira bahwa prabu Pandayadarma seorang dukun. Teks berakhir dengan kisah Arya Subrata atau Arya Murdaningkung yang diserahi kerajaan oleh mertuanya, raja Sumedang, karena ia dan patihnya, yaitu adiknya sendiri, akan mencari kesempumaan. Sebelum meninggalkan kerajaan ia memberi nasihat bagaimana menjadi seorang raja yang baik dan bijaksana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.10-NR 374
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>