Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Handarini
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil terhadap yield spread obligasi. Praktik manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan discretionary accrual yang dikembangkan oleh Kothari (2005). Semantara itu, manajemen laba riil pada penelitian ini diukur dengan pengukuran manajemen laba riil yang telah dikembangkan oleh Roychowdhury (2006). Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data panel unbalance dengan jumlah observasi sebanyak 159 observasi. Jumlah observasi tersebut terdiri dari 78 sampel obligasi yang diterbitkan oleh 34 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba akrual berpengaruh positif terhadap yield spread obligasi. Sementara itu, CFO abnormal dan biaya diskresioner abnormal yang merupakan komponen pengelolaan manajemen laba riil diketahui berpengaruh negatif terhadap yield spread. Hal ini mengindikasikan bahwa bondholders menyadari tindakan manajemen laba akrual sebagai tindakan oportunis, sehingga meningatkan risiko dan menuntut pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bondholder belum mampu mengetahui dampak negatif manajemen laba melalui aktivitas riil.
This research aimed to know the effect of accrual earnings management and real earnings management on bond yield spreads. Accrual earnings management in this research measured by discretionary accrual Kothari model. While real earnings management measured by real earnings management models that were developed by Roychowdhury (2006). Hypothesis testing of this research used panel regression with 159 observations. Observations in this research consist of 78 bonds sample from 34 companies that are listed at Indonesia Stock Exchange since 2009 until 2014. The result of this research showed that accrual earnings management has positive effect on yield spread. Whereas, abnormal CFO and abnormal discretionary expenses that measured real earnings management have negative effect on yield spread. These result implied that bondholders perceive accrual earnings management as opportunistic behavior that increased risk factor and thus required high return (yield). However, bondholder have not realized the negative effect of real earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Sri Astuty
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh efektivitas sistem pengendalian internal terhadap manajemen laba. Efektivitas sistem pengendalian internal diukur melalui penilaian atas elemen pengendalian internal menurut COSO, sedangkan manajemen laba diukur melalui akrual diskresioner dengan metode yang dikembangkan oleh Kothari et al. (2005). Pengujian hipotesis dilakukan melalui model regresi data panel dengan menggunakan metode efek tetap terhadap 228 perusahaan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 hingga tahun 2012. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki efektivitas sistem pengendalian internal yang tinggi cenderung memiliki tingkat manajemen laba yang rendah. Selain itu, hasil penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan yang baik dalam sistem pengendalian internal cenderung memiliki tingkat manajemen laba yang rendah. ...... This research aims to provide empirical evidence regarding the effect of internal control system effectiveness on earnings management in companies. Internal control system effectiveness is measured by effectiveness score based on the COSO?s internal control elements, while the earnings management is measured by discretionary accruals which was developed by Kothari et al. (2005). The hypothesis is examined using panel data regression with fixed effect method to sample of 228 companies which listed in Indonesian Stock Exchange during 2010 to 2012. The result of this research concludes that companies with higherinternal control system effectiveness could gain lower earnings management practice. Furthermore, the result of this research concludes that companies with better risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring in their internal control system could gain lower earnings management practice.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Setya Ningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tidak langsung dari tingkat adopsi IFRS terhadap manajemen laba, melalui analyst coverage. Penelitian ini dilatarbelakangi fakta bahwa pengadopsian IFRS meningkatkan jumlah analis yang mengikuti perusahaan. Keberadaan analis akan meningkatkan peran pengawasan terhadap perusahaan sehingga dapat menekan praktik manajemen laba. Penelitian ini merupakan penelitian lintas negara dengan jumlah sampel 3.786 perusahaan dari 30 negara. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh tidak langsung tingkat adopsi IFRS terhadap manajemen laba, melalui peningkatan jumlah analis. Jumlah analis yang bertambah justru memunculkan tekanan bagi perusahaan yang mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tingkat adopsi IFRS tetap memiliki pengaruh negatif secara langsung terhadap manajemen laba.
ABSTRACT
The main purpose of this study is to investigate whether there is indirect effect of IFRS adoption on earnings management, through increase of analyst coverage. The background of this study is that IFRS adoption could increase the number of analysts who follow the companies. The existence of analysts will increase monitoring of companies, which will decrease earnings management practices. It is a cross-country study using 3.786 firm years of entities from 30 countries. This study proves that there is indirect effect of IFRS adoption on earnings management, through increase of analyst coverage. Increase of analyst coverage will push companies to do earnings management practices. This study also confirms that IFRS adoption has negative direct effect on earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Rizky Utomo
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba. Selain itu, tujuan dari penelitian ini juga menguji bagaimana pengaruh mekanisme corporate governance dalam memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial dengan manajemen laba. Sampel dari penelitian ini adalah 124 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013. Kecakapan manajerial diukur dengan menggunakan data envelopment analysis (DEA). Mekanisme corporate governance diukur dengan menggunakan ASEAN CG scorecard, sedangkan manajemen laba diukur dengan rumus modifikasi Jones. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, ditemukan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan mekanisme corporate governance berpengaruh signifikan dalam memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba. ......The objective of this study is to examine the impact of managerial ability on earnings management. In addition, objective of this study is also to examine how the effect of corporate governance mechanism in moderating the relationship between managerial ability and earnings management. The sample of the study are 124 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013. Managerial ability is measured using data envelopment analysis (DEA). Corporate governance mechanism is measured using ASEAN CG scorecard. While earnings management is measured by Jones modification formula. Using multiple regression analysis, it is found that managerial ability has positive impact to earnings management and the corporate governance mechanism has significant influence to moderate the relationship between earnings management and managerial ability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisya Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh nilai wajar terhadap manajemen laba dan keinformatifan laba yang dimoderasi oleh perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI . Penelitian ini menggunakan 960 observasi dari 2375 sampel perusahaan Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2012-2016. Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai wajar tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, namun nilai wajar memiliki pengaruh terhadap keinformatifan laba yaitu kemampuan dalam memprediksi laba dan harga saham di masa depan. Nilai wajar tidak memiliki pengaruh terhadap keinformatifan laba berupa kemampuan dalam memprediksi arus kas. Ketika nilai wajar dibagi berdasarkan hierarkinya ditemukan bahwa nilai wajar hierarki 2 dan 3 memiliki pengaruh positif yang lebih kuat terhadap manajemen laba dan keinformatifan laba dibandingkan dengan nilai wajar hierarki 1. Perusahaan yang terdaftar dalam ISSI secara empiris melemahkan pengaruh positif akuntansi nilai wajar terhadap manajemen laba dan secara empiris lebih kuat dalam memperlemah pengaruh nilai wajar hierarki 2 dan 3 terhadap manajemen laba dibandingkan nilai wajar hierarki 1. Perusahaan terdaftar dalam ISSI memperkuat pengaruh akuntansi nilai wajar terhadap keinformatifan laba berupa kemampuan memprediksi arus kas dan memiliki kekuatan yang sama dalam memperkuat pengaruh positif nilai wajar hierarki 1, 2, dan 3 terhadap kemampuan dalam memprediksi arus kas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh nilai wajar terhadap manajemen laba dan keinformatifan laba yang dimoderasi oleh perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI . Penelitian ini menggunakan 960 observasi dari 2375 sampel perusahaan Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2012 2016. Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai wajar tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, namun nilai wajar memiliki pengaruh terhadap keinformatifan laba yaitu kemampuan dalam memprediksi laba dan harga saham di masa depan. Nilai wajar tidak memiliki pengaruh terhadap keinformatifan laba berupa kemampuan dalam memprediksi arus kas. Ketika nilai wajar dibagi berdasarkan hierarkinya ditemukan bahwa nilai wajar hierarki 2 dan 3 memiliki pengaruh positif yang lebih kuat terhadap manajemen laba dan keinformatifan laba dibandingkan dengan nilai wajar hierarki 1. Perusahaan yang terdaftar dalam ISSI secara empiris melemahkan pengaruh positif akuntansi nilai wajar terhadap manajemen laba dan secara empiris lebih kuat dalam memperlemah pengaruh nilai wajar hierarki 2 dan 3 terhadap manajemen laba dibandingkan nilai wajar hierarki 1. Perusahaan terdaftar dalam ISSI memperkuat pengaruh akuntansi nilai wajar terhadap keinformatifan laba berupa kemampuan memprediksi arus kas dan memiliki kekuatan yang sama dalam memperkuat pengaruh positif nilai wajar hierarki 1, 2, dan 3 terhadap kemampuan dalam memprediksi arus kas.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Julius Valentino
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menjawab kejanggalan yang terjadi pada emiten produsen semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, seperti nilai kapitalisasi pasar harga saham x jumlah saham beredar INTP yang melebihi SMGR, dimana faktanya Revenue, EBITDA, Net Income, Capactiy dan Production, SMGR melebihi INTP, demikian pula dengan nilai kapitalisasi pasar SMBR yang melambung 6 kali lebih besar dari SMCB, dimana faktanya SMCB memiliki Revenue, EBITDA, Capactiy dan Production lebih besar SMBR. Penelitian ini mencoba menelaah kinerja keuangan emiten produsen semen pada periode industri semen yang mengalami overcapacity dengan menggunakan Altman Z-Score untuk memprediksi tingkat kebangkrutan, Beneish M-Score untuk mendeteksi manajemen laba, Piotroski F-Score untuk menganalisa kelayakan kinerja keuangan, serta Dupont Analysis untuk melihat komposisi detil dari imbal hasil ekuitas Return On Equity . Kinerja keuangan emiten produsen semen pada masa overcapacity diduga kurang baik selain labanya berkualitas rendah karena diperkirakan adanya earning management dan kelayakan investasi kurang menarik. ......This Thesis aims to answer the irregularities that occur in listed cement producers which listed on the Indonesia Stock Exchange, such as market capitalization value share price x number of outstanding shares INTP bigger than SMGR, where in fact Revenue, EBITDA, Net Income, Capactiy and Production, SMGR exceeds INTP, as well as the market capitalization value of SMBR that skyrocketed 6 times larger than SMCB, where in fact SMCB has Revenue, EBITDA, Capactiy and Production larger than SMBR. This study attempts to examine the earnings quality of cement manufacturer in overcapacity period by Altman Z Score to predict the bankruptcy rate, Beneish M Score to detect earnings managementt, Piotroski F Score to analyze financial performance feasibility, and Dupont Analysis to see the detailed composition of returns equity Return On Equity . The financial performance of cement producers during the overcapacity period is underperformed, besides the low quality earnings caused by earning management and the investment return is not attractive.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerul D. Djakman
Abstrak :
Riset ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh status perusahaan bersama-sama faktor-faktor lain terhadap fenomena manajemen Iaba di Bursa Efek Jakarta. Manjemen Iaba adalah tindakan dari manajer perusahaan dengan mengubah infonnasi lceuangan untuk meneapai tujuan tertentu yang menguntungkan manajer dan perusahaah. Status perusahaan yang dipelajari adalah apal-:ah perusahaan memenuhi atau tidak memenuhi kriteria delisting (MKD) akibat mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut. Faktor-faktor lain adalah Iama beketjanya direktur utama, lama bekerjanya komisaris utama, kualitas audit, proporsi saham yang dimiliki investor institusi, tingkat hutang, dan skala usaha perusahaan. Riset ini mempelajari fcnomena manajemen Iaba dengan menggunakan kurnpulan (aggregate) kebijakan akrual dari manajemen perusahaan, yang merupakan hasil perhitungan discretionary accruats (DA) dari model Kasznik (I999). Perusahaan yang mengalami rugi 2 (dua) tahun berturutan terancam status sahamnya tidak dapat diperdagangkan pada tahun ketiga apabila masih mengalami kerugian sesuai dengan keputusan direksi tahun 1992 mengenai pencatatan saham. Pemsahaan yang terancam penurunan status atau yang sudah tcrmasuk kedalam status lebih rendah cenderung melakukan manajemen Iaba yang meningkatkan Iaba (MLPOS) seperti perusahaan yang teraneam masuk kategori default (DeFond & Jiambalvo, 1994 dan Sweeney, 1994) atau perusahaan yang telah masuk kedalam perlakuan khusus di pasar modal China (Chen, 200l). Selain itu, perusahaan yang mengalami rugi selarna beberapa tahun mempunyai insentif untuk mclakukan MLPOS (Callen et al, 2003). Riset ini menggunakan status perusahaan sebagai salah satu faktor yang mendasari motivasi manajemen Iaba pada pcrusahaan. Status perusahaan terdiri dari status yang memenuhi kriteria delisting (MKD) dan yang tidak memenuhi (Non-MKD). Perusahaan MKD mempakan perusahaan yang mempunyai kincrja yang sangat buruk. Tindakan yang mudah dilakukan oleh manajer adalah memberikan Sinyal "prospek" perusahaan MKD kepada stakeholder. Sinyal tersebut adalah pencapaian treshold dengan memberikan laporan Iaba lebih balk dari periode sebelumnya. I-Iayn (1995), Burgstahler & Dichev (1997), Degeorge et al (1999) dan Dechow et al (2002) membuktikan bahwa perusahaan melakukan MLPOS supaya Iaba tidak negatif, supaya Iaba lebih baik dari periocle sebelumnya, atau supaya laba lebih baik dari ekspektasi analis. Manajer berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan karena manajer terancam pinalti pasar tenaga kerja (Fama & Jensen l983). Manajer mempunyai kesempatan dan pengetahuan mengenai bisnis untuk memilih MLPOS (DeFond & Jiambalvo, 1994 dan Beneish et al, 2002). Oleh karena itu pengawasan oleh komisaris ulama, akuntan publik, dan investor institusi terhadap manajemen dan perusahaan MKD menjadi penting. Manajemen laba diukur melalui DA yang dilakukan oleh manajer perusahaan bukan akrual yang terjadi alamiah akibat perubahan skala ekonomi perusahaan atau disebut juga Non-Discretionary Accrual; (NDA). Pemisahan DA dan NDA menggunakan metode yang dipergunakan oleh Kasznik (1999). Riset ini juga bertujuan untuk menyelidiki apakah rasio-rasio keuangan yang terbukti mengidentifikasi manipulasi laba (Beneish, 1999) dan rasio perubahan likuiditas dapat menjelaskan kecenderungan suatu perusahaan masuk ke dalam statsu MKD. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah kebijakan pemberian kredit, kemampuan menghasilkan laba bruto, kualitas aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan depresiasi, manajemen beban penjualan, umum dan administrasi, tekanan hutang, total akrual dan perubahan likuiditas. Riset ini mempelajari fenomena manajemen laba secara spesifik yang mempelajari kebijakan akrual spesifik yang dipilih oleh manajemen. Riset empiris ini membuktikan bahwa perusahaan MKD mempunyai rata-rata DA lebih besar dibandingkan perusahaan Non-MKD dengan memperhatikan faktor-faktor lain. Perusahaan MKD yang mengalami kerugian berturutan cenderung melakkan MLPOS untuk memberikan sinyal prospek kepada stakeholder. Hasil ini didukung oleh distribusi frekuensi perubahan laba perusahaan MKD yang cenderung positif. Akan tetapi, faktor tingkat hutang perusahaan yang tinggi membuat DA perusahaan rendah karena perusahaan yang mempunyai kinerja sangat buruk cenderung melakukan "an carning bath". Pada tahun 1999, rata-rata tingkat hutang mencapai 73% dari total aset. Faktor perusahaan dengan direktur utama lama yang telah menjabat paling sedikit 3 (tiga) tahun cenderung memiliki DA lebih besar dibandingkan direktur utama yang relatif baru. Khususnya direktur utama lama dari perusahaan MKD memiliki rata-rata DA lebih besar dibandingkan direktur utama baru dari perusahaan MKD dan juga lebih besar dibandingkan direktur utama lama dari perusahaan Non-MKD. Direktur utama lama perusahaan MKD sangat berkepentingan dengan laporan laba lebih baik pada periode observasi. Pada sampel seluruh perusajaan dan juga khusus pada perusahaan MKD, faktor pengawasan dari kantor akuntan publik lokal yang berafiliasi dengan KAP Big5 terbukti dapat mengendalikan DA sehingga menjadi rendah. Identifikasi akrual secara spesifik menunjukkan bahwa perusahaan MKD cenderung mempunyai kualitas aset yang menurun. Penurunan kualitas aset meunjukkan bahwa aktiva tidak lancar selain property, plant, and equipment meningkat. Selain itu, perusahaan MKD perlu memberi sinyal prospek perusahaan akibat mempunyai pertumbuhan penjualan yang lambat dan penurunan likuiditas. Penelitia lanjutan dilakukan pada kategori perusahaan MKD dengan tingkat hutang rendah. Kategori perusahaan tersebut cenderung mempunyai kebijakan kredit yang lebih longgar dibandingkan perusahaan lain kemungkinan untuk dapat mengakru penjualan sebanyak mungkin. Selain itu rata-rata peningkatan beban depresiasi perusahaan MKD dengan tingkat hutang (TOTDETA) rendah lebih kecil dibandingkan perusahaan lain. Manajemen laba perusahaan bersifat sementara karena perusahaan kemungkinan memindahkan pendapatan tahun 2000 ke tahun 1999 atau menggeser beban perusahaan tahun 1999 ke tahun 2000. Studi empiris membuktikan bahwa Penambahan DA perusahaan tahun 2000 dengan basis tahun 1999 akan semakin kecil apabila DA tahun 199 adalah besar dan juga rata-rata Penambahan DA tahun 2000 bagi perusahaan MKD adalah lebih kecildibandingkan perusahaan Non-MKD. Hasil riset ini membuktikan adanya praktek manajemen laba yang meningkatkan laba untuk memberikan sinyal "prospek" perusahaan. Untuk dapat memperoleh informasi keuangan perusahaan MKD yang dapat diandalkan dan tepat waktu serta menghindari praktek manajemen laba, maka 1. Otoritas pasar modal mengeluarkan peraturan listing yang lebih ketat dan melakukan pengawasan yang lebih intensif terhadap perusahaan dengan kinerja rugi berturutan. 2. Investor harus mempelajari laporan keuangan perusahaan MKD dengan cermat. 3. Pemegang saham perusahaan MKD harus lebih berhati-hati dalam menentuka akuntan publik. 4. KAP harus memasukkan perusahaan MKD sebagai perusahaan yang mempunyai risiko audit tinggi.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D654
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengungkapkan adanya indikasi manajemen Iaba dalam laporan keuangan bank-bank di Indonesia. lndikasi itu terlihat pada bank-bank yang diduga termotivasi untuk melakukan manamen Iaba, dan tidak terlihat pada bank-bank yang diduga tidak termotivasi untuk melakukannya. Bank-bank yang terindikasi melakukan manajemen laba temyata memiliki diskresi Iaba aktual yang positif signifikan dan diskresi beban akrual yang negatif signifikan. Diskresi laba dan beban akrual seperti itu tidak tampak pada bank yang diduga tidak termotivasi untuk melakukan manajemen laba.

Penelitian ini juga menemukan bahwa pasar saham memberikan penilaian positif kepada komponen-komponen Iaba, yaitu aliran kas operasi, nondiscretionary accrual yang merupakan hasil penerapan prinsip akuntansi, maupun discretionary accrual yang merupakan hasil diskresi manajemen. Keclua komponen laba accrual, baik yang bersifat nondiscrerionary maupun discretionary, temyata memang meningkatkan informativeness Iaba yang dilaporkan oleh industri perbankan.
Abstract
This study shows some indications of earnings managements in financial reports of banks in Indonesia. Those indications appear in financial reports of banks presumed to be motivated to manage their earnings, and do not appear in those who do not presumed to do so. The presumably motivated banks also show significantly positive discretionary accrual profit and negative discretionary accrual expense. The discretionary accruals are not shown by banks presumably have no motivations to manage their earnings.

This study also iinds positive values awarded by Indonesian stock market to the three earnings components: cashflow from operations which is the cash profit component, nondiscretionary accruals that come from accrual accounting and discretionary accruals that come from management discretions. The two accrual profit, both the discretionary and nondiscretionary, tum to be enhancing the informativeness of profit reported by banking industry.
2006
D872
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Endang Triyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana dampak manajemen laba riil terhadap arus kas kegiatan operasi (melalui manipulasi penjualan), biaya diskresioner, dan biaya produksi serta pengaruh manajemen laba rill tersebut terhadap relevansi nilai laba. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002 sampai 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba riil berpengaruh negatif terhadap arus kas kegiatan operasi dan biaya diskresioner dan berpengaruh positif terhadap biaya produksi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa manajemen laba riil melalui biaya produksi berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai laba. Sementara, manajemen laba riil melalui manipulasi penjualan dan biaya diskresioner tidak berpengaruh terhadap relevansi nilai laba. ......This research aims to examine the impact of real earnings management on cash flow from operations (through sales manipulation), discretionary expenses, and production costs and to examine the impact of this real earnings management on value relevance of earnings. Samples used in this research are manufacturing public firms in Indonesia from 2002 until 2011. The results show that real earnings management has negative impact on cash flow from operations and discretionary expenses and has positive impact on production costs. Moreover, this research finds that real earnings management through production costs has negative impact on value relevance of earnings. However, real earnings management through sales manipulation and discretionary expenses has no impact on value relevance of earnings.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Putri Gartika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris atas pengaruh dari penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) terhadap hubungan antara manajemen laba (ALLP) dan audit fees yang tidak wajar (UFEE) di sektor perbankan Indonesia. Tahun 2009 dan 2011 dipilih sebagai tahun observasi untuk memisahkan dampak penerapan standar akuntansi tersebut, dimana manajemen laba di tahun 2009 (sebelum penerapan PSAK 50/55) menggunakan diskresi PPAP, sedangkan tahun 2011 diukur dengan diskresi CKPN. Hubungan antara ALLP dan UFEE bertujuan untuk memperlihatkan independensi auditor. Pada penelitian ini juga dipisahkan antara ALLP positif (menurunkan laba) dan ALLP negatif (meningkatkan laba). Hasil regresi terhadap 38 observasi menunjukkan bahwa semakin besar audit fees yang dibayarkan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan manajemen laba untuk mengurangi laba. Hasil yang berkebalikan terdapat pada ALLP negatif, bahwa UFEE yang semakin tinggi mengurangi manajemen laba. Selain itu, setelah PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh secara signifikan negatif terhadap hubungan ALLP positif dan UFEE. Namun, yang berbeda ditunjukkan pada ALLP negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh pada manajemen laba untuk menurunkan laba. Oleh karena itu, penelitian serupa dengan observasi yang lebih besar perlu dilakukan untuk menentukan apakah PSAK 50/55 (revisi 2006) perlu ditinjau kembali atau tidak.
The purpose of this study is to analyze and provide empirical evidence of the influence of PSAK 50/55 (revision 2006) to the relationship between earnings management (ALLP) and audit fees (UFEE) in Indonesia banking sector. This standard was actively applied 2010, therefore year 2009 and 2011 are chosen to be the observation years in order to separate the impact of the accounting standard before and after the standard applied. The relationship between ALLP and UFEE is trying to capture the level of auditor's independence. This study also separates between positive ALLP (income-decreasing) and negative ALLP (income- increasing). The regression results of the 38 observations made showed that with the increase of audit fees lead to a significant improvement in earnings management to reduce profit. Reversed results were showed in the negative ALLP, that with higher UFEE, earnings management will be decreased. Besides that, PSAK 50/55 (revision 2006) has a negative influence on the relations of positive ALLP and the UFEE. A different result was showed on the negative ALLP, that PSAK 50/55 (revision 2006). These results show that the application of PSAK 50/55 (revision 2006) has influences on profit. Therefore, further study with larger observations is needed to conclude if the accounting standard should be reviewed or not.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>