Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriana Setiawati
Abstrak :
Latar belakang: ECC adalah masalah kesehatan penting di Indonesia. Prevalensi dan keparahan usia dibawah tiga tahun meningkat, pencegahan harus dilakukan saat gigi erupsi. Gigi sulung berperan dalam proses tumbuh kembang anak, pemeliharaannya melibatkan peran ibu, antara lain pada pola pemberian ASI. Tujuan: Diketahuinya hubungan pola pemberian ASI dan berbagai faktor risiko kejadian ECC dan ditemukannya model pencegahan yang sesuai di DKI Jakarta. Metode: Cross-sectional pada 424 anak usia 6-24 bulan, wawancara, pemeriksaan klinis dan laboratorium.Hasil:Faktor prediktor ECC:plak, usia anak, cara pemberian, lama kontak ASI, dan kapasitas buffer saliva. Kesimpulan: Model menjelaskan 52,5% variasi ECC dengan akurasi prediksi 82%. Dihasilkan soft ware dan kartu sebagai alat bantu pencegahan ECC. ...... Background: ECC is an important health problem in Indonesia. Under 3-yr-old prevalence and severity tend to increase, prevention must start since teeth eruption. Primary teeth plays role in the child development, oral care mainly involves the mother?s role, among others, breastfeeding pattern. Purpose: To determine relationship between breastfeeding patterns and ECC risk factors to find a prevention model in Jakarta. Methods: Cross-sectional study on 424 children aged 6-24 months, interviews, clinical and laboratory examinations. Result: ECC predictor factors: dental plaque, age, breastfeeding pattern, salivary buffer capacity. Summary:Model explained 52.5% variation in ECC with 82% accuracy prediction. Soft ware and card were developed as prevention model.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
D1301
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Wijawati
Abstrak :
Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit multifaktorial yang terdiri dari faktor etiologi, faktor demografi (usia, sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu) dan faktor perilaku (konsumsi makanan kariogenik, kebiasaan menyikat gigi, indeks plak, keluhan sakit gigi, dan kontrol ke dokter gigi). Penelitian ini mengguakan desain Cross Sectional dengan Uji Chi-Square. Hasil uji tersebut menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara usia, sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu, konsumsi makanan kariogenik, indeks plak, keluhan sakit gigi, dan kontrol ke dokter gigi terhadap ECC dengan (p<0,05). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya kebiasaan menyikat gigi yang tidak berhubungan bermakna dengan ECC (p>0,05). ......Early Childhood Caries (ECC) is a multifactorial disease which factors are etiology factors, demographic factors (age, socioeconomic , mothers‟ level of education), and behavior factors (cariogenic diet, tooth brushing habit, plaque index, toothache complaints and dental visit). Cross sectional study with statiscal analysis using Chi- square showed that ages, socio-economic, mother‟s level of education, cariogenic diet, plaque index, dental visit, and toothache complaints have correlation with ECC (p<0,05). However, there are no correlation between tooth brushing habit with ECC (p>0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Dzikriya Rahman
Abstrak :

Latar belakang: Early Childhood Caries (ECC) atau karies anak usia dini masih merupakan masalah kesehatan yang serius terutama di kalangan anak-anak. Streptococcus mutans diketahui sebagai penyebab utama dari ECC. Sementara bakteri lain seperti jamur, yaitu, Candida albicans, dianggap terlibat dalam proses perkembangan ECC. Resistensi atau kerentanan terhadap karies juga dipercaya dapat berkorelasi secara signifikan dengan perubahan komponen protein saliva. Beberapa mikroorganisme oral dan protein saliva tersebut dapat berfungsi sebagai biomarker untuk memprediksi risiko dan prognosis karies. Tujuan: Mengetahui kuantitas dari antigen Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans pada saliva pasien ECC serta menganalisis hubungan keduanya yang dikaitkan dengan OHI-S dan skor dmf-t. Metode: S. mutans serotype c dan Candida albicans yang diisolasi dari sampel saliva pasien ECC dan caries free diuji menggunakan Indirect ELISA untuk memperoleh kuantitas antigen S. mutans serotype c dan Candida albicans, yang selanjutnya dikorelasikan dengan OHI-S dan skor dmf-t pasien ECC dan caries free. Hasil: Kuantitas antigen S. mutans serotype c dan Candida albicans paling tinggi ditemukan pada pasien caries-free. Kuantitas antigen S. mutans serotype c paling tinggi ditemukan pada pasien dengan OHI-S sangat baik, sebaliknya pada Candida albicans kuantitas paling tinggi ditemukan pada pasien dengan OHI-S sedang. Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kuantitas antigen S. mutans serotype c dan Candida albicans pada pasien ECC dan caries-free. Secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara kuantitas antigen Candida albicans pada kelompok OHI-S baik dan sedang, namun tidak pada antigen S. mutans serotype c. Pada pasien ECC dan caries free, antigen S. mutans serotype c dan Candida albicans memiliki arah dan bentuk korelasi yang positif. Kesimpulan: Peningkatan kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans tidak mencerminkan kondisi mulut pasien ECC maupun caries free. Peningkatan kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans dapat mencerminkan kondisi OHI-S pasien. Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans pada pasien ECC berkorelasi sementara pada pasien caries-free tidak.

 


Background: Early Childhood Caries (ECC) or early childhood caries is still considered as serious health problem, especially among children. Streptococcus mutans is known as a major cause of ECC. While other bacteria such as fungi, that is, Candida albicans, are considered to be involved in the ECC progression. Resistance or susceptibility to caries is also believed to be significantly correlated with changes in salivary protein components. Some of these oral microorganisms and salivary proteins can be functioned as biomarkers to predict caries risk and prognosis. Objective: To determine the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans antigens in the saliva of ECC patients and analyze the relationship between the two antigens and associated with OHI-S and dmf-t scores. Methods: S. mutans serotype c and Candida albicans were isolated from saliva samples of ECC and caries free patients were tested using Indirect ELISA to obtain the quantity of S. mutans serotype c and Candida albicans antigen, which were correlated further with OHI-S and dmf-t scores of ECC and caries free patients. Results: The highest quantity of S. mutans serotype c and Candida albicans antigens was found in caries-free patients. The highest quantity of S. mutans serotype c antigen was found in patients with very good OHI-S, whereas the highest quantity of Candida albicans was found in patients with moderate OHI-S. There was no statistically significant difference between the quantity of S. mutans serotype c antigens and Candida albicans in ECC and caries-free patients. There is a significant difference statistically between the quantity of Candida albicans antigen in the good and moderate OHI-S group, but not in the S. mutans serotype antigen c. In patients with ECC and caries free, S. mutans serotype c antigens and Candida albicans have a positive direction and form of correlation. Conclusion: Increasing the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans antigens did not reflect the oral condition of ECC or caries free patients. The increase in the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans can reflect the patient's OHI-S condition. Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans in ECC patients correlated but in caries-free patients they did not correlate.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library