Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Khabib Junaini
Abstrak :
Tesis ini merupakan studi teoretik-komputasi tentang sifat-sifat magnetoresistif dan magnetokalorik bahan oksida mangan. Studi dimulai dengan memformulasikan model dalam Hamiltonian yang terdiri atas suku kinetik elektron yang diturunkan dari pendekatan tight binding, suku interaksi magnetik Double Exchange (DE) antara spin-spin elektron konduksi dengan momen-momen magnetik lokal ion-ion Mn, suku kinetik dan potensial fonon, serta suku interaksi elektron-fonon (EP) yang diformulasikan dengan pendekatan Holstein. Model ini diselesaikan dengan metode Dynamical Mean Field Theory (DMFT). Secara khusus hasil-hasil studi ini dibandingkan dengan data-data eksperimental bahan kristal tunggal La1-xCaxMnO3 (dengan x=0,3). Hasil-hasil perhitungan density of states (DOS), resistivitas, dan magnetisasi dengan variasi temperatur menunjukkan bahwa interaksi DE membentuk fase ferromagnetik-metal pada temperatur rendah, sedangkan interaksi EP bertendensi merusak keteraturan magnetik, yang mengakibatkan turunnya temperatur transisi magnetik, sekaligus melokalisasi elektron sehingga membetuk fase paramagnetik-insulator pada temperatur tinggi. Lebih lanjut, perbandingan perilaku resistivitas sebagai fungsi temperatur untuk berbagai nilai medan magnet luar antara hasil perhitungan teoretik dan data eksperimental menunjukkan bahwa efek magnetoresistansi kolosal bahan oksida mangan merupakan hasil dari keterkaitan peran (interplay) antara interaksi-interaksi DE dan EP. Investigasi terhadap magnetisasi dan perubahan entropi sebagai fungsi temperatur untuk berbagai nilai medan magnet luar menegaskan bahwa efek magnetokalorik timbul karena adanya transisi fase paramagnetik-ferromagnetik yang muncul sebagai akibat dari adanya interaksi DE. Interaksi EP tidak banyak mempengaruhi nilai perubahan entropi akibat pemberian medan magnet luar, tetapi menyebabkan turunnya temperatur transisi magnetik secara signifikan, sehingga menggeser daerah kerja aplikasinya untuk mesin pendingin magnetik ke arah temperatur yang lebih rendah. Untuk lebih memahami peran interaksi EP terhadap efek magnetokalorik, penelitian teoretik lebih lanjut masih perlu dilakukan mengingat masih adanya aspek-aspek magnetikalorik lainnya, seperti kapasitas panas (cv) sebagai fungsi temperatur, yang belum dieksplorasi secara teoretik untuk dibandingkan dengan data-data eksperimental yang sudah tersedia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T29859
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cobi Henerli
Abstrak :
Efek magnetokalorik pada material oksida mangan kristal tunggal diketahui bernilai lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi pada material oksida mangan polikristal. Di samping itu, transisi fase kemagnetan pada oksida mangan kristal tunggal dengan doping tertentu ditemukan berkarakter orde ke-1, yang berbeda dari yang umumnya terjadi yaitu orde ke-2. Kenyataan umum menunjukkan pula bahwa sifat-sifat anisotropik yang terdapat pada material kristal tunggal menjadi tidak tampak ketika material tersebut berada dalam bentuk polikristal. Fakta-fakta tersebut di atas mendorong sebuah hipotesis yang mendasari penelitian ini, yaitu bahwa fase ferromagnetik pada oksida mangan kristal tunggal dikontrol oleh interaksi pertukaran magnetik yang bersifat anisotropik. Untuk menguji hipotesis ini, pada studi ini dilakukan pemodelan sistem oksida mangan dengan Hamiltonian yang terdiri atas suku kinetik elektron yang diturunkan dari pendekatan tight-binding dan suku interaksi magnetik Double-Exchange antara spin-spin elektron dengan momen-momen magnetik lokal Mn. Pemilihan model dengan melibatkan derajat kebebasan elektron adalah untuk mengantisipasi penggunaan lebih lanjut hasil-hasil studi ini untuk prediksi sifat-sifat transpor dari sistem. Model diselesaikan dengan metode Dynamical Mean Field Theory (DMFT) dengan melibatkan koreksi interaksi pertukaran Heisenberg anisotropik. Hasil perhitungan kami menunjukkan bahwa transisi magnetik orde ke-1 dapat terjadi karena adanya pengaruh interaksi pertukaran anisotropik, dengan kopling ferromagnetik pada arah planar, atau dengan kopling antiferromagnetik pada arah axial. Walaupun magnitud dari koreksi anisotropik ini sangat kecil, namun efeknya sangat signifikan dalam mereduksi temperatur Curie sistem dan mengubah karekter transisi magnetik dari orde ke-2 menjadi orde ke-1
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T29860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gaffar As Shiddieqy Al Anshori
Abstrak :
ABSTRAK Sistem terkorelasi kuat adalah sistem dimana skala energi untuk interaksi antar partikel tidak lagi dapat diabaikan. Dynamical Mean Field Theory(DMFT) menjadi salah satu metode yang banyak dikenal sebagai metode ampuh untuk menjelaskan fisika dari sistem terkorelasi kuat. Disini kami mempelajari metode penyelesaian impuritas yang tersedia di DMFT untuk model Hubbard, model paling sederhana dalam sistem terkorelasi kuat. Dengan melihat berbagai keterbatasan metode penyelesaian impuritas dengan sumberdaya numerik yang murah, kami mengembangkan metode penyelesaian impuritas dengan numerik yang murah lainnya yang dikembangkan dari metode medan rata-rata dengan melibatkan fluktuasi okupasi sebagai kuantitas numerik. Dengan melihat efek fluktuasi, kami membandingkan hasil tersebut dengan metode penyelesaian impuritas lainnya, yakni medan rata-rata dan iterasi perturbasi teori yang dipelajari pada keadaan paramagnetik dan antiferomagnetik. Kami simpulkan bahwa fluktuasi okupasi belum sepenuhnya mampu menjadi metode penyelesaian impuritas yang baik, namun memberikan hasil yang menarik untuk digunakan sebagai koreksi dari iterasi perturbasi teori.
ABSTRACT Strongly correlated system is physical system where the interaction among particle cannot be neglected. Dynamical Mean Field Theory(DMFT) becomes one of the established method to explain and calculate physical observable of strongly correlated system. Here we study the impurity solver in DMFT for Hubbard model, the simplest model for strongly correlated system. We realizing that exact impurity solver gives high numerical cost, where approximate impurity solver gives relative low numerical cost. Here we develop another low numerical cost to aim more exact result than approximate method, where we developed it from mean-field method where is the occupation fluctuation is taking into account in the semi-classical sense. We compare this method by another lower numerical impurity solver, i.e mean-field and iterated perturbation theory, where they are studied in restricted case of paramagnetic and unrestricted case of magnetic ordering. We concluded that occupation fluctuation not really giving exact result if we compared to mean-field and iterated perturbation theory, but becomes interesting if we implement occupation fluctuation as iterated perturbation theory correction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library