Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
UI-IJTECH 3:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sania Faradila Aisyah Supardi
"Henna merupakan istilah lain dari tanaman Lawsonia Inermis. Henna merupakan tanaman yang banyak ditemukan di negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir dan Palestina, hingga di negara India. Henna juga telah banyak tersebar di Indonesia. Tren pemakaian henna di Indonesia yang banyak digunakan dalam pernikahan ini telah menjadi sangat populer terutama di kalangan anak muda Jakarta, menjadikan henna sebagai salah satu icon riasan yang harus dipakai saat menikah. Selain karena tren, para mempelai memakai henna juga karena memiliki makna yang mendalam. Beragam motifnya juga memiliki makna masing-masing. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tren dan makna pemakaian henna dalam pernikahan di kalangan anak muda Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif, studi pustaka, dan studi penelitian lapangan dengan observasi tidak langsung, dokumentasi, dan melakukan wawancara kepada narasumber terkait. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori kebudayaan populer oleh Mukerji (1991).
Henna is another term for the Lawsonia Inermis plant. Henna is a plant that is widely found in Middle Eastern countries, such as Egypt and Palestine, to India. Henna has also been widely spread in Indonesia. The trend of using henna in Indonesia, which is widely used in weddings, has become very popular, especially among young people in Jakarta, making henna one of the makeup icons that must be worn when getting married. Apart from the trend, the bride and groom wear henna also because it has a deep meaning. The various motifs also have their respective meanings. Therefore, the author is interested in researching the trends and meanings of using henna in marriage among young people in Jakarta. The method used in this research is qualitative-descriptive, literature study, and field research study with indirect observation, documentation, and conduct."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Otong Zenal Arifin
"Objectives of the study was to discover genetic variability and genetic relationship of paternal half sib population of nile tilapia (Oreochromis niloticus) under selection program scheme at research Institute for Freshwater Aquaculture,in Bogor West Java...."
Jakarta: Berita Biologi Jurnal Ilmiah Nasional, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Arif Rahman
"Sel surya tersensitisasi-pewarna merupakan jenis sel surya yang dapat menjadi alternatif sumber energi yang murah dan mudah dibuat. Prinsip kerjanya relative berbeda dengan sel surya yang sudah dikenal saat ini. Pada penelitian ini, akan dibuat sel surya tersensitisasi-pewarna yang berbasis seng oksida/titanium dioksida (ZnO/TiO2). Diberikan kepada ZnO 0,5 gram TiO2 yang disintesis dari proses sol-gel dengan rasio hidrolisis (Rw) 0,85, 2,2, dan 3,5. TiO2 tersebut sebagian diproses dengan cara hidrotermal. Diamati bahwa dengan Rw: yang meningkat menghasilkan tegangan terbuka (Voc) yang lebih besar; hidrotermal meningkatkan ukuran kristalit, serta meningkatkan tegangan sampai batas tertentu, dan; TiO2 yang diproses hidrotermal mengalami kecenderungan penurunan Voc pada Rw yang meningkat.
Dye-sensitised Solar cell is a solar cell that may become a cheap and easily manufactured alternative energy source. The principle is relatively different with the common solar cells. In this research, the solar cells to be made is based on zinc oxide/titanium dioxide (ZnO/TiO2). The ZnO is loaded with 0.5 grams of TiO2 synthesized from a separate sol-gel reaction with the hydrolysis ratio (Rw) of 0.85, 2.2, and 3.5. Some of those TiO2 is later hydrothermally processed. It is observed that the increase of Rw improves the open circuit voltage (Voc); the hydrothermal process improve the crystallite size, and improve the Voc up to certain extent and; Hydrothermally processed TiO2 undergo a decrease in Voc with the increase in Rw."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51089
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Boca Raton: CRC press, 2010
621.312 44 DYE
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Asef Purwanti
"Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) telah menarik perhatian sebagai salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan. Di daerah tropis, dimana cahaya matahari hampir tersedia sepanjang tahun, DSSC dapat menjadi sumber energi yang sangat berguna. Penelitian tentang DSSC telah dilakukan secara intensif oleh kelompok peneliti terutama di negara-negara maju. Saat ini, kami bekerja pada pembuatan DSSC dengan mensintesis TiO2 nanotube melalui proses anodisasi pada plat titanium dengan larutan elektrolit garam amonium florida dalam gliserol. Kemudian TiO2 nanotube dikarakterisasi dengan termal insitu XRD, UV-Vis DRS dan SEM, yang mengindikasikan terjadinya fase kristal anatase pada perlakuan panas suhu 400˚C. Film anatase yang terbentuk menunjukkan morfologi nanotube yang sangat teratur, dengan ketebalan film sekitar 1,6 μm. Nanotube memiliki rata-rata ketebalan dinding, diameter pori dan diameter luar sekitar 19 nm, 67 nm dan 105 nm. Kemudian zat warna alizarin yang berfungsi sebagai sensitizer dilekatkan pada TiO2 nanotube (TiO2-NT/alizarin) dengan metode elektroforesis. Ti/TiO2-NT/alizarin tersebut selanjutnya dirakit menjadi sel DSSC menggunakan iodium sebagai elektrolit dan film Pt pada kaca ITO sebagai elektroda counter. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rangkaian sel DSSC menghasilkan nilai efisiensi maksimum pada waktu anodisasi 4 jam dan waktu elektroforesis zat warna 12 menit.
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) has attracted attention as one of future renewable alternative energy source. In tropical area, where the solar light is almost available all the year, DSSC can be very useful. Research on DSSC has been conducted intensively by research groups mostly in advance countries. We recently start work on DSSC issue by employing highly ordered TiO2 nanotube, prepared by anodization of titanium metal sheet in the present of aqueous ammonium fluoride in glycerol. The prepared TiO2 nanotube was characterized by mean insitu thermal treatment XRD, UV-Vis DRS and SEM, which indicate the occurrence of anatase crystal phase upon heat treatment at 4000C. The formed anatase film showed morphology of highly ordered nanotube array, with about 1.6 μm film thickness, having average of wall thickness and internal diameter of 19 nm and 67 nm, respectively. The typical dyes sensitizer (e.g. alizarin) then was attached to the TiO2 nanotube (TiO2-NT/alizarin) by electrophoresis method. The Ti/TiO2-NT/alizarin then was assembled in typical DSSC, employing iodine as an electrolyte and Pt film supported on an ITO glass, as the counter electrode and light window as well. The measurement result indicates that the series of DSSC cells produce the maximum efficiency at 4 hours anodization and 12 minutes electrophoresis dye."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42296
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Achmad Buhori
"Saat ini, limbah menjadi masalah yang semakin serius bagi lingkungan, terutama limbah industri. Pewarna Rhodamine-B adalah contoh limbah industri yang berbahaya dan sulit terdegradasi di ekosistem. Fotodegradasi pewarna menggunakan fotokatalis merupakan alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi jumlah limbah pewarna di lingkungan, terutama di perairan. Namun, diperlukan fotokatalis yang stabil, efisien, dan ramah lingkungan untuk menurunkan polutan organik yang persisten. Kerangka Logam-Organik (MOF) sebagai bahan fungsional baru yang dapat menjadi fotokatalis potensial karena stabilitas termal yang baik, serta sifat permukaan yang dapat dirubah. Dalam penelitian ini, 2 jenis Lanthanum-MOF dipilih untuk disintesis dengan variasi ligan, yaitu 1,4-Benzene dicarboxylic acid (BDC) dan 2,6-Naphthalene dicarboxylic acid (NDC) menggunakan metode solvothermal. Karakterisasi Lanthanum-MOF dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRD, Surface Area Analyzer (BET), spektrofotometer UV-DRS, dan juga instrumentasi SEM. Proses oksidasi lanjutan asam-peroksida (AOP) digunakan dalam aplikasi fotokatalitik La-MOFs. Efisiensi degradasi (% degradasi) rhodamin-b selama 120 menit menggunakan MOFs La-BDC dan MOFs La-NDC untuk setiap fotokatalis adalah 69,47% dan 89,3%."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Akhmad Herman Yuwono
"Dye-sensitized solar cell (DSSC) is one of the very promising alternative renewable energy sources to anticipate the declination in the fossil fuel reserves in the next few decades and to make use of the abundance of intensive sunlight energy in tropical countries like Indonesia. In the present study, TiO2 nanoparticles of different nanocrystallinity was synthesized via sol− gel process with various water to inorganic precursor ratio (R w) of 0.85, 2.00 and 3.50 upon sol preparation, followed with subsequent drying, conventional annealing and post-hydrothermal treatments. The resulting nanoparticles were integrated into the DSSC prototype and sensitized with an organic dye made of the extract of red onion. The basic performance of the fabricated DSSC has been examined and correlated to the crystallite size and band gap energy of TiO2 nanoparticles. It was found that post-hydrothermally treated TiO2 nanoparticles derived from sol of 2.00 Rw, with the most enhanced nanocrystalline size of 12.46 nm and the lowest band gap energy of 3.48 eV, showed the highest open circuit voltage (Voc) of 69.33 mV."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Henry Handoyo
"Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dalam konfigurasi tabung telah berhasil dibuat. DSSC dirakit menggunakan Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT) yang mengandung SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) sebagai lapisan konduktif. IWCGT dipreparasi menggunakan tehnik penguapan dan spray nebulizer, menghasilkan kaca transparan berpenghantar yang memiliki hambatan jenis antara 11-80 Ω/cm2. Sol TiO2 dilapiskan pada IWCGT dengan tehnik dip coating, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500° C dan 550° C. Terhadap TiO2 hasil sintesis dilakukan karakterisasi menggunakan UV-Vis Diffuse Reflectance Spectrometry (DRS), Xray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan spektrofotometer Raman. Lapisan tipis yang diimobilisasi pada IWCGT dikarakterisasi menggunakan Field Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM) dan sistem elektrokimia. Berdasar spektrum UV-Vis dapat diketahui TiO2 yang dihasilkan memiliki energi celah (band gap) sebesar 3,01 dan 3,04 eV. Hasil pengukuran spektroskopi Raman dan XRD menunjukkan bahwa film yang dihasilkan didominasi oleh TiO2 dalam bentuk anatase dan mempunyai ukuran kristal sebesar 9,79 nm (kalsinasi pada suhu 500° C) dan 10,59 nm (kalsinasi pada suhu 550° C). Hasil FE-SEM menunjukkan bahwa lapisan TiO2 yang dipreparasi dengan bantuan template PEG memiliki ketebalan sebesar 496,56 nm. Sistem DSSC dalam konfigurasi tabung yang disiapkan dengan menggunakan TiO2 dan zat warna Rhodamin B, Klorofil dan campuran keduanya mampu menghasilkan efisiensi (η) antara 0,03 - 0,91%.
A dye sensitized solar cell (DSSC) having tube geometry has been successfully constructed. The DSSC employ an Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT) containing SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) as conductive layer, which was prepared by evaporation and spray nebulizer method. The IWGCT has a transparent conductive oxide with high optical transmittance and low sheet resistance, that is 11-80 Ω/cm2. TiO2 film, immobilized on the IWCGT, was successfully prepared by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at 500° C and 550° C. The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis spectroscopy and XRD, photoelectrochemical system (PES) and field emission scanning electron microscopy (FE-SEM). Characterization results indicated that the prepared TiO2 has band gap of 3,01 and 3,04 eV (DRS UV-Vis); predominantly by anatase phase (XRD and Raman); having crystallite size of 9.79 nm (at 500° C calcinations) and 10.59 nm (at 550° C calcinations), and having 496,56 nm film thickness. By employing rhodamine B, chlorophyll and its mixture, as the dyes, the tubular DSSC reached efficiency (η) in the range of 0.03 to 0.91 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35525
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dian Ratna Suminar
"Limbah pewarna batik yang mempunyai komponen utamanya zat pewarna sintesis berbahaya bagi lingkungan sekitar. Pengolahan limbah pewarna batik secara fisika dan biologi kurang efektif. Elektrolisis plasma dengan menggunakan metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan bagian dari pengolahan secara kimiawi, yang efektif dalam mengolah limbah pewarna batik. Penambahan gelembung udara memberikan effisiensi proses yang baik dalam metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . Parameter kedalaman anoda dan temperatur sangat mempengaruhi dalam proses elektrolisis plasma metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE. Kedalaman anoda dan temperatur optimum dalam penelitian ini adalah 1,5 cm dan 55 0C, dimana produksi bull;OH sebesar 11,63 mmol dan energi proses selama 30 menit adalah 806,4 KJ. Persen dekolorisasi Remazol Red RB 133 pada konsentrasi 250 ppm, terbesar selama 30 menit mencapai 99,66, pada kedalaman 4,5 cm dengan energi 1075,212 KJ. Nilai COD limbah pewarna batik Remazol Red RB 133 menurun dari 169 mg/L menjadi 3,6 mg/L setelah proses CGDE selama 180 menit sesuai dengan baku mutu limbah. Limbah pewarna batik Remazol Red RB 133 telah terbukti dapat didegradasi menggunakan metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . Injeksi gelembung udara pada penelitian ini telah terbukti menambah efektifitas proses, dilihat dari meningkatnya produksi bull;OH, meningkatnya dekolorisasi, berkurangnya pemakaian energi proses, menurunnya nilai COD dan TSS.
The main component of batik dye waste is synthetic dye, that is hazardous to the surrounding environment. Physical and biological treatment for batik dye waste is less effective. Electrolysis plasma with use Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is part of the chemical processing. Injection bubbler can increase effectiveness process in the Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method. The anode depth and temperature parameters greatly affect in CGDE process. The optimum anode depth and temperature in this study were 1.5 cm and 55 0C, which produced bull OH 11.63 mmol and energy 806.4 KJ, for 30 minutes process. The largest decolorization percentage of Remazol Red RB 133 250 ppm reach 99.66 , at anoda depth 4.5 cm with process energy 1075.212 KJ, for 30 minutes process. COD value has decreased from 169 mg L to 3,6 mg L after 180 minutes CGDE process conform to waste quality standards. Remazol Red RB 133 batik dye waste has been proven to be degraded using the method of Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE. Injection bubbler has been proven increase the effectiveness of the process, shown from the increased production of bull OH, the increasing of decolorization percentage, the decreasing of process energy, the decreasing of COD and TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48234
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library