Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilie Suratminto
Abstrak :
Pokok bahasan tesis ini adalah tentang beberapa aspek dalam proses belajar mengajar bahasa asing, terutama mengenai asumsi umum sebagai berikut: · bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan banyak latihan mendengar dan membaca; · bahwa harus ada hubungan yang erat antara kemahiran membaca dan kemahiran mendengar sejak tingkat awal. Berdasarken asumsi-asumsi tersebut dapat dihipotesiskan bahwa apabila membaca dibantu dengan mendengar dalam proses belajar bahasa asing tingkat pemula, maka retensi leksikal akan meningkat. Untuk menguji hipotesis ini telah dilaksanakan eksperimen terhadap dua grup mahasiswa asing yang sedang belajar bahasa Belanda tingkat pemula di Fakultas Sastra Rijksuniversiteit Leiden Belanda. Kepada mereka diberikan dua jenis teks bacaan (A dan B) yang paralel dengan kondisi test dengan mendengar dan tanpa mendengar. Setiap teks tersebut terdiri dari dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan pilihan ganda atau MC (multiple choice) dan pertanyaan isian tertutup (cloze test) atau CT. Jika hipotesis tersebut benar, hasil eksperimen akan menunjukkan bahwa membaca dibantu dengan mendengar akan memperoleh skor lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor pada kondisi test tanpa mendengar. Hipotesis akan berkebalikan apabila ternyata bahwa kondisi mendengar tidak ada efek, dengan kata lain tidak ada perbedaan skor antara kedua kondisi test yang berbeda. Untuk menguji hasil skor dalam eksperimen ini dipergunakan dua model analisis statistik, yaitu analisis variansi dan analisis regresi. Hasil eksperimen dapat dievaluasi sebagai berikut: 1. Skor test membaca teks B dalam kondisi mendengar pada kedua jenis test (MC dab CT) lebih tinggi dari pada skor test pada kondisi tanpa mendengar. Hal yang sama terjadi pada teks A, tetapi hanya pada jenis pertanyaan MC. 2. Skor test teks A pada kondisi mendengar pada jenis pertanyaan CT lebih rendah dari pada skor test pada kondisi test tanpa mendengar. 3. Ramalan skor test dengan analisis regresi dari membaca tanpa dibantu dengan mendengar ke membaca dengan dibantu mendengar menunjukkan bahwa responden yang sudah mencapai skor maksimum faktor mendengar justru mengganggu. 4. Melalui analisis variansi ditemukan bahwa ada efek test dan interaksi yang signifikan pada kedua test. Berdasarkan hasil eksperimen ditarik catatan sebagai berikut: 1. Kedua jenis teks bacaan yang dipergunakan dalam eksperimen masing-masing mempunyai spesifitas yang berbeda, walaupun kedua teks tersebut mempunyai derajat kesulitan kosa kata dan tatebabasa yang sama. Derajat kesulitan tersebut yang dipakai sebagai dasar penentuan dua teks yang berbeda menjadi paralel tidak cukup, tanpa memperhatikan isi teks yang kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi skor test. 2. Pengajaran kemahiran membaca pada tingkat pemula harus dibantu dengan mendengar. Prestasi skor test teks B pada kondisi mendengar menunjukkan kenaikan retensi leksikal. 3. Pemilihan responden dalam eksperimen ini berdasarkan sistem acak (random sampling), dengan jumlah responden yang kecil menunjukkan bahwa kedua teks tersebut spesifikk. Kemungkinan dengan jumlah responden yang lebih besar dari pada eksperimen ini akan terdapat perbedaan yang lebih signifikan, misalnya pengaruh kondisi test dan sebagainya. 4. Hasil penelitian ini dapat diujikan pada responden yang dipilih berdasarkan faktor yang relevan misalnya berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, latar belakang budaya atau bahasa ibu (eksperimen spesifik). Untuk di Indonesia cukup menarik diketahui apakah kedua teks tersebut yang dipergunakan dalam eksperimen ini benar-benar spesifik dan apakah polanya juga sama dengan penelitian ini. 5. Pada anelisis regresi garis regresi tidak mendatar tetapi menanjak semuanya. Hal ini berarti bahwa hasil regresi ini menantang untuk diadakan eksperimen replikasi dengan pola yang sama dengan jumlah responden yang lebih besar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Adanya keinginan untuk mengetahui di mana letak perbedaan makna kalimat bentuk perfectum dan plusquamperfectum dalam bahasa Belanda, merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dimulai dengan menjabarkan sistem verba yang ditinjau dari segi morfologis, sintaktis dan semantis, ketnudian dilanjutkan dengan pembagian bentuk kala dalam bahasa Belanda. Teori Droste (1958), Ebeling (1962), Geerts (1984), Janssen (1989), van den Toorn (1976) dan lain-lain digunakan sebagai patokan pembahasan perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum. Simpulan yang dapat ditarik, bahwa perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum terletak pada perbedaan maknanya, di mana pada bentuk perfectum hanya ada unsur saat bicara (S) dan tindakan (W) sedangkan pada bentuk plusquamperfectum selain kedua unsur di atas dibutuhkan juga titik acuan di masa lampau (R). Persamaan kedua bentuk kala itu bahwa kedua-duanya sama mengacu ke masa lampau.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Chrisfandiari
Abstrak :
Bahasa Belanda mengenal berbagai macam bentuk jamak berupa sufiks seperti _en, -s, -eren (asli Belanda) dan sufiks sufiks pinjaman (antara lain -i, -a, -es dan lain sebagai_nya) dalam kata-kata pinjaman. Telah banyak para ahli yang membahas pembentukan jamak ini, namun masing-masing dengan sudut pandang yang berbeda. Dalam skripsi ini dibahas tiga buah artikel dari hasil tulisan Car Hoppenbrouwer, Van Haeringen, dan yang terdapat dalam buku tata bahasa umum bahasa Belanda (ANS). Mengingat bahasa Belanda termasuk bahasa yang dinamis, maka diperlukan suatu kaidah yang dapat digunakan dalam pembentukan jamak kata benda bahasa Belanda untuk kata-kata yang baru muncul. Untuk mempermudah pembahasan hal ini diperlukan sebuah skema kaidah dan sebuah tabel berupa contoh-contah kata benda untuk pengujian. Hasil dari pengujian akhirnya kami cocokkan dengan kata-kata yang sama yang terdapat dalam kamus umum bahasa Belanda Van Dale sebagai bahan perbanding.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Pradsna Paramita Djarwo
Abstrak :
ABSTRAK Jika kita membicarakan masalah gezegde 'predikat' khususnya dalam tata bahasa Belanda, mau tidak mau kita akan menyinggung masalah het werkwoordelijk gezegde ' predikat verbal' dan het naamwoordelijk gezegde 'predikat nominal' . Dalam tata bahasa Belanda baku, hanya ada dua jenis predikat itu yang dikenal. Predikat-predikat tersebut, tidak pernah dipergunakan secara bersamaan dalam sebuah kalimat tunggal, hanya terdapat sebuah predikat. Dari pengamatan kepustakaan yang saya lakukan akan lebih sukar untuk memahami het naamwoordelijk gezegde dari pada het werkwoordelijk gezegde karena naamwoordelijk gezegde untuk selanjutnya akan saya singkat dengan ng - memiliki lebih banyak kekhusussan dilihat dari segi unsur pembentukan, makna dan syarat pemakaian. werkwwodelijk gezegde atau wg dari ng adalah dengan memperhatikan persoonsvorm atau 'py'nya ' verba finit' yaitu salah satu bentuk yang dapat dimiliki oleh suatu verba yang disesuaikan dengan pokok kalimatnya...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S15839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Decquar Juliartono
Abstrak :
Dalam bahasa Belanda Kalimat terbelah semu ini termasuk dalam kelompok kalimat berita dengan bentuk kopula FN zijn FN, mempunyai ciri mengkhususkan makna. Kalimat terbelag semu mempunyai ciri sintaksis yaitu: -mempunyai elemen sub-klausa relatif,- mendapat aksen pada konstituen fokus,- transformasi pemasukan Er...
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S15803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kelasworo
Abstrak :
Analisis mengenai pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda ini, membuat suatu penjelasan atas pertanyaan, bagaimana pronomina relatif mengacu pada antesedennya serta analisis sintaksis mengenai ekstraposisi klausa relatif pada kelompok kata benda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari buku-buku tata bahasa Belanda. Seringkali data tersebut berupa contoh kalimat yang kemudian dianalisis dari segi permasalahan lain. Untuk dapat menganalisis data tersebut, maka diterapkan teori gramatika generatif (Bennis & Hoekstra, 1989) yang didukung pula oleh pelajaran-pelajaran yang didapat selama perkuliahan. Hasilnya menunjukkan bahwa pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda yang selama ini diketahui belum mencakup pengertian yang sesungguhnya. Pronomina relatif tidak selalu mengacu kepada kata yang sudah disebut sebelumnya akan tetapi pada kata benda yang merupakan saudra kandung (zuster) dengan S' dari NP sama pada struktur-D. Analisis yang terakhir menunjukkan bahwa ekstraposisi tidak selalu bisa diterapkan dalam kalimat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latinulu, Nurdianti
Abstrak :
Penelitian mengenai penggunaan kata het sebagai artikel dan pronomia telah dilakukan pada mahasiswa Sastra Belanda FSUI, Depok, pada bulan September 1990 hingga Januari 1991. Tujuannya ialah untuk mengetahui hubungan antara lama belajar dan kemampuan mahasiswa berdasarkan persentase kesalahan yang dilakukan. Data yang digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan hasil tulisan para mahasiswa dalam mata kuliah schrijfvaardigheid (kemahiran menulis). Proses pengoreksian dan pengolahan data, pemilihan sampel dan klasifikasi dijelaskan. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam menggunakan het sebagai artikel, mahasiswa yang mampu adalah: tingkat II 70,6 %, tingkat III 58,8 % dan tingkat IV 66,7 %. Sementara dalam menggunakan het. sebagai pronomina, mahasiswa yang mampu adalah: tingkat II 91,2 %:, tingkat III 93,4 % dan tingkat IV 91 %. Berdasarkan persentase tersebut disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa, tidak selalu dapat dilihat dari jenjangnya. Dengan kata lain, lama belajar tidak berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa menggunakan het sebagai artikel dan pronomina. Faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan adalah tidak adanya ketentuan khusus kapan suatu nomina didahului oleh artike1 tentu het atau de pada saat menggunakan het sebagai artike1 dan adanya kemungkinan pengaruh interferensi pada saat menggunakan het sebagai pronamina.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayu Woro Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Klausa atributif dapat berfungsi membatasi atau memperluas informasi tentang suatu nomina. Klausa atributif yang membatasi makna disebut kalausa pembatas, sedangkan yang memperluas makna diebut klausa peluas. Kata penghubung dan merupakan klausa berstruktur terikat. Kata penghubung yang memulai sautu konstruksi kalusa atributif dapat berupa relativa, konjungsi, atau interegativa. Relatif dapat menduduki fungsi sintaktis dalam klausa atributif, sedangkan konjungsi dan interogativa tidak menduduki fungsi sintaktis dalam klausa atributif...
1985
S15888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Jenny Basaria
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjkkan bahwa mahasiswa PSB ketika membuat tulisan dalam bahasa Belanda masih sering melakukan kesalahan penggunaan kala. Tetapi secara umum terjadi peningkatan kemampuan penguasaan kala dengan semangkin tingginya tingkat mahasiswa, terbukti dengan semangkin kecilnya presentasi kesalahan sesuai dengan semangkin tingginya tingakat mahasiswa. Kesalahan menggunakan kala OTT tingkat I sebesar 1,16%; tingkat II. 2,8% dan tigkat III. 0,62%. Kesalahan penggunan kala VTT tingkat I sebesar 25,64%: tingkat II 16,13% dan tingkat III 10,81%...
1996
S15841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bentuk ekstraposisi merupakan suatu bentuk yang dapat terjadi di luar bentuk konstruksi gunting dan di belakang kata kerja dalam anak kalimat. Pada dasarnya suatu kalimat dengaan susunan konstruksi gunting berakhir dengan komplemen verbal, tetapi dalam beberapa hal masih terdapat bagian kalimat lain di belakang komplemen verbal itu. Bagian kalimat itulah yang disebut ekstraposisi. Bentuk ekstraposisi dalam konstruksi gunting adalah untuk mencegah jarak yang terlalu jauh antara PV dan komlemen verbalnya. Hal ini memudahkan si pembicara maupun yang diajak bicara, apa bila si pembicara ingin mengucapkan kalimat yang panjang. Dalam anak kalimatsi pembicara dapat memindahkan elemen-elemen yang kurang dekat hubungannya dengan kata kerja ke bagian anak kalimat.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>