Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Winarno Hatmojo Wicaksono
"ABSTRAK
Biosorpsi merupakan metode pemisahan logam yang ramah lingkungan dengan adsorben yang berbasis material biologis. Dalam studi ini telah dipelajari optimasi proses biosorpsi pektin dari kulit durian sebagai adsorben untuk pemisahan logam lantanum. Pada peneltian ini, pektin diperoleh dari kulit durian dengan cara ekstraksi padat cair dengan kondisi pH 2 dan suhu dijaga 900C. Karakterisasi pektin dilakukan dengan uji FTIR dan SEM EDX untuk mengatahui kandungan gugus fungsi, bentuk morfologi serta komposisi unsur dari pektin. Analisis kadar lantanum dilakukan dengan menggunakan XRF untuk mengetahui perubahan konsentrasi lantanum setelah proses biosorpsi. Kondisi optimum biosorpsi didapatkan ketika pH larutan bernilai 4, suhu larutan 300C, dosis pektin sebanyak 0,3 gram, dan waktu biosorpsi yang berlangsung selama 120 menit. Model isoterm dianalisis menggunakan persamaan langmuir dan freundlich. Berdasarkan persamaan langmuir, diperoleh daya serap maksimum pektin adalah sebesar 41,15 mg/g dengan efisien biosorpsi sebesar 82,7%. Hasil FTIR mengatakan bahwa pektin kaya dengan kandungan gugus karboksil dan hidroksil yang terlibat pada adsorpsi lantanum. Sementara hasil SEM EDX menginformasikan bahwa kadar La yang teradsorp pada pektin yakni sebesar 15,32 mg. Penelitian ini menunjukan bahwa pektin kulit durian berpotensi untuk diaplikasikan sebagai biosorben yang efisien untuk memisahkan logam lantanum dari suatu larutan.

ABSTRACT
Biosorption is recovery method of lanthanum that is environmentally that using biological materials as adsorben. In this study, biosorption optimization lanthanum by pectin from durian peels has been identification. Pectin was obtained from durian peels by using solid-liquid extraction methode in pH 2 and temperature 900C. Characterization of pection have done by FTIR,SEM and EDX to know functional group, morphologhy and composition elements of pectin, respectively. The concentration of lanthanum was analyzed by XRF to know the concentration change of lanthanum after biorosption. The optimum condition was obtained when the pH solution, pectin dosis, temperature solution, and time to biosorption are is 4, 0,3 gram, 300C, and 120 minutes, respectively. Isotherm model was analyzed using langmuir and freundlich equation. Biososrption reaction of pectin is multilayer with R2 from freundlich model (0,9936) is better than langmuir model (0,9749). According to langmuir model, the maximum uptake for lanthanum by pectin of durian peels is 41,15 mg/g with biosorption efficiency is 82,7%. The FTIR result’s presented that pectin is rich of carboxyl and hidroxyl groups are involved in the biosorption of lanthanum. And from SEM EDX result’s inform that lanthanum concentration is 15,32 mg which adsorp on pectin surface. This study shows tha pectin of durian peels has the potential of application as an efficient biosorbent for the removal of lanthanum from aqueous solutions.a
"
2015
S59435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Akbar Sani
"ABSTRAK
Biosorpsi adalah metode untuk memisahkan logam lantanida dengan bahan biologis dan dikembangkan sebagai teknologi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan efisien. Karakteristik biosorpsi ion lantanum dan yttrium dari larutan akues dengan kulit durian telah diteliti sebagai fungsi dari pH, konsentrasi lantanum dan yttrium, dosis biosorben, waktu kontak, dan suhu. Kondisi terbaik multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium adalah pH 5, konsentrasi lantanum dan yttrium 250 mg/L, dosis biosorben 0,35 g, waktu kontak 120 menit dan suhu 300C. Multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium mengikuti Langmuir model dengan kapasitas adsorpsi maksimum untuk lantanum dan ytrrium masing-masing adalah 71 mg/g dan 35 mg/g. Konsentrasi, struktur, morfologi, dan komposisi di analisa dengan menggunakan XRF, FTIR, dan SEM/EDX. Efesiensi biosorpsi terbaik untuk lantanum dan yttrium masing-masing adalah 77,4% dan 85,2% pada kondisi konsentrasi 250 mg/L. Penelitian ini menunjukan bahwa kulit durian memiliki potensi sebagai biosorben effisien untuk penyerapan elemen lantanida dari larutan akues.

ABSTRACT
Biosorption is a method to separate lanthanide metal by biological material and developed as an alternative technology that were environmental friendly, cheap, and efficient. The biosorption characteristics of lanthanum and yttrium ions from aqueous solution by durian peel have been investigated as a function of pH, concentration of lanthanum and yttrium, biosorbent dosage, contact time, and temperature. The best condition for multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium were pH 5, concentration of lanthanum and yttrium 250 mg/L, biosorbent dosage 0.35 g, contact time 120 minutes and temperature 300C. Multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium follow Langmuir model with maximum adsorption capacity for lanthanum and ytrrium ions were 71 mg/g and 35 mg/g, respectively. Concentration, structure, morphology, and composition analyzed by using XRF, FTIR, and SEM/EDX. The best biosorption efficiency for lanthanum and yttrium respectively were 77.4% and 85.2% at concentration 250 mg/L. This study shows that durian peel has the potential of application as an efficient biosorbent for the removal of lanthanide elements from aqueous solutions."
2015
S59240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalagafiar Puratmaja
"Ketidakseimbangan tingkat oksidan dalam tubuh dapat berkembang menjadi berbagai kondisi yang membutuhkan perawatan medis seperti penyakit neurodegeratif, penyakit jantung, dan kanker. Durian (Durio sp.) sebagai buah yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia telah diketahui memiliki efek antioksidan berdasarkan sejumlah penelitian. Pemberian durian dengan manfaat sebagai antioksidan diharapkan dapat menyeimbangkan kadar tersebut. Diketahui bahwa kadar senyawa karbonil dalam plasma dapat digunakan sebagai indikator oksidan yang stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar senyawa karbonil pada plasma darah tikus. Jenis tikus Sprague-Dawley digunakan sebagai binatang percobaan dengan berat berkisar antara 100-150 gram. Tikus ini kemudian dibagi ke dalam empat grup. Grup kontrol hanya diberikan makanan standar dan air. Grup A, B, dan C mendapatkan tambahan larutan durian 10 mg/10 ml sebanyak dua kali per hari selama satu minggu (grup A), dua minggu (grup B), dan tiga minggu (grup C). Senyawa karbonil pada plasma diukur menggunakan teknik spektrofotometri. Hasil penelitian menemukan penurunan kadar senyawa karbonil pada grup A dengan kontrol. Temuan pada grup lain tidak dapat dianalisa karena jumlah sampel yang tersisa terlalu sedikit untuk mendapatkan kesimpulan.

Oxidant level imbalance in human body is related to several medical conditions including neurodegenerative disease, heart disease and cancer. Durian (Durio sp.), a famous fruit in Indonesia, is known for having antioxidant effect based on several studies. Administration of durian with its antioxidant effect expected to balance the amount of oxidant. Plasma carbonyl compounds have the capability to act as stable indicator of oxidant. The aim of this study is to investigate the effect of durian to the level of rat?s plasma carbonyl compound. Sprague-Dawley rats were used in this study, weighted between 100-150 grams. The rats then divided into four groups. Control group only received standard feeding and water. Group A, B, and C were given additional treatment with 10 mg/10 ml twice daily of durian solution for one week (group A), two weeks (group B), and three weeks (group C). Plasma carbonyl compound concentration measured under spectrophotometer. Result of this study shows that in-group A there was lower level of plasma carbonyl compound compared to control group. However, the amounts of samples from the other groups were too small. Therefore, the result from the other groups cannot be analysed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Gilang Edi
"Durian Durio zibethinus merupakan tumbuhan tropis yang terkenal dengan rasa buahnya yang khas dan bentuk yang berduri Terdapat dugaan di masyarakat bahwa mengkonsumsi durian dalam jumlah besar dapat mencetus munculnya penyakit kardiovaskular seperti stroke namun hingga saat ini belum terbukti kebenarannya Studi menunjukkan bahwa durian mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah tinggi yang dapat mengurangi stres oksidatif dan berpotensi mencegah berbagai penyakit inflamasi dan degeneratif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar glutation GSH plasma darah sebagai biomarker stres oksidatif Tiga puluh dua Tikus Sprague Dawley dengan berat 100 150 mg dibagi menjadi 4 grup Grup kontrol hanya diberi makan dan minum ad libitum Grup minggu 1 minggu 2 dan minggu 3 berturut turut diberi 10 ml larutan durian 10 gram 10 ml pada pagi dan siang hari setiap hari per oral selama 1 minggu 2 minggu dan 3 minggu selain makan dan minum normal ad libitum Level GSH plasma diukur dengan metode Ellman menggunakan spektrofotometri Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kontrol kadar GSH plasma pada minggu 1 dan 2 meningkat sedangkan pada minggu 3 lebih rendah dengan selisih minimal Perbedaan kadar GSH antar grup tidak dapat dianalisis karena populasi sampel pada akhir studi tidak mencukupi.

Durian Durio zibethinus is a tropical fruit famous for its exotic taste and thorny shape There are a notion in the community that excessive consumption of durian can aggravate one rsquo s health and cause cardiovascular diseases which has no evidence yet Durian contains abundant amount of antioxidant beneficial in ameliorating oxidative stress promoting the potential to prevent cardiovascular and degenerative diseases This research aims to understand the effect of durian consumption to plasma glutathione GSH level as a biomarker of oxidative stress The study used 32 Sprague Dawley rats weighted 100 150 mg divided into 4 groups control 1 week 2 weeks 3 weeks treatment Control group was given water and normal diet ad libitum while 1 week 2 weeks 3 weeks group were given 10 ml diluted durian juice 10 gram 10 ml twice in the morning and the afternoon daily per oral with water and normal diet ad libitum for 1 week 2 weeks 3 weeks respectively Level of plasma GSH was measured using spectrophotometry following Ellman 39 s method Result showed increase of plasma GSH level in 1st and 2nd week compared to control while 3rd week level was minimally lower than control value The difference between each group was not statistically comparable due to low n number."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Amaliani Putri
"Karbon aktif menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan asap rokok dan gas CO sebagai salah satu senyawa dengan persentase terbesarnya, yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Sumber karbon aktif dapat dari beragam hal, salah satunya adalah limbah kulit durian. Limbah kulit durian dipilih karena mengandung 50-60%, lignin 5%, dan pati 5% yang potensial untuk dijadikan karbon aktif, ditambah dengan produksinya yang mencapai 746,805 ribu ton per tahunnya. Limbah kulit durian akan diolah menjadi karbon aktif teraktivasi kimia dengan variasi K2CO3 berbanding karbon aktif adalah 1:1, 3:2, dan 2:1, serta teraktivasi fisika oleh N­2 200 ml/menit selama 1,5 jam pada suhu 600oC. Karbon aktif yang telah teraktivasi kemudian dimodifikasi dengan MgO dengan variasi konsentrasi MgO 0,5%, 1%, dan 2% pada suhu 450oC selama 30 menit. Karbon aktif hasil aktivasi dan karbon aktif hasil modifikasi selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan uji bilangan iod, uji BET, uji SEM, dan uji EDX. Sehingga didapatkan karbon aktif terbaik non modifikasi adalah variasi kimia-fisika 3:2 dengan yield sebesar 41,56% dengan bilangan iod sebesar 399,44 mg/g dan luas permukaan sebesar 694,13 m2/g. Sedangkan karbon aktif modifikasi terbaik adalah variasi kimia-fisika 3:2 MgO 2% dengan yield sebesar 97% dengan bilangan iod sebesar 625,70 mg/g dan luas permukaan sebesar 1.029,90 m2/g. Pada aplikasi adsorpsi gas CO, yang merupakan komponen dengan konsentrasi terbesar dalam asap rokok, dan asap rokok itu sendiri, diuji adsorpsi menggunakan karbon aktif modifikasi. Hasil yang didapatkan adalah karbon aktif modifikasi MgO 2% mampu mendegradasi CO terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 3,89%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,215%. Karbon aktif tersebut juga mampu memurnikan udara dari asap rokok yang terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 8,04%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,87%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Wulan Alindi
"Indonesia sebagai negara agrikultural tentunya memiliki permasalahan mengenai serangan hama dan limbah organik. Salah satu jenis hama yang tersebar di Indonesia adalah spesies baru ulat grayak (Spodoptera frugiperda) yang baru muncul pada Maret 2019. Limbah organik menjadi permasalahan besar karena jumlahnya yang memenuhi 60% total sampah Indonesia. Salah satu limbah organik yang banyak ditemukan di Indonesia adalah durian yang kulitnya diperkirakan menghasilkan limbah sekitar 556.360 ton per tahunnya. Durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, dan tannin yang bersifat racun terhadap hama. Pengambilan senyawa bioaktif kulit durian dilaksanakan menggunakan metode ultrasonic-assisted extraction yang merupakan metode ekstraksi maserasi yang dimodifikasi berbantukan gelombang ultrasonik dengan variasi polaritas pelarut yaitu etanol absolut, 70%, 50%, 30%, dan akuades. Proses ekstraksi dilaksanakan pada suhu 40oC, 53 kHz, dan waktu 20 menit. Variasi pelarut tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap yield ekstrak kasar dan persentase mortalitas ulat grayak. Yield tertinggi dihasilkan oleh pelarut akuades dengan persentase sebesar 87,05 ± 1,56%. Dilakukan pula uji efikasi dari seluruh ekstrak dan diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit durian terbukti memiliki kemampuan sebagai bioinsektisida dengan persentase mortalitas tertinggi sebesar 27% untuk pelarut etanol 30%. Uji GC-MS dilaksanakan pada ekstrak terbaik dan diperoleh senyawa kolekalsiferol sebagai senyawa berpotensi sebagai pestisida tertinggi dengan peak area sebesar 23,68%. Senyawa identifikasi GC-MS diuji dengan docking molekuler dengan asetilkolinesterase sebagai salah satu reseptor insektisida dan diperoleh nilai docking tertinggi sebesar -6,8 kkal/mol untuk senyawa asam palmitat dan 1-Oktadekena serta persen kemiripan interaksi dengan ligan kontrol tertinggi dimiliki oleh 1-Oktadekena sebesar 80%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Subagyo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998/1999
302.359 WIS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kemala
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan karbon aktif berbahan dasar kulit durian untuk pengaplikasiannya dalam mengadsorpsi pewarna Methylene Blue. Pada penelitian ini H3PO4 dipakai sebagai aktivator dengan variasi rasio impregnasi 1/1, 2/1, dan 3/1. Aktivasi dilakukan pada suhu 600oC selama 1 jam. Kulit durian dicuci dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 150oC selama 5 jam. Uji bilangan iodin terhadap sampel hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif dengan rasio impregnasi 2/1 memiliki daya serap iodin terbesar, yaitu 454.5 mg/g namun karbon aktif rasio 3/1 memiliki %removal terhadap Methylene Blue yang paling besar. Karbon aktif dari kulit durian dengan rasio impregnasi 1/1, 2/1, dan 3/1 secara berturut-turut memiliki %removal sebesar 5.25%, 80.3%, dan 90.35%. Adsorpsi pewarna Methylene Blue oleh karbon aktif kulit durian ini dilakukan dengan variasi rasio impregnasi, massa karbon aktif, konsentrasi awal Methylene Blue, dan waktu kontak

ABSTRACT
This research aimed to produce durian shell-based activated carbon for its application in the adsorption of Methylene Blue. In this research, H3PO4 was used as an activator with a variety of impregnation ratio which are, 1/1, 2/1, and 3/1. Activation was done at a temperature of 600oC for 1 hour. Durian shell was washed and dried using an oven at 150oC for 5 hours. Iodine number showed that the active carbon with impregnation ratio of 2/1 has the highest number which is 454.5 mg/g, but the activated carbon with impregnation ratio of 3/1 has the biggest % removal of the Methylene Blue dye. Activated carbon from durian shell with impregnation ratio of 1/1, 2/1, and 3/1 respectively have % removal of 5.25%, 80.3% and 90.35%. Methylene Blue dye adsorption by durian shell-based activated carbon was done by varying the impregnation ratio, the mass of activated carbon, the initial concentration of Methylene Blue, and the contact time."
2016
S64619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library