Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfiandi Priantoso
Abstrak :
Proses pengeringan dilakukan untuk memperpanjang daya simpan produk, mengurangi volume dan berat produk sehingga produk tersebut lebih awet dan mudah untuk didistribusikan. Umumnya masalah yang sering terjadi adalah produk yang tidak dapat kering (lengket) akibat rendahnya temperatur glass transition serta tidak kering akibat kurangnya energi pengeringan. Selain itu temperatur pengeringan yang tinggi dapat merusak kandungan vitamin pada produk yang dihasilkan. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah air murni dan tomat dengan penambahan 25% maltodextrin, dengan parameter pengeringan: kelembaban spesifik udara masuk 0.00763 dan 0.01213 (kg/kgda), tekanan nozzle 2 (bar), aliran bahan 0.005 dan 0.0025 (liter/menit), aliran udara pengering 17, 24, 30, 35 (m3/h). Hasil dan analisa menyimpulkan bahwa Temperature minimum udara pengeringan pada larutan tomat lebih tinggi dibandingkan air. Temperature udara pengeringan yang paling minimum terjadi pada debit udara 35 m3/h, kelembaban spesifik 0.00763 kg/kgda, serta debit bahan 0.0025 liter/menit yaitu 360C untuk air dan 400C untuk larutan tomat. Semakin tinggi debit bahan maka semakin tinggi pula temperatur minimum udara pengeringannya. Semakin tinggi kelembaban spesifiknya maka semakin tinggi temperature minimum udara pengeringnya. Semakin rendah debit udaranya maka semakin tinggi temperature minimum udara pengeringnya. ......The drying process carried out to extend the shelf life of the product, reducing the volume and weight of the product so that the product is more durable and easier to distribute. Generally, a problem that often occurs is the product that can not be dried (sticky) due to the low glass transition temperature and does not dry up due to lack of energy draining. Besides the high drying temperatures can damage the vitamins in the product. The materials used in this study is pure water and tomatoes with the addition of 25% maltodextrin, with drying parameters: inlet air specific humidity 0.00763 and 0.01213 (kg/kgda), the pressure nozzle 2 (bar), the flow of material 0005 and 0.0025 (liters/min) , the flow of air dryer 17, 24, 30, 35 (m3/h). Results and analysis concluded that the minimum Temperature of air drying tomatoes in the solution is higher than the water. The drying air temperature minimum occurs at air discharge 35 m3/h, specific humidity 0.00763 kg/kgda, as well as the discharge of materials 0.0025 liter/menit 360C to 400C for a solution of water and tomatoes. The higher the discharge material, the higher the minimum temperature of air drying. The higher the humidity, the higher specific minimum temperature air dryer. The lower discharge air temperature, the higher the minimum air dryer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osman Mohammad Saftari
Abstrak :
Pemanfaatan Tandan Kosong Sawit (TKS) belum dimanfaatkan secara optimal. Tandan kosong memiliki kandungan air hingga 60%. Dalam kondisi kering dengan kadar air kurang dari 40% nilai kalorinya sekitar 2700 kkal/kg. Dalam upaya memberikan nilai tambah terhadap tandan kosong, perlu adanya perancangan bentuk dan dimensi dryer sehingga penyebaran nilai kecepatan dan temperature aliran udara di dalam dryer dapat dicapai sesuai perhitungan agar dapat menurunkan kandungan air tandan kosong yang memiliki aliran massa sebesar 6 ton/jam dari 40% mejadi 30%. Untuk mencapai tingkat kekeringan yang diinginkan, tekanan pada outlet dibuat menjadi 101262.73 Pa dan kepadatan tandan kosong menjadi 2 mm per partikel. ......Utilization of Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) has not been used optimally. Empty fruit bunch has water content up to 60%. In dry conditions with moisture content less than 40%, its calorific value around 2700 kcal/kg. In an effort to provide added value to the empty fruit bunch, it is necessary to design the shape and dimensions of the dryer so that the spread of values of air flow velocity and temperature inside the dryer can be achieved according to the calculation in order to reduce the water content of empty fruit bunches which have a mass flow rate of 6 tons/hour from 40% to 30%. To achieve the desired level of dryness, the pressure at the outlet was made into 101262.73 Pa and the density of empty fruit bunches to 2 mm per particle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Noor Iqbal Yafie
Abstrak :
Pemanfaatan Tandan Kosong Sawit (TKS) belum dimanfaatkan secara optimal. Tandan kosong sawit yang dijadikan bahan bakar boiler dengan mengurangi kadar air yang dikandung oleh tandan kosong sawit akan meningkatkan efesiensi boiler dikarenakan nilai kalor yang meningkat setelah dikeringkan. Dalam memberikan upaya nilai tambah terhadap tandan kosong sawit, dirancanglah alat pengering tandan kosong yang memaanfaatkan gas hasil buangan pembakaran boiler dengan mengalirkan laju udara panas dengan suhu sekitar 800°C hasil pertukaran kalor gas buang boiler pada alat penukar kalor, dengan menggunakan kecepatan 3 m/s mampu mengeringkan tandan kosong sawit dengan produk akhir kandungan air sekitar 30%. Dengan pemanfaatan gas buang boiler dan meningkatnya nilai kalor tandan kosong sawit diharapkan mampu menciptakan sumber energi yang murah dan mudah. ......Utilization of Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) has not been used optimally. Palm empty fruit bunches are used as boiler fuel by reducing the water content contained by palm empty fruit bunches will increase the efficiency of the boiler due to the calorific value increased after drying. In providing added value to the efforts palm empty fruit bunches, it is necessary to design a dryer that utilizes empty fruit bunches boiler combustion exhaust gases with flow rate of hot air at temperature of about 800°C heat exchange results in the boiler flue gas heat exchanger, using a speed of 3 m/s capable of drying palm empty fruit bunches with water content final product of about 30%. With the boiler flue gas utilization and increase the calorific value of palm empty fruit bunches are expected to create a source of cheap energy and easy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Win Alfalah
Abstrak :
Eksperimen ini tentang proses pengeringan semprot vitamin C bubuk. Bahan eksperimen ini adalah larutan vitamin C 0,1% berat dengan penambahan maltodextrin sebanyak 14,9% berat dan 85% berat aquades agar menjadi vitamin C yang terenkapsulasi dengan baik, sehingga tidak mudah rusak oleh oksigen, logam, dsb. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah temperatur pengeringan minimum pada kondisi - kondisi tertentu dengan produk yang dapat terbentuk dengan kadar air sisa 3% berat produk. Kondisi yang divariasikan (variabel bebas) adalah tekanan udara kompresor 1 bar, 2 bar dan 3 bar, laju aliran udara pengering, dan laju aliran bahan. Rasio kelembaban udara masuk evaporator menjadi variabel yang tidak bebas (variabel kontrol), yaitu 0.0118 kg/kg da dengan temperatur dew point 26,5oC. Variasi debit pengering yaitu 17,3 m3/jam, 24,5 m3/jam, dan 30,0 m3/jam. Variasi debit bahan yaitu 0.15 L/jam, 0.30 L/jam, dan 0.45 L/jam. Temperatur minimum pengeringan adalah variabel terikat (variabel yang diamati) pada eksperimen ini. Hasil dari percobaan ini adalah debit bahan terhadap perbandingan kinerja pengeringan semprot untuk pembentukan vitamin C bubuk pada kondisi - kondisi tersebut di atas. Tujuan penggunaan dehumidifier adalah vitamin C yang terbentuk tidak rusak disebabkan tingginya temperatur pengeringan karena penurunan RH udara pengeringan oleh dehumidifier menghasilkan penurunan temperatur minimum pengeringan.
This experiment is about the spray drying process of vitamin C powder. The experimental material is a 0.1% weight of vitamin C solution with the addition 14.9% weight maltodextrin and by 85% weight of distilled water in order to produce well encapsulated vitamin C, so it is not easily damaged by oxygen, metals, etc.. Variables observed in this study is the minimum temperature in the certain drying conditions with a product that can be formed with the residual water content by 3% weight of the product. Varied conditions (independent variables) are air pressure compressor pressure 1 bar, 2 bars and 3 bars, dryer air flow rate, and material flow rate. Evaporator inlet air humidity ratio to be independent variables (controlled variables), which is 0.0118 kg/kg da ​​with dew point temperature of 26.5oC. Air flow variation is 17.3 m3/hr, 24.5 m3/hr, and 30.0 m3/hr. Variations in the material flow 0,15 L/hour, 0,30 L/hour, and 0,45 L/hour. Minimum temperature drying is the dependent variable (observed variable) in this experiment. Results of this experiment is the comparison of the performance of the material flow spray drying for the formation of vitamin C powder on the conditions mentioned above. Intended use of a dehumidifier is to form vitamin C that is not damaged due to high temperature drying because drying air RH decreased by dehumidifier produces minimum drying temperature decrease.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hutama Putera
Abstrak :
ABSTRAK
Pengeringan yang dilakukan ditujukan untuk mengeringkan kadar air yang terdapat dalam gula aren, yang terdiri dari free waterbond dan bondwater, tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan hasil dari variasi temperature udara yang digunakan, ketebalan tumpukan gula aren, dan temperatur udara yang digunakan. Tiga hal ini sangat berpengaruh dalam proses pengeringan. Tujuan dari percobaan ini sendiri untuk mendapatkan gula aren yang kering dan dapat tahan lama tanpa harus menggunakan pengawet, karena bakteri membutuhkan air untuk berkembang.
ABSTRACT
Drying which conducted is aimed to dry out the moisture content contained in palm sugar, that consists of free water-bond and boundwater. The purpose of this experiment is to obtain the result of variations in air temperature that used, the thickness of the pile of palm sugar, and the air temperature that used. These three things are very influential in the drying process. The purpose of this experiment itself to get a dry palm sugar and can last longer without any preservatives needed, because the bacteria needs water to thrive.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Arlisdianto
Abstrak :
Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi sangat boros dalam hal energi. Hal ini disebabkan karena laju pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser pada proses sublimasi material uji sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek material wadah material (material tray) dengan konduktivitas termal berbeda dan membahas besarnya massa yang terevaporasi pada pengeringan beku vakum. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan. Selain itu wadah material (material tray) yang berbeda menyebakan perbedaan waktu pengeringan dan selalu terdapat massa yang terevaporasi dalam setiap kondisi pengujian ......Vacuum freeze drying is the best drying method but very intensive of energy. This is because the relatively long drying rate. This undergraduate thesis investigates the effect of waste heat recovery from condenser on the sublimation process of the test material in an effort to accelerate the rate of drying on material. In an addition, this undergraduate thesis is also discusses the effect of the material tray with different thermal conductivity and discusses the magnitude mass of the evaporation on vacuum freeze drying. The result proved that the utilization of waste heat from the condenser heat can accelerate the rate of drying. Beside that the material tray has an effect of differences in drying time and that is always there an evaporation mass in each test condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avianto M. Munir
Abstrak :
Sampah dimanapun selalu menimbulkan masalah. Ini disebabkan luasnya dampak negatif yang ditimbulkan serta casa penanganannya. Dampak negatif yang kentara diantara kita adalah berupa gangguan terhadap keseimbangan alam dan lingkungan. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara penanganannya yang relatif aman serta tidak membahayakan dampak yang dihasilkan. Salah satu alternatif penanganan tersebut adalah dengan membakar sampah yang dapat dilakukan di suatu tempat yang jauh dari segal kegiatan. Namun pembakaran tersebut terkadang sukar dikendalikan. Hal ini disebabkan bila terdapat angin yang cukup kencang sehingga sampah, asap, debu, arang, dan api itu sendiri terbawa ke tempat-tempat sekitar yang dapat menimbulkan kerugian serta dampak negatif. Oleh karena itu diperlukan suatu instalasi pembakaran yang dapat menanggulangi hal tersebut. Instalasi pembakaran tersebut disebut insinerator. Proses pembakaran di dalam insinerator disebut insinerasi. Dalam insinerasi, karakteristik sampah, terutama kandungan airnya dapat mempengaruhi lamanya pembakaran serta jumlah pemakaian bahan bakar. Pengeringan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dikerjakan dalam insinerator. Pengeringan ini dapat dikerjakan sekaligus dengan pengontrolan suhu dan waktu pengeringan. Untuk sampah yang mengandung air (moisrure) tinggi, pengerlngan dilakukan di Iuar insinerator. Berarti instalasi pengeringan atau alat pengering dipasang di Iuar konsturksi insinerator. Alat pengering yang dapat digunakan sebagai pengeringan pendahuluan adalah Rotary Dryer. Alat ini berbentuk silinder yang dapat berputar dan di dalamnya terdapat sirip-sirip yang berfungsi sebagai pemisah atau pengayak, agar sampah tidak menggumpal. Alat ini juga dapat digunakan sebagai ruang masuk sampah ke dalam insinerator dan terdapat pula ruang untuk mengalirkan udara panas sebagai pengonuolan suhu dan media pengering.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaini Hamzah
Abstrak :
Perancangan merupakan hal yang sangat panting dalam dunia teknik, proses perancangan merupakan penerapan konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu keteknikan yang dipadukan dengan sentuhan kreativitas. Fungsi dari perancangan adalah mendefinisikan karakteristik dari produk sehingga dapat bersesuaian dengan kebutuhan pasar, sehingga memahami kebutuhan pasar merupakan langkah penting untuk kesuksessan perancangan. Skripsi ini mencoba untuk membuat konsep perancangan sebuah alat pengering kertas daur ulang sederhana yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan menganalisa hal-hal yang sering terjadi pada proses pengeringan. Pengumpulan data mentah dari konsumen dilakukan melalui wawancara di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat dan LSM Masyarakat Peduli Lingkungan di Cilandak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dalam 1 jam, alat ini mampu mengeringkan 285 gram air yang terkandung di dalam kertas daur ulang basah. ......Design has always been important in all engineering practice, the design proses involves the application of conceps from engineering science topic coupled with creative touch. The design function leads the definition of the physical form of the product to best meet costumer needs, so understanding costumer needs is a significant step to succesful design. This thesis attempts to make a design concept of a recycled paper drying machine that is appropriated with costumer needs and identify feature common in dyring process. Gathering raw data from costumers is done by interviewing costumers at Cleaness Official of Central Jakarta and Nongovemment Organization "Masyarakat Peduli Lingkungan" at Cilandak.Test result shows that in 1 hour this machine is able to dry 285 gram water in wet recycled paper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Ilham Husnil
Abstrak :
Vacuum dryer adalah salah satu jenis alat yang digunakan untuk melakukan pengeringan dengan cara menurunkan tekanan di sekitar benda yang dikeringkan. Operasi pemisahan pada pengeringan adalah kegiatan mengubah suatu bahan umpan berbentuk padatan, semi-padatan atau cairan menjadi produk berbentuk padatan dengan cara mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungannya. Maka penekanan hasil dari pengeringan adalah padatan. Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena-fenomena yang terjadi pada saat proses pengeringan berlangsung. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap penurunan massa, perubahan kelembaban nisbi dan temperatur, ternyata didapatkan bahwa ketika tekanan diturunkan (dengan proses vakum), maka kelembaban nisbi juga ikut turun. Penurunan kelembaban nisbi inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi laju pengeringan. Jadi, laju pengeringan tidak langsung dipengaruhi oleh penurunan tekanan, melainkan oleh penurunan kelembaban nisbi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Andriadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>