Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Alifa Nuramalia Putri
"Penyakit tuberkulosis dianggap sebagai masalah darurat kesehatan publik dunia selama 25 tahun kebelakang. Efek samping terhadap obat anti tuberkulosis umum terjadi karena penggunaannya dalam jangka waktu panjang. ESO dapat menyebabkan morbiditas dan kematian jika tidak dikenali sejak dini. ESO dapat mempengaruhi kepatuhan dan hasil pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini menganalisis efek samping obat tuberkulosis pada pasien rawat jalan di RS UI pada 2022 hingga 2023 dengan desain cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode consecutive sampling. Data ESO didapatkan berdasarkan skrining aktif terhadap kejadian tidak diinginkan (KTD) yang dialami pasien berdasarkan rekam medis. Terdapat 112 pasien yang dianalisis dan 92 pasien dari total tersebut mengalami ESO. Analisis kausalitas ESO dilakukan menggunakan algoritma Naranjo. Hasil penelitian didapatkan bahwa 75% pasien merupakan pasien dewasa. 54,5% pasien mengalami ESO setelah satu hingga empat minggu pengobatan. Pasien TB sensitif obat merupakan yang paling banyak, yaitu 68,8% pasien. Hasil analisis naranjo menunjukkan bahwa kasus ESO yang mungkin dialami oleh pasien paling banyak terjadi baik pada pasien dengan atau tanpa komorbid. Pada pasien dengan komorbid terdapat 55,8% kasus, sementara pada pasien tanpa komorbid terdapat 58,1% kasus. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual, muntah, anemia, gatal, dan dyspnea. Pada hasil analisis preventability, kasus paling banyak adalah kasus yang sangat dapat dicegah (93,2%), sementara pada analisis severability adalah kasus ESO dengan keparahan sedang (56,9%). Variabel yang mempengaruhi efek samping obat adalah komorbid, durasi penggunaan obat, dan jenis tuberkulosis dengan signifikansi masing-masing 0,007; 0,000; dan 0,006. Tingginya kejadian efek samping obat membuat pelaporan efek samping oleh tenaga kesehatan serta kelengkapan rekam medis menjadi komponen yang sangat penting untuk dilakukan.
Tuberculosis has been considered a world public health emergency for the past 25 years. Adverse reactions of anti-tuberculosis drugs are common due to long-term use. AR can cause morbidity and death if not recognized early and influence outcomes of tuberculosis treatment. This study analyzes AR of tuberculosis drugs in outpatients at UI Hospital from 2022-2023 with a cross-sectional design and retrospective data collection with a consecutive sampling method. AR data is obtained based on screening for adverse events experienced by patients based on MR. There were 112 patients analyzed and 92 of them experienced AR. AR causality analysis was carried out using the Naranjo algorithm resulting 75% of patients were adult patients. 54.5% of patients experienced AR after 1-4 weeks of treatment. Drug sensitive TB patients are the most numerous, namely 68.8% of patients. The results of the Naranjo analysis show that most cases of AR may be experienced by patients with and without comorbidities. In patients with comorbidities there were 55.8% of cases, while in patients without comorbidities there were 58.1% of cases. The most frequent AR are nausea, vomiting, anemia, itching, and dyspnea. Preventability analysis showed most cases were highly preventable (93.2%), while in the severability analysis showed most AR cases had a moderate severity (56.9%). Variables that influence AR are comorbidities, duration of drug use, and type of tuberculosis with a significance of 0.007 each; 0,000; and 0.006. The high incidence of AR from drugs makes reporting by health workers and completing medical records very important components."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library