Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atik Farihah
Abstrak :
Dalam penanganan penyalahgunaan narkotika diperlukan pendekatan komprehensif sehingga koordinasi lintas sektor mutlak diperlukan dalam membangun sinergitas sesuai dengan peran Kementerian/Lembaga masing-masing. Kebijakan yang disusun harus berorientasi pada pemenuhan hak atas rehabilitasi yang komprehensif dengan memenuhi prinsip ketersediaan, akses, penerimaan, dan kualitas. Tujuan penelitian membahas tugas dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga terkait pelaksanaan rehabilitasi bagi pecandu Narkotika, pelaksanaan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam mencapai sinergitas pelaksanaan rehabilitasi Narkotika, menganalisa kendala yang dihadapi dalam mencapai sinergitas dan menjelaskan bentuk strategi kebijakan yang dilakukan dalam memenuhi hak atas rehabilitasi yang komprehensif sebagai bagian dari hak dasar manusia atas kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus eksplanatoris melalui wawancara, dokumentasi, triangulasi, dan fokus grup diskusi. Berdasarkan hasil pemetaan permasalahan menunjukkan bahwa belum terbentuknya sinergitas antar pemangku kebijakan sehingga segala pencapaian dalam menata program rehabilitasi menjadi tidak efektif dan efisien. Pada dasarnya empat elemen diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dalam membentuk suatu strategi, yaitu Sistem Nasional Rehabilitasi Narkotika Komprehensif dengan melibatkan pemangku kebijakan, pelaksana dilapangan dan elemen-elemen masyarakat. Fungsi utama dalam sistem ini sebagai acuan dalam penyelenggaraan rehabilitasi narkotika yang komprehensif dengan melakukan penyederhanaan rantai birokrasi, penguatan koordinasi antara Kementerian/Lembaga dan terciptanya efektif dan efisien dalam anggaran. Untuk dapat menyusun suatu sistem yang bersifat nasional diperlukan suatu organisasi yang kuat dengan berbagai macam latar belakang pengalaman sehingga mampu melihat permasalahan dari berbagai aspek, baik itu aspek medis, sosial ataupun aspek lainnya dan memiliki jalur kordinasi lintas sektor ataupun jalur koordinasi ke daerah yang solid. ......In the handling of narcotic abuse, a comprehensive approach is needed. As such, a cross-sector coordination is fundamentally required to build synergies by each ministry or institution. A policy has to be oriented to the fulfilment of the right to comprehensive rehabilitation by meeting the principles of availability, access, acceptance, and quality. The purpose of the study discusses duties and functions of each Ministry/Institution related to the implementation of rehabilitation for narcotic addicts, the implementation of coordination among Ministries/Institutions in achieving synergy of the implementation of narcotic rehabilitation. The study also analyses obstacles encountered in achieving the synergy and explains a form of policy strategies implemented in fulfilling the right to the comprehensive rehabilitation as a part of the basic human right to the health. This research is a qualitative research with an explanatory case study through interview, documentation, triangulation, and focus group discussion. The results show that the synergy among stakeholders has not yet been accomplished so that all achievements in managing the rehabilitation program becomes ineffective and inefficient. In essence, the four elements mentioned above are an interconnected unity to form a strategy, namely The National System of Comprehensive Narcotic Rehabilitation by involving stakeholders, field workers and societies. The primary function of this system is as a reference in implementing the comprehensive narcotic rehabilitation by simplifying a bureaucratic chain, strengtheningcoordination between Ministries/Institutions and creating an effective and efficient budget. To conclude, to arrange a national system requires a strong organisation with various experience to be able to see the problem from different aspects, e.g. medical aspect, social or other aspects. The national system must also have cross-sector coordination or coordination to a solid area.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T47974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Prihadi Aulia Erlando
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa dengan tugas perkembangan mencari identitas diri. Remaja mengalami perubahan seiring dengan prosesnya menuju ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang untuk sebagian individu akan mulai kesulitan mengatur arah dan tujuan dirinya sehingga menyebabkan remaja mudah sekali terkena pengaruh dari lingkungan dan memunculkan perilaku menyimpang. Prevalensi penyalahgunaan NAPZA di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang pelajar. Kesiapan keluarga dalam merawat remaja yang telah menjalani proses rehabilitasi perlu diperhatikan. Tantangan pada keluarga seperti kehilangan kepercayaan dari orang lain, kehilangan keluarga dan mengalami proses berduka keluarga, penderitaan yang dialami keluarga, kewajiban dalam memenuhi kebutuhan untuk pengobatan dan lainnya menjadi masalah yang mungkin dialami oleh keluarga dalam merawat remaja setelah kembali dari rehabilitasi. Tujuan: mengidentifikasi bentuk dukungan social dan informasi yang didapat oleh orang tua untuk merawat anak remaja penyalahguna napza. Metode: kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil utama dari penelitian ini adalah didapatkan empat tema yaitu Upaya yang telah dan akan dilakukan pelaku rawat dalam proses penyembuhan anak, Perjalanan remaja menyalahgunakan napza, Keadaan psikologis pelaku rawat dalam merawat remaja, dukungan dan hambatan dari lingkungan.
ABSTRACT
Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood with the task of developing self-identity. Teens experience changes along with the process towards adulthood. Adolescence is a time when for some individuals it will be difficult to set the direction and goals of themselves, causing adolescents to be easily exposed to the influence of the environment and lead to deviant behavior. The prevalence of drug abuse in Indonesia in 2018 was 3.2 percent, equivalent to 2.29 million students. Family readiness in caring for adolescents who have undergone the rehabilitation process needs to be considered. Challenges in the family such as losing the trust of others, losing the family and experiencing the family grieving process, the suffering experienced by the family, the obligation to meet the need for treatment and others are problems that may be experienced by families in caring for adolescents after returning from rehabilitation. Objective: to identify forms of social support and information obtained by parents for caring for adolescent drug users. Method: descriptive qualitative using in-depth interviews. The main results of this research are four themes are obtained, namely the efforts that have been and will be carried out by care givers in the process of healing children, the journey of adolescents who abuse drugs, the psychological state of care givers in caring for adolescents, support and obstacles from the environment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library