Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Ananta Amiruddin
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan di gudang obat farmasi RSUD Kota Makassar ini membahas kegiatan proses penyimpanan barang, yang dinilai penulis masih terdapat permasalahan yang merupakan pemborosan atau waste. Penelitian ini diakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan action reseach dengan fokus pada proses penyimpanan dan pendistribusian barang dengan metodologi lean. Lingkup penelitian mencakup proses penerimaan barang, penyusunan dan penyimpanan, penerimaan permintaan (Ampra) dari depo farmasi dan penyerahan barang ke depo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyimpanan obat di gudang farmasi belum sesuai standar dan masih terdapat kegiatan yang tidak mendatangkan nilai tambah (non value added). Pada kegiatan penerimaan didapat komposisi value added di banding non value added sebesar 60% : 40%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan (Ampra) barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added disbanding non value added sebesar 30% : 70%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan gudang yang sekarang ini belum dalam kondisi lean. Pemborosan (waste) yang terjadi antara lain: overproduction / duplication (rework), delay / waiting (penundaan), transportation (transportasi yang berlebihan), processes, inventories (persediaan tidak tepat/ berlebihan), motions (gerakan tidak perlu), defect (cacat) / Error Transaction, dan Human Potential / Defective Design. Untuk mengurangi waste tersebut maka dilakukan implementasi dengan menggunakan lean tools, seperti 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke), visual management, kanban, dan kaizen. Setelah dilakukan implementasi tersebut didapatkan hasil future state mapping terjadi penurunan yang signifikan pada proses penerimaan barang sampai penyimpanan barang, yaitu hasil perhitungan VSM (Value Stream Map) komposisi value added dibanding non value added sebesar 73% : 27%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added dibanding non value added sebesar 38% : 62%. Kesimpulan penelitian ini Lean Hospital merupakan metode atau tool yang tepat untuk menurunkan nilai non value added dengan mengurangi waste dan meningkatkan nilai tambah untuk pelanggan. Saran dari peneliti adalah mendorong rumah sakit untuk melanjutkan sebagai langkah awal dalam perbaikan berkelanjutan, yang harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas pendukung ......The research conducted in the pharmacy warehouse of the Regional General Hospital of Makassar City addresses the activities of the goods storage process, which the author considers to still have issues constituting waste. This qualitative research employs an action research approach with a focus on the storage and distribution processes using lean methodology. The scope of the study encompasses the receiving of goods, arranging and storing, receiving requests (Ampra) from the pharmacy depot, and delivering goods to the depot. The research findings indicate that the drug storage process in the pharmacy warehouse does not meet standards, and there are still activities that do not add value (non-value added). In the receiving activity, the composition of value-added compared to non-value-added is 60%:40%. Meanwhile, in the process of receiving requests (Ampra) from the depot to the delivery of requested goods, the composition of value-added compared to non-value-added is 30%:70%. This indicates that the current warehouse storage system is not in a lean condition. The waste that occurs includes overproduction/duplication (rework), delay/waiting, excessive transportation, inefficient processes, excessive inventories, unnecessary motions, defects/error transactions, and human potential/defective design. To reduce these wastes, implementation is carried out using lean tools such as 5S (sort, set in order, shine, standardize, sustain), visual management, kanban, error proofing, and kaizen. After the intervention, the future state mapping results showed a signifikan decrease in the process from receiving goods to storing them, with the Value Stream Map (VSM) calculation indicating a composition of value added compared to non-value added at 73%:27%. Meanwhile, in the process of receiving requested goods from the depot to delivering them, the composition of value added compared to non-value added was found to be 38%:62%. The conclusion of this study is that Lean Hospital is an appropriate method or tool to reduce non-value-added aspects by minimizing waste and enhancing value for patients. The researcher's recommendation is to encourage the hospital to continue as an initial step in continuous improvement, which should be accompanied by meeting the needs of human resources (HR) and supporting facilities
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Sistem mutu perlu dilakukan untuk memastikan obat yang dikirim tidak tercemar selama penyimpanan dan/atau pengiriman. Kondisi penyimpanan harus diatur untuk menjaga mutu dan mencegah kerusakan atau kontaminasi dengan obat lain. Terdapat obat tertentu yang memiliki persyaratan khusus karena obat tersebut mudah terpengaruh oleh suhu, baik pada saat penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman yang disebut dengan cold chain product (CCP). Penyimpanan CCP harus dalam suhu terjaga, yaitu pada cold room/chiller dengan suhu 2–8°C dan pada freezer room dengan suhu (-25)–(-15)°C. Tugas khusus ini bertujuan untuk merancang perubahan prosedur operasional baku (POB) terkait penanganan CCP sesuai dengan kendala yang pernah terjadi dan mengaplikasikan perubahan tersebut dalam proses penyimpanan cadangan CCP di PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data diperoleh dari observasi terhadap alat yang digunakan untuk penyimpanan cadangan CCP dan POB yang sedang berlaku terkait penanganan CCP serta wawancara dilakukan dengan Koordinator Gudang terkait kendala yang pernah terjadi yang berhubungan dengan penyimpanan CCP. Data yang diperoleh dianalisis dan disusun menjadi Rancangan Modifikasi POB Penanganan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa POB terkait penanganan CCP harus selalu diperbarui sesuai dengan kendala yang pernah terjadi sebagai acuan apabila terjadi kendala serupa di masa depan serta POB yang dirancang dapat diaplikasikan secara langsung saat terjadi kendala dalam proses penanganan penyimpanan CCP. ......Pharmaceutical Trading Company are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities. A quality system needs to be put in place to ensure the drugs that are sent are not contaminated during storage and/or delivery. Storage conditions must be managed to maintain quality and prevent spoilage or contamination with other drugs. There are certain drugs that have special requirements because these drugs are easily affected by temperature during reception, storage, and delivery, which are called cold chain products (CCP). CCP must be stored at a maintained temperature, namely in a cold room/chiller with a temperature of 2–8°C and in a freezer room with a temperature of (-25)–(-15)°C. This special task aims to design changes to standard operating procedures (SOP) related to handling CCP in accordance with the constraints that have occurred and to apply these changes in the process of storing CCP reserves at PT SamMarie Tramedifa. Data collection was obtained by observing the tools used for storing CCP and SOP reserves that were currently in effect regarding the handling of CCP and interviews were conducted with the Warehouse Coordinator regarding problems that had occurred related to CCP storage. The data obtained was analyzed and compiled into an SOP Modification Design for Cold Chain Product Handling. Based on the results of observations and interviews, it can be concluded that SOP related to handling CCP must always be updated according to problems that have occurred as a reference if similar problems occur in the future and SOP that is designed to be applied directly when problems occur in the process of handling CCP storage.
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
Abstrak :
Apotek sebagai salah satu tempat pelayanan kefarmasian memerlukan pengelolaan yang baik untuk menjamin kendali mutu obat dan alat kesehatan. Penyimpanan menjadi salah satu bagian yang cukup penting karena berpengaruh langsung terhadap mutu obat, kelangsungan persediaan, informasi kebutuhan obat, menghindari risiko kerusakan, memudahkan pencarian serta mengurangi risiko kesalahan pemberian (medication error). Terdapat obat yang memerlukan cara penyimpanan yang tepat untuk menghindari hal tersebut. Obat tersebut disebut dengan High Alert Medication yang termasuk juga obat dengan nama atau kemasan serupa yang disebut juga dengan Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), serta larutan elektrolit konsentrat dengan konsentrasi tinggi. Tugas khusus ini bertujuan untuk melengkapi penandaan High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA serta mengubah sistem penandaan agar lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan. Pengambilan data diperoleh dengan observasi yang dilakukan terhadap sistem penyimpanan obat, obat yang tergolong sebagai High Alert Medication dan LASA, dan sistem penandaan yang telah diterapkan yang kemudian dilakukan perbaikan dengan penandaan yang lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA telah memiliki penandaan yang lengkap dan sistem penandaan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan. ......Pharmacy as a place for pharmaceutical services requires good management to ensure quality control of drugs and medical devices. Storage is an important part because it has a direct effect on drug quality, supply continuity, information on drug needs, avoiding the risk of damage, facilitating search and reducing the risk of medication errors. There are drugs that require proper storage methods to avoid this. The drug is called High Alert Medication which also includes drugs with a similar name or packaging which are also called Look Alike Sound Alike (LASA) and high concentration concentrated electrolyte solutions. This special task aims to complete the marking of High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, and change the marking system to make it more effective and in accordance with applicable regulations and the applied storage system. Data collection was obtained by observing the drug storage system, drugs classified as High Alert Medication and LASA, and the marking system that had been implemented which was then corrected with more effective labeling and in compliance with applicable regulations. Based on the results of observations, it can be concluded that High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, have complete marking and marking systems in compliance with applicable regulations and applied storage systems.
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Davita
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Setiap PBF berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi penyimpanan obat agar keamanan, khasiat, dan mutu obat tetap terjamin yaitu suhu, kelembaban dan kebersihan bangunan. Tempat penyimpanan obat harus memiliki kondisi suhu yang terjaga sehingga dibutuhkan pemetaan pada kondisi suhu yang mewakili. Pemetaan suhu digunakan pada awal ruangan digunakan maupun jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas tempat penyimpanan obat. Selain itu, validasi dibutuhkan untuk pengendalian kegiatan distribusi. Validasi dilakukan untuk mengetahui suhu pada ruang penyimpanan obat memiliki kondisi yang konsisten setiap harinya. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui titik suhu tertinggi dan terendah dari ruang penyimpanan obat berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang dan memvalidasi suhu ruang penyimpanan obat. metode yang digunakan yaitu pengambilan data pemetaan dan validasi suhu pada ruang penyimpana obat PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data akan dilakukan selama 3 hari dan pencatatan akan dilakukan setiap ±30 menit. Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ruang penyimpanan obat memiliki suhu tertinggi yaitu pada titik ke-11 (rak injeksi bagian tengah) dan suhu terendah yaitu pada titik ke-4 (rak sirup bagian atas) berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang serta suhu pada ruang penyimpanan obat telah berada dalam rentang 20-25°C. ...... Pharmaceutical Distributor is a company that has permits for the procurement, storage, and distribution of drugs and medicinal ingredients in large quantities. Each pharmaceutical distributor is guided by Good Drug Distribution Methods. Environmental factors can affect drug storage conditions so that the safety, efficacy and quality of drugs are guaranteed, namely temperature, humidity and cleanliness of the building. The place for storing drugs must have maintained temperature conditions so that mapping is needed at representative temperature conditions. Temperature mapping is used when the room is used or when significant modifications are made to the drug storage facility. In addition, validation is needed to control distribution activities. Validation was carried out to determine that the temperature in the drug storage room has a consistent condition every day. This report aims to determine the highest and lowest temperature points of the drug storage room based on the results of mapping room temperature and validating the temperature of the drug storage room. The method used is mapping data collection and temperature validation in the drug storage room of PT SamMarie Tramedifa. Data collection will be carried out for three days and recording will be carried out every ± 30 minutes. Based on the results of data collection, it can be concluded that the drug storage room has the highest temperature at point 11 (middle injection rack) and the lowest temperature at point 4 (upper syrup shelf) based on the results of mapping room temperature and temperature in the drug storage room has been in the range of 20-25°C.
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
Abstrak :
Dalam proses distribusi suatu obat, penting sekali untuk menjaga kualitasnya dalam kondisi baik agar hak konsumen untuk mendapatkan produk dengan mutu yang baik dapat terjamin. Manajemen risiko mutu merupakan salah satu pedoman teknis yang tercantum dalam CDOB untuk menjaga kualitas suatu obat. Salah satu cakupan manajemen risiko mutu adalah pengendalian mutu produk dan salah satu contoh pengendalian mutu produk adalah validasi temperatur pada ruangan penyimpanan obat. Dalam proses distribusi obat, temperatur merupakan hal yang patut diperhatikan sebab akan sangat mempengaruhi kualitas obat yang sedang didistribusikan. Hal ini karena temperatur dapat mengganggu stabilitas fisik dan/atau kimia dari obat tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui cara dan alasan dilakukannya validasi temperatur pada ruangan penyimpanan CCP sekaligus melihat apakah sudah sesuai yang dipersyaratkan untuk produk CCP atau tidak, dan jika tidak sesuai maka mengetahui kemungkinan penyebab dan tindakan perbaikan termasuk pengaruh yang akan terjadi pada produk yang sedang disimpan. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa validasi temperatur chiller pada ruangan penyimpanan CCP dilakukan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa chiller efektif sesuai persyaratan yang ditetapkan. Semua temperatur yang diamati memenuhi persyaratan (CDOB dan internal) yang ditetapkan pada chiller untuk produk CCP. Salah satu tindakan perbaikan dan pencegahan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki aliran udara, sedangkan salah satu penyebab temperatur pada chiller tidak memenuhi persyaratan adalah membuka chiller terlalu lama. ......In the process of drug distribution, it's especially important to maintain its quality in good condition so that consumers' rights to obtain products with decent quality can be guaranteed. Quality risk management is one of the technical guidelines listed in the CDOB to maintain the quality of products. Part of quality risk management is product quality control, and one example of product quality control is temperature validation in product storage rooms. Temperature is a matter of concern because it will affect the quality of the drug being distributed. This is because temperature can disrupt the physical and/or chemical stability of the drug. This study aims to find out the methods and reasons for carrying out temperature validation in the CCP storage room as well as to see whether it meets the requirements for CCP products or not, and if it's not then found out the potential causes and corrective actions including the effects that will occur on the product being stored. From the observations, it's known that validation of the chiller temperature in the CCP storage room is carried out to prove that the chiller is effective to store the products. All observed temperatures met the requirements (CDOB and internal) specified in the chiller for CCP products. One of the corrective and preventive actions that can be taken is to improve airflow in the storage rooms, while one of the causes of the temperature in the chiller not correctly like the requirements is chiller opened too long.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alavoe Ta'livin Makhfudya
Abstrak :
Pedagang besar farmasi (PBF) merupakan salah satu fasilitas penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) adalah salah satu PBF yang telah memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Praktek kerja profesi Apoteker (PKPA) di PT. KFTD cabang 3 Jakarta bertujuan untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker di PBF sesuai dengan standart CDOB. Salah satu kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus di PBF yakni penyimpanan sediaan cold chain product (CCP) pada suhu 2-8oC. Oleh karena itu dalam penyusunan tugas khusus PKPA di KFTD cabang 3 Jakarta ini, dilakukan pemetaan suhu chiller penyimpanan CCP untuk memastikaan chilller berfungsi dengan baik sehingga mutu sediaan terjaga sesuai persyaratan CDOB. Pemantauan dilakukan dengan mendokumentasikan suhu yang tercatat dari data logger yang diletakkan pada beberapa titik dalam chiller selama tiga hari dalam rentang waktu tertentu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa chiller berfungsi secara efektif sesuai persyaratan dengan rentang suhu 2-8°C. Suhu maksimum berada di titik A yaitu 8,0°C dan suhu minimum berada di titik B yaitu 4,7°C. Suhu yang dihasilkan pada percobaan ini mempunyai rata-rata tinggi karena dipengaruhi oleh produk yang didalamnya. Hasil maksimal dapat diperoleh saat kondisi chiller kosong atau tanpa ada produk didalamnya. ......Pharmaceutical Wholesalers (PBF) is one of the facilities providing pharmaceutical preparations and medical devices. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) is one of the PBFs that already has a Good Drug Distribution Method (CDOB) certificate. Pharmacist professional work practice (PKPA) at PT. KFTD branch 3 Jakarta aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists at PBF in accordance with CDOB standards. One of the activities that requires special attention at PBF is the storage of cold chain product (CCP) preparations at a temperature of 2-8oC. Therefore, in preparing the PKPA special assignment at KFTD branch 3 Jakarta, a shortage of CCP storage chiller temperatures was carried out to ensure that the chiller functions properly so that the quality of the preparations is maintained according to CDOB requirements. Monitoring is carried out by documenting recorded temperatures from data loggers placed at several points in the chiller for three days within a certain time span. The results obtained show that the chiller functions effectively according to the requirements with a temperature range of 2-8°C. The maximum temperature is at point A which is 8.0°C and the minimum temperature is at point B which is 4.7°C. The temperature produced in this experiment has a high average because it is influenced by the product in it. Maximum results can be obtained when the chiller condition is empty or without product in it.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sopiyatul Marwa
Abstrak :
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Di rumah sakit terdapat berbagai macam obat dengan berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan kepada pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi medication error. Salah satu faktor penyebab terjadinya medication error adalah kesalahan dalam proses pemberian obat (dispensing error). Dispensing error dapat membahayakan pasien dan akan lebih berbahaya lagi jika diberikan adalah obat-obat high alert. Berdasarkan penelitian Pitoyo (2016), dispensing error terjadi disebabkan oleh sistem layanan dan penyimpanan obat yang tidak tepat. Sebagaimana dijelaskan bahwa kejadian medication error pada dispensing error sebanyak 3.66% dan penyebab kesalahan dispensing error yang disebabkan oleh LASA (Look Alike Sound Alike) sebanyak 8.5%. ......Hospital is a health service institution that organizes complete individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency services. In the hospital there are various kinds of drugs with various types of professional and non-professional staff who are ready to provide services to patients 24 hours continuously. The diversity and routine of these services, if not managed properly, can lead to medication errors. One of the factors that causes medication errors is errors in the process of administering drugs (dispensing errors). Dispensing errors can endanger the patient and will be even more dangerous if high alert drugs are administered. Based on research by Pitoyo (2016), dispensing errors occur due to inappropriate drug storage and service systems. As explained, the incidence of medication errors in dispensing errors was 3.66% and the cause of dispensing errors caused by LASA (Look Alike Sound Alike) was 8.5%.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library