Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Suseno
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai lumpur pemboran yang mendapatkan kesimpulan bahwa lumpur berbahan dasar minyak merupakan fluida lumpur pemboran paling bagus, namun tidak direkomendasikan karena tidak berkelanjutan dan tidak ramah lingkungan. Untuk itu dilakukan penelitian at aditif yang dapat digunakan untuk lumpur berbahan dasar air, sehingga memiliki kualitas yang sama bahkan lebih baik dari lumpur berbahan dasar minyak. Penggunaan grafena sebagai zat aditif lumpur pemboran dapat memebentuk mud cake sebagai penghalang filtrasi dan penggunaan magnesium oksida MgO dapat meningkatakan nilai viscositas. Analisis rheologi dilakukan dengan metode bingham plastic sebagai metode yang sederhana dan pada umumnya dilakukan dilapangan migas dan penggunaan power law model dapat memberikan pemodelan yang lebih baik dari bingham plastic yang tidak dapat dilakukan untuk analisis dibawah permukaan sumur. Simulasi tension limit dilakukan untuk mengetahui batas aman kemampuan alat dalam menahan beban. Pengontrolan equivalent circulation density ECD sangat penting, jika ECD terlalu tinggi maka dapat menyebabkan loss circulation dan apabila terlalu rendah dapat menyebabkan gejala terjadinya semburan minyak atau kick. Pada bingham plastic, nilai plastic visosity dan yield strength aditif grafena mengalami peningkatan sebesar 25 dan 32 dibandingkan formula dasar base . Nilai yield strength MgO terlalu tinggi, mengindikasikan bahwa MgO tidak dapat digunakan sebagai zat aditif fluida lumpur pemboran. Pada aditif oksida grafena GO terjadi penurunan plastic viscosity 50 dan yield strength naik 180 . Nilai batas torsiaditif grafena meningkat 0,2 dan kedalaman pemboran bertambah 2,8 dibandingkan formula dasar base . Nilai batas torsi oksida grafena GO meningkat 0,2 dan kedalaman pemboran bertambah 2,08 dari formula base. Pada penetuan tension limit aditif grafena meningkat 38,8 dari formula dasar base dan pada oksida grafena GO menurun 2,11 dari formula dasar base . Dari simulasi equivalent circulation density ECD , grafena lebih cocok digunakan untuk sumur dengan tekanan formasi yang tinggi. Oksida grafena GO lebih cocok digunakan untuk sumur dengan tekanan formasi yang rendah.
ABSTRACT
Previous research on drilling mud concludes that oil based mud is the best drilling fluid, but is not recommended because it is unsustainable and environmentally unfriendly. Therefore, research on additives that can be used for water based mud, so have the same quality even better than oil based mud. The use of graphene as a drilling mud additive may form mud cake as a filtration barrier and the use of magnesium oxide MgO may increase the viscosity value. Rheological analysis is done by Bingham Plastic Method as a simple method and generally done in oil and gas field and the use of power law model can provide better modeling of Bingham Plastic that can not be done for well under surface analysis. The tension limit simulation is performed to determine the safe limits of the tool 39 s ability to withstand loads. Control of equivalent circulation density ECD is very important, if ECD is too high it can cause loss circulation and if too low it can cause kick. In Bingham Plastic, the value of viscosity plastic and the yield strength of graphene additive increased by 25 and 32 compared to the base formula. The MgO yield strength value is too high, indicating that MgO can not be used as a drilling mud fluid additive additive. In graphene oxide additives GO there is a decrease in plastic viscosity 50 and yield strength up 180 . Graphene torque limit value increased 0.2 and drilling depth increased 2.8 compared to the base formula. The graphene oxide torque limit value GO increased 0.2 and drilling depth increased 2.08 from the base formula. At the tension limit of graphene additive increased 38.8 of the base formula and on the graphene oxide GO decreased 2.11 of the base formula. From the equivalent circulation density ECD simulation, grafena is more suitable for wells with high formation pressures. Graphene oxide GO is more suitable for low pressure wells.
2018
T50928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Antonio Tito Kwang
Abstrak :
ABSTRACT
Preparasi grafena oksida tereduksi dengan menggunakan metode mekanokimia basah sebagai aditif fluida pengeboran dari limbah elektroda telah diteliti lebih lanjut pada penelitian ini. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan grafena oksida tereduksi yang dapat digunakan sebagai aditif fluida pengeboran dengan menggunakan metode kimia basah dengan bantuan mekanik mekanokimia, yang terdiri dari enam tahap, yaitu purifikasi asam menggunakan asam klorida HCl, purifikasi alkali dengan natrium hidroksida NaOH, sintesis grafena oksida dengan metode Hummers termodifikasi Tour, eksfoliasi menggunakan ultrasonikasi, ball-miling dan reduksi grafena oksida menggunakan agen pereduksi asam amino glisin C2H5NO2 dan natrium hidroksida NaOH. Penelitian ini menghasilkan hasil serupa dimana grafena oksida dengan hasil karakterisasi XRD memiliki puncak difraksi 2? sebesar 9,21o dan FTIR menunjukkan adanya ikatan -OH. Sedangkan grafena oksida tereduksi pada variasi rGO 1:5, B-rGO 1:5, rGO 1:3 dan B-rGO 1:3 memiliki puncak XRD 2? secara berurutan sebesar 24,57o; 24,37o; 26,10o; 26,40o dengan bentuk puncak yang landai dan karakterisasi FTIR menunjukkan hilangnya ikatan -OH pada grafena oksida tereduksi. Puncak XRD yang landai menandakan bentuk partikel/ lapisan grafena yang berbentuk amorf tidak tersusun secara teratur. Hasil karaterisasi SEM-EDS menunjukkan purifikasi dapat menghilangkan senyawa Ca, F, Al, dan Na hingga 95. Penggunaan grafena oksida tereduksi sebagai aditif fluida pengeboran dapat mengurangi jumlah filtrat hingga 55 dan mengurangi ketebalan filter cake sebanyak 70 dengan penambahan aditif grafena oksida tereduksi sebanyak 0,6 dari berat total fluida pengeboran.
ABSTRACT
Reduced graphene oxide preparation using wet mechanochemical methods as a drilling fluid additive from electrode waste has been further investigated in this study. The study aimed to produce reduced graphene oxide which can be used as a drilling fluid additive using wet chemical method with mechanical aid mechanochemistry, consisting of six stages acid purification using hydrochloric acid HCl, wet purification, graphene oxide synthesis by modified Hummers method Tour, exfoliation using 200 watt ultrasonication, and graphene reduction oxide using an amino acid glycine reducing agent C2H5NO2 and sodium hydroxide NaOH. This study yields a similar result in which the graphene oxide with XRD characterization results has a 2 diffraction peak of 9.21 and FTIR indicates an OH bond. Whereas reduced oxide oxide has XRD 2 puncak peak between 24-26o with a sloping peak shape and FTIR characterization indicates the loss of the OH bond in reduced oxide grain. The board XRD peaks indicate an amorphous shape of graphene particles layers not arranged uniformly. The result of SEM EDS characterization showed that purification can remove Ca, F, Al, and Na compounds up to 95 . The use of reduced oxide oxide as a drilling fluid additive can reduce the filtrate amount by 55 and reduce the thickness of the cake filter by 70 by adding a 0.6 reduced graphene oxide additive from the total weight of the drilling fluid.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osel Sakadewa
Abstrak :
ABSTRACT
Grafena merupakan material berbasis karbon yang memiliki sifat mekanis, termal dan elektrik yang baik. Dengan kemampuan tersebut, grafena dan turunannya dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Bahan baku grafit dari limbah Spent Pot Lining SPL digunakan untuk sintesis GO dengan metode Hummers dan metode Hummers termodifikasi. SPL melalui tahap pre-treatment dengan metode leaching asam dan basa yang memurnikan kandungan karbon dari 72,97 massa menjadi 88,15 massa. Uji karakterisasi FTIR, XRD, dan SEM-EDS mengkonfirmasi terbentuknya GO. Dari uji rheologi dan lubrisitas, GO dinilai baik serta memiliki ketebalan mud cake yang lebih tipis membuatnya dapat menjadi alternatif aditif fluida pengeboran berbasis air menggantikan aditif komersial sodium asphalt sulfonate . Keterbatasan GO sebagai aditif fluida pengeboran adalah dapat menurunkan pH lumpur serta memiliki jumlah filtrat yang lebih banyak dibandingkan dengan aditif komersial. Dari kedua metode sintesis GO, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam aplikasinya sebagai aditif fluida pengeboran.
ABSTRACT
Graphene is a carbon based material that has excellent mechanical, thermal and electrical properties. With these capabilities, graphene and its derivatives are developed for a wide range of applications. Graphite material from Spent Pot Lining SPL is utilized for Graphene Oxide GO synthesis via Hummers method and modified Hummers method. Pre treatment stage is done with acid and base leaching methods that purify the carbon content of SPL from 72.97 wt. to 88.15 wt. . FTIR, XRD, and SEM EDS characterization result confirm the formation of GO. From rheological and lubricity tests, the GO is well rated and giving a thinner mud cake thickness, which making it an alternative to replace commercial additive sodium asphalt sulfonate as a Water Based Mud WBM additive. However, the limitations of GO as a drilling fluid additive are decreasing the pH of the mud and giving a more filtrate than commercial additives. There is no significant difference of both GO synthesis method in its application as a drilling fluid additive.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devino Christie Miliandy
Abstrak :
Menentukan jenis fluida pengeboran adalah hal yang sangat penting dalam proses pengeboran minyak dan gas bumi. Sifat hidrolika dan rheology dari fluida pengeboran menjadi faktor utama penunjang produktifitas pengeboran. Waterbased mud merupakan lumpur pengeboran yang sering digunakan dan ramah lingkungan. Penentuan jenis water-based mud berdasarkan data lithology formasi tanah dapat memudahkan kita dalam merencanakan operasi pengeboran, khususnya pengeboran pada sumur yang membutuhkan safety yang tinggi, celah antara pipa pengeboran dan wellbore yang sempit dan pada sumur dengan kedalaman yang tinggi. Spesifikasi pada tiap jenis water-based mud digunakan untuk mendapatkan sifat fisik lumpur yang aman untuk menembus formasi, mengurangi kesalahan apabila terjadi fluid loss dan retak formasi, bahkan dalam kondisi terburuk dipersiapkan untuk menghadapi kick dan blowout. Formasi tanah yang unik dan sifatnya yang bereaksi dengan adanya kandungan air dalam lumpur, maka penggunaan bahan material sebagai aditif untuk water-based mud harus sangat diperhatikan. Pemilihan bahan material yang tepat dapat mempengaruhi efiesiensi kerja lumpur pengeboran, dan dipastikan untuk mampu mengurangi resiko kesalahan yang akan mengakibatkan biaya perawatan sebesar 60 - 70% dari total seluruh biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pengeboran sedalam 2304 m, yang terbagi kedalam 4 interval. Interval 1 pada lubang 26? sampai kedalaman 38 m, interval 2 pada lubang 17 1/2? sampai kedalaman 209 m , interval 3 pada lubang 12 1/4? sampai kedalaman 1246 m, dan interval 4 pada lubang 8 1/2? sampai kedalaman 2304 m. Dari hasil penelitian ini, jenis water-based mud untuk interval 1 adalah Native Gel mud atau Native mud; unutk interval 2 adalah Gel ? Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; interval 3 adalah KCL-PHPA Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; dan interval 4 adalah 4% KCL PHPA mud.
Determining the type of drilling fluid is very important in the process of drilling for oil and gas. The nature of hydraulics and rheology of drilling fluid become the main factors in supporting drilling productivity. Water-based mud is drilling mud which are frequently used and environmentally friendly. Determination of the types of water-based mud based on data of soil formation lithology can facilitate us in planning of drilling operations, in particular drilling on wells that need a high safety, the gap between drilling pipe and narrow wellbore and on the depth well. Spesifications on each type of water-based mud is used to get physical properties of the sludge is safe to penetrate the formation, reduce errors in case of fluid loss and crack formation, even in the worst conditions are prepared to deal with a kick and blowout. An unique land formation and its nature which react with the presence of water content in the mud, then the use of the materials as additives for water-based mud must to get high attention. The selection of the right materials can affect on the work efficiency of driiling mud, and it is certain to be able to reduce the error risk that would result of maintenance costs by 60-70% of total costs. This research aims to analyze the drilling process as deep as 2304 m, which is devided into 4 intervals. Interval 1 on hole 26? up to a depth of 38m, interval 2 on hole 17 1/2? up to depth of 209 m , interval 3 on hole 12 1/4? up to depth of 1246 m, and interval 4 on hole 8 1/2? up to depth of 2304 m. The results of study show that types of water-based mud on interval 1 is Native Gel mud atau Native mud; for interval 2 is Gel ? Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; interval 3 is KCL-PHPA Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; and interval 4 is 4% KCL PHPA mud.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Oktavianto
Abstrak :
Limbah katoda grafit dari proses produksi aluminium Spent Pot Lining merupakan limbah beracun dengan jumlah melimpah dan menjadi permasalahan bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa grafena oksida GO dan grafena oksida terfosforilasi PGO dari limbah spent pot lining serta mendapatkan pengaruh penambahan senyawa grafena hasil sintesis terhadap performa fluida pengeboran berbasis air. Purifikasi limbah elektroda grafit dilakukan dengan teknik leaching asam-basa, sintesis grafena oksida dilakukan dengan metode Hummers termodifikasi untuk kemudian dilakukan fungsionalisasi menggunakan senyawa asam fosfat. Dalam penelitian ini dilakukan variasi jumlah asam fosfat pada tahap fungsionalisasi 70 dan 90 ml/ g GO dan jenis senyawa grafena yang ditambahkan pada formulasi fluida pengeboran. Keberhasilan tahapan purifikasi dikonfirmasi dengan karakterisasi FTIR, XRD, dan SEM-EDX yang menunjukkan berkurangnya unsur pengotor seperti fluor, aluminium, natrium, kalsium. Keberhasilan oksidasi grafit dikonfirmasi dengan munculnya peak baru pada hasil FTIR yang berhubungan dengan gugus oksigen hidroksil, karbonil, karboksilat, epoksi , dan kandungan oksigen yang tinggi pada hasil karakterisasi SEM-EDX. Peningkatan jarak antar layer dan eksfoliasi pada GO dapat diamati dari hasil karakterisasi XRD dengan pergeseran puncak difraksi menjadi 9,480 dan terbentuk struktur yang lebih amorf. Fungsionalisasi GO dengan asam fosfat menghasilkan senyawa PGO yang memiliki kemampuan dispersi yang lebih stabil dalam air dan dikonfirmasi dengan adanya kandungan unsur fosfor pada hasil SEM-EDX. Dari senyawa grafena hasil sintesis dalam penelitian ini, GO memberikan peningkatan performa yang signifikan dari segi pengurangan fluid loss, pengurangan ketebalan filter cake, dan peningkatan kemampuan lubrikasi. Sementara penambahan PGO menghasilkan performa fluida pengeboran yang kurang baik akibat penurunan pH keseluruhan fluida yang signifikan menyebabkan rusaknya senyawa lain terutama polimer yang digunakan dalam formulasi.
Graphite cathode waste from the aluminum production process Spent Pot Lining is hazardous waste with abundant amount and still become enviromental issue. The aim of this research is to synthesize graphene oxide GO and phosphorylated graphene oxide PGO from spent pot lining and to obtain influence data of the addition of synthesized graphene related compound to water based drilling fluid performance. Purification of graphite electrode waste was done by acid base leaching technique, graphene oxide synthesis was done by modified Hummers method and functionalization using phosphoric acid compound. In this study, variations of the amount of phosphoric acid at the functionalization stage 70 and 90 ml g GO and the type of graphene compound added to the drilling fluid formulation have been done. The success of the purification step is confirmed by FTIR, XRD, and SEM EDX characterization which indicates the reduction of impurity elements such as fluorine, aluminum, sodium, calcium. The success of graphite oxidation was confirmed by the emergence of new peaks in FTIR results associated with oxygen groups hydroxyl, carbonyl, carboxylate, epoxy , and high oxygen content on SEM EDX characterization results. Improved spacing between layers and exfoliations on the GO can be observed from XRD characterization results which showed shifting in diffraction peak to 9.480 and formed more amorphous structure. Functionalization of GO with phosphoric acid produced PGO compounds that have a more stable dispersion capability in water and is confirmed by the presence of phosphorus content on SEM EDX results. From the graphene compounds that have been successfully synthesized in this study, GO provides significant performance improvements in terms of fluid loss reduction, thinner filter cake, and increased lubrication capability. While the addition of PGO resulted in poor drilling fluid performance due to a significant decrease in overall pH of the fluids caused damage to other compounds, especially polymers used in the formulation.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Abdito Rachman
Abstrak :
Penentuan jenis fluida pengeboran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengeboran minyak dan gas bumi. Sifat hidrolika dan rheology dari fluida pengeboran menjadi faktor utama penunjang produktifitas pengeboran. Oil-based mud merupakan lumpur pengeboran yang biasanya hanya digunakan disituasi sulit dimana lumpur water based sulit mengerjakan. Penentuan jenis oil-based mud berdasarkan data lithology formasi tanah dapat memudahkan kita dalam merencanakan kegiatan pengeboran. Spesifikasi pada oil-based mud digunakan untuk mendapatkan sifat fisik lumpur yang aman untuk menembus formasi, mengurangi kesalahan agar tidak terjadi terjadi fluid loss dan retak formasi, bahkan dalam kondisi terburuk dipersiapkan untuk menghadapi kick dan blowout. Formasi tanah yang unik dan sifatnya yang yang sulit ditebak mengharuskan penentuan material oil-based mud sangat penting untuk diperhatikan. Pemilihan bahan material yang tepat dapat mempengaruhi efiesiensi kerja lumpur pengeboran, dan dipastikan untuk mampu mengurangi resiko kesalahan yang akan mengakibatkan biaya perawatan sebesar 60 - 70% dari total seluruh biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pengeboran yang terjadi di production casing di wilayah kalimatan timur dan mencari tahu menegenai spesifikasi lumpur yang optimum dilihat dari data-data acuan yang ada. Dan juga untuk mengetahui formulasi drilling fluid oil-based mud yang sesuai dengan kondisi wilayah. ......Determining the type of drilling fluid is very important in the process of drilling for oil and gas. The nature of hydraulics and rheology of drilling fluid become the main factors in supporting drilling productivity. Oil-based mud is drilling mud which are frequently used on heavy situation which is water based mud can?t do. Determination of the types of oil-based mud based on data of soil formation lithology can facilitate us in planning of drilling operations. Spesifications of oil based mud is used to get physical properties of the sludge is safe to penetrate the formation, reduce errors in case of fluid loss and crack formation, even in the worst conditions are prepared to deal with a kick and blowout. An unique formation and its nature which can?t be predictable, makes the choosing material of oil-based mud become very important. The selection of the right materials can affect on the work efficiency of driiling mud, and it is certain to be able to reduce the error risk that would result of maintenance costs by 60-70% of total costs. This research aims to analyze the drilling process which is happen in productio on casing at east borneo from using the data and information from another well before. And also to knowing suitable formulation of oil based mud at that region.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library