Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Naskah Wisik Warah ini berisi uraian mengenai Katiklaning Ganta Pinara Pitu; Sastra Sanga (Pustaka Kalima Usada Putih); Boddha Kacapi; dan PamatluningnAdnyana. Semua ini merupakan usada sarira (bhuwana alit). Ditegaskan bahwa jika memakai ajaran ini hendaknya diresapi secara serius (konsentrasi penuh) atau tidak goyah, sebab sifatnya sangat kramat (pingit) dan dapat menyebabkan sakit gila (buduh), serta mati separuh (mati sasigar). Sebaliknya, jika ajaran ini dapat diresapi dengan baik dan dipakai pada tempatnya, maka hasilnya sangat utama, atau disebut dengan Marga Tuwi (jalan menuju kebenaran). Diuraikan pula tentang Ekaksara atau Ongkara sebagai badan sang Hyang Panca Adi Suksma, antara lain: Brahma, Wisnu, Iswara, Siwa, dan Mahadewa; Aksara Arda Candra sebagai badan Betara Brahma (bayu dalam bhuwana alit); Aksara Windu merupakan badan Betara Wisnu (sabda dalam bhuwana alit); Aksara Nada merupakan badan Betara Iswara (idep dalam bhuwana alit). Selain itu, terdapat keterangan tentang Dasaksara; arti Hanacaraka serta namanya di dalam tubuh manusia (bhuwana alit); Kaputusan Aji Masabda Puraptak; Rerajahan Supta Pranata, Marga Maya; dan berakhir dengan uraian tentang Kamoksan serta macam-macam windu dalam tubuh manusia. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Namun, dilihat dari bentuk, corak tulisan, maupun bahan yang dipakai, menunjukkan produk Bali. Informasi tentang teks-teks lain dengan judul Wisik Warah dapat dilihat pada LOr 9308 dan Kirtya no.451
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.171-LT 145
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah majemuk terdiri atas pelbagai macam teks primbon, suluk, piwulang, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya sebagai berikut: 1) Serat panitisastra (h.1-26). Versi teks piwulang ini ternyata masih lain lagi dengan versi-versi yang pernah diteliti oleh Sudewa (1991). Versi baru ini, yang disusun dalam bentuk macapat sebanyak enam pupuh, kemungkinan ditulis di Yogyakarta, berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang diletakkan pada awal tiap pupuh, bukan pada gatra terakhir. Cuplikan gatra seluruh awal pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) durma; (6) asmaradana.; 2) Ajisaka wulang (26-73). Teks piwulang, delapan pupuh. Uraian pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) asmaradana; (3) kinanthi; (4) sinom; (5) pucung; (6) dhandanggula; (7) sinom; (8) kinanthi.; 3) Babad sengkala (73-75). Mencantumkan nama-nama serta tarikh naik tahta para raja Jawa, dituangkan dalam enam bait tembang dhandanggula.; 4) babad sengkala (75). Mencantumkan nama para patih, mulai Sinuhun Mangkurat ing Tegal sampai dengan Mangkurat Kartasura, dituangkan dalam dua bait tembang dhandanggula.; 5) Suluk sahadat (75-112). Serangkaian uraian tentang rukun salat, nafi, isbat, mikraj, makna kata islam, malaekat, rapal basmallah, dan lain-lain sebagainya. Uraian ini disalin dari beberapa teks yang berbeda-beda, kemudian di gabung dalam naskah ini karena isinya mirip satu sama lain. Bagian teks ini terdiri atas tujuh pupuh: (1) asmaradana; (2) sinom; (3) dhandanggula; (4) dhandanggula; (5) girisa; (6) dhandanggual; (7) asmaradana.; 6) Enam bait dhandanggula dipetik dari Suluk Dewaruci, iatu tentang Werkudara bertemu dengan Dewaruci di dasar laut. Bait-bait ini pararel pupuh kelima dari teks Dewaruci yang dimuat di h.221-250 naskah ini, ialah teks no. 17 di bawah.; 7) Babad Dipanagara (114-!66). Teks ini dipetik dari riwayat Pangeran Dipanagara, terdiri atar dua pupuh. Rupanya dua pupuh ini dipetik dari versi Babd Dipanegara yang berbeda dengan versi cetak yang dikarang oleh Dipaneraga sendiri (lihat Pratelan I: 150-159). Daftar pupuh yang ada sebagai berikut: (1) sinom; (2) durma.; 8) Katuranggan kuda (166-174). Teks jenis primbon ini, tentang ciri-ciri kuda, bertembang macapat, dua pupuh yaitu: (1) mijil; (2) dhandanggula.; 9) Serat memule (174-186). Teks dalam bentuk prosa.; 10)Pepali-wewaler (186-192). Teks dalam bentuk prosa.; 11) Suluk wiwaha (192-193). Teks dalam bentuk prosa ini bukan suluk biasa, tetapi daftar nama tokoh-tokoh utama dari Arjunawiwaha yang dikerata (diartikan melalui analisis keratabasa). Nama-nama yang ditafsirkan itu termasuk Janaka, Mintaraga, Endrakila, Cipta Ening, Kalanadhah, Sarotama, Semar, Gareng, dan Kanthongbolong.; 12) Beberapa pengetan tentang tanggal dan peristiwa yang penting dalam pemberontakan Mangkubumi (193-194).; 13) Empat bait tembang sinom berisi pujian tentang HB I, berjudul Rumpakan Kaluhuranipun Sri Sultan Ngayogya I (194-195).; 14) Dafatr putra-putra HB I-IV (196-200).; 15) Kidung rumeksa ing wengi (206-213). 26 bait tembang dhandanggula (ana kidung rumeksa ing wengi, teguh ayu luputa ing lara).; 160 Padhanyangan (213-216). 14 bait tembang sinom (ingkang rumiyin bang wetan, Durga neluh Maospait).; 17) Suluk Dewaruci (221-250). Teks macapat terdiri atas enam pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandanggula; (6) girisa.; 18) Pepali Ki Ageng Sela (250-254). 25 bait tembang dhandanggula ( kuneng gantya Kya Geng Sela dupi, kapetengan mring jeng Sultan Demak).; 19) Suluk luwang (254-258). 30 bait tembang asmaradana (kasmaran wong doyan guling tan sesirah tur sungkanan).; 20) Suluk Nitipraja (258). 9 bait tembang dhamdanggula (kadya anilem segara geni rasaning driya datan mengkatan).; 21) Suluk rancang (258-259). Suluk kecil ini menerangkan tentang arti rapal bis sebagai unsur dalam kalimat basmallah, lima bait tembang dhandanggula (yata raos ingkang tulis, sangking Kitap Suluk Rancang).; 22) Suluk sirul murtat (259-260). 13 bait tembang megatruh (Suluk sirul murtat kang sekar megatruh, nurun serat suluk ninggih).; 23) Suluk johar mukmin 92560-262). 15 bait tembang dhandanggula (duk rinipta sekar dhandanggula gendhis, Kitab Johar Mukmin kang ginandhang).; 24) Dalil ngelmu bab pasemoning Allah lan Rasul (260-263). 16 bait tembang gambuh (warnanen daliling ngelmu, ing tegese dalil puniku tuduh).; 25) Suluk sirul (264-268). 43 bait megatruh (kang kocapa wau Serat Suluk Sirul, lampahing guru winarni).; 26) Suluk: katrangan bab masalah warni-warni (268-318). Kumpulan teks kecil tentang bermacam-macam masalah berkaitan dengan istilah-istilah Arab, pengertian dan pelaksanaan hukum fiqh, maksud dari hidup dan mati, gagasan-gagasan mistik tentang Allah, dan sebagainya. Teks bagian ini terdiri atas 19 pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) pucung; (3) megatruh; (4) durma; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) dhandanggula; (10) girisa; (11) dhandanggula; (12) asmaradana; (13) maskumambang; (14) wirangrong; (15) dhandanggula; (16) maskumambang; (17) dhandanggula; (18) sinom; (19) dhandanggula. Naskah ini tidak terlalu tua. Melihat kertas yang digunakan serta haya tulisannya dapat diperkirakan bahwa penyalinannya berlangsung tahun 1920-1930an, kemungkinan di Yogyakarta. Siapa penyusun atau penyalin naskah tidak diketahui dengan jelas. Namun demukian, dari gejala literer yang sangat khas, yaitu dimuatnya sasmitaning tembang pada gatra pertama setiap pupuh dan bukan pada gatra terakhir sebelumnya, maka dapat diperkirakan bahwa teks-teks ini disusun dan disadur oleh pengarang dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta. Naskah diperoleh Th. Pigeaud pada tanggal 24 Februari 1933. Ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, sebanyak 15 halaman, pada bulan Agustus 1933, sekarang tersisip dalam naskahnya.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.5-NR 233
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Lontar Bali berjudul Pancapada primbon ini, memuat tiga buah teks dengan uraiannya masing-masing, yaitu 1) Wang pinancapada lan amancapada (h.1a-8b), menguraikan asal mula catur janma sampai proses pengembalian ke asalnya (panca maha buta). Disebutkan bahwa ada lima janma yang muncul dari tempat yang berbeda, yaitu: Brahman muncul dari muka (wajah), ksatria dari tangan kanan, Wesya dari tangan kiri, Sudra dari Kunda Rasya, dan jagana dari Adnyana. Dilanjutkan dengan uraian saat terciptanya bumi denga segala isinya; sebutan Dewa Nawa Sanga dengan stananya masing-masing dan dewa lainnya sehubungan denga proses penciptaan bumi, seperti Dewa isawara di arah Timur, Mahesora di arah Tenggara, Brahma di arah Selatan, Rudra di arah Barat Daya, Mahadewa di arah Barat, Sangkara di arah Barat Laut, Wisnu di arah utara, Sambu di arah Timur Laut, dan Siwa di Tengah; sebutan kitab-kitab suci, seperti Sastra Gama, Adi Gama, Swayambu, Sarodreta, dan lain-lain; sebutan jenis-jenis sesayut, serta jenis-jenis pecaruan. Diuraikan pula tentang kewajiban penyarikan (sekretaris) di Batu Kawu (Tabanan-Bali); Upacara kematian bagi anak kecil maupun orang dewasa serta penjelmaannya ke dunia; dan sebutan jenis-jenis hama yang mengganggu tumbuh-tumbuhan; 2) Sang Amawa Rat (10a-14b), berisi kewajiban-kewajiban seorang raja atau ratu dalam mengayomi rakyatnya, seperti Satya Ujar (setia akan kata-kata), tidak pilih kasih terhadap bawahan, disegani oleh rakyatnya, sehingga semakin tegak kewibawaan sang raja; 3) Sang mahyun susila yukti amukti bala saha wadwa (15a-25b), berisii ajaran atau saran -saran dari Begawan Ratna Bumi dengan para siswanya; percakapan Raden Suparka dengan kakaknya (Begawan Raweyaka); mantra-mantra serta rerajahannya sehubungan dengan penolak bahaya, pengobatan (pemupug) segala sakit tuju (sakit pada persendian), pemunah desti dan leyak serta pemunah ilmu hitam yang dimiliki orang lain. Pada h.8, sisi kiri, teks tinggal sebagian, sedangkan pada sisi kanannnya telah lepas dan hilang akibat lubang gigitan serangga. Pada h.1a dan 25b terdapat catatan tambahan (aksara Latin) menyebutkan Jlantik (t.t) 1896). Berdasarkan data ini kiranya naskah disalin ( dikoleksikan?) oleh Jlantik pada tahun 1896 di Singaraja.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.35-LT 212b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini berisi ramalan, aneka macam perhitungan, dan sebagainya, di antaranya adalah: perhitungan tentang pernikahan; bab penghidupan manusia; watak masing-masing aksara; perhitungan untuk orang yang berdagang; keberuntungan dan keburukan hari-hari dalam seminggu; perhitungan berkaitan dengan pekerjaan; perhitungan untuk orang yang akan menikah; menghitung bulan; palintangan; sangat nabi; menghitung hari; mencari barang yang hilang; perlambang tentang ludah; perlambang tentang dapur; perlambang tentang lumbung; perlambang tingkah petani; perlambang lintang kemukus; firasat manusia; perlambang pamor keris; puji-pujian untuk hari; perhitungan bintang; perhitungan jam; perhitungan naga hari. Naskah pegon ini tidak memuat kolofon atau keterangan lain tentang asal muasalnya, namun melihat jenis kertas, diperkirakan berasal dari sekitar akhir abad ke-19. Selain itu, katalog lama (lihat Pigeaud 1970: 141) menamakan naskah ini petangan (Tjerbonan), berarti naskah berasal atau diperoleh dari Cirebon.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.44-NR 306
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan salinan tulisan tangan Pigeaud sendiri yang menyalin dari sebuah naskah lontar. Berisi teks primbon sebanyak tujuh bait, bertembang dhandanggula. Pigeaud memperoleh naskah lontar tersebut dari R. Danukusuma, seorang bupati di Sumenep, Madura. Kemungkinan babon yang dimaksud adalah MSB/LL.21.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.45-L 10.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah berisi teks yang menerangkan tentang berbagai hal, termasuk: katuranggan perkutut; pengetan lampah-lampah jumenengan dalem Nata Sinuhun PB VII ing Surakarta, pada tahun 1757 Jawa (1830 Masehi); jampi kapal; carakabasa; serat dasanama; candranipun tiyang nginum; candraning tahun miturut angka sirah; candraning taun miturut angka sirah karangkepan kaliyan dhawahing pasaran; ngalamat ratu jumeneng manut satunggal-tunggaling sirah angka taun; aksara repa; rapal warni-warni; petangan dintenkangge ngedegi damel; sengakalan taun pinten-pinten minangka titimangsa; wiwit adegipun Candi Sewu Prambanan dumugi Kraton Surakarta; petangan warni-warni; suluk Seh Tekawardi mumulang dhateng anak putu ing bab angawula; pepali Ki Ageng Sela; tedhakan Asthabrata (Rama mulang ing Wibisana); serat candrasengkala; sambetipun Rama mulang dhateng Wibisana; piwulang angawula anjawekaken saking kitab Sipatul Nitra; angger-angger Nagari Surakarta, dadamelanipun K.R.M.P. Sasradiningrat mupakat kaliyan K.T. Residen pan Prin; Pasatuwan tumrap kangge nagsa adeg-adegan miwah jumenengan; orek-orekan miwah cathetan nama-nama wulan Jawi miwah Welandi; petangan falak; mantra-mantra pangasihan; pasatuwan. Naskah ini memiliki urutan yang sangat kacau, terutama dalam penyusunannya: beberapa teks ditulis dengan aksara Jawa, ada lagi yang ditulis dengan aksara Arab; sebagian teks disusun dalam posisi yang terbalik-balik sehingga mempersulit pembacaan. Naskah disalin oleh banyak orang pada waktu yang berbeda-beda. Berdasarkan gaya tulisan serta jenis kertas yang dipergunakan, penyalinan bagian-bagian pokok diperkirakan di Surakarta pada pertengahan abad ke-19.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.61-NR 295
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan bunga rampai teks wulang yang isinya sebagain besar sudah sangat populer. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) suluk ngelmu raos, gubahan Sri Suryapranawa (h.1-10); 2) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV (10-20); 3) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (21-24); 4) serat wulang putra, gubahan Mangkunagaran IV (24-31); 5) serat salokatama, gubahan Mangkunagaran IV (31-32); 6) serat wirawiyata, gubahan Mangkunagaran IV (32-42); 7) serat tripama, gubahan Mangkunagaran IV (43-44); 8) serat nayakawara (1 bait), gubahan Mangkunagaran IV (45); 9) rerepen pemuji harjaning praja (45); 10) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV, salinan R.M. Panji Pringgasaputra (60); 11) serat bratasunu, gubahan R.Ng. Yasadipura (64-95); 12) suluk bayanmani (98-100); 13) suluk johar mungkin (100-116); 14) suluk bayanmaot (116-129); 15) Babad Ranggawarsitan (129-133); 16) gancaran: mantra pengasihan, mantra amrih menang botohan, lan mantra amrih sinungan anak (133-135); 17) gancaran: wirid betal makmur, betal mukaram, betal mukadas, dan wirid tentang kematian (135-150); 18) gancaran: warni-warni bab esmu (151-155); 19) serat kramaleya, membahas perihal ilmu pedalangan (155-164); 20) pawukon, menerangkan nama-nama wuku dan neptu tahun (164-166); 21) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (166-171). Khusus teks wedhatama salinan R. Panji Pringgasaputra, bagian awal dimulai dari h.60 dan mengurut ke depan hingga h.46. Hal ini bukan disebabkan oleh kesalahan penjilidan, melainkan tampaknya merupakan kesengajaan penyalin. Berdasarkan catatan pada halaman awal naskah, dapat diketahui jika naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Van den Gracht di Surakarta, pada bulan Desember 1929. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir). Keterangan tentang naskah yang memuat berbagai teks suluk dan piwulang lihat deskripsi naskah FSUI/PW.99.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.68-NR 52
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah berisi kumpulan suluk dan teks-teks lain, di antaranya: suluk purwaduksina, kitab tata malige, kitab usul mobin, sirullah, patekah, kitab anasir, suluk wandhansari, suluk kaki tuwa, suluk luwang, gontor, suluk wujil, sadate para wali, serat lokajaya, serat Seh Malaya, dan teks-teks lain (lihat h.i). Bandingkan teks suluk purwaduksina ini dengan MSB/P.188. Di sana disebutkan adanya serat suluk purwaduksina, terdiri dari 303 halaman, memuat bermacam-macam teks piwulang serta suluk, termasuk suluk purwaduksina, serat lokajaya, serat Seh Malaya dan teks-teks lain. Naskah ini dibeli Pigeaud pada tanggal 21 Juni 1930 di Surakarta, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra (terlampir), pada bulan Oktober 1930. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) dhandhanggula; 3) asmarandana; 4) durma; 5) asmarandana; 6) maskumambang; 7) asmarandana; 8) sinom; dhandhanggula; 9) dhandhanggula; 10) sinom; 11) asmarandana; 12) dhandhanggula; 13) asmarandana; 14) kinanthi; 15) asmarandana; 16) durma; 17) dhandhanggula; 18) maskumambang; 19) dhandhanggula; 20) maskumambang; 21) gambuh; 22) dhandhanggula; 23) asmarandana; 24) asmarandana; 25) dhandhanggula; 26) maskumambang; 27) dhandhanggula; 28) asmarandana; 29) dhandhanggula; 30) asmarandana; 31) dhandhanggula; 32) asmarandana; 33) dhandhanggula.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.70-NR 94
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bundel naskah berjudul primbon lan sapanunggalane berisi antara lain: kumpulan gambar-gambar (3 helai), primbon yang berisi berbagai hal, antara lain cara merawat kuda, mengenai asal mula tanah Jawi dan lain-lain. Keadaan kertas sangat rusak, dan berjamur sehingga sulit untuk dibaca.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.16-KT 59
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks ini berisi mengenai primbon rajah disertai dengan gambar. Juga berisi mengenai aji-ajian kekuatan yang dimiliki oleh R. Ng. Nitipura abdi dalem di Kadipaten Mataram.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.23-KT 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>