Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlia Sari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan positif antara konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan dividen yang dihadapi perusahaan dan penerapan akuntansi konservatif dan apakah terdapat hubungan positif antara peringkat obligasi perusahaan dan penerapan akuntansi konservatif Konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan dividen timbul karena kekhawatiran bondholders bahwa perusahaan tidak dapat melunasi hutang yang jatuh tempo karena jumlah aktiva yang tidak mencukupi. Salah satu sumber tidak mencukupinya aktiva adalah karena adanya overpayment dividen kepada shareholders. Salah satu alternative dalam mencegah overpayment dividen adalah dengan menerapkan akuntansi konservatif karena akan menghasilkan labs yang konservatif yaitu laba yang mencerminkan kehati-hatian perusahaan dan mengurangi kemungkinan terjadinya earnings management oleh perusahaan. Maka dihipotesakan perusahaan yang menghadapi konflik bondholders-shareholders, akan menerapkan akuntansi konservatif Tingkat konservatisme perusahaan diukur dari selisih antara laba bersih dengan arus kas dari kegiatan operasi. Semakin kecil laba bersih dibandingkan dengan arus kas maka berarti perusahaan semakin banyak menangguhkan pendapatan yang belum terealisasi dan semakin cepat membebankan biaya. Artinya, akuntansi yang diterapkan adalah semakin konservatif Konflik diukur dengan melihat fluktuasi RDA, rasio pembayaran dividen dan rasio hutang. Hipotesa kedua yang menguji hubungan peringkat obligasi perusahaan dengan tingkat konservatisme perusahaan mengajukan teori bahwa semakin rendah resiko default perusahaan, maka semakin tinggi peringkat obligasinya. Dengan penerapan akuntansi konservatif diharapkan resiko default semakin rendah karena konservatisme akan mencegah overpayment dividen yang dapat menyebabkan aktiva perusahaan tidak mencukupi pada saat pelunasan obligasi. Hasil pengujian model pertama mendukung hipotesa bahwa terdapat hubungan positif antara konflik bondholders-shareholders dan penerapan akuntansi konservatif. Sedangkan untuk model kedua, hasilnya tidak mendukung hipotesa bahwa peringkat obligasi memiliki hubungan positif dengan akuntansi konservatif. Adanya hubungan positif antara konflik dan penerapan akuntansi konservatif mencerminkan bahwa konservatisme merupakan salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menghadapi konflik seputar kebijakan dividen.
This study provides evidence on the role of accounting conservatism in debt contracting. I hypothesize that (i) there is positive association between conflicts of bondholders-shareholders over dividend policy and the use of conservative accounting (ii) there is positive association between bond ratings and the use of conservative accounting. Conflicts of bondholders-shareholders arise because of default risk in that the firm cannot pay the maturity debt because of having not enough net assets. The unavailability of enough net assets is caused by dividend overpayment to shareholders. The alternative to prevent dividend overpayment is to consistently use the conservative accounting. The conservative accounting affects earnings in that it leads to conservative earnings and reduces the possibility of earnings management by the firm. So, I hypothesize that firms facing conflicts of bondholders-shareholders over dividend policy will use conservative accounting. Conservatism is measured by the difference between net income and operating cash flow. The lower net income than cash flow means the firm defers more unrealized revenues and expense cost rapidly when incurred. It means, the firm use more conservative accounting. The conflicts are measured by the variability of ROA, dividend payment ratio and debt ratio. The second hypothesis which investigates the association between bonds rating and the level of conservatism based on theory that the lower the firm's default risk, the higher the bonds rating. The firms with conservative accounting is expected to have lower default risk in that conservatism prevent dividend overpayment which cause the firm's net asset is not enough to pay maturity bonds. The first model result supports the hypothesis that there is positive association between conflicts of bondholders-shareholders and the use of conservative accounting. For the second model, the result do not support the hypothesis that there is a positive association between the bonds rating and the use of conservative accounting. The association between conflicts and conservative accounting provides evidence on the role of accounting conservatism in facing conflicts over dividend policy.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Hartono
Abstrak :
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hubungan imbal hasil saham dan laba telah mengidentifikasi beberapa faktor yang sifatnya spesifik perusahaan yang diyakini mempengaruhi hubungan imbal hasil saham-labs. Namun nampaknya laba yang dilaporkan hanya mampu menjelaskan sebagian kecil dari variasi imbal basil saham.

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis sebagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan imbal hasil saham dan laba. Regresi berstruktur pohon yang mampu melakukan analisa penyekatan secara rekursif mengindikasikan bahwa perubahan laba per saham dasar, rasio book to market dan total akmal yang mempengaruhi imbal hasil saham dan mempengaruhi hubungan imbal hasil saham dan laba.

Hasil analisis regresi linear dengan melibatkan variabel-variabel yang diidentifikasi oleh regresi berstruktur pohon ternyata mampu menerangkan variasi dari imbal hasil saham dengan lebih baik daripada model tanpa variabel-variabel tersebut.

Dalam penelitian ini juga dianalisis kemampuan regresi berstruktur pohon dalam melakukan segmentasi data. Hasil analisis menunjukkan bahwa regresi berstruktur potion mampu mengelorapokkan observasi ke dalam kelompok-kelompok observasi sehingga memudahkan bagi analis untuk mengenali karakteristik dan tiap saham.

Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini cukup konsisten dengan mengubah cara pengukuran imbal hasil saham. Hasil uji konsistensi menunjukkan bahwa hasil penelitian ini cukup konsisten.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Lesmana Pualam
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak struktur biaya terhadap kebijakan pembayarannya di perusahaan non-keuangan Indonesia. Struktur biaya dapat didefinisikan sebagai porsi biaya tetap dan variabel di setiap perusahaan, dihitung dengan menambahkan satu pada leverage operasi yang dibagi dengan tingkat profitabilitas. Metode regresi panel data logistik diterapkan untuk menganalisis penelitian ini, dan hasilnya menunjukkan bahwa struktur biaya perusahaan non-keuangan Indonesia memainkan peran penting dalam kebijakan pembayaran, khususnya pembayaran dividen. Ketika struktur biaya menurun, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam mengubah keuntungan mereka seiring dengan perubahan penjualan. Nilai struktur biaya yang tinggi berarti perusahaan yang tidak fleksibel, perusahaan-perusahaan ini cenderung memiliki proporsi biaya tetap yang tinggi dalam biaya operasi mereka. Studi ini menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia dengan struktur biaya tinggi umumnya memberikan dividen dan pembelian kembali saham yang lebih sedikit. Lebih rasional bagi perusahaan non-keuangan di Indonesia yang memberikan pembayaran, untuk mendistribusikan uang dalam bentuk dividen dibandingkan dengan pembelian kembali. Kecenderungan membeli kembali saham baru-baru ini meningkat di Indonesia, namun perusahaan non-keuangan Indonesia masih memiliki kecenderungan dalam mengeluarkan uang untuk dividen daripada membeli kembali karena peraturan dan pembatasan pembelian kembali yang kurang jelas.
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of cost structure on payout policy within Indonesian non financial firms. Cost structure can be defined as the portion of fixed and variable costs in every firm, it is calculated by adding one to the operating leverage scaled by profitability. The logistic panel regression method is applied to analyze this study, and the results show that Indonesian non financial firms rsquo cost structure plays a significant role in payout policy, specifically dividend payout. When the cost structure decrease, firms become more flexible in changing their profits as the sales change. The higher values of cost structure mean the inflexible the firms become, these firms tend to have a high proportion of fixed costs in their operating costs. This study finds that Indonesian firms with high cost structure generally compensate less in dividends and share repurchases. It is more rational for Indonesian non financial firms that administer payout to spend money on dividend compare to repurchasing. The trend of repurchasing shares has recently escalated in Indonesia, yet Indonesian non financial firms still have the tendency to spend money on dividend instead of repurchases due to unclear repurchases rsquo regulation and limitation.Payout policy cost structure operating leverage dividend payment emerging markets.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Galih Satwiko
Abstrak :
Fokus penelitian yang dilakukan dalam tesis ini ialah untuk mempelajari bagaimana kebijakan dividen perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Indonesia. Kebijakan dividen yang ingin diteliti ialah: perbedaan besaran dividen antar sektor, strategi dividen yang dipilih, dan stabilitas dividen. Perbedaan besaran dividen antar sektor dianalisis menggunakan teknik descriptive statistics (mean dan standard deviation), terhadap data dividend payout ratio 134 perusahaan yang menjadi sampel, selama periode 1992 -- 2002. Pengujian signifikansi perbedaan dividend payout ratio antar sektor dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis, sementara uji signifikansi perbedaan dividend. payout ratio antar tahun dilakukan dengan Friedman Chi-Square. Hasil pengujian rnenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dividend payout ratio baik antar sektor maupun antar tahun. Sektor yang secara rata-rata memiliki dividend payout ratio tertinggi ialah sektor Industri Barang Konsumsi yaitu sebesar 23,88% per tahun. Sementara sektor yang terendah ialah sektor Properti dan Real Estat, yaitu sebesar 11,51%. Penelitian alas strategi dividen yang dipilih (berdasarkan perubahan labs tertentu), dilakukan dengan menggunakan metode multinomial logit. Data direorganisasi menjadi perubahan dividend per share dan perubahan earnings per share. Perubahan dividend per share dikelompokkan dalam 4 (empat) kelompok: naik, tetap, turun, dan tidak membayar dividen. Sementara perubahan labs (earnings per share) dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori: naik, turun, dan negatif. HasiI regresi multinomial logit menunjukkan bahwa jika earnings per share naik, kebijakan dividen yang paling banyak dipilih ialah meningkatkan dividend per share, diikuti dengan tidak membayar dividen. Jika earnings per share turun, kebijakan dividen yang paling banyak dipilih ialah menurunkan dividend per share, diikuti dengan tidak membayar dividen. Selanjutnya, jika earnings per share negatif, kebijakan dividen yang paling banyak dipilih ialah tidak membayar dividen, diikuti dengan meningkatkan dividen per share. Kebijakan dividen dalam hal stabilitas dividen, dilakukan dengan menerapkan model Lintner. Stabilitas dividen diukur dan seberapa cepat tingkat penyesuaian terhadap target dividend payout ratio (sesuai model Lintner). Metode statistik yang digunakan ialah data panel. Hasil regresi dengan teknik data panel menunjukkan bahwa secara umum pooled data (OLS method) adalah model yang terbaik. Sektor yang menganut kebijakan dividen paling stabil (relatif terhadap sektor lain) ialah sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. Sementara sektor yang menganut kebijakan dividen paling tidak stabil ialah sektor Aneka industri. Secara keseluruhan, tingkat stabilitas dividen perusahaan-perusahaan yang listing di BEJ sebesar 0,7814. Tingkat stabilitas dividen setinggi itu menunjukkan bahwa secara rata-rata, perusahaan-perusahaan yang listing di BEJ menganut kebijakan dividen yang tidak stabiI. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian di negara lain yang secara umum menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan di negara berkembang cenderung menganut kebijakan dividen yang tidak stabil.
Focus of the research conducted in this thesis is to study the dividend policy of listed companies in Jakarta Stock Exchange (JSX). Dividend policy will be examined in lights of its magnitudes, strategy and stability. Difference in magnitudes of dividend payment between sectors will be analyzed using descriptive statistics (mean and standard deviation). Significance test of the difference between sectors will be conducted using Kruskal-Wallis test, while the difference between years will be tested using Friedman Chi-Square. The result shows that, of all 134 companies being sampled during 1992 - 2002, there is significant differences of dividend payment between sectors and between years. Sector that on average gave the highest dividend payout ratio is Consumption Goods (23,88%), while that of the Iowest is Property and Real Estate (11,51N). Research to study which dividend strategy will be chosen upon changes in earnings, is conducted using multinomial logistic model. Available dividend per share and earnings per share data will be reorganized to become changes in dividend per share and changes in earnings per share. Changes in dividend per share will be divided into 4 groups: increase, no change, decrease, and omitting dividend, while changes in earnings per share will be divided into 3 groups: increase, decrease and negative. The result shows that when there is an increase in earnings per share, the most selected dividend policy is to increase dividend per share followed by omitting dividend. When there is a decrease in earnings per share, the most selected dividend policy is to decrease dividend per share followed by omitting dividend. And if there is a negative earnings per share (loss), most companies will choose omitting dividend, followed by increasing dividend per share. Dividend stability will be examined using panel data applied to Lintner Model (1956). According to Lintner Model, dividend stability is measured from adjustment factor toward target dividend payout ratio. Panel data regression and testing shows that of all 3 models in panel data (pooled, fixed effect, and random effect), pooled data is the best model to represent the result. Sector that follows the most stable dividend policy is Trade, Service and Investment sector. On the other hand, sector that follows the most unstable dividend policy is Various Industry sector. Overall, the level of dividend stability in JSX turns out to be 0,7814. This number shows that on average, the companies listed in JSX follow unstable dividend policy. This result consistent with the result from previous researches conducted in other countries, that companies in underdeveloped countries generally follow unstable dividend policy.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlil Muhammad Fajarianto
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk membahas hubungan keberagaman gender pada dewan dan pembayaran dividen berdasarkan penelitian-penelitian dalam lima tahun terakhir. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut berasal dari negara Amerika Serikat, Cina, Rusia, India, Indonesia, Spanyol, Yordania, dan Brasil. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang beragam. Sebagian besar menemukan bukti hubungan positif yang signifikan antara keberagaman gender dewan dengan pembayaran dividen. Namun demikian sebagian lainnya menemukan hubungan negatif yang signifikan atau hubungan tidak signifikan. Perbedaan hasil penelitian mungkin memiliki hubungan dengan asal negara sampel penelitian, jumlah proporsi anggota dewan wanita, dan struktur dewan di perusahaan. ......This study aims to discuss the relationship beetween board diversity and dividend payments based on research in the past five years The sample companies used in these studies came from the United States, China, Russia, India, Indonesia, Spain, Jordan, and Brazil. These studies have shown mixed results. Most of them found evidence of a significant positive relationship between board gender diversity and dividend payments. However, some others found a significant negative relationship or an insignificant relationship. Differences in the results of the study may have a relationship with the country of origin of the study sample, the proportion of female directors, and board structure in firms.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ukky Widya Suzana
Abstrak :
Terdapat beberapa teori tentang dividen, salah satunya adalah Dividend Signalling Theory yang menyatakan bahwa dividen dianggap sebagai sinyal akan tingkat pendapatan dan profitabilitas dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan dividen terhadap earning perusahaan dimasa yang akan datang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2015. Dengan menggunakan regresi linier berganda, dimana variabel dependen yang digunakan berupa future earnings dan perubahan dividen sebagai variabel independennya serta varibel kontrol berupa ROE dan past earnings change. Maka, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap earnings dimasa yang akan datang baik pada satu tahun maupun dua tahun setelah perubahan dividen. ......There are several theories about dividends, one of which is Dividend Signalling Theory which states that dividends are considered as a signal of future income and profitability. The purpose of this research is to analyze the effect of dividend changes to the company rsquo s future earnings that listed on the Indonesian Stocks Exchange during period 2006 2015. By using multiple linear regression, where the dependent variable used future earnings and dividend changes as an independent variables and control variables are ROE and past earnings change. The results of this research show that the dividend changes doesn rsquo t have a significant effect on future earnings either one year or two years after the dividend changes.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichramsyah
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Kepemilikan Institusi institutional ownership terhadap volatilitas imbal hasil saham stock return volatility pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016. Analisis dilakukan dengan model persamaan regresi linier data panel dengan basis Ordinary Least Square. Variable terikat dalam penelitian ini adalah Volatilitas return dan variable bebas terdiri yaitu kepemilikan institusi. Serta firm size, turnover, mtb, kebijakan dividen, dividen payout, dan leverage sebagai variable control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusi memiliki pengaruh signifikan positif pada terhadap volatilitas imbal hasil saham stock return volatility. ......This study examined to analyze the impact of institutional ownership toward stock return volatility with dividen policy and dividen payout as a perspective, firm size, firm leverage, stock turnover, and mtb as control variable. This study use panel regression method and use ordinary least square. The result of this study show that institutional ownership increases stock return volatility of listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2010 ndash 2016.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Sinusaroyo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan saham manajerial, institusional dan asing terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel 38 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan dividen pada periode 2007 - 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis stepwise multiple regression dengan membentuk berupa data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio yang menjadi proksi kebijakan pembayaran dividen. Selanjutnya, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout, dan kepemilikan saham asing juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
This study aims to analyze the effect of share ownership structure of managerial, institutional and foreign on dividend payout policy. Samples used in this study are 38 firms listed in Indonesia Stock Exchange that are pays dividend for the period of 2007 ? 2014. This study used a quantitative approach with the analytical method is stepwise multiple regression with pooled data. The result of this research show that managerial ownership has negative and unsignificantly effect on dividend payout ratio which became a proxy of dividend payout policy. Then, Institutional ownership has a negative and significant effect on dividend payout, and foreign ownership has a negative and significant effect on dividend payout ratio.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library