Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Vina Yustika Dewi
"Halusinasi merupakan gejala khas psikosis terutama skizofrenia. Seseorang dengan halusinasi tidak mampu memahami realitas secara akurat. Halusinasi juga dapat membebani dan mengganggu kehidupan penderita seperti disfungsi sosial dalam menjalankan pekerjaan, aktivitas sehari-hari, hubungan interpersonal, dan perawatan diri. Kasus nyata terjadi pada Nn. R (20 tahun) pertama kali masuk rumah sakit jiwa dengan diagnosis medis skizofrenia dan masalah keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-16, klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup serta membunuh orang-orang yang dibencinya terutama laki-laki. Klien mengatakan belum bisa mengontrol halusinasi dan cenderung mengikuti perintah dari halusinasi seperti melakukan percobaan bunuh diri dengan menggigit jari dan percobaan mencekik perawat laki-laki. Implementasi yang diberikan adalah tindakan keperawatan ners dan intervensi distraksi art therapy menggambar. Implementasi dilakukan selama lima hari dan dievaluasi menggunakan instrument Psychotic Symptom Rating Scales dan evaluasi tanda gejala halusinasi serta evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi. Hasil implementasi diketahui adanya penurunan skor tanda gejala halusinasi dan peningkatan skor kemampuan mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan teknik distraksi art therapy menggambar efektif dalam menurunkan tanda gejala halusinasi dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi. Sehingga aktivitas art therapy menggambar dapat dijadikan salah satu pilihan kegiatan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa halusinasi.
The effectiveness of the application of distraction techniques: art therapy drawing in reducing hallucinatory symptoms in schizophrenic patients. Hallucinations are typical symptoms of psychosis, especially schizophrenia. A person with hallucinations is unable to accurately perceive reality. Hallucinations can also burden and interfere with sufferers' lives such as social dysfunction in carrying out work, daily activities, interpersonal relationships, and self-care. The real case happened to Miss R (20 years old) was admitted to a mental hospital for the first time with a medical diagnosis of schizophrenia and nursing problems, sensory perception, auditory hallucinations. At the time of the assessment on the 19th day of treatment, the client said he still heard voices telling him to end his life and kill people he hated, especially men. The client said he had not been able to control his hallucinations and tended to follow orders from hallucinations such as attempting suicide by biting his finger and attempting to strangle a male nurse. The implementation given is nursing action by nurses and distraction intervention from art therapy drawing. Implementation was carried out for five days and was evaluated using the Psychotic Symptom Rating Scales instrument and evaluation of hallucination symptoms and evaluation of the ability to control hallucinations. The results of the implementation showed that there was a decrease in the score for signs of hallucinations and an increase in the ability to control hallucinations. The researcher concluded that the application of art therapy distraction drawing technique was effective in reducing hallucination symptoms and increasing the ability to control hallucinations. So that the art therapy activity of drawing can be used as an activity option in the provision of hallucinatory mental nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Made Pande Lilik Lestari
"Pemasangan infus pada anak usia prasekolah dianggap sebagai ancaman terhadap integritas tubuh yang dapat menimbulkan nyeri dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan distraksi: penggunaan baju bermotif kartun dan bubble blowing terhadap nyeri dan kecemasan anak prasekolah saat pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan quasi experiment post test only control group design. Sampel terdiri dari 57 anak prasekolah yang terbagi kedalam tiga kelompok. Analisis data menggunakan Oneway ANOVA untuk nyeri dan Kruskal-wallis untuk kecemasan.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna antara nyeri dan kecemasan ketiga kelompok dengan p<α. Analisis lanjutan menggunakan uji Post-hoc menunjukkan kelompok distraksi menggunakan bubble blowing lebih efektif menurunkan nyeri dan kecemasan saat pemasangan infus dengan nilai p=0,026 dan 0,0001 (α=0,05). Disarankan kepada pemberi layanan keperawatan agar menggunakan bubble blowing sebagai alat distraksi saat pemasangan infus.
Preschool children considers venipuncture as a threathing procedure which can cause pain and anxiety. This study aimed to compare the effectiveness of distraction: cartoon-patterned attire and bubble blowing to reduce pain and anxiety in children during venipuncture. This study used a quasi experiment with post test only control group design. The sample consisted of 57 preschoolers divided into three groups. Data were analysed using Oneway ANOVA for pain and Kruskal-wallis for anxiety. Result showed there was a significant difference between pain and anxiety of the three groups with p<α. Further analysis using Post-hoc test showed that distraction using bubble blowing was more effective in reducing pain and anxiety during venipuncture with p value= 0,026 and 0,0001 (α=0,05). It is recommended to use bubble blowing as a distraction during venipuncture."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48299
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hassan, Robert, 1959-
New Brunswick (USA): Transaction Publishers , 2012
303.483 3 HAS a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library