Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoirul Umam Noer
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau ulang kebudayaan Madura dari sudut pandang perempuan. Penelitian ini berfokus pada politik tubuh, dan bagaimana politik tubuh bersinggungan dengan lima hal: perkawinan, perpindahan, tempat, perlawanan, dan memori kolektif. Titik awalnya adalah masa ketika perempuan berada dan terikat dalam tanean, di mana perempuan harus menikah untuk mencapai dua takdir mereka: menjadi istri dan menjadi ibu. Perkawinan menjadi penting dalam tanean untuk menarik laki-laki masuk ke dalam keluarga luas istri, karena kebutuhan laki-laki untuk mengolah lingkungan alam Madura yang kering, dan karenanya penting bagi tanean untuk menjaga surplus laki-laki. Perpindahan adalah masa ketika perempuan tidak mampu mencapai takdirnya dan akhirnya harus bercerai. Tanpa suami dan anak, perempuan mengalami eksklusi sosial - terasing dari lingkungan sosialnya, dan tertutupnya akses atas sumber daya alam, sehingga perempuan harus terusir dari lingkungannya. Tempat adalah lokus di mana perempuan membangun kembali kehidupan mereka yang berantakan dan mengalami deformasi besar-besaran. Disokong oleh kemandirian ekonomi, di tempat baru ini lah perempuan membangun kembali identitasnya, menjadikan tanean sebagai geografi moral, dan mulai bermimpi untuk kembali. Mimpi itu harus direbut dengan perlawanan. Perlawanan adalah usaha perempuan untuk menawar posisi mereka atas tanean sebagai hak kultural mereka. Mereka melawan dengan mengirimkan emas dengan harapan agar mereka tetap dianggap sebagai bagian dari tanean. Memori kolektif adalah ikatan yang mengikat setiap orang dalam tanean. Memori kolektif adalah tujuan yang hendak dicapai, sebab terhapus dari memori kolektif tanean berarti menghapus perempuan dan mimpimimpinya. Penelitian ini menjelaskan bagaimana tanean mengikorporasikan segala hal, mulai dari keanggotaan, sumber daya alam, dan ekonomi; dan untuk menjaga agar tanean mampu terus bertahan, politik tubuh yang berjalin dengan logika kultural Madura menyediakan jawabannya. ...... This research aimed to challenge Madurese culture from the woman's perspective. It focuses on the politics of the body, and how the body politics intersect with five things: marriage, displacement, place, resistance, and collective memory. The entry point was a time when women were bound in tanean, where women have to be married to achieve two of their destiny: being a wife and being a mother. Marriage is important in tanean to attract men into the wife's extended family, because men need to process the natural environment of Madura, and it is important for tanean to maintain a surplus of men. Displacement was a time when women were not able to reach her destiny and finally had divorced. Without husband and children, women experiencing social exclusion - alienated from their social environment and obstruction of access to natural resources, so women should be evicted from the environment. The place is the locus where women rebuild their lives which are falling apart and deformed massively. In favor of economic independence, in this new place woman rebuild her identity, making tanean as moral geography, and began the dream of going back. There?s only one way to capture the dream: fighting back. Resistance is women attempt to negotiate their position of tanean as their cultural rights. They fight by sending gold in hope that they are still regarded as part of the tanean. Collective memory is a social tie that bind everyone in tanean. Collective memory is a goal to be achieved, since being erased from the collective memory of tanean for the women means their loosing hope and dreams. This study describes how tanean incorporated almost everything, ranging from membership, natural resources, and the economy, and to keep the tanean alive, body politics which intertwined with the cultural logic of Madura can provide the answer.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1460
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazela Azzahra
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis perpindahan ibukota Soviet Rusia dari Petrograd ke Moskow yang dilakukan pada tahun 1918 di bawah pemerintahan Vladimir Lenin. Petrograd yang sebelumnya merupakan ibukota Kekaisaran Rusia selama lebih dari 200 tahun, memiliki histori penting sebagai tempat lahirnya revolusi. Relokasi pemerintah Soviet Rusia terjadi dalam suasana yang sangat dirahasiakan dan pada awalnya bersifat sementara. Pemindahan ini disebabkan oleh beberapa hal mendesak, baik keadaan internal maupun eksternal negara pada masa akhir Perang Dunia I dan Revolusi Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami rangkaian konflik yang terjadi di Rusia pada awal abad ke-20, alasan yang mendorong pemindahan ibukota, protokol pemindahan berupa proses terjadinya perpindahan pusat pemerintahan tersebut dan masa-masa awal pemerintahan di ibukota baru Soviet Rusia. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Nation-building and State-building Theory. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rezim Bolshevik berusaha menunda serangan Jerman ke ibukota Petrograd untuk menjaga kedaulatan negara Soviet Rusia dengan memindahkan pusat pemerintahan ke Moskow. ......This research analyses the move of the capital of Soviet Russia from Petrograd to Moscow which was carried out in 1918 under the government of Vladimir Lenin. Petrograd, which was previously the capital of the Russian Empire for more than 200 years, has an important history as the birthplace of the revolution. The relocation of the Russian Soviet government took place in an atmosphere of great secrecy and was initially temporary. This transfer was caused by several urgent matters, both internal and external conditions in the country at the end of World War I and the Russian Revolution. The aim of this research is to understand the sequence of conflicts that occurred in Russia at the beginning of the 20th century, the reasons that prompted the move of the capital, the transfer protocol in the form of the process of moving the centre of government and the early period of government in the new capital of Soviet Russia. The theory used in this research is Nation-building and State-building Theory. The method used in this research is the historical research method. The results of this research indicate that the Bolshevik Regime tried to delay the German attack on the capital Petrograd to maintain the sovereignty of the Russian Soviet state by moving the centre of government to Moscow.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
JMIPA3-4(1-2)1998/1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuningsih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajiantoro
Abstrak :
Latar Belakang. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu kondisi terjadinya penonjolan nukleus pulposus melalui annulus fibrosus pada diskus intervertebralis yang menekan ke arah kanalis spinalis. Minimal invasive surgery merupakan salah satu penatalaksanaan HNP dengan intervensi minimal. Dalam banyak kasus HNP, kebocoran nukleus pulposus dapat bermigrasi ke luar dari diskus intervertebralis, dan adhesi tersebut sering menyebabkan kesulitan dalam tatalaksana HNP. Indeks Disabilitas Oswestry (IDO) adalah salah satu luaran klinis untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang memengaruhi luaran klinis IDO pada pasien hernia nukleus pulposus pasca tindakan Microendoscopic Discectomy (MED). Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode kohort pada 102 pasien, dengan menganalisis faktor usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, onset nyeri, gejala nyeri radikuler, skor VAS, skor IDO, defisit neurologis, durasi dan tatalaksana konservatif, zona herniasi, derajat herniasi, lama operasi, lama perawatan, rekurensi nyeri, komplikasi dan durasi penyembuhan pascaoperasi. Hasil. Tidak semua faktor memiliki pengaruh terhadap luaran klinis IDO pada pasien HNP pasca tindakan MED berdasarkan hasil analisis statistik. Dari uji regresi linier didapatkan rumus perubahan skor IDO pasca 12 bulan operasi = 21.967 + -1.54*(VAS preoperasi) + 0.697*(IDO preoperasi) + -0.104*(usia) + 0.794*(derajat herniasi). Berdasarkan variabel derajat herniasi (1 = protrusi, 2 = ekstrusi, 3 = sekuestrasi). Uji analisis kesintasan rekurensi nyeri pada penelitian ini tidak bermakna secara statistik. Namun, rekurensi nyeri yang terjadi sebagian besar didapatkan pada kelompok protrusi dan ekstrusi, dengan IMT lebih dari 25, dan VAS preoperasi ≥ 5. Kesimpulan. Faktor yang memengaruhi luaran klinis IDO pada pasien HNP pasca tindakan MED adalah skor IDO preoperasi, VAS preoperasi, onset nyeri, IMT, usia, riwayat olahraga, derajat herniasi dan rekurensi nyeri. Hanya empat dari faktor tersebut yang dapat digunakan untuk memprediksi luaran IDO, yaitu VAS preoperasi, IDO preoperasi, usia dan derajat herniasi. ......Background. Herniated Nucleus Pulposus (HNP) is a condition of protrusion of the nucleus pulposus through the annulus fibrosus in the intervertebral disc that presses towards the spinal canal. Minimal invasive surgery is one of the management of HNP with minimal intervention. In many cases of HNP, leakage of the nucleus pulposus can migrate out of the intervertebral disc, and the adhesion often causes difficulties in the management of HNP. The Oswestry Disability Index (ODI) is a clinical outcome for evaluating the success of treating low back pain. This study was conducted to assess the factors that influence ODI clinical outcomes in patients with nucleus pulposus herniation after MED. Methods. This study was an observational analytic cohort method in 102 patients. By analyzing the factors of age, sex, body mass index, cigarette consumption, alcohol consumption, pain onset, radicular pain, VAS pain score, ODI score, neurological deficit, duration and conservative management, herniation zone, herniation grading, length of operation, duration of treatment, recurrence of pain, complications and duration of postoperative healing. Results. Some factors influence ODI outcome in the sample as resulted by statistical analysis. From linear regression calculation, ODI 12-months postoperative formula = 21.967 + -1.54*(VAS preoperative) + 0.697*(ODI pre-operative) + -0.104*(age) + 0.794*(grading herniation). There was no statistical significance found in the survival analysis of pain recurrence. However, the pain recurrence happened mostly in patients with protrusion and extrusion grade, with BMI more than 25, and preoperation VAS ≥5. Conclusion. Factors influencing clinical outcomes by ODI in patients with nucleus pulposus herniation after MED were preoperative ODI, preoperative VAS, pain onset, BMI, age, sport history, herniation grading, and pain recurrence. Only four of them are able to predict postoperative ODI, they are preoperative ODI, preoperative VAS, age, and herniation grading.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Rosa
Abstrak :
perpindahan (mover) terjadi karena adanya keputusan seseorang untuk berpindah sebagai akibat adanya dorongan untuk melakukan penyesuaian rumah, atau penyesuaian pemenuhan tempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sesuai dengan keterjangkauan secara ekonomi,
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjipto Utomo
Bandung: Binacipta, 1984
536.2 TJI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library