Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes Herlijanto
Abstrak :
Meskipun orang-orang Tionghoa seringkali digambarkan sebagai entitas tunggal yang bersifat statis, namun pengamatan-pengamatan yang dilakukan terhadap tingkah laku mereka justru menghasilkan kesimpulan yang sebaliknya. Serangkaian penelitian terhadap orang-orang Tionghoa yang menyebar di berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memperlihatkan bahwa mereka temyata bukan hanya beragam namun juga memiliki potensi untuk beradaptasi, berubah dan mengusahakan suatu perubahan. Berdasarkan pemahaman semacam itu pulalah, maka ketika akhir-akhir ini orang-orang Tionghoa di Indonesia (atau lebih tepatnya, orang-orang Indonesia keturunan Tionghoa) membangun suatu gerakan sosial untuk melawan berbagai diskriminasi yang mereka alami, usaha untuk menguak kembali keberagaman identitas, pandangan, dan pola dalam gerakan ini akan memiliki daya tahan tersendiri. Usaha inilah yang dilakukan di dalam penelitian ini. Pemaharnan terhadap suatu gerakan sosial seyogyanya dimulai dengan sebuah upaya penelusuran kembali hal-hal yang menjadi dasar dari berbagai keresahan dan ketidakpuasan yang memunculkannya. Dan mengingat gerakan orang Tionghoa ini mengusung tema diskriminasi, maka patutlah 'dicurigai' bahwa dicriminate inflate yang menjadi basis dari merebaknya ketidakpuasan mereka. Kecurigaan ini semakin menguat ketika penelusuran sejarah melalui berbagai literatur yang ada memperliharkan bahwa orang-orang Tionghoa pun menjadi korban dari sistem yang diskriminatif yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda dan yang dikembangkan secara lebih sistematis semasa tiga dasawarsa pemerintahan Orde Baru (Orba). Dalam kurun waktu itulah, hak hak sosial, politik, dan budaya orang Tionghoa dicukur habis dan dikurung di balik tembok-tembok rumah mereka, berbagai peraturan yang oleh seorang tokoh Tionghoa digolongkan sebagai sebuah cultural genocide. Diskriminasi dalam bidang sosial, politik dan budaya inilah yang agakmya mendasari munculnya gerakan sosial ini, sebuah gerakan yang bukan berbasis kepentingan kelas ataupun ekonomi. Namun keresahan dan ketidakpuasan ini barulah berkembang menjadi perlawanan setelah situasi yang kondusif tercipta. Situasi ini adalah berakhirnya Perang Dingin menyusul bubarnya negara Uni Sovyet, perkembangan situasi pasca Peristiwa Mei, Berita berakhirnya pemerintahan Orba. Selain itu, adanya jaringan yang telah Iama berkembang, yaitu jaringan gerakan pro-demokrasi dan jaringan tradisional Tionghoa yang berlandaskan pun turut mendukung penyebaran gerakan ini. Yang menarik untuk diperhatikan adalah bahwa gerakan yang dihasilkan oleh ketidakpuasan di atas ternyata tidak seragam. Ada orang-orang Tionghoa yang memahami masalah diskriminasi ini sebagai masalah bagi etnik Tionghoa dan mengharapkan penyelesaian melalui penghidupan kembali identitas dan budaya Tionghoa. Kelompok ini tampaknya dapat dikategorikan sebagai kelompok yang berorientasi lebih banyak ke dalam dan sangat rentan terhadap pengaruh etnosentrisme. Namun ada pula sekelompok orang Tionghoa yang menganggap masalah diskriminasi ini semata-mata sebagai salah satu kasus dari intervensi negara yang berlebihan, dan oleh sebab itu upaya penyelesaiannya harus dilakukan dalam kerangka yang lebih luas : hengkangnya negara dari wilayah-wilayah sipil dan pembentukan civil society yang kuat, yang merupakan akar dari suatu masyarakat yang demokratis. Kelompok ini tampaknya lebih tepat dikategorikan sebagai kelompok yang berorientasi keluar. Perbedaan pandangan di antara kelompok-kelompok ini pada gilirannya menghasilkan berbagai variasi pula pada pola-pola gerakan yang mereka kembangkan yang menyebabkan gerakan ini dipenuhi dengan keberagaman. Dengan demikian, fenomena gerakan sosial ini sekali lagi memperkuat pemahaman yang ditampilan pada awal tulisan ini, yaitu bahwa masyarakat Tionghoa adalah masyarakat yang beragam.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arasuli
Abstrak :
ABSTRAK Program "Affirmative Action" merupakan suatu komitmen antara suatu perusahaan, sekolah, atau institusi lainnya untuk memberikan kesempatan yang lebih luas terhadap kaum wanita, orang kulit hitam, kaum Hispanics, dan kelompok minoritas lainnya, dengan tujuan untuk memperbaiki akibat-akibat dan perlakuan diskriminasi terhadap mereka dimasa lampau. Dalam pelaksanaanya program ini sering mendapatkan reaksi negatif terutama dari laki-laki kulit putih (WASPs Male). Mereka justru menganggap bahwa program tersebut hanya membuat ketidakadilan, dan memberikan keuntungan kepada kelompok minoritas belaka. Hal ini yang akhirnya menimbulkan "reverse discrimination" dimana dalam usaha memberantas diskriminasi terhadap kaum minoritas, justru akhirnya menimbulkan diskriminasi baru terhadap seseorang atau sekelompok orang lainnya. Penulisan tesis ini bertujuan untuk menunjukkan mengapa program "affirmative action" ini dapat menimbulkan "reverse discrimination" bagi masyarakat Amerika dan juga untuk menunjukkan mengapa "reverse discrimination" tersebut sulit dihilangkan. Timbulnya kasus-kasus "reverse discrimination" memperlihatkan bahwa telah terjadi pertentangan diantara nilai-nilai budaya baik pertentangan antara nilai "equalitiy" yang terkandung dalam program "affirmative action" itu sendiri, yaitu "equality of opportunity" dengan "equality of outcome", maupun antara nilai "equality of outcome" dengan nilai-nilai budaya masyarakat Amerika lainnya. Pemerintah Amerika telah menyadari bahwa kebijakan program "affirmative action" tidak selamanya sempurna, "review" terhadap program tersebut terus dilakukan dengan harapan suatu saat "reverse discrimination" bisa menghilang dan program "affirmative action" akan dihapuskan seiring dengan hilangnya praktek diskriminasi di Amerika. Namun hal ini berjalan cukup lamban, dikarenakan kesadaran masyarakat Amerika sendiri khususnya dari kelompok WASPs terhadap perlakuan diskriminasi masih sangat rendah. Tesis ini menggunakan sumber kepustakaan, dan dalam pengkajiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Disamping itu kajian ilmu sosial dan budaya juga digunakan dalam memahami berbagai aspek yang terkaitdalam permasalahan yang dikaji.
ABSTRACT Affirmative action program is a commitment among enterprises, schools, other institutions to give greater opportunities to women, blacks, Hispanics, and other minority groups in order to improve the effects of former discrimination. In its implementation, the program frequently got negative reaction especially from WASPs males. They suppose that the program has been done unfair which gives advantages to those minority groups only. Finally, this case creates reverse discrimination, a new discrimination which appears to a person or groups of people as an effect of the effort in order to fight other discrimination. The objectives of this thesis are focused on why the program of affirmative action can cause reverse discrimination and also to indicate why it is hard to be abolished. The emerges of reverse discrimination cases show that there has been conflicts among the cultural values. Either the conflicts of equality values that implies in affirmative action program itself., the equality of opportunity and the equality of outcome, and also the value of equality of outcome with the other cultural values of American societies. The United States has realized that the policy of affirmative action program is not fully perfect. The review-of the affirmative action program has been conducted in the hope that the reverse discrimination will be abolished in the future, and the affirmative action program will be abolished by the same time the practices of discrimination eliminated in United States. Nevertheless, the implementation works very slowly due to the positive consciousness of Americans especially the WASPs towards the discrimination is still weak. This thesis uses the library resources and its research utilizes the qualitative approach. Besides the studies of social and culture are also utilized in order to interpret all related aspects in the case study.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Agustin
Abstrak :
Jurnal ini membahasa membahas tindakan diskriminasi terhadap para pekerja asing di Korea Selatan dalam film Banga? Banga! Tindakan diskriminasi yang dibahas merupakan tindakan diskriminasi yang diterima oleh pekerja asing di Korea Selatan yang diceritakan dalam film komedi Banga? Banga! Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang berupa deskriptif-analitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tindakan diskriminasi yang diterima oleh para pekerja asing di Korea yang digambarkan melalui film Banga? Banga!. Kesimpulan dari penelitian ini adalah film Banga? Banga! merupakan representasi kecil dari tindakan diskriminasi yang dialami oleh para pekerja asing di Korea. ......This journal discusses the discrimination against foreign workers in South Korea in Banga? Banga! movie. The discrimination in this thesis is the discrimination acts that received by foreign workers in South Korea which is told in the Banga? Banga! movie. This thesis is using the qualitative method with descriptive analysis. The purpose of this thesis is to find out the discrimination acts that received by foreign workers in South Korea which is portrayed through Banga? Banga! movie. As the result, Banga? Banga! movie is a small representation of the discrimination acts experienced by foreign workers in South Korea.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2-15
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuan, Zhang Ji
Abstrak :
Tema budaya Tionghoa menjadi salah satu hal menarik dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Marginalisasi dan gambaran penderitaan kaum peranakan Tionghoa menjadi bukti bahwa masih terdapat intoleransi dan ketimpangan dalam masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan melihat gagasan diskriminatif yang disampaikan melalui tokoh dan penokohan. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa bentuk diskriminasi sosial yang dialami oleh peranakan Tionghoa pada tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Kelurga Tan mengacu kepada diskriminasi gender, fisik, dan status sosial. Faktor diskriminasi sosial pada tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Kelurga Tan dipengaruhi oleh aspek politik, pergaulan, dan stereotipe lingkungan sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi segala pihak yang tertarik pada isu diskriminasi dalam karya sastra, khususnya pada tokoh peranakan Tionghoa. ......The theme of Chinese culture is one of the interesting things in Indonesian literature. The marginalization and depiction of the suffering of Chinese-Indonesian descendants is proof that there is still intolerance and inequality in Indonesian society. This research uses descriptive qualitative methods with data collection techniques in the form of literature study. In addition, this study also uses a sociology of literature approach by looking at discriminatory ideas conveyed through characters and characterizations. In this research, it was found that the form of social discrimination experienced by Chinese-breeders in the three short stories in the collection of Tan Family short stories refers to gender, physical and social status discrimination. The factor of social discrimination in the three short stories in the collection of Tan Family short stories is influenced by political aspects, association, and stereotypes of the surrounding environment. This research is expected to be useful for all parties who are interested in the issue of discrimination in literary works, especially the figures of Chinese descent.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Using the "Market test" methodology, we examine the employer discrimination theory. We use a set of data on Japanese listed firms which has detailed employee information...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In Japan the part-time work act was enacted in 1993 with the purpose of promoting improvements in the treatment of persons engaged in part-time labor...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Tion Sution
Pontianak: Lembaga Bela Banua Talino (LBBT), 2005
305 THO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Tion Sution
Pontianak: Lembaga Bela Banua Talino (LBBT), 2005
305 THO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Dewi Christina
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang peran Edith Windsor untuk menghapus diskriminasi terhadap kaum homoseksual di Amerika Serikat khususnya menghapus praktik Pasal Ketiga Defence of Marriage Act (DOMA). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Edith Windsor dalam upaya menggugat praktik Pasal Ketiga Defence of Marriage Act (DOMA) di Mahkamah Agung Amerika Serikat dan bagaimana hasilnya. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teori gerakan sosial baru dan teori queer serta konsep homoseksual digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah Edith Windsor berhasil memenangkan gugatannya dengan harus melewati berbagai judicial review yang diajukan oleh mereka yang anti-homoseksual. Adapun cara Edith Windsor dalam upaya penghapusan diskriminasi tersebut, yaitu melalui advokasi litigasi (citizen law suit). Dari peran yang dilakukan, Edith Windsor berhasil mengangkat kembali isu diskriminasi hingga terbentuk usulan draft RUU pernikahan yang baru di Kongres. Penelitian ini berkesimpulan bahwa perjuangan Edith Windsor berhasil menyatakan Pasal Ketiga DOMA sebagai sesuatu yang inkonstitusional. ...... This research discusses about the role of Edith Windsor to eliminate discrimination against homosexuals in the United States in particular eliminate the practice of Article Third Defense of Marriage Act (DOMA). The problem in this research is how the role of Edith Windsor in an attempt to sue the practice of Article Third Defense of Marriage Act (DOMA) in the Supreme Court of the United States and how the results. This research is an explanatory research using qualitative approach. This research employs theory of new social movement, queer theory and also homosexuals concepts. The results of this study are Edith Windsor won the lawsuit that must passed through various appeals judicial review by those who are anti-homosexual. As for how Edith Windsor in an effort to eliminate such discrimination, which is through litigation advocacy (citizen law suit). Of the role played by, Edith Windsor successfully raised the issue of discrimination and formed the proposed draft new marriage bill in congress. This research concluded that the struggle by Edith Windsor managed to declare Article Third DOMA as unconstitutional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Destiana
Abstrak :
Homoseksualitas di Prancis dianggap sebagai salah satu bentuk kehidupan berpasangan di Prancis dengan adanya pengakuan resmi dari pemerintah melalui legalisasi pernikahan sesama jenis. Kebijakan terkait homoseksualitas terus berkembang di Prancis seiring dengan perkembangan zaman. Kebijakan pelarangan kaum homoseksual di Prancis sebagai pendonor darah dikeluarkan pertama kali pada tahun 1983 yang didorong oleh terjadinya epidemi HIV di Prancis pada masa itu. Pada perkembangan terbaru, masyarakat Prancis dapat menjadi pendonor darah terlepas dari apapun orientasi seksualnya terhitung sejak 16 Maret 2022. Dengan adanya kebijakan ini, kaum homoseksual di Prancis diharapkan dapat mendonorkan darahnya tanpa mengalami diskriminasi berdasarkan orientasi seksualnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membahas bagaimana peran kaum homoseksual di Prancis terhadap penghapusan diskriminasi yang dialami oleh kaum homoseksual pada kebijakan donor darah di Prancis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif oleh Hammarberg, Kirkman, dan de Lacey (2016), konsep kebijakan publik oleh Gerston (2014), serta teori kesehatan masyarakat dan hak asasi manusia oleh Beyrer (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan donor darah bagi kaum homoseksual dilatarbelakangi oleh kebutuhan darah di Prancis dan bukan sebagai bentuk penerimaan terhadap keberadaan komunitas homoseksual di Prancis. ......Homosexuality in France is considered as one form of couple life in France with official recognition from the government through the legalization of same-sex marriage. Policies related to homosexuality continue to develop in France as time passed by. French Government issued a ban on homosexuals in France from eligibility to donate blood in 1983 due to the HIV epidemic that had happened in France during that time. After that, public policies related to blood donations for homosexuals continue to develop. In the latest development, people in France can donate their blood regardless of their sexual orientations started from March 16, 2022. After this policy has been legalized, it is hoped that homosexuals in France can donate blood without experiencing discrimination based on their sexual orientation. This research will discuss how the role of homosexuals in France in eliminating discrimination experienced by homosexuals in the blood donation policy in France.This study examines the role of homosexual community in France in affecting the elimination of discrimination in blood donation activities experienced by homosexuals in France. By using qualitative methods, public policy concept by Larry N. Gerston (2014), and public health and human rights theory by Chris Beyrer (2014), it is found that the blood donation policy of the French Government was based on the needs of blood and not a reflection of the acceptance of the existence of the homosexual community in France.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>