Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Margaretha
Abstrak :
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease) yang keberadaannya pertama kali teridentifikasi pada akhir tahun 2019, telah menjadi masalah kemanusiaan secara global. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus ini dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia, jenis kelamin, dan status sosial, termasuk penyandang disabilitas. Berdasarkan data secara global pada tahun 2019, diperkirakan 15% dari populasi dunia memiliki disabilitas. Penyandang disabilitas lebih cenderung memiliki kesehatan yang buruk. Situasi pandemi COVID-19 menjadi kekhawatiran khususnya pada disabilitas yang tinggal dalam ruangan terbatas, padat penghuni, tempat tertutup dan keterbatasan lain dalam panti. Penelitian dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Peneliti menganalisis proses implementasi kebijakan menggunakan model Edward III, dari aspek: Komunikasi; Sumber Daya; Disposisi; dan Struktur Organisasi. Temuan penelitian ini adalah bahwa Kebijakan pencegahan COVID19 yang tertuang pada Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial telah dapat disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan baik di setiap panti. Aturan dalam bentuk perundang-undangan tidak ditemukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Provinsi DKI Jakarta sudah baik. Namun dalam penanganannya memiliki tantangan tersendiri karena kondisi disabilitas WBS yang memiliki tingkat keparahan disabilitas berbeda-beda sehingga sulit untuk disiplin karena keterbatasan yang mereka miliki. WBS Penyandang Disabilitas mental dan intelektual sulit untuk disiplin dalam menggunakan masker, komunikasi secara personal dan peringatan yang dilakukan secara berulang menjadi solusi penerapan kepatuhan protokol Kesehatan. Rekomendasi lain adalah bahwa Penanganan COVID-19 harus dilakukan dengan kerja sama lintas sektor. ......The Pandemic COVID-19 (Coronavirus Disease) which was firstly identified in the late 2019, has become humans’ problem globally. The rapid increase in the number of COVID-19 cases occurred requires immediate treatment. This virus easily spreads and infects anyone regardless of age, gender, and social status, including people with disabilities. Based on global data of 2019, it is estimated that 15% of the world's population has a disability. People with disabilities are more likely to have poor health. The situation of the COVID-19 pandemic is a concern, especially for people with disabilities who live in densely populated areas, in limited living space, closed places, and other residential limitations. The study was conducted to analyze the implementation of COVID-19 prevention policies at Social Institutions for People with Disabilities in the area of DKI Jakarta Province. The researchers analyzed the policy implementation process using the Edward III model, from 4 aspects namely communication; resources; disposition; and organizational structure. The COVID-19 prevention policy contained in the Circular issued by the Head of the Social Service can be properly socialized and coordinated in each nursing home. Rules in the form of legislation were not found. The results showed that the overall implementation of the COVID-19 prevention policy at the Social Institutions for Disabilities in DKI Jakarta Province was good. However, in handling it, it has its own challenges because residents of those institutions who have disabilities (WBS) have different levels of disability, making it difficult to discipline them because of their limitations. It is difficult to discipline WBS with mental and intellectual disabilities to use masks. It was found that personal communication and repeated warnings are solutions for implementing Health protocol. The handling of COVID-19 is carried out with cross-sectoral cooperation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
Abstrak :
Disabilitas intelektual ditandai dengan keterbatasan pada fungsi intelektual dan fungsi adaptif, keterbatasan ini menghambat pemenuhan kebersihan diri, yang nantinya akan membentuk perilaku menjaga kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kondisi umum dan perilaku kebersihan diri pada anak dengan disabilitas intelektual. Tujuan lain adalah untuk melihat perbedaan perilaku ditinjau dari usia, klasifikasi disabilitas intelektual, dan penghasilan orang tua. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 66 anak di Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukan presentase sebanding antara anak dengan disabilitas intelektual yang memiliki perilaku menjaga kebersihan diri baik dan kurang baik, serta mayoritas anak memiliki kebersihan diri yang baik (59,1%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari usia anak (p = 0,330; α = 0,05) dan penghasilan orang tua (p = 0,371; α = 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari klasifikasi disabilitas intelektual yang dimiliki (p = 0,013; α = 0,05). Terdapat perbedaan kondisi umum terkait kebersihan diri ditinjau dari perilaku menjaga kebersihan diri anak (p = 0,02; α = 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk membentuk perilaku kebersihan diri yang baik pada anak disabilitas inelektual. Perawat dapat melakukan upaya preventif dan promotif dalam asuhan pada klien dengan disabilitas. Perawat pada layanan kesehatan di puskesmas atau di unit kesehatan sekolah dapat melakukan promosi dan pendidikan kesehatan atau mengambil peran dalam pemberian asuhan.
Intellectual disability is the limitation on intellectual and adaptive functions, the limitation limits the fulfillment of personal hygiene, that may shape personal hygiene behavior. This study aims to identify general conditions and personal hygiene behavior on children with intellectual disabilities. Another goal is to see the differences of personal hygiene behavior among age, classification of intellectual disability, and parents' income. The study was conducted on Cross Sectional design and total sampling method. The number of samples required is 66 children in Bekasi. The results showed a comparable percentage of children with intellectual disabilities who have good and poor personal hygiene behavior, and majority had good personal hygiene (59.1%). There were no significant difference on personal hygiene behavior among age (p = 0,330; α = 0,05) and parents' income group (p = 0.371; α = 0,05). There was a significant difference on personal hygiene behavior among intellectual disability classification (p = 0.013; α = 0,05). There was a significant difference on self hygiene general conditions in term of children self care behavior (p = 0.02; α = 0,05). The results of this study recommend us to establish good personal hygiene behavior in children with intellectual disabilities. Nurses are able to take a role. Nurses in all setting such as in health service or school health unit can carry out health promotion, education, or providing direct care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Raihan Umar
Abstrak :
Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia terhadap penggunaan mesin semakin meningkat dengan seiring berkembangnya teknologi untuk memudahkan kegitan sehari-hari. Salah satunya adalah stairlift. Stairlift merupakan teknologi transportasi untuk membantu dan memfasilitasi sebuah aktifitas bagi yang membutuhkan seperti lanjut usia dan disabilitas terutama untuk aktifitas naik dan turun tangga pada bangunan bertingkat. Dalam pembahasan topik ini difokuskan untuk membuat suatu konsep sistem keamanan pada stairlift yang dibuat oleh prof Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE dan tim yang dimana jika rantai stairlift tersebut putus sistem akan membuat kursi stairlift tidak jatuh bebas. Dalam konsep safety pada stairlift ini digunakan alat fall arrester untuk mengantisipasi jika kursi stairlift jatuh bebas. Untuk menguji tingkat keselamatan sistem keselamatan dengan fall arrester, dilakukan simulasi kekuatan komponen dengan software Autodesk Inventor. Pengujian dilakukan dengan regulasi ASME.18.1. Hasil dari pengujian beban berupa deformasi maksimal, tegangan maksimal Von-Mises, dan faktor keselamatan. Hasil desain dan pengujian menunjukan bahwa konsep safety stairlift dengan fall arrester dapat di aplikasikan. Berdasarkan hasil simulasi faktor keselamatan pada komponen didalam fall arrester dengan jarak maksimum yaitu 4.83. Faktor keselamatan pada tali fall arrester dengan jarak maksimum yaitu 5.9. Faktor keselamatan pada komponen mounting dengan jarak maksimum sebesar 6.10, Pada desain assembly faktor keamanan dengan jarak maksimum yaitu 5.17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep safety stairlift ini belum memenuhi regulasi ASME.18.1 namun apabila pemilihan material pada komponen fall arrester ditingkatkan sistem safety denga fall arrester ini dapat memenuhi standar regulasi ASME 18.1
n daily life, human needs for the use of machines are increasing significantly by following the development of technology. One of them is Stairlift. Stairlift is a transportation technology to support and facilitate for those who need - for instance elderly and disable people - to use stairs. This discussion aims to create a concept of a security system on a stairlift made by Prof. Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE and the team that if the stairlift had a malfunction on its system, it will not fall freely. In the safety concept on this stairlift, a falling arrester tool is used to request if the stairlift seat falls freely. In order to test the safety level of the system by fall arresters, an evaluation of the strength of components should be conducted with Autodesk Inventor software. The testing has done by ASME testing.18.1. The results of the load testing are maximum deformation, maximum Von-Mises stress, and safety factors. The design and test results show the concept of a safety stairlift with a fall arrester can be applied. Based on the results of the simulation of the safety factor on the components inside the arrester fall with a maximum distance of 3.45. The safety factor on the arrester fall rope with a maximum distance of 5.9. The safety factor for mounting components with a maximum distance of 6.10, In the assembly design the safety factor with the maximum distance is 5.17. The safety concept of this stairlift does not meet ASME requirements.18.1 but approval of material selection on the components of the arrester fall Improves the safety of the system by falling the arrester can meet ASME 18.1 standard requirements.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library