Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusli
"Penyakit difteri merupakan penyakit menular bersifat akut yang disebabkan bakteni (corynebacterium diphteriae). Kejadian difteri di Kabupaten Cianjur dilaporkan mulai tahun 1997-2000 bertumut-turut yaitu sebesar 0,32; 0,58; 0,52; 3,6 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2001 (sampai dengan bulan Juni) telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri semua kelompok umur sebanyak 141 kasus, dan meninggal 26 kasus atau afiack rate (AR) = 4,9% dan _ case fatality rate (CFR = 18,4%). Kelompok umur yang diteliti yaitu umur bawah 10 tahun sebanyak 109 kasus (77,3%) dengan AR = 8.9% dan CFR = 19,3%) KLB tersebut terjadi di Desa Padaluyu Puskesmas Cugenang, Desa Lembahsari Puskesmas Cikalongkulon, dan di Desa Bojongkasih Puskesmas Kadupandak, sedangkankan cakupan imunisasi difien di ketiga daerah KLB tersebut mencapai cakupan diatas target (80%). Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan penelitian mencan penyebab kejadian Juar biasa (KLB) tersebut.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri pada KLB difteri tersebut. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah anak umur dibawah 10 tahun yang di diagnosis oleh petugas kesehatan sebagai kasus difteri yang tercatat pada register rawat jalan/rawat inap puskesmas atau rumah sakit. Jumlah kasus yang dapat diidentifikasi dan register tersebut sebanyak 84 orang. Kontrol adalah anak umur bawah 10 tahun bukan kasus difteri sebanyak 252 orang berasal dari desa KLB yang diambil secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan ibu anak pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol menggunakan kuesioner untuk mengukur status imunisasi difteri, pengetahuan ibu, sikap ibu dan melakukan pengukuran status gizi anak, kepadatan hunian. Analisis data mulai dari analisis bivariat, analisis stratifikasi, dan analisis multivariat (regresi logistik ganda) dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS versi 10.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri pada KLB difteri (p < 0,05) dengan nilai OR sebesar 2,74 (CI 95%; 1,47—5,12) setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu. Variabel covariat pengetahuan ibu merupakan confounding terhadap hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri tersebut dengan nilai OR sebesar 2,72 (CI 95%; 1,55—4,76). Status gizi anak variabel berpengaruh terhadap kejadian difteri anak pada KLB difteri, secara statistik bermakna (p<0,05), Status gizi anak tersebut merupakan variabel independen terhadap kejadian difteri anak pada KLB difteri karena terbukti tidak terjadi interaksi dengan variabel utama (hasi) uji interaksi) begitu pula bukan merupakan faktor confounding (hasil uji confounding) dengan nilai OR sebesar 2,17 (95% CT, 1,26—3,75).
Saran-saran yang dianjurkan kepada Puskesmas Cugenang, Cikalongkulon, dan Kadupandak Kabupaten Cianjur yaitu agar masyarakat (bu) yang mempunyai bayi diberikan pelayanan imunisasi difteri secara lengkap tiga dosis, dan diberikan penyuluhan secara rutin melalui kelompok dasa wisma atau kelompok pengajian agar pengetahuannya meningkat antara lain tentang: manfaat imnunisasi difteri, tanda/gejala difteri, bahaya difteri, dan cara penularan difteri, Saran untuk masyarakat agar meningkatkan status gizi dengan cara mengkomsumsi makan bergizi atau menanam sediaan pangan sumber zat gizi pada pekarangan halaman rumah, sedangkan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur yaitu mempnioritaskan kepiatan termasuk pengganggaran di daerah KLB antara lain yaitu Program Imunisasi DPT, Program Perbaikan Gizi, Program Penyuluhan Kesehatan.

Diphthena is an acute communicable disease caused by bacteria (Corynebacterium diphteriac). The reported diphtheria. incidences (per 100,000 populations) in District of Cianjur, from 1997 to 2000, were 0.32, 0.58, 0.52, and 3.6. Up to June 2001, there was an outbreak of 141 diphtheria cases (aftack rate = 4.9%), Among all cases, 26 were died (case fafality rate = 18.4%). Among 141 cases, about 109 cases (77.3%) were children under 10 year olds that became our study population. The corresponding affack rate (AR) and cuse fatality rate (CFR) in our study population were 8.9% and 19.3%. The outbreak was occurred in Padaluyu village (served by Cugenang community health center), Lembahsari village (served by Cikalongkulon community health center} and Bojonpkasth village (served by Kadupandak community health center), wherein the immunization coverage in those 3 villages had surpassed the target proportion (1.¢. 80%). It was then thought to be necessary to invesligate what the reason of the outbreak was.
The objective of this case-control study was to know the relationship between anti-diphtheria immunization status and diphtheria occurrence, during an outbreak of diphtheria in that areas. Cases were under-10 children diagnosed by health providers as diphtheria cases recorded in community health center and hospital registries, Number of cases identified from those registries was 84. Controls were 252 under-10 children uninfected by diphtheria and sampled randomly from the villages of outbreak.
Data was collected by interviewing the mothers of cases and controls. Using questionnaires, the (anti-diphtheria) immunization status, mother’s knowledge and attitude, child nutritional status and house density were measured. The bivariate analysis, stratification analysis and multivariate analysis were all done using computer statistical package SPSS version 10.
The result showed that after adjustment of mother’s knowledge, there was a statistically significant association between immunization status and diphthena (OR=2.74; CI 95%: 1.47—5.!2; p < 0.05). Variable of mother’s knowledge was a confounder. Child nutritional status was also a risk factor associated significantly with child diphthena (p < 0.05). No interaction between variables was found in this study.
It is recommended that the Cugenang, Cikalongkulon, and Kadupandak community health centers should provide the complete 3 dose anti-diphtheria immunization service and conduct routine education program to the communities conceming benefit of immunization, diphtheria symptoms and signs, seriousness and the mode of transmission of the disease. The communities are also advised to increase their nutritional status through consuming healthy meal or planting food sources in their back yard. For Health District Office of Cianjur, it is supgested to pnontize quality improvement in DPT immunization program, nutrition improvement program, and health education program.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T6405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfufah
"Difteri merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, Difteri merupakan masalah endemis dimana tingkat kematian Difteri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,8% pada tahun 2018 menjadi 8,5% pada tahun 2022. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa riwayat vaksinasi dan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) merupakan faktor independen yang mempengaruhi kematian akibat Difteri, namun efek gabungan kedua faktor tersebut belum banyak diketahui. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan riwayat vaksinasi Difteri dan riwayat pemberian ADS dengan kejadian kematian Difteri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan data sekunder dari laporan surveilans Difteri Kementerian Kesehatan tahun 2018-2022. Hasil penelitian menunjukkan risiko gabungan pada mereka yang tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS sebesar 4,57 kali (95% CI 2,30-9,09) lebih tinggi dibandingkan kasus Difteri dengan riwayat divaksinasi dan diberikan ADS. Risiko indepeden menunjukkan kelompok yang tidak divaksinasi memiliki risiko kematian 3,03 kali (95% CI 1,93-4,75) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang divaksinasi. Sedangkan kelompok yang tidak diberikan ADS memiliki risiko kematian 0,31 kali (95% CI 0,11- 0,82) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ADS, namun hasil ini mungkin masih dipengaruhi oleh faktor-faktor perancu yang belum dikontrol dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa tidak memberikan ADS justru menurunkan risiko kematian akibat Difteri. Sebanyak 45% kejadian kematian Difteri dikaitkan dengan interaksi antara tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya bersama untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dan pemberian ADS secara tepat untuk menurunkan kejadian kematian akibat Difteri.

Diphtheria is an infectious disease that can cause death. In Indonesia, Diphtheria is an endemic problem with an increasing death rate over the last five years by 1.8% in 2018 to 8.5% in 2022. Previous studies have shown that vaccination and administration of diphtheria antitoxin (DAT) affect mortality, but their combined effect is not widely known. Therefore, a study was conducted to determine the relationship between these two factors and Diphtheria mortality in Indonesia. The research used a case-control design with secondary data from the Ministry of Health's 2018-2022 Diphtheria surveillance report. The findings revealed that individuals who were neither vaccinated nor given DAT had a 4.57 times higher risk of death (95% CI 2.30-9.09) than vaccinated and received DAT group. Unvaccinated individuals had a 3.03 times higher risk of death (95% CI 0.11-0.82) than vaccinated individuals. The risk of death was 0.31 times lower (95% CI 0.11-0.82) in those who did not receive DAT. However, it is important to note that these results may still influenced by uncontrolled factors, thus no conclusion can be drawn regarding the reduction of death risk through withholding DAT. Up to 45% of diphtheria-related mortality were linked to the combination of this two factors. To reduce diphtheria deaths, it is essential to enhance immunization coverage and administer DAT properly."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Perikani
"ABSTRACT
Anak usia 1-5 tahun atau biasa disebut Balita Bawah Lima Tahun memiliki sistem imun yang rendah dan cukup rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu anak memerlukan serangkaian imunisasi untuk membangun kekebalan dasar pada tubuhnya. Adanya KLB Difteri dapat meningkatkan resiko balita mengalami kecacatan, kesakitan dan kematian. Pengetahuan ibu berperan penting dalam memenuhi kelengkapan imunisasi difteri sebagai tindakan pencegahan penyakit difteri, hal ini kaitannya dengan kepatuhan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun. Desain penelitian cross sectional menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, jumlah sampel penelitian sebanyak 95 responden. Hasil analisa data menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun p le; p = 0.001, =0.5. Tenaga kesehatan keperawatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan tentang imunisasi dan difteri agar kepatuhan terhadap imunisasi difteri dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Children aged 1 5 years or commonly called Toddlers Under Five Years have a low immune system and are quite susceptible to disease attacks, therefore children need a series of immunizations to build basic immunity in the body. The presence of Diphtheria Outbreak may increase the risk of todlers experiencing disability, illness and death. Mother 39 s knowledge plays an important role in fulfilling the completeness of diphtheria immunization as a preventive measure of diphtheria disease, this is related to mother 39 s compliance. The purpose of this study was to identify the relationship between mother 39 s knowledge level and compliance diphtheria immunization in children 1 5 years old. The research design used cross sectional with convinience sampling method. Sample in this research is a mother have children aged 1 5 years old, the number of research samples were 95 respondents. The result of data analysis showed that there was a correlation between mother 39 s knowledge level and diphtheria immunization of children 1 5 years old p le p 0.001, 0.5 Nursing health can improve preventive and health promotion about immunization and diphtheria, so that adherence to diphtheria immunization can be improved."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Sari
"Difteri menjadi penyumbang kejadian luar biasa KLB bagi sebagian wilayah di Indonesia, tidak terkecuali dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Kejadian difteri yang tercatat pada tahun 2015 dan 2016 terekam naik. Kasus difteri meningkat dari 59 kasus menjadi 153 kasus. Kota Depok menjadi salah satu penyumbang kasus yang memiliki angka kejadian yang fluktuatif. Tren penyakit sempat menurun pada 2013-2015, namun kemudian naik pada tahun 2016 menjadi 8 kasus.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi kebijakan, yang dilihat dari sumber kebijakan, pengaturan sumber daya, karakteristik instansi pelaksana, struktur birokrasi, komunikasi, pengaruh disposisi dan keadaan sosial-ekonomi dan politik dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terbatasnya sumber daya terutama SDM, kurangnya kepedulian lintas sektor dan faktor lingkungan sosial, yakni adanya penolakan dari masyarakat untuk vaksinasi, menjadi tantangan dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok. Diharapkan, kepada implementor kebijakan dapat berkomitmen untuk bekerja sama dengan baik, dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan, serta dukungan pemerintah dalam menyediakan vaksin yang halal dan aman serta penelitian mengenai bioterorisme juga dapat dilakukan sebagai pemecahan kasus difteri yang fluktuatif setiap tahunnya.

Diphtheria is contributor of outbreak KLB for some regions in Indonesia, included West Java Province. Diphtheria cases recorded increased through 2015 2016, cases increased from 59 cases to 153 cases. Depok City became one of the contributors of cases that have fluctuating incidents. Disease trends have declined in 2013 2015, but then increased in 2016 to 8 cases.
This study discusses policy implementation, viewed from policy sources, resource arrangements, the characteristics of implementing agencies, bureaucratic structures, communications, the influence of dispositions and socio economic and political circumstances in control of Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City in 2017. This type of research is qualitative research with descriptive design, through in depth interviews and document review.
The results showed that the limited resources, especially human resources, the lack of cross sectoral concern and social environment factors, like the rejection of some community for vaccination, became a challenge in controlling the Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City. It is expected that policy implementers can commit to working together, and taking into the influential factors in policy implementation, as well as government support in providing halal and safe vaccines and research on bioterrorism can also be done as solving cases of diphtheria fluctuating annually.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library