Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mikail
Abstrak :
Latar Belakang: Penerapan teknik image enhancement pada radiografi digital saat ini dilakukan berdasarkan preferensi subjektif pengamat. Pengaturan peningkatan citra dilakukan untuk memperjelas citra radiografi, antara lain dengan mengubah kecerahan dan kontras, sehingga memudahkan interpretasi dalam penanganan kasus. Tujuan: Untuk mengetahui toleransi nilai kecerahan dan kontras pada radiografi digital kasus periodontitis apikal dan abses apikal dini yang gambaran radiografinya sulit dibedakan. Metode: Menyesuaikan pengaturan peningkatan gambar dengan menyesuaikan nilai kecerahan dan kontras pada nilai +10, +15, -10, -15 yang akan diamati, diproses, dan dianalisis menggunakan perangkat lunak analisis data. Hasil: Kisaran nilai yang dapat ditoleransi dalam pengaturan peningkatan dan penurunan kecerahan dan kontras pada kasus periodontitis apikal dan abses apikal dini adalah di bawah +10 dan di bawah -10. Kesimpulan: Mengatur kecerahan dan kontras ke nilai di atas 10 untuk peningkatan dan penurunan dapat mengubah informasi diagnostik secara signifikan. ......Background: The application of image enhancement techniques in digital radiography is currently carried out based on the subjective preference of the observer. Image enhancement settings are made to clarify the radiographic image, among others by changing the brightness and contrast, so as to facilitate interpretation in case management. Objective: To determine the tolerance for brightness and contrast values ​​on digital radiography of cases of apical periodontitis and early apical abscess whose radiographic features are difficult to distinguish. Method: Adjust the image enhancement settings by adjusting the brightness and contrast values ​​at +10, +15, -10, -15 values ​​to be observed, processed, and analyzed using data analysis software. Results: The range of tolerable values ​​in the setting of increasing and decreasing brightness and contrast in cases of apical periodontitis and early apical abscess was below +10 and below -10. Conclusion: Setting the brightness and contrast to values ​​above 10 for increase and decrease can significantly change the diagnostic information.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Khusnia
Abstrak :
Citra dari suatu objek homogen (citra homogen) umumnya digunakan untuk mengetahui kinerja detektor melalui uji uniformitas, dengan memeriksa setiap elemennya apakah berfungsi dengan baik atau tidak mengandung artefak yang dapat mengganggu visibilitas citra. Citra homogen pada pesawat radiografi digital dapat dianalisis dengan metode uji uniformitas, karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR, dan karakterisasi noise menggunakan perhitungan varians (VAR) untuk dekomposisi noise. Analisis uji uniformitas secara kuantitatif terhadap citra radiografi digital dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode yang menggunakan 5 buah ROI berdasarkan IPEM Report No.91 dan Protokol Belgia untuk Kontrol Kualitas Tahunan Peralatan Sinar-X (RX-BHPA), serta metode yang menggunakan ROI half-overlapping yang diadopsi dari European Guidelines for Quality Assurance in Breast Cancer Screening and Diagnosis. Analisis citra radiografi digital ini dilakukan pada 2 pesawat AGFA DX-D100 Mobile dan 2 pesawat Siemens AXIOM Luminos dRF. Analisis uji uniformitas dilakukan terhadap citra radiografi digital untuk mengetahui nilai tipikal mean pixel value (MPV), varians (VAR), dan SNR terhadap nilai dosis atau faktor eksposinya. Selain itu, dapat diketahui juga nilai deviasi mean pixel value (MPV), varians, dan SNR. Pada penelitian ini, didapatkan batas nilai deviasi MPV˂5% di mana hal ini menjelaskan bahwa citra pada semua pesawat radiografi digital yang digunakan seragam. Didapatkan juga batas nilai deviasi varians sebesar ± 10% dan batas nilai deviasi SNR sebesar ± 5% yang dapat digunakan sebagai parameter uji uniformitas selanjutnya. Karakterisasi noise yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari European Guidelines for Quality Assurance in Breast Cancer Screening and Diagnosis. Analisis karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR dapat dilakukan terhadap citra radiografi digital dengan melihat hubungan linear dari grafik hubungan SNR2 dengan dosis. Selanjutnya, analisis karakterisasi noise menggunakan perhitungan varians (VAR) untuk dekomposisi noise dapat membedakan komponen noise pada citra menjadi quantum noise, electronic noise, dan structure noise. Quantum noise merupakan noise yang dominan dibandingkan electronic noise dan structure noise pada semua pesawat radiografi digital yang digunakan. Karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR dan dekomposisi noise ini diharapkan dapat menjadi parameter analisis kontrol kualitas untuk citra pesawat radiografi digital selanjutnya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Riski Setiadi
Abstrak :
Mendapatkan citra kualitas tinggi dengan dosis pasien yang rendah merupakan suatu tujuan sekaligus tantangan dalam pemeriksaan radiologi diagnostik. Penelitian ini dilakukan menggunakan fantom in house yang dibuat dan didesain berdasarkan pengukuran ketebalan 116 pasien anak usia 0-15 tahun sebagai acuan ketebalan toraks, abdomen dan kepala. Citra fantom diambil dari berbagai faktor ekposi dalam rentang 45-60 kVp dan 4-12.5 mAs untuk toraks, 50-81 kVp dan 8-25 mAs untuk abdomen, serta 44-60 kVp dan 7.1-16 mAs untuk kepala. Optimasi ditentukan dengan menggunakan parameter figure of merit FOM yang merupakan rasio antara kuadrat dari signal-to-noise rasio SNR dengan dosis permukaan kulit ESD. Hasilnya diperoleh kondisi eksposi optimum pada fantom toraks sebesar 45-56 kVp dengan 4-5 mAs untuk anak usia 0-5 tahun, 45-60 kVp dengan 5-6.3 mAs untuk anak usia 5-10 tahun dan 45-60 kVp dengan 6.3-8 mAs untuk usia 10-15 tahun. Untuk fantom abdomen diperoleh kondisi optimum sebesar 50-53 kVp dengan 8 mAs untuk 0-3 tahun, 60-66 kVp dengan 12.5-16 mAs untuk usia 3-5 tahun, dan 63-70 kVp dengan 12.5-16 mAs untuk usia 5-15 tahun. Hasil optimasi untuk fantom kepala diperoleh 47-50 kVp dengan 8 mAs untuk usia 0-5 tahun, 50-56 kVp dengan 8 mAs untuk usia 5-15 tahun. Disamping itu diperoleh juga nilai Backscatter Factor BSF untuk fantom toraks sebesar 1.274-1.435 pada rentang 45-60 kVp, abdomen sebesar 1.274-1.395 pada rentang 50-81 kVp, dan kepala sebesar 1.110-1.586 pada rentang 44-60 kVp. ......Obtaining high image quality with low dose i.e. optimization remains a challenge in the practice of diagnostic radiology procedures, especially in pediatric cases. This research was carried out as an attempt to address the issue using an in house phantom designed based on the geometry in terms of thoracic, abdomen and cranial thickness of 116 pediatric patients 0 to 15 years . Images of the phantom were obtained from varied factors of tube potentials ranging from 45 60 kVp with 4 12.5 mAs for thoracic, 50 81 kVp with 8 25 mAs for abdomen, and 44 60 kVp with 7.1 16 mAs for cranial. Figure of Merit FOM was employed as optimization parameter, being a ratio of squared signal to noise ratio SNR and entrance surface dose ESD calculated and measured, respectively, for each exposure. The result demonstrated that the optimum exposure parameter on thoracic phantom ranged from 45 56 kVp with 4 5 mAs 0 5 years, 45 60 kVp with 5 6.3 mAs 5 10 years, and 45 60 kVp with 6.3 8 mAs 10 15 years. For abdomen examination with grid, optimized parameters were at the ranges of 50 53 kVp with 8 mAs 0 3 years, 60 66 kVp with 12.5 16 mAs 3 5 years , and 63 70 kVp with 12.5 16 mAs 5 15 years. For cranial examinations, the optimum parameter combination was obtained at the ranges of 47 50 kVp with 8 mAs 0 5 years , and 63 70 kVp with 12.5 16 mAs 5 15 years. This work also obtained that the backscatter factors for thoracic phantom were 1.274 1.435 at 45 60 kVp, 1.274 1.395 at 50 81 kVp for abdomen phantom, and 1.110 1.586 at 44 60 kVp for cranial phantom.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library