Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhani Mutiara Firyaal S
"enyiksaan siber. Dalam dua fenomena ini, pendefinisian dari aktivis tidak terbatas pada mereka yang berprofesi sebagai aktivis, akan tetapi merujuk pada intelektual organik oleh Gramsci, sehingga aktivis dapat berupa siapapun yang mengkritik pemerintah. Pada kriminalisasi digital, aktor negara memainkan peran besar dalam kriminalisasi yang terjadi. Sementara pada penyiksaan siber, aktor non negara dalam wujud buzzer dan influencer merupakan pelaku dari penyiksaan. Dikaji dalam menggunakan teori realitas sosial kejahatan dan konsep kejahatan politik, penelitian ini menggambarkan bagaimana kedua fenomena ini memiliki keterikatan yang kuat dengan kepentingan kelas penguasa.

The rise of technology not only gives good impacts but also bad impacts. One of them is the establishment of the control of citics by state to activist through digital criminalization and cyber torture. In these phenomena, the definition of activist isn’t limited to those who work as an activist, but refers to organic intellectual by Gramsci. Thus, activists can be anyone who criticize the government. In digital criminalization, state actors play a big role in criminalization process, while non state actor in a form of buzzer and influencer are the perpetrator of cyber torture. Using the theory of social reality of crime and the concept of political crime, this paper portrays how these two phenomena have a strong attachment with the interest of the ruling class."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library