Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sopiyatul Marwa
Abstrak :
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (lebih dari tiga kali sehari) dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus individu normal. Diare akut merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari atau kurang, diare yang berlangsung lebih dari 30 hari disebut diare kronis serta diare yang berlangsung 15 sampai 30 hari disebut sebagai diare persisten. Diare merupakan suatu penyakit yang menjadi masalah di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi diare di Indonesia menurut diagnosis tenaga kesehatan untuk seluruh kelompok umur adalah 6,8% sedangkan pada balita sebanyak 11%. Pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, biasanya lebih sering menggunakan obat antibiotik. Antibiotik yang dipilih atau digunakan pada diare akut infeksius harus rasional. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan. Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Puskesmas. Pemberian antibiotik terhadap pasien Diare di Puskesmas Kecamatan Cengkareng berdasarkan himbauan dari Dinas Kesehatan haruslah berjumlah kurang dari 8% untuk mencegah resistensi antibiotik. ......Diarrhea is a disease characterized by an increase in the frequency of bowel movements (more than three times a day) and a decrease in the consistency of the stool discharge compared to the normal individual's bowel pattern. Acute diarrhea is diarrhea that lasts 14 days or less, diarrhea that lasts more than 30 days is called chronic diarrhea and diarrhea that lasts 15 to 30 days is called persistent diarrhea. Diarrhea is a disease that is a problem throughout the world in both developed and developing countries such as Indonesia, due to the high morbidity and mortality rates. Based on the 2018 Riskesdas the prevalence of diarrhea in Indonesia according to the diagnosis of health workers for all age groups is 6.8% while for toddlers it is 11%. In infectious diseases caused by bacteria, antibiotics are usually used more often. Antibiotics are selected or used in acute infectious diarrhea must be rational. The use of drugs that are inappropriate, ineffective, unsafe, and also uneconomical has now become a problem in health services. This problem is found in health service units, for example in the Puskesmas. Administration of antibiotics to Diarrhea patients at the Cengkareng Sub-District Health Center based on an appeal from the Health Office must amount to less than 8% to prevent antibiotic resistance.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adzkia Dhiarahma
Abstrak :
Diare merupakan peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan konsistensi tinja yang cair dibandingkan dengan kondisi normalnya. Diare salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Penggunaan obat diare harus secara rasional dan komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat diare pada pasien anak di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien rawat jalan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS. Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan metode Anatomical Therapeutical Chemical/ Defined Daily Dose ATC/DDD. Sampel adalah pasien anak yang diresepkan obat diare periode Januari hingga Desember 2016. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik pasien diare terbanyak berjenis kelamin laki - laki dan usia yang paling banyak terinfeksi adalah usia 1 hingga 3 tahun. Kuantitas obat diare yang digunakan yaitu zink 0,83 DDD/1000 pasien/hari, sefiksim 0,41 DDD/1000 pasien/hari, kotrimoksazol 0,19 DDD/1000 pasien/ hari, loperamid 0,09 DDD/1000 pasien/hari, dan metronidazol 0,02 DDD/1000 pasien/hari. Obat diare yang menyusun segmen DU90 yaitu zink 53,74, sefiksim 26,69, dan kotrimoksazol 12,1. Penggunaan obat diare di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi tahun 2016 sesuai dengan formularium rumah sakit 100. ...... Diarrhea is excessively frequent passage of stools at least three time per day and decreased consistency of fecal discharge as compared with an individual rsquo s normal bowel pattern. Diarrhea is one of the main cause of morbility and mortility of child in developing country. Drug utilization of diarrhea should be rational and comprehensive. This research aimed to evaluate the usage of diarrhea medicine in pediatric outpatient Karya Bhakti Pratiwi Hospital in 2016. The study design was cross sectional and data was collected retrospectively from outpatient prescriptions and Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS. The analysis was done through quantitative and qualitative using ATC DDD Anatomical Therapeutical Chemical Defined Daily Dose method. Samples were pediatric patients who prescribed diarrhea drugs for period January to December 2016. Based on the analysis, the characteristics of diarrhea patients were mostly in male and the most infected patient was in age of 1 to 3 years. Quantity of drug utilization of diarrhea drugs are zinc 0,83 DDD 1000 patients days, cefixime 0,41 DDD 1000 patients days, cotrimoxazole 0,19 DDD 1000 patients days, loperamid 0,09 DDD 1000 patients days, and metronidazole 0,02 DDD 1000 patients days. Diarrhea drugs made up the DU90 were zinc 53,74, cefixime 26,69, and cotrimoxazole 12,1. The uses of diarrhea drugs in Karya Bhakti Pratiwi Hospital 2016 is compliance with Hospital Formulary 10.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library